Episode 18 Ketulusan

Lalu kami mulai memasuki gua. Keadaan di dalam gua tersebut cukup gelap dan lembab.

Lalu aku bertanya kepada mereka "Siapa yang memiliki kapasitas mana tertinggi disini ?!" mereka saling menatap.

"Aku ingin membantu tapi aku sepertinya tidak boleh melakukan itu" jawab senior Alba.

"Aku sudah memasuki fase akhir dari tahap awal penyihir !" jawab Ririna.

"Kalau begitu jika di dalam gua menjadi semakin gelap buat pencahayaan dari sihir api dan fokus untuk mempertahankannya, yang lain jaga Ririna karena cahaya pasti akan menarik perhatina monster di dalam gua !!!"

"Baiklah kami mengerti Rui !" jawab mereka.

"Mulai sekarang panggil aku kapten atau ketua karna dari awal itu memang seharusnya. Ingat itu terutama kau Ririna !" Ucapku tegas.

Ririna hanya terdiam mendengar ucapanku namun akhirnya dia mengikutinya. Setelah beberapa lama di dalam gua, kami akhirnya menemukan Giant spider di dalam gua.

Mereka semua sedikit terkejut, lalu aku segera memberikan intruksi "Baiklah semuanya buat formasi, aku dan Marco akan menyerang dari depan, kalian bertiga tunggu waktu yang tepat dan selesaikan ini !!"

"Siap kapten !" jawab mereka serentak.

Aku menerjang untuk mengalihkan perhatiannya padaku, aku berhasil menebas bagian belakangnya dan menghindari serangan kaki dan taring beracunnya.

"Haaaaaaaa" Marco dengan sekuat tenaganya menebas kaki monster itu ketika perhatiannya tertuju padamu dan akhirnya berhasil memotong salah satu kakinya.

Kesempatan itu tidak mereka sia-siakan dan langsung menyerang dengan sihir mereka "Fire spear, Tornado blast, Flame burst"

"Boom"

"Swiiing"

"Bruuk" serangan sihir mulai mengenai tubuh monster itu.

Kami bertarung cukup lama hingga tenaga kami cukup terkuras, itu pun karena aku tidak ingin menggunakan manaku lagi karena aku ingin mereka meraih kemenangan dengan kemampuan mereka sendri.

Namun kulit monster itu cukup tahan dengan serangan sihir. Hal itu membuat mereka sedikit kesulitan, apalagi fokus mereka yang semakin lama berkurang membuat beberapa serangan meraka mulai melesat.

Aku dan marco terus memancing monster itu agar dia tidak menyerang ke arah rekanku yang menggunakan sihir.

Ketika mereka semua hampir kehabisan mana aku mengubah strategi "Kalian terus pancing dia dengan mana kalian yang tersisa, aku yang akan menuntaskannya !!" ucapku yang langsung maju. Mereka mengangguk dan Marco juga ikut membantu dengan sihirnya.

Ketika perhatiann mereka fokus pada laba-laba itu, aku menyelimuti pedangku dengan mana dan dengan mudah menusukkan pedangku ke kepalanya.

Akhirnya giant spider itu tumbang, kamipun segera menusuk bagian yang menampung racunnya. Akhirnya kami berhasil mengumpulkan salah satu item tersebut.

" Kau berhasil kapten, luar biasa " ucap marco dan refi.

Lalu tiba - tiba aku terkejut karena elia tiba - tiba mendekat.

" Yah, aku salah menilaimu, kerja bagus karena berhasil mengalahkan monster itu " Ucap elia sambil menahan rasa malunya.

Aku cukup kaget mendengar dia memujiku, aku jadi memahami kalau sebenarnya dia anak yang jujur.

" Terima kasih " balasku yang membuat mukanya memerah dan segera menjauh.

Ketika Ririna akan berbicara padaku aku langung mengalihkan pembicaraan.

" Baiklah karna sudah sore, kita lanjutkan besok dan sekarang kembali ke kamp " perintahku.

" Siap kapten " ucap mereka serentak.

Kami semua kembali dan mulai beristihat. Aku keluar tenda untuk mencari angin. Aku bertemu Marco sedang duduk di depan api unggun.

