Akhirnya Rui tiba di kediaman Orang tua ibunya pada sore hari. Kakeknya adalah seorang bangsawan bergelar Count yang tingkatannya berada dua tingkat di atas gelar bangsawan ayahnya Baron August Aubert.
Bisa di katakan, Baron August hanya beruntung bisa menikahi putri cantik dari seorang Count, yang kecantikannya terkenal di seluruh kalangan bangsawan.
Dulu Kakeknya sangat menentang hubungan Orang tuanya, namun hubungan mereka mulai berjalan baik ketika Karin lahir.
Tapi sekarang hancur berantakan karena kekecewaan ayahnya sendiri pada putra keduanya. Kakek dan nenek Rui menyambut mereka dengan senyuman hangat.
Tapi melihat wajah Julia yang sangat berantakan karna terus menangis, neneknya memeluk ibunya dan menanyakan apa yang sebenarnya telah terjadi.
"Ada apa putriku , kenapa dengan wajahmu. Apakah terjadi sesuatu yang buruk padamu' tanya neneknya dengan perasaan hawatir.
"Jangan bicara di sini mari kita masuk dahulu" ucap Kakeknya mengajak mereka berdua ke dalam.
Setelah menceritakan semuanya, kakeknya terdiam sejenak, namun rkspresinya terlihat sangat marah.
Neneknya terlihat sangat sedih atas apa yang menimpa putri dan cucunya. Lalu Kakeknya mengirim surat kepada akademi barat. Kakek Rui memberitahukan apa yang menimpa Putri dan cucunya kepada pamannya Rui yang sekarang menjabat sebagai Profesor di akademi timur.
Surat itu adalah semacam sihir yang bisa mengubah sebuah bola kristal menjadi patung burung, lalu burung tersebut akan terbang ke orang yang di inginkan si pengirim pesan.
Burung itu akhirnya sampai di kamar Eliot. Melihat burung pembawa pesan menghampirinya, ia berharap dapat berita bagus dari seseorang.
Lalu ketika mengaliri burung tersebut dengan mana, burung tersebut mulai berbicara dan memberitahukan semua yang terjadi pada Julia dan Rui pada Eliot. Dalam sekejap, ia langsung berlari keluar lalu menaiki kudanya untuk kembali ke kediaman ayahnya.
"Beraninya dia mengatakan itu pada putriku, dia yang dulu mengemis datang kesini untuk menikahi putriku, sekarang tega-teganya mencampakannya. Ini benar-benar hal yang tidak bisa di maafkan. Aku akan memberikan dia pelajaran" ucap kakeknya Rui yang tidak terima atas apa yang dilakukan menantunya.
"Hentikan, apa yang coba kau lakukan? apakah kau ingin menambah masalah ini dan menambah beban pikiran putrimu?" Ucap neneknya Rui.
" Tapi aku tidak bisa diam saja menerima perlakuannya pada putriku " jawab kakeknya marah.
Lalu dengan keadaan yang masih diselimuti tangisnya, Julia meminta kepada Ayahnya untuk tidak melakukan hal itu.
"Ayah kumohon, jangan lakukan apapun, aku tidak ingin membuat masalah ini menjadi lebih buruk. Aku hanya ingin tenang bersama putraku, disana juga ada cucu perempuanmu, jadi kumohon hentikan segala niatmu itu ayah."
Mendengar hal itu dari putrinya, Kakeknya Rui mengepalkan tangannya dan mengurungkan niatnya dan kembali duduk di kursinya.
Rui sangat takut saat berfikir akan disalahkan dengan kejadian ini. Tanpa berani berkata apapun, Rui hanya terdiam lalu pergi ke taman merenungkan apa kesalahan yang telah dia lakukan.
"Kenapa aku selalu mengacaukan kehidupanku? kenapa aku masih saja tidak berguna? mengapa aku selalu mengacaukan kehidupan keluargaku? apakah di dunia ini, aku masih dibenci takdirku?" pertanyaan itu terus terngiang di dalam pikirannya.
"Sudahlah nak, jangan terlalu lama bersedih, anakmu masih kecil, kau harus jadi ibu yang kuat demi masa depan anakmu. Jika kau terus seperti ini, bagaimana nasib putramu, dia hanya anak-anak dan masih sangat membutuhkan bimbinganmu"
Ibunya Rui hanya terdiam dan mengusap air matanya. Ketika melihat putranya yang tidak ada di ruangan keluarga membuatnya panik.
"Rui... dimana Rui. Dimna anak ku?" tanya Julia panik.
"Tenanglah nak, dia hanya sedang duduk di bangku taman, aku akan memanggilkannya untukmu " ucap kakeknya menenangkan ibunya yang panik.
