Dokter Dai dengan Joey harus mengautopsi jenazah korban kekerasan rumah tangga. Seorang wanita berusia sekitar 24-25 tahun ditemukan dengan kondisi mengenaskan dengan banyak luka lebam tidak hanya di wajah tetapi juga di sekujur tubuhnya. Joey bisa melihat bahkan di area pribadinya terdapat luka cambuk.
Suaminya harusnya dikebiri, dicincang lalu dimasukkan ke kolam piranha milik Daddy.
"Bianchi! Jangan bengong! Ayo bantu autopsi!" hardik dokter Daisuke.
"Baik dokter Die" sahut Joey cuek.
Dokter Daisuke melirik ke arah pria berdarah Italia itu. Kok intonasinya mirip die - mati buka Dai dengan agak panjang di huruf 'a' nya?
Joey menatap acuh ke dokter Daisuke. Siapa suruh namanya Daisuke kalau dipanggil Dai kan sekilas bisa kedengaran die.
Dokter Daisuke mengacuhkan gaya slengean Joey yang meskipun menyebalkan tapi dia mengakui cucu Joshua Akandra itu memang cerdas.
"Siapa ini suaminya dok?" tanya Joey yang sedang mengambil sampel dari bawah kuku jenazah.
"Sudah ditangkap polisi. Mereka meminta kita untuk autopsi independen karena ingin data yang netral."
Joey melirik ke mentornya yang memang dokter forensik di rumah sakit milik Todai itu. "Ada apakah dengan rumah sakit forensik kepolisian? Apakah bisa terjadi bias?"
"Bisa jadi begitu Joey, karena pelakunya adalah seorang letnan di kepolisian distrik Shibuya."
"Pantas! Makanya dikirim kemari." Joey melanjutkan pekerjaannya untuk memeriksa kaki korban sedangkan Dokter Dai melakukan pembedahan T di area dada untuk memulai autopsi internal.
"Gila, sampai kaki saja tidak luput dari KDRT! Untung Oma Alexandra tidak ada disini, bisa habis tuh orang dihajar!" umpat Joey kesal. "Pria banci beraninya sama perempuan! Harusnya kalau mau hajar ketemu sama aku! Sekalian!"
Dokter Dai menoleh ke arah pria tampan khas Italia itu sambil tersenyum.
"Ternyata memang ya rumor di kalangan dokter forensik."
"Apa dok?" Joey menoleh ke arah dokter Daisuke.
"Keluarga Alexandra Cabbot Giandra itu bar-bar semua."
Joey terbahak. "Asal anda tahu dokter Daisuke, Oma saya itu bisa membunuh penjahat yang hendak membunuhnya hanya dengan menggunakan scalpel dan langsung kena di titik aorta ini" Joey menunjukkan pahanya.
"Gila! Keluarga kamu memang sinting! Tak heran kamu juga ikutan sinting!"
Joey terbahak.
***
"Joey nyanyi apa?" Joshua menatap rekan sejawatnya, Dokter Daisuke yang datang menemuinya.
"Nyanyi lagu Zombie."
Joshua berpikir. "Lagunya The Cranberries?"
"Bukan Josh, lagu ciptaannya sendiri. Mayat oh mayat...kenapa kamu diam saja... Sebab kalau bangun... berarti kamu zombie."
Joshua melongo lalu terbahak. "Oh Astaga cucuku!"
"Cucu mu memang rada-rada deh Josh! Sinting tahu nggak?"
Joshua terkekeh membayangkan cucunya yang tinggi dengan badan bagus itu dengan santainya berdendang di kamar mayat.
"Sekarang anak usil itu dimana?" tanya Joshua.
"Masih di kamar mayat, ngajak ngobrol korban KDRT."
"Lha malah cadaver whisperer?" sungut Joshua. Kayaknya hukuman yang diberikan ke Joey salah deh!
***
Ruang jenazah
Joey mencari tahu tentang korban dengan menggunakan komputer yang berada di ruang jenazah. Berdasarkan sidik jari dan DNA yang diambilnya, Joey berhasil mendapatkan data korban.
Nama korban adalah Yuki Hamada, berusia 24 tahun, menikah setahun lalu dengan letnan polisi Goro Hamada.
Baru setahun menikah tapi sudah babak belur begitu? Gila, sakit jiwa nih suaminya.
Joey mencari profil Goro Hamada dan betapa terkejutnya bahwa pria itu adalah putra seorang politisi di parlemen Jepang.
Mentang-mentang kamu anak pejabat jadi bisa seenaknya menghajar wanita apalagi istri kamu sendiri?
Mata coklat Joey berkilat marah saat mengetahui bahwa Goro Hamada dibebaskan karena tidak terbukti memukul istrinya.
