Episode 15 Rasa hawatir

Setelah hari mulai gelap, aku kembali ke kamar asramaku. Ketika aku membuka pintu kamar, suara yang tadinya terdengar berisik langsung senyap begitu aku masuk dengan wajah yang masih murung.

Melihat teman sekamarku yang masih melihatku dengan tatapan takut membuatku sedikit tenang karna tidak lagi mendengar umpatan-umpatan dari mereka.

Yah walaupun aku mengharapkan beberapa orang untuk jadi temanku selama di akademi tapi mengingat kalau mereka akan menjadi temanku hanya karna takut padaku membuatku mengurungkan niatku.

Setelah itu, aku mandi dan langsung naik ke ranjangku untuk segera tidur. Sepertinya meraka penasaran tapi tidak berani mencari tahu apa yang membuat wajahku tampak murung.

Keesokan paginya, ketika sudah selesai mengganti pakaianku dengan seragam akademi, suara berisik terdengar dari balik pintu asramaku.

"Wah siapa dia, manis sekali, apakah dia senior tahun ke 3 yang di katakan salah satu bunga kekaisaran ?"

"Tidak aku sangka aku bisa melihatnya langsung dengan mata kepalaku sendiri. Lalu apa yang membuatnya datang ke asrama laki-laki ?" suara keributan itu terdengar dari balik pintu kamar asramaku.

Aku yang sudah penasaran, membuka pintu untuk mencari tahu dan ternyata disana Karin sudah berdiri menungguku.

"Selamat pagi Rui, bagaimna tidurmu ?" Karin menyapaku di depan semua orang yang memperhatikan kami.

Aku melihat dengan jelas wajah terkejut mereka, mereka pasti tidak menyangka bahwa wanita cantik itu akan menemui anak paling di benci di seluruh akademi.

"Ii..iya selamat pagi juga, aku tidur dengan nyenyak. Lalu ada apa kau kemari ?" Aku penasaran apa tujuannya menemuiku di pagi buta begini.

"Haah... kenapa kau masih menanyakan hal yang sudah jelas, sudah tugas kakakmu untuk menunjukkan akademi ini padamu. Jadi ayo bergegas sebelum kelas pagi dimulai" Karin langsung menarik lenganku dan membawaku pergi.

"Iya tapi aku tidak suka terlalu menarik perhatian" aku sedikit mengeluh namun hal itu sama sekali tidak Karin perdulikan.

Aku tidak bisa melawan kata-katanya ataupun membantah , karna apabila Karin sudah memutuskan sesuatu mau tidak mau aku harus mengikuti kemauannya.

Mengingat apa yang terjadi kemarin, sepertinya kakak sudah kembali ceria. Tapi tatapan iri dari para laki-laki kembali ku rasakan. Bahkan aku mendengar makian meraka dengan cukup jelas.

"Si anak gagal itu lagi ?! Dia mencuri perhatian Ririna dan sekarang sampai kakak kelas juga ! Bukankah dia terlalu sombong ?!" suara itu terdengar dari kerumunan orang-orang itu.

"Benar-benar tidak tau diri, harusnya dia tidak berada disini ! Bukankah dia hanya akan mengotori akademi yang terhormat ini ?!" suara lainnya terdengar lagi.

"Iya lagi pula dia hanya menempel pada orang lain layaknya kotoran, benar-benar keberadaan yang memuak kan, atau mungkin senior itu saja yang seleranya sangat buruk ?!" ucap salah satu laki-laki yang menatapku dengan tatapan iri.

Ketika mendengar itu seketika darahku terasa mendidih karna amarah , aku menoleh dan menatap mereka dengan tatapan kebencian.

Aku tidak perduli apapun yang mereka katakan padaku tapi jika itu menyangkut kakakku aku tidak akan tinggal diam.

Melihatku yang berhenti dan menoleh ke arah mereka, kakakku meremas tanganku "Ayo Rui abaikan saja mereka" suara karin terdengar lirih.

"Aku akan mengingat wajah kalian !!" gumamku dalam hati sambil menatap tajam ke arah orang yang mengatakan itu.

