Episode 13 Karma

Ririna yang sudah mengenali wajahku , telihat begitu bahagia. Dirinya menangis lega karena rasa takutnya kini telah menghilang.

Salah satu laki-laki itu mencoba untuk kabur. Namun dengan cepat belati sihirku menancap di kakinya hingga dia tidak bisa bergerak.

Lalu dengan tatapan penuh amarah aku memerintahkan mereka untuk duduk.

Mereka dengan penuh ketakutan menuruti kemauanku. Begitu pula dengan 3 wanita yang bersamanya.

Aku mulai menampar mereka kembali hingga lebam dan mereka merintih sambil meminta ampun dan memintaku untuk berhenti.

" To..tolong ampuni aku, aku mohon berhenti" salah satu gadis itu menangis dengan luka lebam di pipinya.

Tatapan memilukan terlihat dari wajah mereka, memohon untuk di kasihani. Namun aku sudah tidak perduli pada mereka dan menutup hatiku dari rasa belas kasihan. Aku hanya mengingat bagaimana wajah mereka ketika sedang menghinaku dan bagaimana wajah mereka ketika sedang tertawa melihat Ririna memohon ampun.

Mengingat kembali hal itu, membuatku langsung menendang wajah mereka semua. Aku tidak perduli itu wanita ataupun laki-laki, semua penjahat sama di mataku.

" Lalu kenapa aku harus menuruti permintaanmu" kataku setelah mereka tersungkur karena tendanganku.

Seorang wanita yang memukili Ririna terlihat marah dan malah mengancamku.

"Beraninya kau lakukan ini padaku, apakah kau tidak tau siapa aku. Aku Rose Maxswell, anak dari seorang Count. Beraninya sampah sepertimu melakukan ini padaku, kau akan menerima akibatnya."

"Hooh, begitu? lalu" balasku dengan kembali menendang wajah wanita itu hingga mulutnya bercuruan darah.

Dia berteriak kesakitan namun aku sudah menyelubungi area itu dengan manaku yang membuat suara teriakan mereka tidak terdengar orang lain.

Lalu seorang laki-laki dengan wajah yang lebam merintih kesakitan dan menatap ke arah diriku.

"Li..lihat saja nanti, kau akan menyesali ini dan akan aku balas perbuatanmu " ancam orang itu.

"Ya kami akan adukan ini ke profesor dan kau pasti akan dikeluarkan" sambut gadis yang lainnya ikut berbicara.

Namun wajah mereka terbelalak melihat beberapa belati muncul dan berputar mengitari tubuhku. Mereka terdiam dengan wajah ketakutan.

"Lalu mana bukti kalo aku melakukan ini pada kalian" wajah mereka terlihat pucat ketika mendengar hal yang sama dengan ucapan yang mereka katakan pada Ririna.

"Bukti katamu?, dengan luka dan jumlah kami sudah cukup untuk dijadikan bukti ke profesor" wanita itu kembali berbicara.

Aku menatap mereka dengan tersenyum, namun wajah mereka malah ketakutan karena melihat belati yang mengitariku kini sudah bersiap melesat ke arah mereka.

"Lalu, kenapa kalian tidak segera pergi melakukan itu" kataku mulai menantangnya.

Mereka yang bersiap untuk melarikan diri, dengan cepat belati-belati di sekitarku menikam kaki mereka.

"Akkkkhhhhhhhh" teriakan penderitaan dari mulut mereka terdengar begitu menyakitkan.

"Apa sesakit itu?" aku bertanya dengan wajah tersenyum ke arah mereka yang menangis dan ketakutan melihat senyumanku.

Darah bersimbah membasahi kaki mereka disertai tangisan akibat luka di seluruh tubuh mereka. Teriakan kesakitan sudah mulai tidak terdengar karena pita suara mereka ada yang rusak dan tangisannya terdengar sangat kecil.

Ada yang sudah tidak bisa berfikir jernih dan terus meminta tolong dengan tatapan kosong dan kaki mereka sudah tidak mampu berdiri untuk melarikan diri.

Namun wanita yang menyakiti Ririna dan ke dua laki-laki yang memegangi tangan Ririna, masih menjaga kesadarannya dan terus meronta-ronta menahan sakit.

"Kau psikopat gila, apa kau mau membunuh kami" tanya wanita yang masih waras tersebut.

" Oh membunuh, kedengarannya menarik, apakah kau mau menjadi orang pertama yang jadi korbanku" Aku menatapnya dengan tatapan dingin.

Ririna yang mendenger itu tentu saja terkejut ketika ucapan itu keluar dari mulutku. Wajah gadis itu, yang terlihat kesal kembali ketakutan.

"Tidaaak, maafkan aku, aku yang salah, aku tidak akan melakukannya lagi, kumohon"

Wanita itu berlutut ketakutan.

"Jadi, bagaimana perasaan kalian ketika menghinaku, menindas orang lain. Apakah menyenangkan?" aku menatap tajam ke arah mereka.

Mereka terdiam kehabisan kata-kata. Mereka terlihat begitu ketakutan dan tidak berani menjawab pertanyaanku. Namun wanita yang terlihat pemimpinnya tiba-tiba berlutut di depanku. Lalu tangisan yang begitu memilukan terdengar dari mulutnya.

