Aku bermalam di temani kepala pelayan kami di sebuah penginapan di dekat lokasi akademi berada, karena ujian masuk akademi akan dimulai esok hari.
Lalu hari itu akhirnya tiba. Aku melangkahkan kakiku memasuki gerbang akademi dan melihat tentang ujiannya. Ujiannya hanyalah ujian tertulis karna sihir akan resmi dipelajari ketika sudah resmi menjadi murid di akademi.
Aku berbaris bersama puluhan siswa tahun pertama yang akan mengikuti ujian masuk hari ini.
Tapi seperti yang sudah aku perkirakan, tatapan-tatapan tajam yang di arahkan padaku sangat jelas aku rasakan walaupun aku tidak melihat mereka secara langsung.
Lalu, tiba-tiba datanglah seorang anak laki-laki berjalan ke arahku dan berdiri di hadapanku.
"Wah,wah,waaah. Siapa orang yang sedang di hadapanku ini,, bukankah ini adalah seorang anak laki-laki yang sedang terkenal itu?"
"Apa yang di lakukan aib bangsawan yang tidak bisa menggunakan sihir sama sekali disini. Apakah kau tersesat hingga nyasar hingga ke tempat ini" ucapnya sambil melihat ku dengan tatapan angkuhnya.
Aku hanya diam mendengar ucapannya, para calon siswa yang lain mulai senyum-senyum mendengar bocah itu bicara semaunya.
Aku tidak perduli dengan ucapan anak ini, karna aku yang merasa dewasa tidak akan terpancing dengan provokasi bodoh itu.
"Apa kau tuli, jawablah jika ada orang yang bertanya padamu bocah bodoh. Apakah orang tuamu tidak mengajarimu sopa-santun" Tanyanya mulai emosi.
Mendengar hal itu membuatku sedikit kesal. Namun aku tetap menahannya karena aku tidak ingin membuat masalah di hari pertamaku.
"Cih... kau bicara padaku?" dia terlihat bingung karena ucapanku.
"Ohhh, maafkan aku. Aku pikir kau sedang membicarakan dirimu sendiri" jawabku sambil senyum sinis.
Mendengar hal itu, para murid tertawa dan membuat bocah yang di dapanku sangat marah.
"Beraninya kau menghinaku ! apa kau sudah bosan hidup pecundang !" dia mulai marah dan memegang kerah bajuku.
"Hei kalian yang disana berhenti main-main " perintah profesor yang menghentikan bocah itu.
Dia lalu melepaskan kerah bajuku dan menjauh dariku.
" Lihat saja kau, kau tidak akan tenang di akademi ini." ancamnya sambil pergi ke barisan depan dengan wajah merah yang masih dipenuhi emosi..
Para profesor mulai ceramah tentang kegiatan akademi dan aktifitas yang akan kami lakukan selama 6 tahun di akademi. Lalu setelah selesai dia menyuruh kami masuk ke ruangan ujian.
"Baiklah sekarang kalian semua akan masuk ke gedung tempat ujian tertulis berlangsung" ucap profesor itu.
Kami semua segera pergi ke ruang tempat ujian tertulis di lakukan.
Kami mengerjakan ujian selama 1 jam dan pada sore hari hasil ujiannya akan keluar. Bagi orang yang lulus akan tetap berada di akademi dan tinggal di asrama mulai sekrang.
Bagi yang tidak lulus hanya bisa pasrah dan mencoba kembali tahun depan.
Aku melihat namaku berada di urutan ke 3 di ujian tertulis yang berarti aku lulus. Aku cukup heran dengan hasil ujian ini, karna selama ini aku hanya fokus mempelajari kemampuan manaku dan kurang waktu dalam belajar teori.
Sekitar setengah dari para peserta lulus ujian ini. Akupun melihat anak yang sombong itu tersenyum ke arahku karna melihatku berhasil lulus.
"Baiklah bagi peserta yang lolos, kalian akan pergi ke gedung pertama, disanalah kalian akan mulai tinggal bersama teman kamar kalian di akademi ini" ucap profesor yang mengawasi ujian kami.
Dalam 1 kamar, kami memilki 6 teman sekamar. Lalu kebetulan yang tak terduga bocah itu rupanya sekamar denganku. Sesaat setelah para profesor pergi dia dan 2 temannya menutup pintu dan mulai menggangguku lagi.
Aku heran kenapa setiap pembuly itu kebanyakan beranggotakan 3 orang. 1 ketua bersama 2 kacungnya.
Ada apa dengan 3 orang , apa yang spesial dari bertiga. Kenapa meraka harus bertiga pikiranku dipenuhi hal konyol tersebut.
"Menyingkir dari sini" ucapnya menyuruh anak yang lain pergi.
Lalu dia menghampiriku.
"Hei bocah gila, apa lupa dengan perkataanmu padaku di aula pertemuan. Jangan harap aku akan melepasmu walaupun kau menangis meninta ampun! " ucapnya dengan raut wajah penuh emosi.
"Santai kawan, bukankah kau yang mengatakan omong kosong?" jawabku sambil senyum.
"Beraninya kau" ucapnya sambil melayangkan tinjunya padaku.
