Takeshi Takara menatap tajam ke arah pria tinggi itu yang hanya memberikan sikap tenang dan percaya diri. Mentang-mentang anaknya Mafioso jadi dia tidak terintimidasi! Sialan!
"Apa yang akan kamu lakukan saat kalian berkencan nanti?" tanya Takeshi dengan nada gusar.
"Kalau anda berpikir bahwa saya akan mengajak Emi tidur bersama dan menyicil membuat cucu untuk anda, tenang saja Mr Takara. Itu tidak akan terjadi! Pertama, saya tidak akan merusak anak gadis anda. Kedua, jika saya hendak melakukan itu, bukannya lebih sedap kalau sudah resmi menikah?" Luca tersenyum. "Anda kepo sekali... Seperti layaknya anda dulu berkencan dengan almarhum istri andalah."
Takeshi mendelik. "Bianchi! Kamu benar-benar menyebalkan!"
"Mr Takara juga. Masa tidak tahu kalau berkencan itu ngapain saja?" balas Luca sambil tersenyum.
Anak buah Takeshi hanya menahan tawa melihat ada seorang anak muda berani melawan bossnya.
"Kamu itu! Pandai sekali bicara!" umpat Takeshi.
"Otak saya juga cerdas. Boleh kok test IQ kalau anda tidak percaya" cengir Luca.
Dalam hatinya, Takeshi salut melihat pria ini adalah orang yang tidak memiliki rasa takut meskipun dia sendirian dan di dalam ada anak buahnya yang berjumlah 8 orang.
"Kapan kamu mulai berkencan dengan putriku, Emi?"
"Secepatnya!"
"Tidak semudah itu, young man!"
"Why old man?" seringai Luca membuat Takeshi ingin menghajar putra rekan bisnisnya itu.
"Kamu harus menghadapi saya dulu!"
Luca menaikkan sebelah alisnya. "Bukannya ini saya sudah menghadap anda, Mr Takara?"
"Bukan ini, baka ( bodoh )! Kamu harus bisa mengalahkan saya di Kendo!" balas Takeshi galak.
"Memang Mr Takara dan berapa?" tanya Luca tenang.
"Saya Dan-7 dan Emi Dan-6! Kamu memang Dan berapa?"
Luca menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Dan-7 juga sama dengan anda."
Takeshi menatap Luca dengan tidak percaya. "Siapa sensei kamu?"
"Kenji Kuchiki."
Takeshi melongo lalu tertawa terbahak-bahak. "Astagaaa! Mantan adik iparku rupanya yang menjadi sensei kamu?"
"Ohya? Bagus dong! Jadi saya bisa tahu dimana kelemahan anda, Mr Takara" cengir Luca.
Lirikan tajam diberikan Takeshi ke Luca. "Jangan harap Kenji memberitahukan padamu!"
***
Joey menunggu adiknya di luar kantor hall sambil bersedekap menatap dua pengawal Yakuza rekan kerja ayahnya. Kedua pengawal itu pun menatap curiga ke Joey yang hanya memandangi mereka dengan wajah datar.
"Hei, look pal. Bukannya kalian yang ikut mengawal Mr Takara ke rumah keluarga Bianchi? Saya Joey Bianchi, anak si pemilik rumah jadi buang lah wajah curigaan begitu" ucap Joey ke kedua pengawal itu.
"Bianchi satu! Mana Bianchi dua?" tanya rekan Kendo Luca ke Joey. Semua orang di sana tahu kalau Luca dipanggil oleh salah satu Yakuza paling disegani di Tokyo.
"Masih bersama Mr Takara" sahut Joey.
"Suruh bersiap! Lima belas menit lagi dia harus bertanding!" rekan Luca itu pun bergegas meninggalkan kantor karena dia harus mengurus pertandingan berikutnya.
Joey pun berjalan menuju pintu dan berniat untuk mengetuk namun dirinya dihalangi oleh kedua pengawal.
"Look man, adikku harus bertanding dan aku hendak memberitahukan" ucap Joey santai.
"Biar kami saja yang memberitahukan." Salah seorang pengawal itu mengetuk pintu dan suara bariton itu memerintahkan untuk masuk.
Joey sempat melihat adiknya baik-baik saja malah cenderung selengean dan wajah sumringah sebelum pintunya tertutup kembali.
Apalagi yang dilakukan anak sinting itu? - batin Joey.
Tak lama setelahnya Luca keluar dengan wajah tersenyum lebar dan menghampiri kakaknya.
"Apa yang terjadi di dalam?" tanya Joey yang melihat adiknya baik-baik saja tanpa ada cidera kecuali pipi kirinya yang sedikit membiru akibat ditinju oleh Emi tadi.
"Hanya percakapan antara calon mertua dan calon menantu. Tidak lebih" cengir Luca.
"Seriously! Kamu serius sama Emi Takara?" tanya Joey tidak percaya. Ini kenapa makin kacau sih? Apa karena kita masih ada darah Italia jadi love at first sight berlaku? Seperti halnya dad dan Oom Marco? Yang jatuh cinta sama mommy dan Tante Marissa?