Setelah itu aku menurut pada Karin dan kami pun segera pergi dari kerumunan itu. Kakak membawaku ke taman yang sepi, sesampainya di sana kakakku memasang ekspresi sedih.

Aku mulai panik melihat air matanya menetes "Kakak kenapa, apa kata-kata mereka menyakitimu atau karena masih mengingat kejadian kemarin ?"

"Ti..tidak... Ini bukan tentangku, apa kau tidak tau seberapa khawatirnya aku ketika mendengar banyak yang berbicara buruk tentangmu, memaki dirimu, menghinamu dan aku tidak tahu harus melakukan apa ?"

Aku mencoba tertawa untuk menunjukkan bahwa aku baik-baik saja "Hahaha, sudahlah kak, jangan sedih karna hal sepele seperti itu, aku sudah tidak peduli lagi dengan apapun yang mereka katakan kepadaku" aku semakin cemas dan mencoba sebisaku menenangkan Karin.

"Maaf Rui, aku benar-benar kakak yang tidak berguna, aku tidak tau harus melakukan apa ?!" ucapan karin yang terdengar semakin sedih.

Aku meraih tangannya dan memegangnya dengan lembut "Kakak... kumohon jangan berkata begitu. Aku hanya punya kakak dan ibu, kalian berdua benar-benar orang yang paling berharga untukku. Jadi kumohon jangan mengatakan hal-hal seperti ini lagi" aku menatap Karin dengan perasaan sedih.

Lalu tiba-tiba kami mendengar suara seorang wanita di belakang kami.

"Ehhhh... aku tidak masuk dalam hitungan ?" suara itu membuat kami terkejut.

Karin yang berhenti menunduk langsung menyadari bahwa wanita itu adalah Ririna.

"Ah, Ririna sejak kapan kau disini ? Maaf menunjukkan hal yang memalukan" Karin mengusap air matanya.

"Emm.... sejak kalian pergi dari kerumunan para bebek yang berisik itu" jawabnya dengan agak kesal.

"HaHaha bebek ya. kau memang anak yang menarik" Karin yang mulanya sedih mulai tersenyum kembali.

"Aku memang menarik dan aku juga sangat manis jadi kau tidak perlu menghawatirkan Rui karna ada aku yang akan selalu ada untuknya !" Ririna mulai menyanjung dirinya sendiri.

"Haaaah.. memangnya siapa yang butuh bantuanmu ?" ucapku kesal.

Ekspresi di wajah Ririna berubah sedih.

Plak, suara kepalaku yang di pukul kakakku.

"Jangan mengatakan hal kasar begitu ke orang yang baik padamu Rui. Ak mengerti jika kau memiliki pengalaman buruk dengan teman wanitamu tapi aku yakin Ririna bukan orang yang seperti itu, jadi cobalah untuk membuka hatimu untuknya " tegas kakakku.

" I_iya baiklah jika kakak berkata begitu akan kucoba " jawabku panik karena Karin yang marah.

Namun Ririna malah, mengejekku dengan menjulurkan lidahnya. Ternyata dia memang sengaja pura-pura bersedih untuk memancing emosi Karin.

"Wanita iniiii !!!" gumamku dalam hati.

"Baiklah kalau begitu aku pergi dulu karna kelas pagi akan segera dimulai. Rui, bersikap baiklah para Ririna. Aku titip Rui padamu" ucap Karin tersenyum kepada Ririna.

"Serahkan padaku Karin one_sama" jawabnya tegas.

Kamipun berpisah untuk menjalani kegiatan kami masing-masing. Kakakku adalah orang yang cukup disegani di akademi.

Setelah mereka tau aku adalah adiknya Karin, mereka mulai berhenti menghujatku terang-terangan di tempat umum seperti sebelumnya, tapi tetap saja cara mereka menatapku tetap seperti mereka sedang melihat sampah.

Ya aku hanya akan bersabar hingga aku merasa kemampuanku nantinya cukup untuk membungkam mereka.

