JCHO Tokyo Tanakawa Hospital
Luca dan Emi berjalan menuju ruang rawat Haruto Kawaji setelah mendapatkan informasi dari Kapten Hideaki Yamamoto. Gadis itu tampak dingin sedangkan Luca seperti biasa tampak santai bahkan dirinya cuek ketika para suster yang perempuan melirik dan membicarakan dirinya.
"Ada apa Haruto mencari dirimu Emi?" tanya Luca sambil menjejerkan jalannya karena Emi jalannya cepat.
"Aku sendiri tidak tahu, Luca."
Keduanya tiba di sebuah kamar yang dijaga oleh seorang polisi.
"Nona Takara?" tanya polisi itu.
"Benar" jawab Emi sambil mengangguk.
"Silahkan, anda sudah ditunggu." Polisi itu membuka pintu. "Tuan, anda tunggu diluar" ucap polisi itu ke Luca.
Emi menoleh ke arah Luca. "Daijōbu ( tidak apa-apa )."
"Aku tunggu disini, Em" ucap Luca yang dijawab anggukan Emi yang kemudian masuk ke dalam ruang rawat inap Haruto.
***
Instalasi Jenazah Rumah Sakit Tokyo University
"Korban wanita, berusia sekitar 20-30 tahun, dan ada bukti pemer*ko*saan. Tinggi sekitar 160cm berat sekitar 48-50 kg. Sedang hamil delapan Minggu." Joey merekam semua keterangan yang dia peroleh di alat perekamnya.
"Pasti suami, kekasih atau selingkuhannya" ucap Dokter Daisuke. "Kamu tidak usah menjadi vigilante, Bianchi! Biar itu urusan si kapten brengsek!"
Joey nyengir. "Saya saja masih mencari data korban melalui DNA dan sidik jari. Belum muncul tuh dok."
"Bagaimana korban?" suara kapten Hideaki Yamamoto bersama dengan anak buahnya membuat kedua dokter itu menoleh.
"Panjang umur dok" cengir Joey.
"Oh kapten brengsek datang juga."
"Apa yang bisa aku peroleh?" tanya Kapten Hideaki.
"Korban sedang hamil delapan Minggu yang jelas itu" jawab Joey. "Dan juga ada pelecehan sek**sual yang aku masih belum mengetahui pelaku menggunakan apa."
"Apakah ada DNA yang tertinggal disana?" tanya Kpaten Hideaki lagi.
"Kalau anda bertanya soal air mani di dalam, tidak ada. Tapi aku sudah menswab ada bekasnya itu di mulut korban." Joey menyerahkan semua bukti DNA yang sudah dia kumpulkan lengkap dengan tulisan di setiap tempatnya. "DNA bukan kapasitas kami karena kami hanya mencari tahu bagaimana korban meninggal. Sisanya kuserahkan padamu kapten."
"Buatlah anak buahmu bekerja! Jangan kamu kirim mayat-mayat yang bentuknya tidak simetris seperti ini!" omel dokter Daisuke.
Kapten Hideaki Yamamoto mendongakkan wajahnya menatap Dokter Daisuke terkejut. "Tidak simetris? Apanya yang tidak simetris?"
"Cara memotong tubuhnya itu sepertinya si pelaku memiliki kelainan tulang punggung atau skoliosis dan dia kidal." Joey menatap Kapten Hideaki dan anak buahnya yang tampak terkejut. "Ada apa kapten?"
"Sial! Dia kembali lagi!" umpat Kapten Hideaki.
"Siapa yang kemba... Jangan bilang Kawaguchi sudah bebas!" Dokter Daisuke menatap horor ke Kapten Hideaki.
"Dia tidak bebas, Dai... Dia kabur!" Kapten Hideaki menatap Dokter Daisuke sendu.
"Oh sh1111ttt!" umpat Dokter Daisuke sembari membanting tang yang dipegangnya.
"What's going on here?" tanya Joey bingung.
"Istri di kapten brengsek ini dibunuh dengan cara yang sama dengan korban ini, Joey! Bagaimana dia bisa kabur, bang***sat! Kamu itu memang tidak berguna, Hide!" bentak Dokter Daisuke.
Kapten Hideaki Yamamoto hanya diam saja.
***
Jenazah korban mutilasi itu dibawa ke rumah sakit forensik kepolisian untuk mendapatkan autopsi kedua guna memastikan apakah penemuan Joey dan Dokter Daisuke sama dengan korban terdahulu karena semua datanya terdapat di kepolisian.
Dokter Daisuke menutup wajahnya dan tampak dirinya sangat gusar mendengar narapidana pelaku pembunuhan berantai bisa kabur.
"Dok..."
"Not now Bianchi!"
