Sebagaimana telah dikisahkan dalam chapter sebelumnya . Sinto yang sedang melakukan penyelidikan didalam hutan guna mencari tahu strategi yang direncanakan Garang dan Para makhluk Keji dibelakangnya mendadak diikuti oleh sesosok makhluk hitam tinggi besar yang memiliki kepala seperti seekor anjing . Makhluk yang dijuluki Hantu Sirajo Rayo itu diperintahkan oleh sang Raja jin hitam untuk melenyapkan sinto . makhluk setinggi tiga meter itu tampak sudah mengambil ancang - ancang untuk menyerang Sinto . Sementara disisi lain sinto terlihat sudah siap menunggu serangan makhluk berkepala anjing itu .
Hantu SiRajo Rayo langsung saja mengayunkan tinju besar yang dibarengi tenaga dalam yang cukup tinggi dan mengarah langsung ke kepala Sinto . Sinto yang dari tadi sudah siap menunggu serangan langsung saja merundukkan kepala dan berguling tiga kali kedepan dengan cepat hingga posisi nya kini tepat dibelakang Makhluk jahat itu . Tinju makhluk itu hanya menghantam udara kosong namun angin pukulannya tepat mengenai dan mematahkan sebatang pohon seukuran paha pria dewasa . makhluk itu tampak terkejut karena tiba - tiba lawan sudah ada dibelakangnya . sebelum sempat memutar badan kebelakang tiba- tiba Sinto sudah mengirimkan tendangan keras tepat kepinggang Hantu SiRajo Rayo . Makhluk itu tampak mengerang dan terhuyung beberapa langkah kedepan . Pinggangnya terasa tersengat aliran listrik bertegangan tinggi karena pada saat menendang sinto sengaja melepaskan tenaga dalam . Hantu sirajo Rayo tampak mengatur nafas untuk meredakan sakit akibat pukulan Sinto . Namun didepan Sinto sudah menyiapkan satu pukulan lagi dan kali ini mengarah tepat ke dada makhluk hitam besar itu . Karena makhluk itu sedang dalam kondisi mengatur nafas tentu saja pukulan sinto yang datang begitu cepat dapat dengan mudah menghantam sasarannya .
" Bukkk !!! " diiringi suara gerengan marah makhluk hitam itu terpental sejauh delapan langkah dan jatuh berdebuk ditanah dengan kondisi menahan sakit yang luar biasa . Hantu SiRajo Rayo sangat kaget karena tidak menyangka lawannya ternyata bukan bocah sembarangan . Darah hitam kental terlihat meleleh keluar dari mulutnya pertanda dia sedang terluka dalam . Matanya berkunang - kunang dan untuk beberapa saat ia sepertinya tidak bisa bangkit berdiri . kali ini ia hanya siap menunggu ajal karena jika seandainya Sinto saat itu mengerahkan serangan terakhir , ia yakin tidak akan bisa mengelak lagi . Hantu Sirajo Rayo saat ini hanya bisa pasrah . tapi apa yang terjadi justru membuat dia tak habis fikir . Hawa dingin sedingin Es seketika saja masuk menusuk sekujur tubuh makhluk berkepala anjing itu . Hawa dingin itu seakan - akan hendak membekukan otak dan bola matanya . Dan sesaat kemudian Racun pukulan yang tadi menghantam telak dadanya seakan didorong keluar dari tubuhnya . Setelah muntah beberapa kali perlahan makhluk hitam itu merasa kondisi tubuhnya pun mulai membaik . dan ia langsung berfikir bahwa pasti ada seseorang yang baru saja menolongnya . " tapi siapa yang tadi menolongku ? Atau jangan - jangan bocah itu ? . Tapi bagaimana mungkin?? " . Makhluk hitam besar itu terus saja menggumam dalam hati .
Setelah mengatur jalan darah dan nafasnya perlahan tubuhnya mulai stabil kembali dan dia tidak Melihat siapa - siapa lagi ditempat itu . Bocah yang tadi dengan sangat mudah menghajarnya hingga terluka dalam itu ternyata juga sudah pergi dari tempat itu . Dalam hati ia sangat menaruh dendam kesumat kepada sinto dan bersumpah akan membalas kekalahannya suatu hari nanti . Sebelum berkelebat pergi meninggalkan tempat itu ia berseru berharap seseorang mendengarkan .
" Wahai orang yang telah menyelamatkanku , Aku SiRajo Rayo mengucapkan terima kasih dan berhutang nyawa padamu !!!! " Setelah berseru demikian iapun segera meninggalkan tempat itu dengan penuh dendam dan kekecewaan .
\*\*\*
Setelah melancarkan aksi penyerangan terhadap delapan dubalang yang ditugaskan menjaga Menara tempat di ikatkan nya keris sakti Kerajaan , Sapar dan kawan - kawan pun segera membuang tubuh mereka semua kedalam hutan . Delapan orang pengawal ini sesungguhnya bukanlah orang - orang sembarangan . Mereka adalah orang - orang pilihan yang memang ditugaskan untuk menjaga keselamatan keris itu . jika menggunakan serangan fisik Sapar dan kawan - Kawan pasti tidak akan mampu menghadapi mereka , Namun karena Racun yang dihembuskan kepada mereka adalah racun khusus yang sangat berbahaya maka merekapun akhirnya mati dengan keadaan tubuh membiru .