"Ru..ruiii... ak..ku tahu apa yang aku lakukan padamu sa..salah. Aku benar-benar menyesal. Aku memang tidak pantas di maafkan. Na..namun kedua temanku hanya menuruti perintahku, jadi tolong lepaskan mereka" kata wanita itu memohon ampunan untuk temannya yang sudah di ambang batas.

Ririna yang melihat itu merasa kasihan dan tidak tahan dengan perlakuanku pada mereka. Mendekatiku perlahan dan memegang tanganku untuk menghentikanku bertindak lebih jauh.

"Rui, Sudah cukup" ucap Ririna lirih.

"Dan kenapa aku harus mematuhi ucapanmu, kau pikir kau berhak memerintahku" aku membentaknya dengan kesal.

Ririna terkejut mendengar ucapanku.

"Jangan salah paham, aku melakukan ini karna mereka membuatku jengkel" aku menepis tangan Ririna dari tanganku.

Lalu Ririna menamparku sambil menangis.

"Cukup Rui sadarla. Aku mohon.. sesungguhnya aku tidak perduli pada mereka, tetapi aku tidak mau kau bertindak lebih jauh dari ini karna firasatku mengatkan jika kau lanjutkan ini kau akan kehilangan sesuatu yang penting dalam dirimu" teriakan serta tangisan Ririna membuatku kembali menyadari tindakanku.

Aku terdiam dengan ucapan Ririna dan mulai mengalihkan pandanganku ke 6 anak yang masih ketakutan tersebut.

"Baiklah aku akan menghentikan ini, tapi jika salah satu dari kalian membocorkan kejadian ini. Kalian semua yang akan menerima akibatnya. Camkan itu !"

Mendengar hal itu terlihat tangis bahagia di wajah mereka yang di penuhi luka.

"Ak..aku berjanji, terima kasih atas kemurahan hatimu" Jawab mereka dengan nada yang masih ketakutan.

Namun Ririna masih cemas melihat noda darah serta luka-luka yang terlihat begitu parah di tubuh mereka.

"Tapi Rui, bagaimana dengan luka merka. Para profesor pasti curiga kenpa mereka bisa terluka dan berakhir seperti ini" tanya Ririna cemas.

"Ahh, tidak perlu hawatir masalah ini. Kami pasti mendapatkan alasan yang bagus untuk meyakinkan profesor jadi tolong lepaskan kami segera, aku ingin mengobati luka-lukaku yang mulai semakin perih dan membawa temanku yang pingsan" wanita itu memohon untuk segera di biarkan pergi.

"Kalian tidak perlu melakukan itu" ucapanku membuat mereka bebingungan.

Aku mulai mengarahkan manaku pada tubuh mereka dan sedikit demi sedikit mulai menyelubungi tubuh mereka.

Mereka sedikit ketakutan dan mulai panik karena merasakan sesuatu yang aneh sedang merayap di tubuh mereka.

"Cukup diam dan tenang, atau aku akan kembali menyiksa kalian" mereka terdiam ketakutan dan hanya bisa pasrah.

Namun tiba-tiba, mereka semua sangat terkejut dan tidak percaya apa yang mereka lihat. Luka-luka di tubuh mereka kini tertutup. Mereka mengetahui ini perbuatan Rui. Kemampuan itu membuat mereka tidak bisa berkata apa-apa lagi karna di dunia ini sihir yang dapat mengembalikan luka seperti sedia kala hanya bisa di lakukan oleh sihir ilahi dari sang saint.

Bahkan Potion penyembuh hanya bisa mempercepat proses tubuh menyembuhkan diri.

Aku juga awalnya terkejut karena skill ini dia dapatkan secara kebetulan. Ketika mencoba merubah bentuk belati sihir ke bentuk yang lebih padat dan tajam, aku tidak sengaja menggores ibu jari pada tangan kiriku ketika mencoba ketajamannya.

Lalu aku mencoba menghentikan pendarahannya dengan memadatkan mana yang paling murni pada area lukanya, tapi entah kenapa mana yang menyelimuti lukaku malah terserap dan membentuk jaringan kulit yang baru dan akhirnya lukaku menutup dan sembuh total.

Awalnya, Akupun terkejut dan kebingungan dengan apa yang terjadi. Namun aku juga menjadi sangat senang dengan kemampuan yang aku dapatkan secara kebetulan. Aku mulai menyayat tanganku lagi dan lagi dan rupanya bisa langsung di sembuhkan.

"Tapi bagaimana jika ke tubuh orang lain" pikirku dalam hati.

Karna penasaran aku mulai mencoba pada binatang seperti kelinci dan binatang lainnya dan aku mendapatkan hasil yang memuaskan.

Hingga pada pengujian terakhir, aku secara diam-diam mengendalikan belati sihirku ke tangan seorang penjaga keamanan di mansion. Karena sangat cepat, penjaga itu tidak menyadari luka sayatan di tangannya. Setelah melihat dia terluka, aku mulai mengarahkan manaku yang paling murni ke lukanya dan seperti dugaanku ternyata berhasil. Lalu aku menamai skill ini, Purifycation.