Walaupun skill-skillku bisa dibilang over power tapi tetap saja tubuhku masih cukup terbebani olehnya dan tidak bisa leluasa menggunakannya.

Jadi aku berfokus untuk memperkuat tubuh dan tenagaku dahulu untuk saat ini.

Ketika kelas selesai aku bersama Ririna pergi ke lapangan latihan, aku melatih fisikku sedangkan Ririna melatih sihirnya.

"Ahhh, capeknya, sepertinya aku akhiri saja untuk hari ini" ucap Ririna yang langsung duduk karna kelelahan.

"Iya kalau begitu kau duluan saja, aku akan berlatih sampai sore"

"Rui, bukannya kau terlalu memaksakan dirimu, bukankah kau sudah terlalu kuat dan tidak perlu berlatih sekeras itu'' Ririna penasaran.

"Tidak Ririna, mungkin aku memang memilki kemampuan yang kuat tapi tidak ada gunanya jika tubuhku tidak bisa mengimbangi skill-skillku"

"Apa maksudmu Rui" tanya Ririna lagi.

"Untuk saat ini batasan tubuhku bila menggunakan manaku terus menerus cuma lebih dari 40 menit sebelum aku tumbang, aku akan berlatih untuk terus melampaui itu" jawabku sambil terus melatih fisikku.

"Tapi bukannya itu sudah cukup ?" Ririna kembali bertanya.

"Tidak... demi untuk melindungi keluarga dan orang-orang yang berharga bagiku, untuk membungkam orang orang yang merendahkanku, juga untuk membuat mereka menyesal telah membuangku. Aku harus menjadi orang terkuat di benua ini !!!" Ririna terkejut mendengar ucapanku dan melihat keseriusan di wajahku.

"Lalu... Apakah aku termasuk orang-orang yang ingin kau lindungi ?" Ririna bertanya dengan ekspresi penuh harap.

"Pikirkan saja sendiri ?"

"Ihhh peliiit" Ririna terlihat kesal.

Aku tertawa melihat tingkahnya, dan dari wajahnya dia senang akan hal itu.

Begitulah kami menghabiskan hari-hari di akdemi, orang yang melihatku bekerja sangat keras untuk melatih fisikku, berfikir aku hanya orang putus asa dalam sihir dan beralih melatih kemampuan tubuhku.

Hingga suatu saat nanti aku merasa kalau aku mampu membuat siapapun yang melawanku bertekuk lutut di bawah kekuatanku aku akan terus berlatih tanpa henti.

...Bersambung...!!?...

