Karakter utama novel ini adalah Seorang Pengangguran yang Introvert atau lebih dikenal dengan sebutan Nolep bernama Romi. Romi terlahir di keluarga yang kaya raya dan berprestasi.
Namun malang bagi Romi. Karena dirinya tidak mampu memenuhi ekspetasi ayahnya, keluarganya mengambil keputusan untuk memutus hubungan mereka dengan Romi, dikarenakan dirinya di anggap sebagai anak gagal dan hanya menjadi aib bagi keluarganya.
Namun, walaupun di timpa begitu banyak kemalangan dalam hidupnya, hal itu tidak membuat dirinya menyerah dalam menjalani hidupnya. Romi senantiasa sabar dan tabah menjalani semua itu karena dirinya masih memiliki sosok gadis yang selalu mendukungnya di kala dia dalam posisi terendah dalam hidupnya.
Karena kebaikan dan ketulusan kasih sayang dari wanita itulah yang menjadi kekuatannya sehingga dirinya bisa tetap bertahan dalam menghadapi segala cobaan dan kemalangan yang menimpa dirinya.
Namun seseorang yang menjadi satu-satunya penopang dalam hidupnya itu menghianati dirinya. Suatu hari, dirinya merasakan ada kejanggalan pada tingkah laku pacarnya tersebut.
Selama seharian penuh, Romi merasakan kalau pacarnya tiba-tiba menghindarinya. Ponselnya tidak bisa di hubungi dan dia tidak pernah bertemu dengannya di kampusnya seolah-olah wanita itu sengaja menghindari Romi.
Kecurigaannya semakin membesar ketika teman-teman gadis itu mengatakan kalau pacarnya Rui pergi jalan-jalan bersama mantan pacarnya yang baru pulang dari luar negri. Namun dia masih mempercayai bahwa pacarnya tidak mungkin menghianatinya dan mengatakan kalau ucapan teman-temannya itu hanya omong kosong.
Namun karena merasa gelisah karena dirinya masih belum mendapatkan kabar dari gadis itu, Romi berinsiatif pergi ke apartement milik gadis itu. Dari pintu gerbang apartement dia melihat pintu apartement milik pacarnya yang berada di lantai dua sedang terbuka. Dia merasa bersyukur karena pacarnya berada di sana.
Namun tiba-tiba, dirinya terdiam dan tubuhnya mati rasa ketika melihat pacar yang sangat di cintainya di cium di depan mata kepalanya sendiri. Bagaikan di sambar Petir, hati Romi langsung hancur seketika melihat penghianatan itu.
Wajahnya pucat, bibirnya bergetar hebat ingin berteriak sekeras mungkin, namun ia langsung menahan mulutnya dengan telapak tangannya sendiri lalu berlari meninggalkan tempat itu. Dirinya bahkan tidak menyadari tangannya berdarah karena menahan mulutnya yang ingin meluapkan rasa amarah dan sakit hatinya.
Lalu hujan turun dengan lebatnya. Dirinya terus berjalan di bawah derasnya hujan dengan terus meratapi nasibnya. Dengan wajah lesu dan tatapan kosong ia menatap ke arah sungai di bawah jembatan tempat ia berdiri.
Karena sudah tidak bisa menahan penderitaan dan rasa sakit yang ia alami, air matanya mengalir membasahi wajahnya.
"Mengapa ini semua harus terjadi padaku?"
"Mengapa?"
"Apa salahku?"
"Dosa apa yang pernah aku lakukan semasa hidupku hingga tuhan sebenci ini padaku"
"Bahkan satu-satunya orang yang kumilki tega menghianatiku"
Dengan tangisan dan wajah yang di penuhi amarah ia berteriak.
"Tuhaaaaan... apa yang kau inginkan dariku?"
"Apa tidak cukup bagimu mengambil keluargaku dan kini kau mengambil satu-satunya wanita yang aku cintai?"
"Apa kau sedang tertawa melihat penderitaan yang aku alami ini"
"Apakah penderitaanku ini menjadi hiburan untukmu?"
Romi berteriak sekuat tenaganya hingga nafasnya hampir habis.
Lalu dengan tangisan yang pilu dan suara yang lirih ia bersujud menangis di atas jembatan itu.
"Seseorang... tolong beritahu aku, apa yang harus aku lakukan?"