Tenang saja Yuki, semua perlakuan Goro akan aku balas !
***
Setiap hari usai menjadi asisten dokter Daisuke dan tukang bersih-bersih kamar mayat, Joey mencari tahu kebiasaan Goro Hamada. Joey tidak mau meminta tolong dengan Oom Bryannya karena bisa laporan ke Daddy dan Opanya yang berarti bisa ditahan semua uang jajan dan bakalan cuma dikasih ¥1000 sehari serta tabungan diblokir.
Seminggu sudah Joey menjalani hukuman tapi kasus Yuki membekas di otak dan pikirannya. Joey dididik oleh Daddynya Mario untuk menghormati wanita, bahkan semua keluarga besarnya yang bisa dibilang bucin dengan istrinya.
Joey paling benci pria yang berani main tangan ke perempuan dan baginya, pria macam itu halal dilempar ke Empang piranha milik Mario. Meskipun kolam itu sudah tidak dipakai oleh Daddynya untuk menghukum orang tapi ada baiknya para peliharaan mendapatkan daging segar lagi dan Goro Hamada adalah kandidat yang bagus buat umpan.
Malam minggu ini Joey berhasil menemukan Goro Hamada berada di sebuah klub Geisha yang cukup terkenal. Joey mengirimkan dua anak buah Daddynya yang menjadi pengawalnya, Gin dan Vodka ( sebenarnya namanya Gerald dan Victor tapi dirubah oleh Joey biar mudah ) untuk membuntuti Goro Hamada disaat dia masih berada di kamar jenazah pagi hingga sore hari. Malamnya, baru Joey yang membuntuti sendiri.
Pria campuran Jawa, Korea, Jepang dan Italia itu mendatangi klub Geisha bersama dengan dua pengawalnya.
"Dimana dia Gin?" tanya Joey.
"Di bilik dua, J" sahut Gerald.
"Kamu tidak bawa pistol kan J?" tanya Victor cemas. Bagaimana pun Joey dikenal panasan orangnya.
"Nope. Cuma baton dan scalpel" sahutnya cuek.
Gerald dan Victor saling berpandangan. Scalpel malah lebih horor dari pistol Joey!
Joey dengan santainya main buka bilik nomor dua dan melihat bagaimana Goro Hamada sedang memukuli Geisha yang disewanya.
"Astagaaa! Tega kali kau memukulinya? Mentang-mentang kamu bayar jadi kamu jadikan samsak seperti istrimu?" ledek Joey yang matanya melihat bagaimana Geisha itu sudah berantakan.
"Taskete... ( tolong )" bisik Geisha itu.
"Gin, ambil selimut dan tutupi nona itu! Lalu bawa keluar. Oh, kalau ada apa-apa, hubungi pak tua!" seringai Joey.
Gerald mengambil selimut lalu menutupi tubuh Geisha itu dan membawanya keluar. "Kitto daijōbudayo ( kamu akan baik-baik saja )" ucap pria bertubuh besar itu membantu gadis terluka dengan lembut.
Setelah Gerald membawa keluar, Joey menatap dingin Goro.
"Eh banci! Masih tidak sadar-sadar juga kalau kamu sudah membunuh istrimu?" ucap Joey judes.
"Hahahaha, tidak ada bukti bahwa aku yang mengajar istriku!" Goro menatap Joey dengan tatapan mengejek.
"Karena kamu merasa semua CCTV di apartemen kamu sudah hilang kan? Tapi apakah kamu tahu kalau istrimu cerdas?" seringai Joey melihat pria di hadapannya dengan tubuh kecil meskipun berotot tapi dibandingkan dengan tubuhnya, Goro tidak ada apa-apanya.
"Apa?" Goro melotot ke arah Joey.
"Yuki benar-benar cerdas. Bahkan dari alam baka saja dia bisa mengirimkan semua bukti KDRT kamu!"
"Kamu siapa?" bentak Goro marah.
"Captain America."
Victor nyaris terbahak mendengar ucapan Joey. Ya ampun J! Makin kacau saja kau!
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
The Bianchis aku akan buat gado-gado Yaaaa
Kadang membagongkan, mempetrukkan, mensemarkan atau bisa menggarengkan. Nano nano dah. Nanti juga ada melownya.
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Rizki Sofyadi
ternyata nama bianchi, selain nama perusahaan di itali yg produksi sepeda. nama ini dipake juga di film FBI International Season 3, untuk nama keluarga mafia di itali
2024-04-14
1
🥰Siti Hindun
🤣🤣🤣🤣 Ngakak parah sama kelakuan mu Bang..
2024-01-22
1
Ita Xiaomi
Jd ingat ama detektif hantu.
2024-01-02
1