Terpopuler

Comments

tintakering

tintakering

waktunya tidur rui. jangan latihan terus😁

2022-08-24

0

UniNa

UniNa

hai kak aku mampir nih☺️

2022-07-30

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 0
2 Episode 1 Reingkarnasi
3 Episode 2 Guru sihir
4 Episode 3 Awal tragedi
5 Episode 4 Kehancuran rumah tangga
6 Episode 5 Terpuruk
7 Episode 6 Menemukan tujuan baru
8 Episode 7 Mana yang berbeda
9 Episode 8 Mencoba
10 Episode 9 Keberangkatan ke akademi
11 Episode 10 Ujian masuk
12 Episode 11 Hari pertama kelas akademi
13 Episode 12 Perkenalan
14 Episode 13 Karma
15 Episode 14 Pertemuan kembali
16 Episode 15 Rasa hawatir
17 Episode 16 kecewa
18 Episode 17 Peringatan keras
19 Episode 18 Ketulusan
20 Episode 19 Dendam
21 Episode 20 Kembali pulang
22 Episode 21 Rasa bersalah
23 Episode 22 Bandit
24 episode 23 Tak tahu diri
25 Episode 24 Teror
26 Episode 25 Kembali ke akademi
27 Episode 26 Risiya
28 Episode 27 Serangan monster
29 Episode 28 Frost dragon lord
30 Episode 29 Pertemuan dengan para pahlawan
31 Episode 30 Curiga
32 episode 31 Pasukan penumpas
33 Episode 32 Dragon Lord yang sesungguhnya
34 Episode 33 Penguasa sebenarnya
35 Episode 34 Risiya dan Rui
36 Episode 35 Kroco banyak tingkah
37 Episode 36 Kaisar tunduk di depan pahlawan
38 Episode 37 Kebenaran identitas pahlawan
39 Episode 38 Putri yang hilang
40 Episode 39 Misi penyelamatan putri
41 Episode 40 Para sekutu iblis
42 Episode 41 Pertempuran Rui dengan iblis tingkat tinggi
43 Episode 42 Duke penghianat
44 Episode 43 Uji coba senjata pahlawan
45 Episode 44 Misteri darah iblis
46 Episode 45 Putri dan masa lalu Rui
47 Pesan author
48 Episode 46 Kejadian Sebenarnya
49 Episode 47 Kekasih yang terpisah
50 Epidose 48 Tragedi kekaisaran
51 Episode 49 Pemimpin menara sihir
52 Epidode 50 Pahlawan arogan
53 Episode 51 Pedang suci Rignit yang sebenarnya
54 Episode 52 Menuju akademi sihir
55 Episode 53 Kematian Eizan
56 Episode 54 Mantan Jendral Dracule
57 Episode 55 Cerberus
58 Episode 56 Pertarungan dua Saudari
59 Episode 57 Tombak Kerakusan
60 Episode 58 Siapa yang dulu kalian hina
61 Episode 59 Warga arogan yang memandang rendah Rui dahulu
62 Episode 60 Kasih sayang seorang ibu
63 Episode 61 Peresmian pahlawan
64 Episode 62 Fitnah
65 Episode 63 Aziel dan Rui
66 Episode 64 Arti keluarga
67 Episode 65 Manusia dan penjahat
68 Episode 66 Cinta pertama
69 Episode 67 Para Raja naga
70 Episode 68 Evolusi naga badai
71 Episode 69 Misi khusus
72 Episode 70 Shiromi dan Kuromi
73 Episode 71 Dark elf
74 Episode 72 4 pilar kerajaan elf
75 Episode 73 Rui vs Horn
76 Episode 74 Pertemuan mengharukan para keluarga elf
77 Episode 75 Pahlawan terpilih
78 Episode 76 Serangan Orc
79 Episode 77 High Orc
80 Episode 78 Ancaman mendekat
81 Episode 79 Pasukan tempur tiba di medan perang
82 Episode 80 Bentrokan pasukan
83 Episode 81 Jirniv dan General Orc
84 Episode 82 Ras peri
85 Episode 83 Warior vs Pilar
86 Episode 84 Lepas kendali
87 Episode 85 Naga badai Terada
88 Episode 86 Titan pemusnah naga
89 Episode 87 Amarah raja naga api
90 Episode 88 Raja musim dingin
91 Episode 89 Pedang pembantai ras peri
92 Episode 90 Para leluhur
93 Episode 91 Rahasia besar ras iblis
94 Episode 92 Penyesalan
95 Episode 93 Masa terpuruk
96 Episode 94 "Kabar buruk"
97 Episode 95 "Buku Rahasia Dunia"
98 Episode 96 "Cecilia"
99 Bab review
100 Bab Review
101 bab review beast vs elf
102 bab review
103 Pengumuman author
104 Bab review
105 bab review
