*Episode 16

Sementara itu, di sisi lain. Tiara sudah pun sampai ke alamat yang ingin dia tuju. Dia meminta sopir taksi online itu menunggunya. Tapi, si sopir tidak bisa karena ada pelanggan lain yang sedang sangat membutuhkan dirinya sekarang.

Tiara tidak bisa memaksa. Karena itu, dia pasrah ditinggalkan di depan gedung tua yang sepertinya sudah lama tidak dihuni. Tiara berusaha mengumpulkan semua keberanian yang dia miliki selama beberapa menit dengan berdiri melihat gedung tersebut. Setelah semua keberanian berhasil dia kumpul, maka dia pun berjalan perlahan mendekat ke arah gedung yang letaknya agak jauh dari jalanan tersebut.

"Sial. Semoga saja tidak terjadi masalah. Gini-gini, aku juga punya penyakit takut yang besar. Mana harus masuk dari arah belakang lagi. Ah, bikin hati semakin bimbang aja," ucap Tiara sambil terus berjalan.

Baru juga berjalan beberapa langkah menuju samping gedung, tiba-tiba mulut Tiara dibekap oleh seseorang dari belakang. Hal itu sontak membuat Tiara kaget bukan kepalang. Sekuat tenaga dia mencoba membebaskan diri. Tapi malangnya, kain yang digunakan untuk membekap mulut Tiara itu adalah kain yang sudah diberikan obat bius sehingga Tiara langsung pingsan setelah melakukan beberapa gerakan.

Kemudian, Tiara yang pingsan langsung digendong untuk dibawa ke dalam gedung oleh orang tersebut. Orang yang tak lain adalah bos preman, orang yang ingin dia temui sebelumnya.

"Ih, dasar gadis jorok. Jelek dan bau lagi. Gak mandi apa dia ini tadi pagi?" Bos preman itu ngomel sendiri saat dirinya sudah sampai di dalam gedung tersebut.

Gedung itu adalah gedung bekas hotel yang telah terbengkalai selama beberapa tahun terakhir. Oleh bos preman, gedung itu dia sewa untuk dijadikan markas untuk mereka melakukan aktifitas sesuka hati mereka tanpa ada yang mengganggu.

Setelah membaringkan Tiara di atas salah satu ranjang. Bos preman langsung menghubungi Maria untuk melapor.

Kebetulan, saat bos preman menghubungi Maria, Maria sedang duduk di kursi dalam ruangan pak Danang sambil memainkan gawai nya. Jadi, panggilan yang masuk, langsung bisa dia angkat dengan cepat.

"Halo." Maria berucap santai.

"Halo, nona tangguh. Saya sudah berhasil menangkap tersangka, eh maksud saya, perempuan yang meminta saya melakukan kejahatan pada nona tangguh. Perempuan itu sekarang ada bersama saya di sini."

"Lalu? Apa yang kamu tunggu lagi? Laksanakan seperti yang aku katakan tadi malam. Kerjakan seperti tia minta kamu mengerjai aku."

"Aduh ... rasanya aku seperti tidak sanggup melakukan itu pada perempuan ini, nona tangguh."

"Lah, kenapa?" Maria bertanya dengan nada sangat bingung.

"Kamu kasihan padanya? Tidak ingin melakukan kejahatan pada dia karena kasihan atau takut?"

"Aduh, bukan kasih, juga bukan takut, nona tangguh."

"Nah, lalu?"

"Aku tidak punya selera dengan perempuan seperti ini, nona tangguh. Jelek, bau, dan ... ih, bikin ilfil aja."

Maria terdiam saat mendengarkan penjelasan dari bos preman. Dia mencoba memikir ulang apa yang bos preman itu katakan dengan sangat cermat.

'Tunggu dulu, apa jangan-jangan dia bukan Tiara ya? Karena Tiara tidak mungkin sama dengan apa yang bos preman ini katakan."

Sementara Maria sibuk memikirkan Tiara, bos preman itu tidak bisa diam. Dia lalu memanggil Maria dengan cepat.

"Nona tangguh. Apakah kamu masih ada di sana? Kamu masih bisa dengar apa yang aku katakan bukan?"

"Ah, iya. Maaf. Aku masih dengar apa yang kamu katakan. Aku sedang berpikir tentang perkataan kamu tadi. Ciri-ciri yang kamu bicarakan itu seperti bukan Tiara. Tapi ... gini aja deh, kirimkan aku fotonya agar aku bisa membedakan dia atau bukan."

