Aku terkejut dengan suara panggilan seorang gadis di belakangku. Ketika berbalik, ternyata dia gadis yang tadi.
"Oyyy..." sapanya.
"Ada apa, sekarang apa maumu?" ucapku jengkel.
"Hmmm, kau anak yang pemarah ya. Apakah aku melakukan hal yang salah?" tanya gadi itu.
"Aku tidak peduli hal itu dan akanku beri tahu satu hal, jangan terlalu mencampuri urusan orang lain" peringatku padanya dan langsung berbalik hendak pergi.
"Hei jangan begitu, aku melakukannya bukan karna menginginkan sesuatu darimu" jawabnya ramah sambil mencegahku pergi.
"Oh ya, maka jangan campuri urusanku karna hal buruk bisa terjadi padamu"
Jawabku kesal mengingat tatapan murid lain yang mulai jengkel karna dia selalu membelaku.
"Jangan terlalu serius begitu, aku tau kau hawatir padaku tapi aku bisa menjaga diriku sendiri."
"Datang dari mana rasa percaya diri gadis ini, apakah dia benar-benar sekuat itu" gumamku dalam hati.
"Ya terserah, lalu apa maumu" tanyaku lagi.
"Sebelum itu, perkenalkan namaku Ririna Consta, aku anak kedua dari viscount Rogue Consta"
Katanya sambil tersenyum manis padaku.
"Yah lalu"
"Apa perlu aku perkenalkan diri padamu karna aku cukup terkenal di akademi ini."
Jawabku dengan senyum sinis.
"Hei, aku tidak peduli apa yg orang lain katakan, aku ingin mengenalmu langsung dari apa yang kau katakan sendiri "
Jawabnya dengan muka serius.
"Sebaiknya kau urungkan niatmu itu. Kau tahu bukan, bagaimana cara diriku di perlakukan di akademi ini. Aku paling benci menyebabkan masalah pada hidup orang lain. Lagi pula, aku hanya pecundang dan tidak ada untungnya bagimu mengenalku" jawabku yang berjalan menjauh.
Ririna kembali menghadangku.
"Astagaa, kenapa kau sangat dingin padaku. Aku hanya mencoba berteman baik denganmu. Lagi pula aku tidak pernah salah menilai orang dan aku belum pernah merasa begitu tertarik pada seseorang seperti ini" ucapnya dengan wajah serius.
Aku akhirnya menyerah, meladeni wanita keras kepala seperti dirinya sangatlah membuatku lelah sendiri.
"Yah, baiklah, baiklah. Namaku Rui Aubert putra dari Julia barnet, putri dari count Moris barnet"
"Hemm, kau pasti punya alasan sendiri tidak mau menyebutkan siapa ayahmu. Yah, aku hargai itu, kalau kau punya waktu mungkin aku bisa mengajarimu sedikit tentang sihir "
Katanya menawariku.
"Maaf aku tidak tertarik, lagi pula kau sudah melihatnya kan, sihirku sangat payah. Aku tidak ingin kau membuang waktumu untuk anak payah sepertiku "
Jawabku sambil tersenyum.
"Kau terlalu pesimis tentang dirimu" ucapnya cemberut.
"Yah terserah, kurasa kau sebaiknya pergi sebelum aku mati karena tatapan iri dari mereka" ucapku yang melihat para murid laki-laki memandangiku dengan tatapan kebencian.
Aku tidak heran dengan kelakuan mereka, lagi pula, Ririna adalah salah satu gadis tercantik di kekaisaran bersama Elia, Karin dan 7 anak bangsawan lainnya. Mereka di juluki sebagai bunga kekaisaran.
Ririna mengerti dan akhirnya mau pergi dariku.
"Ya baiklah kalau begitu, sampai jumpa Rui" ucap Ririna yang berlalu pergi meninggalkanku.
Akupun mulai melangkah pergi menuju asramaku karna tubuhku sudah dipenuhi dengan keringat.
Tapi ketika akan melangkahkan kakiku lebih jauh, aku melihat wanita-wanita yang melihat Ririna dengan tatapan kebencian itu mengikutinya dari belakang.
"Yahh, aku sudah menduga hal ini akan terjadi. Lagi pula, ini bukan urusanku"
Aku ingin pura-pura tidak peduli tapi mengingat dia yang membelaku ketika aku di hina, aku tidak sampai hati mengabaikannya.
