*Episode 17

Maria melepas napas pelan dan berat. Dia tidak membalas lagi pesan dari bos preman yang rasanya bikin dia mual juga naik darah. Dia menutup matanya sambil bersandar di tembok kamar rawat itu untuk sedikit melepaskan beban yang ada dalam hatinya saat ini.

'Ya Tuhan ... rasanya aku sudah jadi orang paling jahat sekarang. Aku tega melakukan kejahatan pada sesama perempuan hanya karena ingin memberikan pelajaran buat dia. Tuhan ... apakah aku termasuk manusia yang sangat jahat saat ini?' Maria berucap dalam hati sambil terus memikirkan apa yang sedang terjadi.

Perlahan, deretan ingatan mengisi benak Maria ketika dia menutup mata. Ingatan yang muncul itu adalah ingatan dari novel yang sedang dia jalani saat ini.

Mengingat semua penggalan kejadian tersebut, Maria sontak langsung membuka mata. Rasa bersalah juga rasa iba tiba-tiba saja sirna secara mendadak.

"Tidak. Aku sepertinya bukan termasuk ke dalam kategori manusia yang cukup jahat deh kayaknya. Karena aku adalah orang yang berbuat jahat pada orang yang paling jahat."

Maria tersenyum kecil dan bagun dari sandarannya.

"Aku cukup ingat betul, kalau tempat yang sekarang Tiara datangi adalah tempat Maria datangi waktu itu. Bedanya, Maria datang dengan dipaksa oleh si penculik. Sedangkan Tiara datang dengan suka rela."

"Tempat itu yang mengubah hidup Maria malang menjadi semakin malang. Tempat itu juga menjadi penyebab Maria bunuh diri karena tidak tahan dengan kehidupannya akibat dikucilkan oleh orang-orang disekitarnya."

"Mm ... anggap saja aku tidak salah karena telah bersikap sedikit tega pada orang jahat seperti Tiara dan keluarganya."

Maria kembali merasa punya semangat untuk melanjutkan apa yang seharusnya dia lakukan. Dia kembali mengukir senyum lebar sambil berjalan mendekati ranjang di mana pak Danang sedang terbaring lemah.

"Semoga kamu cepat sadar, pak Danang. Aku merasa kasihan dengan kondisi mu saat ini. Tapi maaf, aku harus pergi karena aku ada urusan lain yang harus aku kerjakan."

Selesai berucap kata-kata itu, Maria langsung beranjak meninggalkan kamar rawat tersebut. Tujuan Maria sekarang adalah, kantor tempat pamannya bekerja. Karena dia tahu, jam segini, pamannya pasti sedang istirahat buat makan siang di kantornya.

"Ke mana kita, nona tangguh?" tanya Johan ketika melihat Maria yang baru keluar dari kamar tersebut.

"Ke kantor pamanku. Eh, sebenarnya, itu kantorku. Tapi ... ah, sudahlah. Tidak perlu di bahas," ucap Maria seperti bicara pada diri sendiri. Johan yang melihat hanya bisa melongo saja.

Sementara Maria beranjak, Johan masih diam mematung dengan pikirannya sendiri. Maria yang beranjak beberapa langkah terpaksa menghentikan langkahnya lagi untuk menyadarkan si sopir yang dia bak patung di tempat sebelumnya.

"Johan. Ayo jalan!"

"Eh, iy--iya, nona tangguh. Baiklah."

"Jangan panggil aku nona tangguh lagi mulai sekarang. Cukup panggil aku nona saja. Atau, nona Maria juga boleh."

"Ah, baiklah. Aku akan dengarkan apa yang nona katakan. Aku panggil nona dengan nona Maria. Oh ya, Maria itu nama nona ya?"

"Tentu saja namaku, emangnya nama siapa lagi? Jika bukan namaku, mana mungkin aku mau dipanggil dengan nama itu. Ya kali aku minta kamu panggil aku dengan nama orang lain." Maria berucap panjang lebar, membuat Johan hanya bisa meringis tidak enak saja.

Sampai di parkiran, Maria langsung menghentikan langkah kakinya di samping salah satu mobil mewah. Lalu, dia langsung menyerahkan kunci yang baru saja dia keluarkan dari tasnya pada Johan.

