Setelah berlatih dan terus berlatih aku akhirnya mampu menguasai manaku sepenuhnya.
Aku bisa mengendalikan mana seperti yang aku inginkan. Juga percepatan perpindahanku kini sudah semakin cepat setelah aku menyelubungi tubuhku dengan mana.
Reaksi antar manaku sudah aku atur sedemikian rupa. Hanya tinggal melatih lemparan dan tebasan dari belatiku. Aku merasa tidak akan kalah melawan siapapun di akademi sihir dalam pertarungan 1 vs 1.
Walaupun belati sihir bisa memotong zirah besi seperti mentega, tapi tetap saja tubuhku tidak bisa mengimbangi kemampuan manaku.
Akhir-akhir ini ketika aku mencoba menggunakan manaku dalam kekuatan penuhnya, aku hanya bisa menggunakannya selama 5 menit dan akhirnya mati rasa dan tidak bisa bergerak cukup lama. Karena ketika berpindah terus menerus aku sesekali harus berhenti sejenak untuk mengambil nafas.
Mungkin memang sangat efisien untuk membunuh namun jika dalam pertarungan jangka panjang, maka sudah di pastikan aku akan kwalahan.
Jadi aku akan melatih fisikku, mental dan staminaku di akademi, karna besok adalah hari pertamaku di akademi sihir dimulai.
Disaat makan malam, ibuku tiba-tiba berhenti memakan hidangannya dan beralih bertanya kepadaku.
"Rui, apakah kau benar-benar akan ke akademi besok" tanya ibuku.
"Tentu ibu. Bukannya kita sudah membahas ini dari jauh hari. Usiaku juga sudah mencukupi untuk memasuki akademi, ibu tidak perlu hawatir, aku bisa menjaga diriku sendiri" jawabku.
"Bukan itu maksud ibu" ucap ibuku mengerutkan dahinya.
"Lalu apa bu?"
Ibuku menarik nafas dan menatapku dengan wajah cemberut. Kakek dan nenek sepertinya sudah mengetahui maksud ibuku dan hanya menghela nafas melihat putri mereka.
"Rasanya baru kemarin saat kau selalu menangis ketika kau tidak melihatku di sampingmu. Namun sekarang kau malah akan pergi meninggalkanku" gerutu ibuku yang mengeluh padaku.
"Eeeeeeh... jika ibu membahas itu sekarang, rasanya sedikit memalukan" ucapku dengan wajah memerah menahan malu.
Aku benar-benar bingung bagaimana menanggapi ibuku yang moodnya sedang buruk.
"Kau tau, ibu pasti akan kesepian disini. Kau disana hingga 6 tahun, apakah kau tega membiarkan ibumu ini kesepian disini. Lagi pula ini karena aku benar-benar khawatir denganmu"
"Aaa_aku pasti akan pulang di sela-sela waktu luangku. Aku janji padamu ibu. Juga ada kakak Karin dan paman disana, jadi ibu tidak perlu khawatir tentangku" ucapanku membuat kakek dan ibuku terkejut.
"Hah... Rui, jadi kau belum mengetahui dimana pamanmu sekarang?" tanya kakekku.
"Maksud kakek" tanyaku balik.
"Pamanmu bekerja di Akademi barat, sedangkan kau akan menjadi murid di Akademi timur " jawab kakekku.
"Haaaaaaah... kenpa paman harus disana dan kenapa dia tidak memberitahukannya padaku sebelumnya" tanyaku kaget.
"Kau tau kan dia selalu begitu, aku kira dia sudah menceritakannya padamu, dia memang sering lupa hal-hal seperti itu" ucap nenekku.
Mendengar hal itu ibuku riang kembali.
"Eheeem, karna Rui sudah tidak bersemangat lagi, bagaimna kalau masuk akademinya dibatalkan saja atau di tunda hingga tahun depan. Lagi pula siapa orang bodoh yang menyuruh seorang anak berpisah dari ibunya" ucap ibuku dengan riang.
"Tidak, itu tidak boleh. kenapa kau mengatakan hal konyol seperti itu."
Ibuku kembali cemberut dan melihat kakek dengan tatapan kesal, namun kakek tetap pada pendiriannya.
"Dia adalah seorang bangsawan dan bangsawan diwajibkan hadir untuk menuntut ilmu di Akdemi. Ini juga penting untuk masa depan Rui" ucap kakekku dengan tegas.
Lalu menatapku dan meyakinkan diriku.
"Rui cucuku... aku tau kehidupanmu di akademi akan sangat berat. Namun kau harus kuat menghadapinya demi masa depanmu" ucap kakekku dengan lembut.
