...!!!! PEMBERITAHUAN !!!!...
...!!!! Chapter selanjutnya akan diceritakan dari Sudut pandang Karakter Utama !!!!...
Aku dibawa ke taman oleh pamanku. Sebernarnya untuk mengisi waktu luangku dia berbicara ke kakek untuk membawaku ke lapangan latihan di belakang rumah. Tapi karna kakekku masih hawatir perihal apa yang terjadi dan berfikir bahwa aku masih trauma dengan hal-hal berbau sihir dia mengurungkan niatnya.
Sesampainya disana, pamanku memulai percakapan untuk merubah suasana karna aku cuma diam karna msih memikirkan kejadian kemarin.
" Hem, apa yang sebaiknya kita lakukan hari ini Rui " Tanya pamanku.
Namun aku hanya terdiam tanpa memikirkan apa-apa.
Pamanku mencoba berbagai cara agar membuatku bicara, namun aku masih saja takut mengharapkan sesuatu karena masih trauma dengan segala kegagalan yang selalu menimpa hidupku.
Lalu dengan lembut, paman memegang tanganku.
"Kalau kau menginginkan sesuatu, katakan saja, paman akan lakukan apapun untukmu"
"Ap\_apun?" bibirku masih gemetar dan tidak bisa berbicara dengan benar.
"Iya Rui apapun itu katakanlah" pamanku mulai riang mendengar suaraku. Karena seharian ini aku tidak pernah mau berbicara.
"Aku hanya ingin terbebas dari penderitaan ini" ucapku dengan tatapan kosong.
Paman Eliot yang mendengar itu kembali bersedih. Dirinya terlihat merasa bersalah karena belum bisa membuatku terlepas dari apa yang sudah aku alami.
"Aku... aku minta maaf. Paman tidak mampu berbuat apapun untuk itu" ucap pamanku.
"Namun, yang bisa membuatmu bangkit bukanlah orang lain, tapi dirimu sendir" jawab paman tegas.
"Di..ri..ku sen..di..ri?"
"Benar Rui, dengan keinginan dan kesungguhan hatimu, kau pasti bisa melakukan itu. Aku, ibumu dan orang-orang yang masih mencintaimu akan menjadi sandaran bagimu di saat kau lelah dalam hidupmu. Jika kau merasa hidup ini berat, bersandarlah pada kami. Kami akan selalu ada untuk dirimu dan selalu mengulurkan tangan demi bisa membuatmu bangkit kembali" dengan senyuman dan perkataannya yang tulus paman membuka kembali hatiku yang membeku.
Tidak aku sangka, ucapan yang selama ini selalu ingin aku dengar dari seseorang, keluar dari mulut pamanku. Air mataku mengalir karena rasa bahagia yang aku rasakan. Beban yang membelenggu diriku seperti terangkat hingga membuat bibirku yang kaku dan tidak mampu berbicara terasa kembali normal. Namun pamanku malah terkejut melihatku menangis.
"Ada apa Rui, apakah paman menyakiti hatimu. Maafkan aku, aku hanya berniat untu..."
"Tidak, tidak. Bukan seperti itu... Hanya saja, aku sudah sejak lama menunggu seseorang mengatakan hal itu padaku. Terima kasih, paman" ucapku dengan senyuman tulus yang belum pernah aku tunjukkan pada siapapun.
Entah karena rasa haru yang dirinya rasakan, pamanku langsung memelukku karena rasa bahagia di lubuk hatinya.
"Syukurlah...syukurlah Rui. Aku... aku benar-benar bahagia melihat senyumanmu lagi" ucap pamanku yang bahagia melihatku tersenyum kembali.
"Jadi, apakah kau mau mencoba latihan lagi?" tanya pamanku sambil melepas pelukannya.
"Apakah paman mau membantuku?" tanyaku.
"Tidak perlu kau bertanya. Aku pasti akan melakukan apapun untuk keponakan kesayanganku" jawabnya sambil mengusap rambutku.
"Kalau begitu, ajari aku sihir atau apapun yang bisa menaikkan kwalitas hidupku di masa depan" jawabku dengan penuh keseriusan.
Paman tersenyum melihat diriku yang kembali bersemangat.
"Kalau begitu baiklah, sebelum memulai latihan, apakah kau tahu tingkatan seorang penyihir?"
" Ya, aku pernah membacanya di buku. Kalau tingkatan untuk penyihir itu dibagi menjadi tahap Awal , Elite , Master, Grand Master, King dan Legenda" jawabku.
"Tepat sekali. Tingkatan seorang penyihir di berikan pada sebesar apa kapasitas mana di tubuh seseorang serta sebesar apa dampak kekuatannya."
"Saat ini, hanya 7 orang yang bisa sampai ke tingkat King di kekaisaran kita. " jawabnya dengan muka riang.
"Bagaimana dengan penyihir tingkat Legenda?" tanyaku lagi.
"Hemm, kalau itu ranah yang sudah di luar akal manusia, penyihir tingkat Legenda konon katanya petarung luar biasa yang mampu mengendalikan kekuatan makhluk agung seperti naga" ucap pamanku.
"Menurut catatan sejarah, penyihir langka tersebut pernah ada sekitar 500 tahun lalu. Dia adalah penyihir yang berasal dari negri elf dan menjadi salah satu dari ke 5 pahlawan. Lalu, menurut literatur kuno, pernah ada penyihir tingkat Mithical yang kebenarannya masih di ragukan" jawabnya dengan agak bangga dengan pengetahuannya sendiri.