"ka..kapten ada apa?! " Marco terkejut.

"Tidak ada, aku hanya ingin duduk disini dan abaikan saja aku" jawabku singkat

"Kenapa ketua tidak menggunakan sihir kapten dalam pertarungan hari ini ?" tanya Marco ragu-ragu.

" Aku punya alasanku sendiri dan bukankah aku sudah memberitahumu aku tidak mau orang-orang mengetahui kemampuanku "

" Aaaah maafkan aku " Ucapnya terkejut.

"Iyah tidak apa - apa, aku bukan tipe orang yang akan menghajar orang hanya karna itu, santai saja aku tidak marah "

"Ahh... terima kasih kapten, kalau begitu, aku istirahat dulu" ucapnya sambil pergi lagi ke dalam tenda.

Ketika sedang duduk tiba-tiba Ririna datang ke dekatku. Aku berinsiatif untuk langsung pergi tapi dia menghentikanku.

"Tunggu Rui !!" ucapnya dengan ekspresi bingung.

"Ada apa ?! apa ada yang kau butuhkan dariku ?!" jawabku datar.

"Apa cuman perasaanku atau dari kemarin kau selalu menjaga jarak dariku ?! aku selalu mencari kesempatan untuk bicara berdua seperti ini tapi aku tidak bisa" Ririna mulai terlihat sedih.

"Baiklah sekarang katakan apa maumu ?!" tanyaku singkat.

Lalu dengan nada suara yang ragu-ragu dia bertanya "Rui, apakah kau masih marah dengan kejadian kemarin malam ?!"

Aku sedikit terkejut namun berusaha agar tetap tenang "Kenapa aku harus marah, lagi pula aku dan kau cuma teman, memang apa salahnya jika kau punya hubungan spesial dengan orang lain ?!" jawabku sambil menahan emosiku.

"Tidak !! Aku sama sekali tidak punya hubungan apapun dengan senior Alba ! Apa yang kau lihat buk_"

"Cukup Ririna" aku memotong ucapannya "Kenapa aku harus peduli dengan hubungamu dengan orang lain ?! Lagi pula aku juga sudah memutuskan untuk tidak terlibat lagi denganmu, jadi tolong mulai sekarang jangan ganggu aku lagi !!" ucapku yang langsung berdiri untuk beranjak pergi dari sana.

Namun tiba-tiba Ririna merengek dan menangis sangat keras "Rui... ap..apa yang kau katakan ?! Tidak Rui, aku tidak mau itu terjadi, kumohon Rui ini tidak seperti dirimu !"

Aku yang sangat terkejut dan tidak mau menimbulkan keributan dan membuat anggota lain salah paham, tanpa pikir panjang memegang tangan Ririna dan membawanya pergi ke lokasi lain dengan teleport.

Sesampainya di sana "Kenapa kau berteriak seperti itu" tanyaku kaget

"Aku peduliku ?!" Ririna berbalik marah "Kau yang kenapa, kenapa kau berbicara seperti itu ?! aku tidak mau menjauh darimu, apa salahku, yang kau lihat kemarin itu tidak seperti yang kau bayangkan !!!" ucap Ririna masih menangis.

Aku semakin panik karena tangisannya semakin keras dan kami sedang di dalam hutan. Ketika melihat wajahnya yang sedang menangis di sinari oleh cahaya bulan, hal itu membuatku sadar bahwa dia benar-benar merasa tersiksa oleh ucapanku. Melihat dia yang menangis sambil mengusap air matanya benar-benar membuatku sadar betapa bodohnya diriku.

Lalu aku memegang kepalanya dengan lembut "Ku mohon Ririna, berhentilah menangis. Aku tidak memilki niatan untuk membuatmu sedih dan sebagainya, aku juga berfikir kau lebih baik bersama dengan orang-orang seperti senior Alba, bukan orang buangan sepertiku !!!" aku berusaha membuatnya memahami tujuanku.

"Tidaaak... ap..apa aku pernah mengatakan kalau aku menginginkan hal itu padamu ?! Me..memang siapa yang menentukan pantas dan tidaknya kau bersamaku ?! aku tidak mau dengannya, aku cuma butuh kau Rui, apakah kau tidak mengerti hal sesederhana itu ?!!!" tangisannya menjadi lirih disertai kesedihan dalam nada suaranya.