Saat sapar dan kacak membawa mayat delapan penjaga itu lenggang yang bertugas memanjat menara itu sudah sampai dipuncak . Ia mengambil keris sakti Palito Sirajo Endah dan kemudian menggantinya dengan keris palsu yang baru saja diambil dari balik bajunya . dan setelah misi berhasil ia pun segera turun . tidak ada yang tahu peristiwa ini terjadi karena sebagian besar orang - orang masih di berada di masjid . selepas isya acara hiburan dimulai dan tidak terdapat lagi hal - hal yang mencurigakan . Sinto yang baru saja keluar dari dalam hutan memutuskan untuk segera menyusul Ihsan dan kawan - kawannya ke Rumah Pandeka Sahar .
\*\*\*
" Ingat , besok adalah malam terakhir Festival , dimana segala rencana jahat mereka akan dilaksanakan , kita tidak boleh lengah sedetikpun , jaga posisi kita masing - masing , kalian harus paham itu . Sinto , apa kau tadi menemukan suatu petunjuk ? "
Yang bicara adalah Pandeka sahar .
Sinto Kemudian menceritakan pertemuannya dengan Hantu SiRajo Rayo . Pandeka sahar dan kawan - kawannya mendengar dengan perasaan campur aduk .
" Sesuai dengan keterangan Sinto Tadi kita sudah bisa simpulkan bahwa mereka memang sudah mulai bergerak " lanjut Pandeka Sahar .
" Sinto , apakah kau sudah memberi tahu Datuk Harimau Salju tentang petaka yang akan muncul ini ? " Tanya Rimbun .
" Ya , dia mengatakan akan datang membantu jika memang dibutuhkan , " jawab Sinto
" Baguslah kalau begitu , apakah kau sudah sampai ke Puncak Gunung Es " Rimbun kembali bertanya .
" Sudah , Mbun , Itu Pada saat bulan Bulan Purnama yaitu tepatnya di malam sebelum Pembukaan Festival silek ? Sinto menjawab .
Sinto teringat pesan Datuk Harimau Salju saat ia berlatih dengan Harimau sakti itu yaitu tepat di malam Bulan Purnama . Harimau itu berkata bahwasanya sejak malam itu Sinto telah resmi dipilih menjadi Wadah kesaktian bagi Datuk Si Raja Dewa . seluruh bibit kesaktian Datuk Sakti itu telah masuk dan tersimpan didalam tubuh Sinto . Namun untuk membangkitkan dan mengendalikan kekuatan yang maha dahsyat itu diperlukan latihan - latihan keras dan kematangan jiwa yang cukup . Karena kesaktian itu akan bangkit dengan sendirinya mengikuti kesiapan dan kematangan Wadah itu sendiri .
" Mulai saat ini kau harus mulai menggali dan mengoptimalkan seluruh Potensi - potensi yang ada didalam dirimu "
Begitulah datuk Harimau Salju berpesan kepada Sinto .
Setelah mengatur strategi dengan matang merekapun memutuskan untuk beristirahat karena besok malam adalah malam Puncak Festival .
\*\*\*
Jane duduk termenung lesu disudut kamar tidurnya . Malam ini ia bermimpi aneh lagi , mimpi yang terus saja berulang dan terus menghantuinya . Mimpi tentang suatu tempat yang jauh dipedalaman Pulau Sumatera , di dalam mimpi ia melihat puluhan wanita separuh baya dikurung disebuah penjara usang yang terbuat dari tengkorak . Para wanita itu berteriak - teriak mintak dibebaskan , Namun pada saat Jane ingin membuka kunci penjara itu tiba - tiba sesosok wajah menyeramkan berjubah hitam datang dan mencoba menangkap Jane tapi sosok itu tidak bisa menyentuh Jane . Kemudian tampak sesosok wajah perempuan cantik yang tersenyum kearahnya . Dan ia tahu Wanita cantik itu adalah ibunya meski ia hanya pernah melihat wajah ibunya di album Foto yang selalu disimpan oleh ayahnya . Dan setelah Jane menerawang dengan indera keenamnya ia pun mengetahui tempat itu bernama Bukit Mendinding Alam yang terletak jauh dipedalaman pulau Sumatera . Didalam renungan itu Jane mendapatkan sebuah keyakinan bahwa ibunya saat ini masih hidup . Dan ia harus menyelamatkan ibunya , malam itu ia langsung berkemas dan menuju laboratorium ayahnya . ia meninggalkan sepucuk surat diatas meja kerja ayahnya .
" Papa , aku akan pergi selama beberapa hari , jangan khawatir , aku akan menjaga diri dan membawa mama kembali pulang ... jaga dirimu papa ,,
Jane
Setelah menulis surat untuk ayahnya Jane langsung menuju ke Mesin Peretas dimensi dan langsung membuat portal menuju ke Bukit Mendinding alam .
Bersambung ke chapter berikutnya
jika kalian Suka Novel ini silahkan tuliskan di kolom komentar ya .. dukung selalu karya ini !!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments