Tokyo University, Science Faculty
Luca berjalan menuju ruang dosen pembimbing tesisnya untuk pemeriksaan final. Dan jika tidak ada aral melintang, Luca akan maju sidang akhir bulan ini.
Pria tampan itu tampak asyik berdiskusi dengan dosen pembimbingnya sampai Joshua melihat dari balik pintu yang terdapat kaca. Wajah pria berdarah Korea Selatan - Indonesia itu tersenyum melihat dosen pembimbing Luca tampak puas dengan hasil tesis cucunya.
Tidak sia-sia kemarin si Darth Vader dibantai olehnya.
***
Economy Faculty, Business Class, Tokyo University
Emi menunggu dosen pembimbing memeriksa skripsinya dan jika lolos maka dia akan mengajukan sidang yang kemungkinan besar akan dilakukan awal bulan depan. Wajah gadis itu tampak datar seolah dirinya tidak ada disana.
Bagaimana tidak. Tadi sebelum berangkat ke kampus, Emi mendapatkan telepon dari Kapten Hideaki Yamamoto yang mengatakan bahwa Haruto Kawaji ingin bertemu dengannya di rumah sakit. Usai dihajar Emi semalam, Haruto memang dibawa ke rumah sakit akibat luka-luka yang dideritanya hasil pukulan putri Takeshi Takara itu.
"Takara!" panggil dosen pembimbingnya.
"Ya Sensei?" Emi tergagap karena melamun.
"Kamu tuh! Jangan mikir urusan Yakuza kamu dulu! Ini masih ada revisi sedikit tapi sudah bisa kamu ajukan untuk masuk daftar sidang" ucap dosen pembimbingnya yang langsung memberikan acc skripsinya dengan beberapa note di beberapa halaman.
"Domo arigato gozaimasu, Sensei!" senyum Emi sambil membungkuk hormat.
Gadis itu pun keluar dan menuju parkiran untuk pergi ke rumah sakit.
"Emiii!" Emi hanya mendengus kasar mendengar suara yang semakin dihapalnya.
"Apa lagi Luca? Aku harus buru-buru ini!"
"Kamu mau kemana?" tanya Luca yang datang dengan Coat panjang dan sweater dan celana jeans.
"Aku mau ke rumah sakit."
Luca terkejut. "Apa Mr Takara sakit? Apa kepalanya pusing setelah semalam berubah jadi jelangkung?"
"Apa?" Emi menatap bingung ke pria tampan di hadapannya.
"Never mind. Dimana Mr Takara dirawat? Aku antar kamu."
"Bukan Otousan aku yang sakit, Lucaaaaa! Aku dipanggil oleh kapten Hideaki Yamamoto karena Haruto ingin bertemu denganku." Emi menatap kesal ke pria itu.
"Ya sudah, ayo aku antar. Mana kunci mobil kamu?" Luca mengulurkan tangannya untuk meminta kunci mobil Emi. Gadis itu menyerahkan kunci Honda S660 miliknya.
Ketika berada di dalam mobil itu, Luca langsung mengumpat.
"Kenapa?" tanya Emi.
"Kakiku kepanjangan." Luca menatap memelas ke Emi dan gadis itu tertawa pelan.
***
Dalam perjalanan ke rumah sakit, Emi menatap Luca yang tampak serius menyetir mobilnya. Di balik tampang slengeannya, Luca termasuk pengemudi yang tenang dan bukan tipe grasah grusuh membuat Emi tenang.
"Luca..."
"Ya?"
"Jelangkung itu apa?" tanya Emi penasaran.
"Jelangkung itu mirip ayahmu dan asistennya" jawab Luca asal.
"Hah? Shiki maksudnya?"
"Jadi si muka flat itu namanya Shiki?" Luca balik bertanya.
"Iya, Shiki Matsumoto. Pria menyebalkan!"
"Datang nggak diundang, tahu - tahu nongol kan?" kekeh Luca yang semalam benar-benar harus uji jantung dua kali.
"Semacam itulah. Tapi apa jelangkung seperti itu?" Emi menoleh ke arah Luca.
"Gimana Yaaaa..." Luca menggaruk kepalanya. "Jadi intinya ... Kamu Googling saja lah!"
Emi pun membuka ponselnya dan mengetik 'Jelangkung' dan menemukan artinya.
Jelangkung, (bentuk tidak baku) adalah sebuah permainan tradisional Nusantara yang bersifat ritual supernatural. Permainan ini bersifat supernatural, umumnya dilakukan sebagai ritual untuk memanggil entitas supernatural. Media yang digunakan untuk menampung makhluk halus atau entitas supernatural yang dipanggil dalam permainan Jailangkung adalah sebuah gayung air yang umumnya terbuat dari tempurung kelapa yang didandani pakaian dan bergagang batang kayu.