"Kumohon, siapapun itu"
"Aku benar-benar sudah lelah, aku pasrah, aku hanya ingin hidup seperti kehidupan orang normal, apakah itu terlalu berat untuk di kabulkan?" gumamnya dengan tangisan yang pilu.
Selama berjam-jam, ia terus menangis di tengah derasnya air hujan dan malam yang gelap gulita tersebut hingga suaranya sudah tak terdengar lagi.
Lalu tiba-tiba ponselnya berdering. Ketika ia melihat nomor yang menghubunginya adalah milik pacarnya, wajah Romi langsung berubah menjadi amarah dan dengan sekuat tenaganya melempar ponselnya ke sungai di bawah jembatan tersebut.
Lalu dengan tatapan kosong, ia melangkah pulang dan hari itu ia langsung membawa seluruh harta dan beberapa baju miliknya lalu pindah ke apartement lain yang jauh dari tempat tinggal lamanya tanpa meninggalkan pesan dan memberitahu siapapun.
Sejak saat itulah dia menjadi penyendiri dan hanya mengurung diri di kamar apartementnya. Beberapa kali dirinya berniat ingin mengakhiri hidupnya namun ia masih mengingat bahwa bunuh diri tidak akan memberikan apa-apa pada dirinya dan hanya akan menambah dosa-dosanya.
...~~...
Dua tahun kemudian di dalam sebuah apartement, tampak sosok Rui yang sudah lusuh dengan tubuh yang kurus karena dia tidak merawat dirinya dengan benar.
..."Defeat"...
Suara pertanda game di ponselnya sudah berakhir. Romi beranjak bangun dari kursinya dan memperhatikan sekitarnya.
"Hah, sial aku kalah lagi gara-gara timku beban" gerutu Rui sambil melempar ponselnya ke arah tempat tidur.
Lalu dia melihat ke arah jam di dinding kamarnya yang sudah menunjukkan Pukul 04:35 pagi.
"Ah sial... sudah jam segini, aku harus cepat membuang sampah-sampah ini sebelum pemilik apartemen datang dan mulai mengomeliku lagi." gumamnya sambil memasukkan sampah yang berserakan di kamarnya ke kantung sampah.
Ketika akan menuruni tangga, ia tidak sengaja melihat seorang pria keluar dari kamar tetangga wanita di sebelahnya.
Tanpa menyapanya pria itu hanya lewat di depan Romi yang sedang membawa kantung sampah di tangannya. Sejenak Romi langsung teringat dengan saat-saat dia masih bersama pacarnya yang dulu.
Namun mukanya langsung terlihat kesal, ketika mengingat kejadian yang sama waktu dia melihat seorang pria keluar dari apartemen pacarnya.
Sejak saat itu dia menjadi pengurung diri di kamar dan hanya menikmati hidupnya dengan bermain game. Namun ingatan itu langsung buyar ketika dirinya di panggil oleh tetangga wanitanya itu.
"Romi, selamat pagi."
"Ah selamat pagi juga mbak Julia."
"Apa yang kau lakukan pagi-pagi begini?" "Jangan bilang kalau kau mau joging atau hal lain semacam itu bukan? Itu benar-benar tidak seperti dirimu."
Tanya Julia dengan maksud bercanda di pagi buta itu.
"Hahaha, tidak mbak julia, aku cuma mau membuang sampah-sampah ini.
"Oh kebetulan sekali, apakah kau tidak keberatan membuang sampahku juga. Aku juga sempat kena omel oleh ibu kos kemarin hehe."
"Tentu... taruh saja di depan kamarmu, nanti aku ambil setelah aku membuang ini."
"Wahh, terima kasih banyak Romi"
Lalu Romi langsung turun menuruni tangga. Namun karna dirinya masih dalam keadaan tubuh yang letih dan dalam kondisi mengantuk, dia berjalan sempoyongan hingga dia terpeleset dan jatuh dari tangga. Kepalanya terbentur hingga darah berceceran di sekitarnya.
"Hah, sakiit ! Aku kedinginan ! Apa aku terjatuh? Apa aku akan mati ?"
"Mati jatuh dari tangga terdengar sangat menyedihkan."
"Tapi yah, tidak terlalu buruk untuk orang yang sudah tidak memiliki tujuan hidup sepertiku. Selamat tinggal mbaq Julia, maaf aku tidak bisa membuang sampahmu" ucap Romi di sela-sela dia menututp matanya.