"Nih kuncinya."

Johan yang menerima kunci tersebut mematung dengan mata melotot tak percaya dengan apa yang dia lihat.

"No--nona. Ini ... mobil siapa?" tanya Johan dengan nada gelagapan.

"Ya mobil akulah. Kamu pikir mobil siapa, Johan? Mobil orang? Mana bisa kita pinjam mobil orang buat kita pakai sesuka hati?"

"Tapi ... bisa juga sih sebenarnya. Kita pinjam mobil orang dengan cara di rental, iyakan?"

"Nona tangguh, maksudku, nona Maria beli mobil baru sejak kapan? Mana mobil yang nona pakai tadi malam?"

"Sudah aku jual."

"Mm ... ngomong-ngomong, ini bukan beli, Johan. Tapi rental. Aku jual mobil lama, terus aku rental mobil ini selama beberapa hari. Jadi, aku .... Ah, tidak perlu aku jelaskan. Kamu tidak akan mengerti dengan apa yang aku pikirkan," ucap Maria langsung berjalan masuk ke dalam. mobil tersebut.

Johan yang mendengarkan semua penjelasan Maria barusan, kembali dibuat bingung dan tak habis pikir dengan apa yang sedang terjadi. Maria benar-benar gadis yang membingungkan di mata Johan sekarang.

Melihat Johan yang kembali mematung, Maria kembali melepas napas berat dan kasar. Dia harus memanggil Johan lagi untuk menyadarkan laki-laki itu dari lamunan si laki-laki tersebut.

"Ya ampun Johan, bisakah kamu bergerak sekarang? Hari sudah semakin siang. Aku ada urusan penting yang harus aku selesaikan. Sedangkan nanti malam, aku ada acara penting."

"Ya--ya, maafkan saya, nona. Saya akan bergerak sekarang juga."

Maria tidak lagi menjawab. Dia hanya mendengus pelan sampai tidak terdengar oleh Johan. Sementara Johan, laki-laki itu bergegas masuk ke dalam mobil tersebut secepat yang dia bisa.

"Kita ke mana nona?" tanya Johan memecah keheningan setelah dia berada di dalam mobil.

Maria langsung mengatakan alamat yang akan mereka tuju. Johan hanya menganggu pelan tanda mengerti dengan apa yang Maria katakan.

"Oh ya, Johan. Mulai dari sekarang, kamu jangan ungkit soal apa yang telah terjadi tadi malam. Jangan pernah bicara pada siapapun dan sedikitpun ya."

"Maksud, nona?"

"Jangan katakan apa yang sebenarnya terjadi tadi malam pada siapapun. Aku ingin kamu lupakan semua yang telah kamu lihat tadi malam. Kamu sudah menjadi sopirku, maka aku harap, kamu bisa aku ajak kerja sama."

"Baiklah, nona. Akan aku lakukan apapun yang nona katakan. Nona tenang saja, aku bisa nona andalkan."

"Bagus. Aku suka bekerja sama denganmu, jika kamu memang bisa aku andalkan. Oh ya, aku akan datang ke kantor pamanku. Kamu bisa berakting dengan baik tidak?"

"Tentu saja aku bisa, nona. Nona hanya perlu katakan, akting apa yang harus aku mainkan saat kita berada di sana nanti."

"Aku ingin kamu jadi penyelamatku. Ceritanya, aku baru saja habis dirampok tadi malam. Dan kamu adalah penolongku. Tapi, uang dan semua barang berhargaku hilang akibat perampokan itu. Termasuk, mobil yang aku punya juga habis. Sedangkan mobil yang kita bawa ini adalah mobil majikan mu. Apa kamu bisa berperan seperti itu?"

Johan tidak langsung menjawab iya. Karena dia memikirkan semua yang Maria katakan barusan dengan dangat teliti. Setelah memikirkan semuanya, wajah ragu pun terlihat dengan sangat jelas pada wajah Johan.

Terpopuler

Comments

Rie_za

Rie_za

johan kmu telmi aws kna sleding tiara kmu😅

2022-10-15

5

Aqiyu

Aqiyu

Johan jangan banyak mikir

2022-09-27

1

Sulati Cus

Sulati Cus

anggap aja tiara lg kena karmanya dr author 😂

2022-08-22

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!