Aku menghindar dan meninju perutnya hingga dia berlutut.
Teman-temannya yang lain mulai menyerangku tapi berakhir sama dengan ketua meraka yang meringkuk di lantai.
"Beraninya kau melakukan ini padaku" ucapnya yang meringkuk di lantai sambil memegang perutnya.
Tanpa memperdulikan perkataannya, aku menendang wajahnya hingga memar.
"Tu_tung..." "Duar" kakiku menghantam kepalanya hingga kini mulutnya di di penuhi oleh darah.
Aku mendekatinya dan menendang kembali perutnya lalu menginjak kepalanya hingga menempel di lantai.
"Hiiii" wajah anak-anak yang melihat itu menjadi merinding ketakutan.
"Berani? memangnya kenapa aku harus takut pada bocah kurang ajar dan sombong seprtimu. Anak yang cuma banyak bicara namun tidak punya kemampuan apa-apa sepertimu. Jika tidak mengingat peraturan akademi yang akan merepotkanku, lidahmu sudah ku potong-potong dan ku lempar ke aula latihan agar disaksikan murid-murid bodoh yang lainnya" jawabku dengan tatapan mengancam.
"Kau, berani-beraninya melakukan ini ke bangsawan yang pangkatnya lebih tinggi darimu, jika tidak ada penghalang sihir di asrama ini kau sudah ku bakar menjadi abu. Tunggu saja pembalasanku. Aku akan membuatmu membayar ini semua berkali-kali lipat " teriaknya sambil masih meringkuk di lantai.
"Ayo teruskan perkataan sombongmu dan terus provokasi diriku dan sebentar lagi benda ini akan menembus tenggorokanmu" ucapku sambil mengarahkan belati sihirku ke lehernya.
Dia terdiam melihat benda yang di lehernya.
"Apa ini, apakah ini belati, kenapa bercahaya dan terasa panas" ucapnya terkejut.
"Entahlah, kenapa aku harus menjawab pertanyaanmu, bukankah kau ingin memanggangku? Ayo coba lakukan itu, aku penasaran apakah sihirmu akan memanggangku atau belati ini yang duluan menembus tenggorkanmu" ucapku sambil tertawa.
Dia yang merasakan belati itu yang sudah menempel di lehernya sudah mulai menyayat lehernya langsung ketakutan setengah mati.
"Maafkan aku, aku yang salah jangan lakukan itu kumohon" jawabnya mulai ketakutan.
"Kenapa aku harus mendengarkanmu, ayolah bukannya kau tadi mengatakan hal-hal yang buruk tentangku dan akan melenyapkanku? kemana perginya wajah aroganmu tadi" ucapku yang semakin menekan belatiku.
kedua anak yang bersama kami di dalam kamar itu, tidak bisa berkata apa-apa dan hanya melihat dengan ketakutan.
"Aku minta maaf, kumohon, aku akan melakukan apapun untukmu. Aku Mohon jangan sakiti aku, akulah yang salah, akulah yang bodoh" ucapnya mulai menangis ketakutan.
Bahkan dia sudah mengencingi celananya sendiri.
"Dasar menjijikan" ucapku yang melihat hal itu.
"Kasihanilah aku. Aku benar-benar tidak akan membuatmu tersinggung lagi. Ibuku... Ibuku pasti akan menangis ketika mendengarku terluka" ucapnya sambil menangis menyesal.
Setelah mendengar itu, aku kembali mengubah belati itu menjadi mana dan menyerapnya kembali ke tubuhku.
Sebenarnya aku hanya sedang menguji apakah penghalang sihir akan berefek sama pada mana penyihir biasa dan manaku, namun ternyata firasatku benar.
Penghalang sihir tidak dapat menyerap mana yang aku keluarkan.
Cara penghalang sihir bekerja memang dengan merusak reaksi mana yang akan berubah menjadi sihir dan menyerapnya ke batu khusus penghalang sihir.
Tapi tidak dengan manaku, manaku yang lebih kental tidak bisa di uraikan bahkan dengan penghalang sihir.
Bocah arogan yang sudah babak belur tersebut masih meringkuk di tanah dan tidak berani mengangkat kepalanya.
Begitulah caraku mendominasi kamar asramaku , lalu aku melarang orang yang terlibat dalam kejadian itu menceritakan kejadian ini pada siapapun.
Setelah mereka semua mengangguk. Aku menyembuhkan tenggorokan bocah itu dan luka lebam di wajahnya dengan skill terbaruku.
Mereka sangat terkejut namun tidak berani berkata apapun, apalagi bertanya padaku.
...Bersambung...!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Dani irwandi
makasih banyak kak bunganya. Kakak juga ttp semangat
2022-10-22
0
Mommy QieS
Amazinggggg... sekuntum gift mawar untuk mu Rui🌹
aku ingin kasih 3 kuntum. Namun, bunga yang bermekaran baru ada satu 😁
2022-10-22
1
Mommy QieS
hahaha... akhirnya ketakutan sendiri, sudah Rui. Lepaskan dia! semoga entu anak benar² kapok😁
2022-10-22
1