"Ririna tenanglah, kalau kau seperti ini, aku tidak tau harus bagaimna" ucap ku sambil mengusap air mata di wajahnya.

"Ak..aku akan berhenti menangis kalau kau menarik kembali kata - katamu untuk menjauh dariku " ucapnya.

"Baiklah.. baiklah, jadi berhentilah menangis sekarang yah !" jawabku spontan.

"Hhiks..hiks..." Ririna berusaha berhenti menangis "Ya..yang kau lihat kemarin malam itu tidak seperti yang kau bayangkan, a..aku bersama senior Alba karna dia meminta tolong sesuatu dan aku tidak menyangka dia akan melakukan hal itu padaku !" Ucapnya sambil sesunggukan akibat menangis.

"Tapi dia berkata menyukaimu dan aku juga merasa kau cocok dengannya"

"Kau serius berfikir seperti itu ?! Aku benar-benar tidak memilki perasaan apapun padanya !!" Ririna menaikkan nada suaranya.

"Kau pasti bahagia dengan orang seperti senior Alba" ucapku sedikit ragu.

"Kenapa kau berfikir begitu ?! Kebahagiaanku adalah hal yang aku ketahui lebih dari siapapun !! Aku hanya membutuhkanmu, jadi Rui, berhentilah memikiran hal bodoh seperti akan menjauh dariku, aku mohon padamu !!" Ucap Ririna yang meraih tanganku.

Aku merasakan kesungguhan di balik kata-katanya "Baiklah... jika kau tidak masalah dengan orang sepertiku, aku berjanji !!" balasku sambil tersenyum padanya.

Riria langsung memelukku dengan sangat erat dari sana, aku menyadari bahwa Ririna memilki perasaan lebih dari sekedar teman padaku. Tapi aku belum bisa membuat hubungan seperti itu hingga aku memenuhi tujuanku.

Aku yang sudah merasa Ririna memeluk ku terlalu lama, mulai agak risih "Ba..baiklah Ririna, bukannya kita harus kembali sekarang dan bukannya kau memelukku terlalu lama ?!" Tanyaku dengan senyum yang di pakasakan

"Tidaaak... biarkan aku terus seperti ini, apa kau tidak tau betapa syoknya aku mendengar kau mau menjauh dariku, jadi diamlah dan terima saja nasibmu !!" Ucapnya dengan wajah cemberut.

"Hahahhha maaf, kalau begitu baiklah" aku hanya bisa pasrah dengan keinginannya.

Setelah beberapa saat Ririna tertidur dan karna lelah dengan semua yang terjadi hari ini akupun tanpa sadar ikut tertidur bersamanya.

...Bersambung...!!!...