"5 Pahlawan?" gumamku bingung.
" Ruii, apakah kau belum pernah mendengar Kisah 5 Pahlawan "
"Tidak, aku tidak pernah membaca tentang itu karena aku merasa tidak tertarik. Aku juga berfikir bahwa semua itu hanyalah dongeng belaka" jawabku.
"Salah satu pahlawan itu adalah orang yang memiki sihir yang sangat lemah, namun dia adalah orang yang paling disegani oleh Pahlawan lainnya. Karena kemampuan berpedangnya dan ketekunan hatinya ia mampu berdiri sejajar dengan para pahlawan lainnya. Jadi, entah kau berbakat atau tidak itu tidak penting. Hanya dengan kesungguhan hati dan kerja keraslah yang bisa membuatmu menjadi orang yang hebat" jawab paman dengan muka serius.
"Kemauan dan kerja keras ya?" tanyaku lagi.
" Iya, jangan pernah menyerah dalam hidupmu, perjuangkan apa yang penting bagimu, kau masih punya ibumu, kakakmu, aku, serta seluruh keluarga Count Wilsman yang akan selalu mendukungmu" ucap pamanku sambil mengelus kepalaku.
"Kalau begitu, Apakah paman bisa membantuku berlatih? " tanyaku penasaran.
" Ya tentu saja, kau tenang saja. Selama paman masih hidup, aku akan selalu ada untuk keponakan kesayanganku" jawabnya sambil mengusap kepalaku.
Aku yang mulai Termotivasi akhirnya mencoba bangkit dari keterpurukan ini. Kamipun lekas pergi ke tempat latihan. Ketika hendak sampai, kami berpapasan dengan kakekku.
"Wah Rui, apakah kau sudah baik-baik saja, kau sepertinya sudah tidak sedih lagi" tanya kakek ku yang merasa senang melihat wajahku sudah tidak lagi terlihat murung.
"Ahhh, sepertinya begitu, maaf sudah membuat kakek dan yang lainnya menghawatirkanku"
"Ohh, apa yang kau katakan cucuku, kau tidak perlu minta maaf begitu, kakek akan senang bila bisa melihatmu tersenyum lagi" jawab kakek ku sambil mengelus kepalaku.
"Ahh, ayah kami permisi dulu, kami akan pergi ke ruang latihan sekarang' kata pamanku menghentikan percakapan kami.
"Latihan?" tanya kakek ku kaget.
" Iya, ayah tidak perlu hawatir, mungkin Rui masih trauma dengan hal tentang sihir tapi aku yakin dia bisa bangkit lagi, lagi pula dia sendiri yang sudah bertekat untuk mulai latihan lagi"
Mendengar hal itu, kakek menjadi terharu dan memegang pundak pamanku.
"Terima kasih anakku, karna sudah membuat Rui lepas dari keterpurukannya" jawab kakekku terharu.
"Apa yang ayah katakan, dia keponakanku. Aku juga sangat menyayanginya jadi sudah seharusnya aku membantunya sebisaku" jawab pamanku sambil tersenyum.
Lalu kami memulai latihan kami, Kakekku langsung memberitahu kabar baik itu pada ibuku.
Setelah mendengar apa yang terjadi dari kakekku, ibuku kembali menangis memeluk ayahku, tapi bukan karna rasa bersedih lagi melainkan karna dia senang aku mencoba bangkit kembali.
Waktu beralih ke tempat kakakku berada, kakakku menjadi pendiam dan tidak berani mengatakan apapun tentang bertemu aku dan ibuku pada ayahku.
Walaupun ayah dalam keadaan setres tapi dia hanya melampiaskannya dengan minum alkohol tidak dengan menyakiti kakakku apalagi sampai main tangan kepadanya.
Sepertinya hanya aku yang tidak di anggap anak olehnya. Karna dia sangat menaruh harapan kepada kakakku di masa depan.
Karin menghabiskan waktunya hanya dengan berlatih sekeras yang ia bisa. Ketika melihat itu, ayahku mulai sadar, dia berhenti melakukan tindakan bodoh dan kembali melakukan tugasnya sebagai ayah dan sebagai seroang bangsawan.
Walau begitu dia masih enggan untuk membujuk ibuku untuk kembali karna dia masih tidak mau menerimaku sebagai anaknya. Dirinya masih yakin aku lahir dari perselingkuhan ibuku dengan orang biasa.
Walaupun Karin sudah berusaha keras agar ayahku mau menyatukan keluarga kami kembali, namun ayah masih ragu mengakuiku sebagai anaknya.
Karinpun menyerah dengan keegoisan ayahku dan hanya bisa pasrah dengan keadaan karena mulai tahun ini dia Berumur 16 tahun dan sudah harus menghadiri akademi untuk menjadi salah satu murid dan di wajibkan untuk tinggal di asrama pada tahun pertamanya.
...Bersambung...!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Mommy QieS
Mengsedih ya kak 😥😥
2022-10-12
0
Mommy QieS
Di novel ini aku belajar tentang sihir dari sisi yang berbeda, selama ini yang aku pahami hanyalah sihir dan guna² yang mistis itu, kak.😁
2022-10-12
0
💞Amie🍂🍃
gua ulek juga tuh bapak😈
2022-10-05
0