Emi melotot. "Kamu kira Otousan aku itu makhluk halus!" bentak gadis itu marah.
"Lho kamu tidur sih semalam Em. Kamu tidak tahu bagaimana aku dua kali nyaris kena serangan jantung. Pertama papamu main nongol tanpa ada suara, kan horor tuh! Ju-On saja kalah! Yang kedua, aku lagi berdebat dengan papamu, eh si Shiki main nongol di belakang papamu. Sumpah Em, semalam tuh bikin jiper tahu nggak!" bela Luca. "Sampai-sampai aku tuh bingung papamu itu keturunan Yakuza, ninja atau penampakan?"
Emi memukul Luca keras-keras. "Baaakkaaaa!"
"Aduuuhh Emi... beneran sumpah! Syerem tahu semalam!" ucap Luca sambil mengusap-usap bahunya.
"Urusai ( Berisik )!" bentak Emi.
Luca menatap Emi dengan tatapan memelas." Anata wa watashi o shinjite inai ( Kamu nggak percaya sama aku )?"
"Watashi wa anata o shinjimasen ( aku nggak percaya )!" balas Emi judes.
"Duh Gusti, aku kudu piyeee?" gumam Luca. Duh kok ya ketularan Oma Miki kalau udah galau pakai bahasa Jawa tho Yaaaa.
"Kamu ngomong apa?" Emi melirik dengan tajam.
"Nggak kok sayang, cuma merapal mantra" cengir Luca.
"Awas kalau kamu macem-macem!"
Mati aku! Bisa dihajar pakai pedang Kendo gue!
***
Instalasi jenazah Rumah Sakit Tokyo University
Joey dan Dokter Daisuke Naruhito hanya menatap tajam ke dua petugas kepolisian yang tampak salah tingkah dengan tatapan tajam dua pria dihadapannya.
"Kalian nggak salah ini bawa jenazah tidak jelas bentuknya kemari?" tanya Dokter Daisuke sambil menunjuk lima kardus berisikan potongan tubuh manusia. "Kenapa tidak dibawa ke bagian forensik kepolisian.?"
"Eerrr... Ini perintah langsung dari kapten Hideaki Yamamoto karena beliau tahu kalian berdua mampu mengautopsinya dan mencari tahu penyebabnya" ucap salah seorang petugas polisi itu.
Joey pun berjalan ke meja baja yang sudah ada kotak-kotak berjejer. Bau anyir darah dan dekomposisi mayat mulai tercium disana.
"Yang memutilasi memakai banyak alat tapi sepertinya dia tahu anatomi manusia" ucapnya sambil membuka salah satu kotak dengan bolpoin nya yang terdapat potongan kaki.
"Mayat ini ditemukan dimana?" tanya Dokter Daisuke.
"Hutan kota Harajuku, Dok" jawab petugas kepolisian itu.
Joey menatap seniornya. "Dokter mau ngapain?" tanyanya saat melihat Dokter Daisuke mengambil ponselnya.
"Mengumpat Kapten Brengsek itu!"
***
Akhirnya setelah berdebat panjang kali lebar kali tinggi dengan Kapten Hideaki Yamamoto dan mendapatkan surat dari kejaksaan, mau tidak mau Dokter Daisuke dan Joey Bianchi harus melakukan autopsi jenazah mutilasi itu.
Dokter Daisuke menatap tajam ke Joey dengan tatapan tidak suka.
"Kenapa dok?" tanya Joey cuek sambil mencoba mengambil sidik jari korban.
"Aku tuh heran, sejak kamu disini, ada saja kejadian macam-macam."
"Kejadian horor kah?" sahut Joey masih dengan gaya santainya.
"Iya! Horor banget malah!"
"Such as?" Joey menoleh ke arah Dokter Daisuke.
"Kenapa kita jadi bagian forensik kepolisian? Dan kenapa memilih sini? Kenapa tidak ke forensik kepolisian pusat? Dan mayat yang dikirim makin hari makin berantakan!" omel Dokter senior itu. "Kamu tuh memang deh! Pembawa mayat aneh-aneh kemari!"
"Dok, sebelumnya anda menjadi forensik disini biasanya kasus apa?" tanya Joey sambil menyusun potongan tubuh manusia itu dengan cueknya.
"Paling malpraktek atau bunuh diri atau keluarga pasien yang ingin tahu penyebab kematian anggota keluarganya."
"Membosankan kan? Dibandingkan sekarang?"
"Iya sih.... Eh? BIANCHIIII!"
Joey nyengir lebar.
***
Yuuuhhuuu Up Siang Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Ninik Rochaini
bener2 Joey /Facepalm//Facepalm/
2024-07-30
1
Lusy Aristiani
Joey... /Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good/
2024-05-07
2
Yuli Budi
seru thor
2022-07-28
1