Terpopuler

Comments

Anggara AL-Fatih

Anggara AL-Fatih

tetep aja bucin, ga konsisten

2023-06-19

0

tintakering

tintakering

awas ada binatang buas😁

2022-08-27

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 0
2 Episode 1 Reingkarnasi
3 Episode 2 Guru sihir
4 Episode 3 Awal tragedi
5 Episode 4 Kehancuran rumah tangga
6 Episode 5 Terpuruk
7 Episode 6 Menemukan tujuan baru
8 Episode 7 Mana yang berbeda
9 Episode 8 Mencoba
10 Episode 9 Keberangkatan ke akademi
11 Episode 10 Ujian masuk
12 Episode 11 Hari pertama kelas akademi
13 Episode 12 Perkenalan
14 Episode 13 Karma
15 Episode 14 Pertemuan kembali
16 Episode 15 Rasa hawatir
17 Episode 16 kecewa
18 Episode 17 Peringatan keras
19 Episode 18 Ketulusan
20 Episode 19 Dendam
21 Episode 20 Kembali pulang
22 Episode 21 Rasa bersalah
23 Episode 22 Bandit
24 episode 23 Tak tahu diri
25 Episode 24 Teror
26 Episode 25 Kembali ke akademi
27 Episode 26 Risiya
28 Episode 27 Serangan monster
29 Episode 28 Frost dragon lord
30 Episode 29 Pertemuan dengan para pahlawan
31 Episode 30 Curiga
32 episode 31 Pasukan penumpas
33 Episode 32 Dragon Lord yang sesungguhnya
34 Episode 33 Penguasa sebenarnya
35 Episode 34 Risiya dan Rui
36 Episode 35 Kroco banyak tingkah
37 Episode 36 Kaisar tunduk di depan pahlawan
38 Episode 37 Kebenaran identitas pahlawan
39 Episode 38 Putri yang hilang
40 Episode 39 Misi penyelamatan putri
41 Episode 40 Para sekutu iblis
42 Episode 41 Pertempuran Rui dengan iblis tingkat tinggi
43 Episode 42 Duke penghianat
44 Episode 43 Uji coba senjata pahlawan
45 Episode 44 Misteri darah iblis
46 Episode 45 Putri dan masa lalu Rui
47 Pesan author
48 Episode 46 Kejadian Sebenarnya
49 Episode 47 Kekasih yang terpisah
50 Epidose 48 Tragedi kekaisaran
51 Episode 49 Pemimpin menara sihir
52 Epidode 50 Pahlawan arogan
53 Episode 51 Pedang suci Rignit yang sebenarnya
54 Episode 52 Menuju akademi sihir
55 Episode 53 Kematian Eizan
56 Episode 54 Mantan Jendral Dracule
57 Episode 55 Cerberus
58 Episode 56 Pertarungan dua Saudari
59 Episode 57 Tombak Kerakusan
60 Episode 58 Siapa yang dulu kalian hina
61 Episode 59 Warga arogan yang memandang rendah Rui dahulu
62 Episode 60 Kasih sayang seorang ibu
63 Episode 61 Peresmian pahlawan
64 Episode 62 Fitnah
65 Episode 63 Aziel dan Rui
66 Episode 64 Arti keluarga
67 Episode 65 Manusia dan penjahat
68 Episode 66 Cinta pertama
69 Episode 67 Para Raja naga
70 Episode 68 Evolusi naga badai
71 Episode 69 Misi khusus
72 Episode 70 Shiromi dan Kuromi
73 Episode 71 Dark elf
74 Episode 72 4 pilar kerajaan elf
75 Episode 73 Rui vs Horn
76 Episode 74 Pertemuan mengharukan para keluarga elf
77 Episode 75 Pahlawan terpilih
78 Episode 76 Serangan Orc
79 Episode 77 High Orc
80 Episode 78 Ancaman mendekat
81 Episode 79 Pasukan tempur tiba di medan perang
82 Episode 80 Bentrokan pasukan
83 Episode 81 Jirniv dan General Orc
84 Episode 82 Ras peri
85 Episode 83 Warior vs Pilar
86 Episode 84 Lepas kendali
87 Episode 85 Naga badai Terada
88 Episode 86 Titan pemusnah naga
89 Episode 87 Amarah raja naga api
90 Episode 88 Raja musim dingin
91 Episode 89 Pedang pembantai ras peri
92 Episode 90 Para leluhur
93 Episode 91 Rahasia besar ras iblis
94 Episode 92 Penyesalan
95 Episode 93 Masa terpuruk
96 Episode 94 "Kabar buruk"
97 Episode 95 "Buku Rahasia Dunia"
98 Episode 96 "Cecilia"
99 Bab review
100 Bab Review
101 bab review beast vs elf
102 bab review
103 Pengumuman author
104 Bab review
105 bab review