Julia heran kenapa Romi tidak kembali untuk mengambil sampahnya. Dia menatap ke arah apartemen Romi yang berada di atas tangga apartemennya namun tidak ada tanda-tanda kehadiran romi. Dengan raut wajah yang cemberut karna merasa di bohongi, dia berjalan membawa sampahnya untuk dia buang sendiri.
Namun ketika akan menuruni tangga, dia langsung teriak histeris melihat Romi yang bersimbah darah tergeletak tak bernyawa di bawah tangga.
...~~~...
Ketika Romi membuka matanya. Dia benar-benar terkejut dengan apa yang ia lihat. Romi merasa sangat asing dengan langit-langit rumah yang sama sekali tidak pernah dia lihat sebelumnya.
Romi Berusaha menggerakkan badan untuk melihat sekitar namun dia tetap tidak bisa bangun. Merasakan keadaan itu dia mulai panik dan kebingungan.
"Hah, dimana ini? bukankah aku barusan terjatuh dari tangga?"
"Lalu sekarang aku berada di mana?"
"Ini tidak terlihat seperti rumah sakit"
" kenapa aku tidak bisa bicara, kenapa tubuhku tidak bisa digerakkan?"
"Tolong siapapun, ada apa dengan diriku, siapapun tolong aku." Teriaknya tapi itu terdengar sebagai tangisan suara bayi yang menangis.
"Astaga Rui, kau sudah bangun. Apakah kau takut sendirian. Maaf ya, ibu tadi ke kamar mandi. Kemana kakakmu yang seharusnya menjagamu."
Ucap seorang wanita dengan lembut sambil menggendongnya.
"Siapa wanita ini, aku tidak mengenalnya, aku tidak mengerti apa yang dia katakan dan kenapa aku tidak bisa bicara dengan benar, kenapa tubuhku tidak bisa aku gerakkan."
Wanita itu adalah Julia, ibunya di kehidupan ini.
"Hahaha anak kebangganku takut sendirian rupanya. Aku tidak sabar melihat kau tumbuh dewasa menjadi orang hebat yang akan membanggakan keluarga ini" ucap baron August.
Suara itu berasal dari seorang Pria yang tertawa melihat tangisan bayi itu, dia adalah Baron August Aubert sekaligus ayahnya.
Mendengar hal itu dari suaminya, Julia menjadi sedikit tidak suka karena yang dia inginkan hanya agar anaknya bisa hidup dengan bahagia.
Julia membalas perkataan suaminya dengan cemberut.
"Aku malah ingin dia lebih menikmati masa kecilnya dengan bahagia tanpa memikirkan beban dan tanggung jawab seorang Aubert."
"Hahaha iya, maaf-maaf, aku hanya kegirangan melihat anak laki-laki kita yang diberkahi mana sejak lahir dan seperti apa dia nantinya."
Seketika pintu kamar terbuka dan gadis kecil yang baru berumur 3 tahun masuk ke ruangan itu.
"Ibuuu, apakah Rui sudah bangun" ucap gadis kecil itu berlari masuk.
"Wahh, imut sekali kau Rui. Bolehkah aku menggendongnya, kumohon?" tanya gadis kecil itu dengan muka memelas.
"Karin , Ibu kan sudah bilang, kamu belum bisa melakukan itu. Adikmu baru satu tahun dan tubuhnya masih sangat rapuh. kalau sampai jatuh, pasti akan sangat buruk buat adikmu."
Mendengar hal itu, gadis kecil itu menjadi cemberut dan mengurungkan niatnya menggendong adiknya.
"Jadi kapan aku bisa menggendong adikku?."
"Hemm, kalau kamu sudah bisa memakan semua jenis sayur yang tidak kamu suka, mungkin ibu akan mempertimbangkan kamu sebagai seorang kakak." Jawab Julia sambil tersenyum.
Mendengar ucapan ibunya gadis kecil itu menjadi kesal dan menangis.
"Iiihhh, ibu curang."
Seketika ruangan itu di penuhi tawa ibu dan ayahnya yang melihat tingkah laku Karin.
...Bersambung...!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
azizan zizan
woi Thor Romi apa rui sih mcnya..jadi pening loh yang mana satu nama watak mc..???!?!??!🤔🤔
2024-02-21
0
pawang hujan
pasti mobile legend gamenya
2022-11-02
1
Lanz D Kenzy
waduh, game apakah itu?
2022-10-30
3