"Baiklah, nona tangguh. Akan aku lakukan apa yang nona katakan. Aku tutup dulu. Selebihnya, kita akan bicara lewat chat saja. Bagaimana?"

"Baik. Aku setuju."

Panggilan pun langsung berakhir. Beberapa menit kemudian, Maria menerima pesan foto dari bos preman lewat WA nya.

Saat melihat foto itu, mata Maria membulat untuk sesaat. Tidak lama karena dia mengerti dengan apa yang sedang terjadi sekarang.

"Wah, ternyata dia pintar juga. Dia mau membuat orang yang bertemu dengannya menjadi ilfil dan jijik."

"Baiklah kalau begitu, Tiara. Kita lihat siapa yang akan jadi pemenangnya. Kamu yang pintar, atau aku yang pintar dan berkuasa di sini."

Maria mengirim pesan untuk membalas pesan foto yang bos preman kirimkan.

*Dia Tiara. Aku tahu apa maksud dari dandanannya sekarang. Dia sengaja melakukan itu supaya kamu tidak tertarik padanya. Aku akui, dia cukup pintar dalam hal ini. Tapi, aku tidak mau tahu, kamu tertarik atau tidak, tetap jalani perintah yang aku berikan.*

*Tapi ... jika kamu tidak mau melakukannya, berikan saja tugasmu pada anak buah mu. Itu akan sama saja, bukan?*

*Oh ya, tahan dia jangan sampai pulang sampai nanti malam. Setidaknya, sampai jam delapan malam supaya rencana dinner ku gak gagal.*

*Baik, nona tangguh. Akan aku lakukan sesuai permintaanmu. Kamu tenang saja, semua perintah pasti akan aku jalankan dengan sangat baik. Tidak akan ada perintah yang gagal soal perempuan. Tapi, kecuali aku bertemu perempuan yang tangguh seperti kamu. Sudah pasti tidak akan bisa berhasil.*

*Untuk tugas penting yang kamu berikan ini, mana mungkin aku serahkan pada anak buah ku. Setidaknya, tidak untuk yang pertama. Jika yang kedua atau selanjutnya, mungkin iya. Ha ha ha .... Jelek juga dia adalah wanita.*

Mendapat balasan pesan itu, Maria menaikkan alis sambil memasang wajah kesal. Pesan yang disertai dengan emoji tertawa itu membuat dia merasa agak benci dengan laki-laki buaya darat yang sedang melakukan obrolan lewat chat saat ini.

"Dasar laki-laki buaya. Soal wanita saja pasti telinganya tegak. Awalnya bilang gak mau, eh padahal sebenarnya mau banget. Ih, najis."

"Jika saja aku tidak ingin membalas perlakuan Tiara pada Maria, mana mungkin aku mau bertukar kata dengan laki-laki seperti ini. Meskipun hanya bertukar kata sebatas lewat chat, aku juga tidak ingin. Aku merasa jijik sekali. Ah, ya ampun."

Tiara menggelengkan kepalanya. Lalu, dia kembali membalas chat dari bos preman tersebut.

*Terserah kamu. Yang jelas, aku ingin kamu melakukan semua sesuai rencana. Selebihnya, perempuan itu aku serahkan padamu sepenuhnya. Jadi, sesuka hati kamu mau kamu apakan. Namun, kamu harus ingat satu hal. Jangan sampai dia mati saja sudahlah.*

*Tenang saja, nona tangguh. Dia tidak akan mati karena aku akan bermain cantik. Aku pastikan dia tetap hidup nantinya.*

*Iya terserah kamu saja. Sesuka hatimu lah. Jangan lupa kabari aku jika pekerjaanmu sudah selesai*

*Sip nona tangguh.*

Maria melepas napas pelan dan berat. Dia tidak membalas lagi pesan dari bos preman yang rasanya bikin dia mual juga naik darah. Dia menutup matanya sambil bersandar di tembok kamar itu untuk sedikit melepaskan beban yang ada dalam hatinya saat ini.

Terpopuler

Comments

Aqiyu

Aqiyu

di adusi sik biar wangi..... jadi..... selanjutnya terserah anda

2022-09-27

1

Hasan

Hasan

buset sadis juga ntuh neng langsung hajar saja

2022-08-05

5

ʏᴏͯɴͥɴͣaͦ🍿👑🎧⁹²⁵BT

ʏᴏͯɴͥɴͣaͦ🍿👑🎧⁹²⁵BT

update lagi Thor,, 💪💪

2022-08-05

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!