106 Bab review
107 Bab review
108 Season 1 selesai
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Episode 0
2
Episode 1 Reingkarnasi
3
Episode 2 Guru sihir
4
Episode 3 Awal tragedi
5
Episode 4 Kehancuran rumah tangga
6
Episode 5 Terpuruk
7
Episode 6 Menemukan tujuan baru
8
Episode 7 Mana yang berbeda
9
Episode 8 Mencoba
10
Episode 9 Keberangkatan ke akademi
11
Episode 10 Ujian masuk
12
Episode 11 Hari pertama kelas akademi
13
Episode 12 Perkenalan
14
Episode 13 Karma
15
Episode 14 Pertemuan kembali
16
Episode 15 Rasa hawatir
17
Episode 16 kecewa
18
Episode 17 Peringatan keras
19
Episode 18 Ketulusan
20
Episode 19 Dendam
21
Episode 20 Kembali pulang
22
Episode 21 Rasa bersalah
23
Episode 22 Bandit
24
episode 23 Tak tahu diri
25
Episode 24 Teror
26
Episode 25 Kembali ke akademi
27
Episode 26 Risiya
28
Episode 27 Serangan monster
29
Episode 28 Frost dragon lord
30
Episode 29 Pertemuan dengan para pahlawan
31
Episode 30 Curiga
32
episode 31 Pasukan penumpas
33
Episode 32 Dragon Lord yang sesungguhnya
34
Episode 33 Penguasa sebenarnya
35
Episode 34 Risiya dan Rui
36
Episode 35 Kroco banyak tingkah
37
Episode 36 Kaisar tunduk di depan pahlawan
38
Episode 37 Kebenaran identitas pahlawan
39
Episode 38 Putri yang hilang
40
Episode 39 Misi penyelamatan putri
41
Episode 40 Para sekutu iblis
42
Episode 41 Pertempuran Rui dengan iblis tingkat tinggi
43
Episode 42 Duke penghianat
44
Episode 43 Uji coba senjata pahlawan
45
Episode 44 Misteri darah iblis
46
Episode 45 Putri dan masa lalu Rui
47
Pesan author
48
Episode 46 Kejadian Sebenarnya
49
Episode 47 Kekasih yang terpisah
50
Epidose 48 Tragedi kekaisaran
51
Episode 49 Pemimpin menara sihir
52
Epidode 50 Pahlawan arogan
53
Episode 51 Pedang suci Rignit yang sebenarnya
54
Episode 52 Menuju akademi sihir
55
Episode 53 Kematian Eizan
56
Episode 54 Mantan Jendral Dracule
57
Episode 55 Cerberus
58
Episode 56 Pertarungan dua Saudari
59
Episode 57 Tombak Kerakusan
60
Episode 58 Siapa yang dulu kalian hina
61
Episode 59 Warga arogan yang memandang rendah Rui dahulu
62
Episode 60 Kasih sayang seorang ibu
63
Episode 61 Peresmian pahlawan
64
Episode 62 Fitnah
65
Episode 63 Aziel dan Rui
66
Episode 64 Arti keluarga
67
Episode 65 Manusia dan penjahat
68
Episode 66 Cinta pertama
69
Episode 67 Para Raja naga
70
Episode 68 Evolusi naga badai
71
Episode 69 Misi khusus
72
Episode 70 Shiromi dan Kuromi
73
Episode 71 Dark elf
74
Episode 72 4 pilar kerajaan elf
75
Episode 73 Rui vs Horn
76
Episode 74 Pertemuan mengharukan para keluarga elf
77
Episode 75 Pahlawan terpilih
78
Episode 76 Serangan Orc
79
Episode 77 High Orc
80
Episode 78 Ancaman mendekat
81
Episode 79 Pasukan tempur tiba di medan perang
82
Episode 80 Bentrokan pasukan
83
Episode 81 Jirniv dan General Orc
84
Episode 82 Ras peri
85
Episode 83 Warior vs Pilar
86
Episode 84 Lepas kendali
87
Episode 85 Naga badai Terada
88
Episode 86 Titan pemusnah naga
89
Episode 87 Amarah raja naga api
90
Episode 88 Raja musim dingin
91
Episode 89 Pedang pembantai ras peri
92
Episode 90 Para leluhur
93
Episode 91 Rahasia besar ras iblis
94
Episode 92 Penyesalan
95
Episode 93 Masa terpuruk
96
Episode 94 "Kabar buruk"
97
Episode 95 "Buku Rahasia Dunia"
98
Episode 96 "Cecilia"
99
Bab review
100
Bab Review
101
bab review beast vs elf
102
bab review
103
Pengumuman author
104
Bab review
105
bab review
106
Bab review
107
Bab review
108
Season 1 selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!