"Serius bang Joey ku sayang. Bagiku, Emi adalah calon istri aku dan hanya dia yang boleh menghajar aku lah!"
Joey melongo. Ya ampun! Kukira cerita Oma buyut Shanum dan Opa buyut Hiroshi sudah heboh, ternyata nurun. Joey tersentak. Eh tapi aku pun juga sama dengan opa Hiroshi, paling demen sama cewek bar-bar macam Oma Shanum.
Joey tertawa terbahak-bahak yang membuat Luca menoleh.
"Lha kenapa sinting menular ya?" gumam Luca sambil mengedikkan bahunya.
***
Acara pertandingan Kendo itu akhirnya dimenangkan oleh tim Kendo fakultas science tempat Luca kuliah. Luca itu sendiri berhenti di semifinal setelah kalah dari kendoka fakultas kedokteran.
Joey sendiri tidak ikut bertanding karena masih masa hukuman dan menjadi ramai karena cucu Joshua Akandra harus bertugas di kamar mayat 90 hari setelah terlibat kasus main hakim sendiri. Berita itu bocor karena anak salah satu anggota kepolisian itu menceritakan di web yang menyebar di seluruh kampus.
Akibatnya, Joey sendiri juga mendapatkan hukuman dari tim Kendo nya. Namun untuk rekan-rekan kuliahnya, hukuman Joey menjadi bahan ledekan. Tak jarang rekan-rekannya menengok dengan membawa makanan sambil membuat cerita horor.
Usai pertandingan yang dimenangkan tim science, akhirnya semua orang disana pun pulang meninggalkan hall olahraga.
Luca dan Joey sendiri berjalan menuju mobil mereka dan ketika sampai di parkiran, dua orang pengawal Takeshi pun datang.
"Bianchi San" panggil salah satu pengawal.
"Bianchi yang mana?" sahut Luca cuek.
"Luca Bianchi."
"Ya? Ada apa?"
"Besok Minggu, anda ditunggu Takara-san di kediamannya jam sepuluh pagi. Jangan sampai terlambat satu detik pun!"
"Baik. Saya akan kesana sebelum jam sepuluh."
Kedua pengawal itu membungkuk hormat dan hendak pergi tapi sejurus kemudian Luca memanggil mereka.
"Ada apa lagi Bianchi-san?"
"Eh... Aku tidak tahu alamat Mr Takara" cengir Luca.
Joey menepuk jidatnya.
***
Marco Bianchi melongo ketika Luca meminta ijin pergi ke kediaman Takeshi Takara esok pagi. Ketiganya sedang menikmati acara makan malam sepulang Luca bertanding.
"Ada apa kamu ke rumah Yakuza menyebalkan itu?"
"Diajak tanding Kendo."
Marissa menatap putranya tajam. "Kamu bikin masalah apa sampai Takeshi meminta kamu bertanding Kendo di rumahnya?"
"Aku cuma mau berkencan dengan putrinya" jawab Luca tenang.
"HAAAAHH?" seru Marco dan Marissa bersamaan. "Kencan?"
"Aku menang taruhan dan Emi sudah melakukan perjanjian jadi harus dilaksanakan lah!"
"Kamu taruhan apa Lucaaaaa?" seru Marissa gemas kepada putranya yang 11-12 dengan keponakannya.
"Hanya taruhan jika aku menang Kendo dari Emi, dia akan berkencan denganku sebulan."
"Dan kamu menang boy?" tanya Marco tenang.
"Tentu saja aku super niat untuk menang sebab kalau tidak begitu kan aku tidak bisa berkencan dengan Emi" gelak Luca.
"Apa kamu benar-benar menyukai anak si Yakuza kampret itu?" tanya Marco yang bergidik membayangkan harus berbesan dengan Takeshi yang resehnya minta ampun.
"Serius lah Dad!" jawab Luca tegas.
Okelah secara bisnis, Takeshi memang oke tapi jika membicarakan soal yang umum, dia sangat menyebalkan dan tidak mau mengalah apalagi jika sudah punya argumen. Pria super ngeyel! Dan sekarang anakku naksir anaknya si Yakuza kampret? Tidak semudah itu Férguso! Marco melihat bagaimana seriusnya wajah Luca.
"Jadi kamu besok mau kesana?" Marco menanyakan kembali untuk meyakinkan dirinya bahwa Luca memang tidak main-main.
"Tentu saja my dear Daddy. Kapan lagi aku bisa dekat dengan calon mertua?"
Marco dan Marissa hanya menghela nafas panjang.
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
za_syfa
Yakuza itu mafia juga bukan sih?gak ngerti beda Yakuza sama mafia ternyata bener bener darah Pratomo ya gesrek nya itu lho kiraij Joey dan Luca itu tipe tipe serius lha gak taunya biang rusuh juga
2022-07-24
2
🍭ͪ ͩ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦ꍏꋪꀤ_💜❄
ya ampun cucunya shua
2022-07-24
1
🍭ͪ ͩ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦ꍏꋪꀤ_💜❄
kek mirip eiji😂😂😂😂
2022-07-24
1