106 Bab review
107 Bab review
108 Season 1 selesai
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Episode 0
2
Episode 1 Reingkarnasi
3
Episode 2 Guru sihir
4
Episode 3 Awal tragedi
5
Episode 4 Kehancuran rumah tangga
6
Episode 5 Terpuruk
7
Episode 6 Menemukan tujuan baru
8
Episode 7 Mana yang berbeda
9
Episode 8 Mencoba
10
Episode 9 Keberangkatan ke akademi
11
Episode 10 Ujian masuk
12
Episode 11 Hari pertama kelas akademi
13
Episode 12 Perkenalan
14
Episode 13 Karma
15
Episode 14 Pertemuan kembali
16
Episode 15 Rasa hawatir
17
Episode 16 kecewa
18
Episode 17 Peringatan keras
19
Episode 18 Ketulusan
20
Episode 19 Dendam
21
Episode 20 Kembali pulang
22
Episode 21 Rasa bersalah
23
Episode 22 Bandit
24
episode 23 Tak tahu diri
25
Episode 24 Teror
26
Episode 25 Kembali ke akademi
27
Episode 26 Risiya
28
Episode 27 Serangan monster
29
Episode 28 Frost dragon lord
30
Episode 29 Pertemuan dengan para pahlawan
31
Episode 30 Curiga
32
episode 31 Pasukan penumpas
33
Episode 32 Dragon Lord yang sesungguhnya
34
Episode 33 Penguasa sebenarnya
35
Episode 34 Risiya dan Rui
36
Episode 35 Kroco banyak tingkah
37
Episode 36 Kaisar tunduk di depan pahlawan
38
Episode 37 Kebenaran identitas pahlawan
39
Episode 38 Putri yang hilang
40
Episode 39 Misi penyelamatan putri
41
Episode 40 Para sekutu iblis
42
Episode 41 Pertempuran Rui dengan iblis tingkat tinggi
43
Episode 42 Duke penghianat
44
Episode 43 Uji coba senjata pahlawan
45
Episode 44 Misteri darah iblis
46
Episode 45 Putri dan masa lalu Rui
47
Pesan author
48
Episode 46 Kejadian Sebenarnya
49
Episode 47 Kekasih yang terpisah
50
Epidose 48 Tragedi kekaisaran
51
Episode 49 Pemimpin menara sihir
52
Epidode 50 Pahlawan arogan
53
Episode 51 Pedang suci Rignit yang sebenarnya
54
Episode 52 Menuju akademi sihir
55
Episode 53 Kematian Eizan
56
Episode 54 Mantan Jendral Dracule
57
Episode 55 Cerberus
58
Episode 56 Pertarungan dua Saudari
59
Episode 57 Tombak Kerakusan
60
Episode 58 Siapa yang dulu kalian hina
61
Episode 59 Warga arogan yang memandang rendah Rui dahulu
62
Episode 60 Kasih sayang seorang ibu
63
Episode 61 Peresmian pahlawan
64
Episode 62 Fitnah
65
Episode 63 Aziel dan Rui
66
Episode 64 Arti keluarga
67
Episode 65 Manusia dan penjahat
68
Episode 66 Cinta pertama
69
Episode 67 Para Raja naga
70
Episode 68 Evolusi naga badai
71
Episode 69 Misi khusus
72
Episode 70 Shiromi dan Kuromi
73
Episode 71 Dark elf
74
Episode 72 4 pilar kerajaan elf
75
Episode 73 Rui vs Horn
76
Episode 74 Pertemuan mengharukan para keluarga elf
77
Episode 75 Pahlawan terpilih
78
Episode 76 Serangan Orc
79
Episode 77 High Orc
80
Episode 78 Ancaman mendekat
81
Episode 79 Pasukan tempur tiba di medan perang
82
Episode 80 Bentrokan pasukan
83
Episode 81 Jirniv dan General Orc
84
Episode 82 Ras peri
85
Episode 83 Warior vs Pilar
86
Episode 84 Lepas kendali
87
Episode 85 Naga badai Terada
88
Episode 86 Titan pemusnah naga
89
Episode 87 Amarah raja naga api
90
Episode 88 Raja musim dingin
91
Episode 89 Pedang pembantai ras peri
92
Episode 90 Para leluhur
93
Episode 91 Rahasia besar ras iblis
94
Episode 92 Penyesalan
95
Episode 93 Masa terpuruk
96
Episode 94 "Kabar buruk"
97
Episode 95 "Buku Rahasia Dunia"
98
Episode 96 "Cecilia"
99
Bab review
100
Bab Review
101
bab review beast vs elf
102
bab review
103
Pengumuman author
104
Bab review
105
bab review
106
Bab review
107
Bab review
108
Season 1 selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!