"Ahhh sial" gerutuku.
Aku pergi ke semak-semak tempat latihan dan mulai mengeluarka sihirku dan menempelkannya pada atap gedung, baju para gadis itu dan tempat yang dituju Ririna.
Ya seperti dugaanku beberapa menit setelah itu Ririna di panggil ke belakang gedung asrama perempuan dan ternyata disana sudah ada 3 laki-laki yang barusan cemburu padaku.
Setiba disana, Ririna langsung di dorong, ditampar dan perutnya di pukul oleh salah satu dari wanita itu yang terlihat seperti pemimpinnya.
"Akhhhh" suara Ririna kesakitan.
Lalu rambutnya di jambak hingga membuat Ririna merintih kesakitan.
"Hei Ririna apakah hanya karna kau manis kau bisa melakukan apapun seenakmu"
Tanya wanita itu sambil memukul perut Ririna.
"Apa yang kalian lakukan, aku tidak mengerti maksud ucapanmu, aku bisa melaporkan perbuatan kalian ini pada profesor"
Ancam Ririna dengan menahan tangis.
"Oh coba saja, memang siapa yang akan mempercayai omongan, siapa yang mempercayai tuduhan tanpa bukti itu, apakah ada saksi kejadian ini"
"Lagi pula kau tidak bisa menggunakan sihir darurat untuk memanggil profesor karna di sekitar asrama kita tidak bisa menggunakan sihir" kata wanita itu sambil tertawa.
"Baiklah aku mengaku salah, tolong lepaskan aku, aku tidak akan melakukan hal yang membuat kalian kesal lagi "
Ucap Ririna dengan menangis sambil memegang pipi dan perutnya yang sakit akibat pukulan dan tamparan tadi.
"Hahahha, maaf?"
"Baiklah... aku akan memaafkanmu namun sebelum itu, kau harus melayani para laki-laki tampan ini" katanya sambil tertawa.
Para laki-laki itu mendekat.
"Kalau begitu kau diam saja dan nikmati ini nona manis" ucap salah satu pria itu mencoba menyentuh tubuh Ririna yang terlihat sangat ketakutan.
Aku yang geram melihat kejadian itu langsung menggunakan instan teleport ke belakang wanita yang barusan menyiksa Ririna.
"Kalian terlihat bersenang-senang" ucapku di belakangnya.
Dia terkejut dan mencoba berbalik.
"Siapa yang 'plaak'" Aku langsung menampar gadis itu ketika akan menoleh hingga tersungkur.
Kedua wanita di sebelahnya kaget dan sebelum bereaksi aku juga menampar mereka hingga wajah mereka lebam.
Lalu Ririna berteriak sangat keras disertai tangisannya, mencoba menghentikan aksi para lelaki itu.
Aku melesat dan langsung menendang kedua laki-laki yang memegang tangan Ririna. Lalu menendang lagi kepala laki-laki yang mencoba merobek pakaian Ririna.
"Si..siapa yang 'Braak'" aku menendang kepala laki-laki yang mencoba berbalik mencari tahu siapa orang yang menyerangnya.
"Ka..kau, si bocah sampah, beraninya ka..'Duarr'" aku melesat terbang dan langsung mendaratkan sepatuku ke wajahnya hingga terlempar ke belakang temannya.
"Jangan sombong kau bocah tidak berguna" teriak kedua temannya yang melesat menyerangku.
Aku melihat gerakan mereka sangatlah lambat, dengan mudahnya aku menghindari semua serangan mereka berdua dan meninju kembali wajah mereka.
"Khuuuahh" hidup mereka berdua berdarah.
Para gadis yang membuly Ririna, mulai ketakutan melihatku berdiri tanpa terluka melawan ketiga lelaki teman merak.
Ririna yang mulai berhenti ketakutan, perlahan membuka matanya dan sangat terkejut melihat laki-laki yang berdiri di depannya. Dia melihat punggungku cukup lama dan bertanya-tanya siapa diriku.
Namun dia sangat terkejut melihat para laki-laki yang tadi mencoba melecehkannya sudah terkapar dan merintih kesakitan.
...Bersambung...!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Inru
Tetap semangat ya.. jangan pesimis.
2022-10-12
1
Maya●●●
aku mmpir lagi kak
2022-10-05
0
Indah MB
makin seru.....
2022-10-05
1