Rui yang masih diam dan cuma duduk dengan tatapan kosong, tidak menyadari kakeknya datang menghampirinya dan sudah di berdiri di sampingnya.
"Oh Rui cucuku, jangan terlalu memikirkan ini, kakek tau ini berat untukmu, tapi kau harus berhenti terpuruk dan bangkit demi ibumu." "Melihatmu begini , kakek, nenek dan ibumu pasti juga akan semakin bersedih" ucap kakeknya yang melihat Rui begitu tertekan dengan apa yang menimpa keluarganya.
"Kakek... aku, aku tidak tau apa yang sudah aku lakukan. Karna diriku, keluargaku hancur dan aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan" ucap Rui dengan wajah masih sangat tertekan.
"Ibuku ikut menderita dan kakak ku pasti sangat membenciku karna menjadi penyebab semua ini terjadi" ucap Rui dengan tatapan ketakutan dan tangan yang gemetar.
"Berhenti mengatkan hal itu Rui!" ucap kakenya.
"Ini bukan salahmu, ini sudah menjadi takdirmu, harapan yang terlalu tinggi dari ayahmulah yang menyebabkan ini terjadi."
"Dia adalah orang bodoh yang kecewa dengan Ekspetasinya sendiri, kau sungguh tidak salah cucuku, mari kita masuk, ibumu mencarimu."
Setelah mengatakan itu, mereka berdua masuk kembali ke kediaman kakeknya. Ketika mereka berdua memasuki mansion, Eliot sudah ada di sana dengan wajah sedih setalah mendengar apa yang terjadi pada keluarga kakaknya.
"Rui, kamu pasti syok dengan semua yang terjadi, aku tau ini berat untukmu" ucap pamannya sambil memeluk keponakannya.
Karna waktu sudah malam, neneknya menyuruh Ibunya Rui untuk masuk ke kamar dan lekas tidur karna dia ingin putrinya cepat menenangkan diri.
Pamannya mencoba untuk mengajak Rui tidur bersama agar Rui tidak larut dalam kesedihannya.
"Benar Rui, apakah kamu mau tidur setelah sekian lama dengan pamanmu ini" ucap Eliot yang ingin menghibur Rui.
"Tidak, biarkan Rui tidur bersamaku untuk malam ini" pinta Julia sambil memgang tangan putranya dan membawanya masuk.
"Ahhh ya sudah. Kalau begitu, tidur yang nyenyak Rui, kau juga kakak" ucap Eliot kepada mereka berdua.
"Kau juga Eliot, selamat malam" balas Julia.
Setelah masuk kamar, ibunya terus memeluk Rui. Rui pura-pura tidur karena tidak tau apa yang harus dia katakan kepada ibunya yang terus menangis.
Keesokan paginya, Julia masih belum mau keluar untuk ikut sarapan. Hal itu membuat kakek dan neneknya Rui menjadi cemas.
"Dia pasti memikirkan putrinya Karin, yang sedang bersama suaminya. Dia pasti sangat menghawatirkannya, apalagi dengan kondisi suaminya yang sedang tidak bisa berfikir jernih" gumam neneknya Rui.
Lalu ia menghampiri kamar Julia untuk mengajaknya keluar untuk sarapan bersama.
"Julia, apakah kau sudah bangun?"
"Keluarlah nak, sarapanmu sudah siap" pinta neneknya Rui sambil mengetuk pintu kamar putrinya.
Julia hanya terdiam, tidak menjawab panggilan dari ibunya.
"Kalau begitu ibu masuk ya" ucap neneknya Rui yang langsung masuk ke kamar Julia.
Julia masih diam dengan tatapan kosong. Kantung matanya menghitam karna tidak bisa tidur dan terus-terusan menangis.
"Julia, kau harus tegar, kau seorang ibu sekarang, jika kau terus seperti ini anakmu pasti akan merasa bersalah lagi. Tegarlah demi anakmu, kau harus menjadi sandaran dan penopang di saat anak-anakmu sedang terpuruk" ucap neneknya Rui yang menasehati agar ibunya Rui tidak terus larut dalam kesedihannya.
Setelah mendengar itu, ibunya mulai bangun dan pergi ke ruang makan dengan neneknya Rui.
Rui yang sudah selesai makan, di ajak pamannya ke taman untuk mengatakan sesuatu kepada Rui.
Lalu Rui meminta izin kepada ibunya untuk pergi dengan pamannya. Lalu setelah ibunya mengiyakan permintaannya, Ruipun Pergi.
...Chapter end...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Gila bet, yang dipelajrin ilmu sihir. ilmu matematika aja gua pusing😥😇
2022-10-05
0
Maya●●●
3 bab dulu ya.
semangt kak
2022-09-27
1
Jans🍒
hdir lg thor, nyicil bcaa
2022-09-25
1