Joey hanya meletakkan selembar kertas hasil print yang membahas kasus kematian istri seorang detektif yang dimutilasi dengan kondisi yang sama dengan korban tadi.
"Megumi Shino itu adalah mantan kekasih anda kan Dok? Yang direbut oleh Kapten Hideaki Yamamoto?"
Dokter Daisuke mendongakkan wajahnya menatap Joey yang menatapnya simpati. "Kamu tahu dari mana?"
"Aku punya Oom yang bisa mencari berita... Yaaaa sebangsa hacker white hat gitu" senyum Joey.
"Karena kamu sudah tahu, jadi kamu tahu kan kenapa aku benci dengan Hideaki? Karena dia tidak bisa menjaga Megumi! "
"Anda patah hati hingga tidak mau menikah, dok?" Joey pun duduk di hadapan dokter seniornya.
"Megumi adalah segalanya bagiku dan aku pada saat itu hanyalah mahasiswa kedokteran miskin yang sekolah dari beasiswa sedangkan Hide sudah mendapatkan jabatan sebagai detektif kepolisian yang gajinya lumayan."
"Dia matre?" tanya Joey.
"Megumi realistis. Siapa juga mau dengan calon dokter miskin ini?"
Joey hanya diam menunggu cerita Dokter Daisuke.
"Aku bukan anak orang kaya seperti mu, Bianchi. Aku hanya anak seorang petani yang bermimpi menjadi seorang dokter bedah tapi akhirnya aku lebih memilih menjadi dokter forensik karena tidak akan ada yang komplain jika aku salah potong." Dokter Daisuke menghela nafas panjang berulang kali. "Singkat cerita, Megumi dan Hide menikah. Dan..."
"Megumi hamil delapan Minggu ketika tragedi itu terjadi?"
Dokter Daisuke mengangguk. "Total ada empat korban dengan modus operandi yang sama sampai Hide bisa menangkap Kawaguchi yang tertangkap basah hendak menculik korban kelima."
Joey tampak berpikir. "Bagaimana Kawaguchi bisa tahu semua korbannya sedang hamil delapan Minggu?"
"Dia dulu adalah asisten seorang dokter obgyn di Medical Center Tokyo dan dari situ dia bisa mengetahui daftar pasiennya."
"Dan Megumi pasien disana?"
Dokter Daisuke mengangguk.
***
JCHO Tokyo Tanakawa Hospital
Luca menunggu Emi cukup lama sampai-sampai dia ingin masuk untuk mengetahui ada apa sebenarnya. Disaat dirinya ingin masuk, pintu itu terbuka dan tampak Emi dengan wajah datarnya keluar dari ruang rawat inap.
"Are you okay?" tanya Luca perhatian.
"Just bring me out of here."
Luca menggandeng tangan Emi dan berjalan meninggalkan rumah sakit menuju parkiran mobil.
"Kemana kita?" tanya Luca sambil memencet tombol engine start.
"Aku ingin makan enak!"
"Berat atau tidak?"
"Terserah! Yang penting enak!"
"Oke!" Luca pun menyetir mobil Emi meninggalkan parkiran.
***
Harajuku, Tokyo
Emi melongo saat Luca membawa dirinya ke sebuah toko pastry dan cafe yang cukup terkenal di Harajuku, tempat banyak orang fashionable disana. Toko pastry 2,5 lantai itu tampak sophisticated dan Luca sambil tersenyum menoleh ke arah Emi yang bingung.
"Ngapain kita kesini?" tanya Emi bingung.
"Katanya kamu mau makan enak jadi aku bawa kemari lah!" Luca menggandeng tangan Emi. "Ayo masuk!"
Emi hanya mengikuti Luca dan keduanya masuk ke dalam toko merangkap cafe itu.
"Mooommm!" panggil Luca ke arah wanita cantik yang sedang melayani seorang pelanggan.
Mom? Seriously? Emi melongo.
"Hei anak Lanang" senyum Marissa. "Siapa ini yang kamu gandeng-gandeng seenaknya Luca"
"Mom, perkenalkan ini Emi Takara. Emi ini mommy ku, Marissa Bianchi."
Emi hanya tersenyum kikuk.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦ꍏꋪꀤ_💜❄
makin seru ini ada teka teki baru....
emi ketemu camer😄😄😄😄
2022-07-29
1
shinta
seru....
2022-07-28
1
~AruN~
whoooaaa...okkkeeh, keseruan cerita ini akan segera dimulai. semuanyaaa harap segera brsiap² buat ikutan deg²an & tegangnya membaca cerita kasus si joey dkk sambil mantengin bunyi notif 🤭🤭🤭
semangat kkaaaaakkk!! 💪🏻💪🏻
lanjutkan...
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
2022-07-28
1