*Episode 11

'Sial! Yang punya perusahaan itukan, Maria. Kenapa dia yang malah ngaku-ngaku sih? Benar-benar manusia yang tidak punya rasa malu ternyata perempuan ini."

Karena Maria terdiam. Bos preman itu langsung mengibas-ngibaskan tangannya di depan Maria. Gerakan itu langsung ditangkap Maria dengan cepat. Maklum, dia adalah gadis yang punya tingkat kewaspadaan yang cukup tinggi.

"Aggh!" Bos preman itu sontak langsung menjerit akibat tangan yang Maria kilas kan.

"Ampun! Lepaskan aku, nona tangguh. Aku tidak bermaksud melakukan apapun. Kamu diam. Aku hanya ingin menyadarkan kamu dari lamunanmu saja."

Setelah mendengar penjelasan itu, Maria langsung melepaskan tangan dari bos preman tersebut. Dia tersenyum menyeringai merasa sedikit tidak enak hati.

"Maafkan aku, kakak bos. Aku tidak sengaja. Habisnya, kamu mendadak melakukan itu di depanku. Jadi, aku anggap itu bukan salahku."

"Auh ... bisakah kamu selidiki dulu maksud dan tujuan seseorang baru memukul orang tersebut? Ini terlalu sakit rasanya. Ah! Sial sekali aku hari ini bertemu denganmu."

"Eh ... siapa yang berharap bertemu kamu. Gara-gara ketemu kamu malam ini, rencana belanja yang sudah aku bayangkan sejak tadi sore jadi tidak kesampaian. Kamu juga bikin sopirku sekarat. Aku tidak mau tahu, bagaimanapun, kamu harus ganti rugi."

"Ah, kenapa aku yang harus ganti rugi padamu gadis tangguh? Bukankah aku melakukan semua ini juga demi uang? Salahkan dia yang menyuruh kamu melakukan semua ini. Maka, minta ganti rugi saja pada perempuan sialan itu."

Maria melirik bos preman tersebut dengan mata galak. Karena lirikan itu, bos preman kembali sadar di mana posisi dirinya saat ini.

"Ah, maafkan aku. Aku tidak bermaksud mengajari kamu akan segala sesuatu. Aku hanya terbawa emosi saja."

"Mm ... kamu bilang, kamu melakukan semua ini karena uang, bukan?"

"Iya. Tentu saja karena uang."

"Aku punya tugas untukmu. Aku jamin, kamu pasti dapat banyak uang untuk tugas yang aku ingin kamu lakukan."

"Tugas? Aku dapat banyak uang karena tugas yang kamu berikan? Katakan saja apa tugas itu! Maka akan aku lakukan dengan sangat baik agar kamu tidak kecewa karena telah memberikan aku tugas."

"Aku pegang kata-katamu. Sini aku bisikkan tugas yang harus kamu lakukan."

Bos preman itu mendekat dengan sangat ragu. Karena rasa takut itu masih ada dalam hatinya. Sementara Maria, dia langsung mengatakan apa yang harus preman itu lakukan untuknya.

Bos preman itu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum senang setelah Maria selesai membisikkan tugas yang harus dia lakukan.

"Baiklah, nona tangguh. Kamu hanya perlu menerima hasil bersih nanti setelah rencana ini selesai. Kamu tunggu hasilnya saja. Aku jamin, kamu akan puas dengan hasil kinerja yang aku lakukan."

"Bagus. Aku tunggu hasil memuaskan dari kerjaan kamu."

"Ah, iya. Aku pinjam satu anak buah mu untuk jadi sopirku malam ini. Apakah kamu tidak keberatan?"

"Tidak! Tentu saja tidak keberatan." Bos preman itu berucap cepat dengan suara gugup.

"Siapa yang kamu inginkan? Kamu bisa pilih yang mana saja."

"Bagaimana aku bisa milih? Anak buah mu ini semuanya sedang kesakitan kecuali dia yang pintar, yang sedang menepi di samping mobilku itu," ucap Maria sambil mengarahkan telunjuknya pada anak buah yang pertama kali minta ampun dan mengakui kekuatan Maria.

"Aku?" tanya anak buah itu dengan rasa takut.

"Iya, kamu. Cuma kamu yang pintar, sehingga kamu sekarang baik-baik saja."

"Kakak bos, aku mau dia untuk ikut aku pulang. Dia bisa jadi sopirku sementara waktu. Setidaknya, sampai sopirku ini sembuh dari sakit akibat ulah kalian."

"Ah, bisa-bisa, nona tangguh. Silahkan bawa dia bersamamu. Tidak perlu minta izin padaku lagi jika ingin dia. Jangankan sementara waktu, selama-lamanya juga gak papa."

"Silahkan bawa dia sekarang. Aku serahkan dia sepenuhnya padamu. Terserah kamu mau kamu apakan dia. Mau kamu pekerjakan jadi sopir, atau jadi apa saja silahkan."

"Tapi bos .... " Anak buah itu kelihatan sedikit keberatan dengan apa yang bosnya katakan. Lagipula, dia masih menyimpan rasa takut yang kuat dalam hatinya buat Maria.

Seakan memahami apa yang anak buah itu rasakan, Maria tersenyum manis pada anak buah preman tersebut.

"Aku tidak akan memaksa. Jika kamu mau ikut aku, ya aku senang. Tapi jika tidak mau, aku tidak akan bersikeras. Semua pilihan ada di tangan kamu kok. Lagian, tidak perlu takut padaku. Kamu aku jadikan sopir sementara, tapi aku gaji seperti layaknya sopirku. Jadi, kamu gak akan kerja begitu saja," ucap Maria sambil terus berjalan mendekat.

"Ah, gak digaji juga gak papa kok, nona tangguh. Anggap saja aku berikan dia buat nona sebagai tanda ganti rugi ku atas apa yang sudah aku lakukan pada nona tangguh malam ini."

"Tidak. Aku tidak bisa memeras keringat orang begitu saja. Aku juga tidak suka memperpanjang masalah jika tidak ada yang memulainya lagi. Masalah kita malam ini, aku anggap sudah selesai saat kita sama-sama sepakat untuk bekerja sama. Sedangkan dia, aku butuh buat kerja sebagai sopir dengan gaji yang semestinya. Itu karena aku memang membutuhkan dia sebagai sopirku."

Maria bicara dengan tegas menjelaskan, membuat kedua orang yang mendengarkan perkataannya merasa salut akan pendirian juga niat yang ada dalam hati Maria saat ini. Anak buah itupun akhirnya merasa tertarik dengan Maria yang begitu jauh berbeda dari manusia, terutama perempuan pada umumnya.

Anak buah yang bernama Johan itupun tersenyum pada Maria.

"Nona tangguh, aku terima tawaran nona yang mengajak aku bekerja dengan nona. Aku akan dengan senang hati menerima tawaran pekerjaan menjadi sopir pribadi nona selama yang nona butuhkan."

"Nona tenang saja. Aku janji akan bekerja sebagai mungkin untuk nona. Tidak akan aku biarkan nona kecewa dengan hasil pekerjaanku nantinya. Aku janji hal itu."

Maria tersenyum kecil. Senyuman yang sangat manis yang begitu menenangkan. Jika saja tidak terjadi hal luar biasa barusan, mungkin anak buah itu sudah merasa jatuh hati pada gadis manis secantik Maria. Tapi sayangnya, kejadian barusan membuat Johan benar-benar menutup hatinya rapat-rapat agar tidak merasa tertarik dengan Maria yang begitu luar bisa.

"Jika kamu setuju, maka aku sangat senang bekerja sama denganmu. Mulai malam ini, kamu ikut aku ke mana aku pergi dengan mobil yang aku miliki."

"Dan tugas pertamamu adalah, ikut aku ke rumah sakit sekarang juga. Aku akan bawa pak Danang ke rumah sakit agar dia bisa segera diobati."

"Baik, nona tangguh. Aku akan ikut kamu ke rumah sakit. Aku akan mulai tugasku sebagai sopir mu."

"Oh ya, nona tunggu di dalam mobil saja. Biar orang tua itu aku yang pindahkan."

"Baiklah."

Terpopuler

Comments

Helen Nirawan

Helen Nirawan

mantap

2024-05-06

1

Aqiyu

Aqiyu

hehehe.... luchuuuu 😛

2022-09-27

1

idaman

idaman

good job

2022-09-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!