Mendengar hal itu aku semakin membulatkan tekatku untuk menghadiri Akademi.
"Tentu saja kakek. Pesanmu akan selalu aku ingat"
Ibuku yang menyaksikan kami, berhenti cemberut dan memelukku.
"Huaaaa, Ruiiiiiii" ibuku mulai menangis.
"Kau benar-benar seperti anak kecil. Kenapa cuma kau di sini yang tidak bisa bersikap dewasa" keluh kakekku.
"Hahaha sudahlah bu, aku akan sering pulang dan mengajak kakak untuk menemui ibu. Aku juga pasti akan sangat kesepian karna jauh dari ibu. Lagi pula, bukankah ibu juga sangat ingin bertemu kakak?" ucapku dengan maksud menghibur ibuku yang sedang bersedih.
"Hemm, ya sudahlah kalau Rui berkata seperti itu. Titipkan salamku untuk kakakmu dan bawa dia kesini nanti , kau harus janji dan ingat itu."
"Oh iya kudengar di akademi, temanku Yolan bekerja di sana, kalau kau bilang aku ibumu dia pasti akan membantumu" jawab ibuku kembali riang.
"Iya, iya ibu. Aku akan mendengar pesanmu, kakak pasti juga sangat merindukan ibu"
"Namun untuk pesan ibu yang terakhir sepertinya aku tidak terlalu membutuhkan orang lain untuk membantuku" gumamku dalam hati.
Lalu nenekku mendekat dan mengusap kepala ibuku sambil menghela napas.
"Dasar kau, bukannya kau sudah menjadi seorang ibu sekarang, seharusnya kau berhenti bertingkah kekanak-kanakan seperti ini. Lagipula pesan harusnya disampaikan ketika akan berangkat besok bukan?"
"Dasar gadis bodoh"ucap nenekku tersenyum.
Setelah itu aku kembali ke kamarku untuk tidur. Aku menatap ke arah langit dan memikirkan segala hal yang bisa saja akan menimpaku di akdemi. Namun apapun masalah yang akan datang, hal itu tidak akan membuatku gentar dan membuat siapapun yang menghalangi jalanku menyesal dengan perbuatan mereka.
Keesokan paginya, kereta kuda yang akan mengantarkanku ke akademi sampai.
Aku berpamitan kepada seluruh keluargaku dan memeluk ibuku sebagai salam perpisahan. Namun ibuku malah tidak mau melepas pelukannya.
"Tidaaaak... Rui tidak boleh pergi, kalau Rui pergi aku harus ikut ke akademi" ucap mulai merengek lagi.
"Jangan bicara yang tidak-tidak julia, kamu sudah dewasa berhenti bertingkah seperti anak-anak " jawab kakekku.
"Hahaha, nenek jadi teringat dengan kejadian dulu waktu kakekmu menangis seperti ini saat Julia akan pergi ke akademi" ucap nenekku tersenyum.
"Apa yang kau katakan, aku tidak menangis sampai seperti itu" jawab kakek ku malu-malu.
"Ibu aku mohon ,jangan seperti ini, aku juga sebenarnya sangat berat untuk berpisah dari ibu. Tapi ini sudah menjadi kewajibanku, mohon mengertilah" ucapku untuk menenangkan ibuku.
"Kau dengar apa yang di ucapkan anakmu bukan?, aku bingung siapa yang sebenarnya orang dewasa disini " ucap nenekku.
"Hiks...hiks.. baiklah, baiklah aku paham " gerutu ibuku.
"Kalau begitu semoga kau bisa bersenang-senang di akademi, jangan lupa untuk makan teratur, jangan bergaul dengan teman yang buruk dan ingat kau harus melindungi kakakmu disana" jawab ibuku dengan masih tersedu-sedu menahan tangisnya.
"Iya ibu, kalau begitu aku pamit dulu, sampai jumpa kakek, nenek dan sampai jumpa lagi ibu"
Saat itu aku mencium pipi ibuku dan masuk ke Kereta lalu aku akhirnya berangkat. Aku yang menoleh ke belakang masih melihat ibuku yang terus memandangi kereta yang membawaku hingga lepas dari pandangannya.
Akhirnya saat yang aku nanti-nantikan yaitu hari-hariku di akademi sihir dimulai. Hal itu benar-benar membuatku bersemangat
...Bersambung...!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Mommy QieS
Gift mawar untuk mu Rui, semangat di akademinya🌹😊💪
2022-10-17
0
pensi
udah aku favoritkan kembali 🙏🙏
2022-09-22
2
tintakering
semangat belajarnya rui
2022-08-22
1