Lanjut ke saat ini.

Setelah aku menyembuhkan mereka, manaku benar-benar di ambang batas dan aku hampir pingsan namun aku berusaha keras menahan diriku agar tetap tersadar dan tidak roboh.

Lalu aku menyuruh mereka semua pergi dari tempat itu. Para laki-laki menggendong wanita yang pingsan dan segera pergi dari sana. Namun wanita yang dulu pernah menghinaku merendahkan kepalanya dan pergi dari hadapanku.

...Bersambung...!!!...

Terpopuler

Comments

Jans🍒

Jans🍒

bertahaann

2022-10-26

1

Inru

Inru

Sakit banget pasti itu

2022-10-12

2

Inru

Inru

Duh, sakit

2022-10-12

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 0
2 Episode 1 Reingkarnasi
3 Episode 2 Guru sihir
4 Episode 3 Awal tragedi
5 Episode 4 Kehancuran rumah tangga
6 Episode 5 Terpuruk
7 Episode 6 Menemukan tujuan baru
8 Episode 7 Mana yang berbeda
9 Episode 8 Mencoba
10 Episode 9 Keberangkatan ke akademi
11 Episode 10 Ujian masuk
12 Episode 11 Hari pertama kelas akademi
13 Episode 12 Perkenalan
14 Episode 13 Karma
15 Episode 14 Pertemuan kembali
16 Episode 15 Rasa hawatir
17 Episode 16 kecewa
18 Episode 17 Peringatan keras
19 Episode 18 Ketulusan
20 Episode 19 Dendam
21 Episode 20 Kembali pulang
22 Episode 21 Rasa bersalah
23 Episode 22 Bandit
24 episode 23 Tak tahu diri
25 Episode 24 Teror
26 Episode 25 Kembali ke akademi
27 Episode 26 Risiya
28 Episode 27 Serangan monster
29 Episode 28 Frost dragon lord
30 Episode 29 Pertemuan dengan para pahlawan
31 Episode 30 Curiga
32 episode 31 Pasukan penumpas
33 Episode 32 Dragon Lord yang sesungguhnya
34 Episode 33 Penguasa sebenarnya
35 Episode 34 Risiya dan Rui
36 Episode 35 Kroco banyak tingkah
37 Episode 36 Kaisar tunduk di depan pahlawan
38 Episode 37 Kebenaran identitas pahlawan
39 Episode 38 Putri yang hilang
40 Episode 39 Misi penyelamatan putri
41 Episode 40 Para sekutu iblis
42 Episode 41 Pertempuran Rui dengan iblis tingkat tinggi
43 Episode 42 Duke penghianat
44 Episode 43 Uji coba senjata pahlawan
45 Episode 44 Misteri darah iblis
46 Episode 45 Putri dan masa lalu Rui
47 Pesan author
48 Episode 46 Kejadian Sebenarnya
49 Episode 47 Kekasih yang terpisah
50 Epidose 48 Tragedi kekaisaran
51 Episode 49 Pemimpin menara sihir
52 Epidode 50 Pahlawan arogan
53 Episode 51 Pedang suci Rignit yang sebenarnya
54 Episode 52 Menuju akademi sihir
55 Episode 53 Kematian Eizan
56 Episode 54 Mantan Jendral Dracule
57 Episode 55 Cerberus
58 Episode 56 Pertarungan dua Saudari
59 Episode 57 Tombak Kerakusan
60 Episode 58 Siapa yang dulu kalian hina
61 Episode 59 Warga arogan yang memandang rendah Rui dahulu
62 Episode 60 Kasih sayang seorang ibu
63 Episode 61 Peresmian pahlawan
64 Episode 62 Fitnah
65 Episode 63 Aziel dan Rui
66 Episode 64 Arti keluarga
67 Episode 65 Manusia dan penjahat
68 Episode 66 Cinta pertama
69 Episode 67 Para Raja naga
70 Episode 68 Evolusi naga badai
71 Episode 69 Misi khusus
72 Episode 70 Shiromi dan Kuromi
73 Episode 71 Dark elf
74 Episode 72 4 pilar kerajaan elf
75 Episode 73 Rui vs Horn
76 Episode 74 Pertemuan mengharukan para keluarga elf
77 Episode 75 Pahlawan terpilih
78 Episode 76 Serangan Orc
79 Episode 77 High Orc
80 Episode 78 Ancaman mendekat
81 Episode 79 Pasukan tempur tiba di medan perang
82 Episode 80 Bentrokan pasukan
83 Episode 81 Jirniv dan General Orc
84 Episode 82 Ras peri
85 Episode 83 Warior vs Pilar
86 Episode 84 Lepas kendali
87 Episode 85 Naga badai Terada
88 Episode 86 Titan pemusnah naga
89 Episode 87 Amarah raja naga api
90 Episode 88 Raja musim dingin
91 Episode 89 Pedang pembantai ras peri
92 Episode 90 Para leluhur
93 Episode 91 Rahasia besar ras iblis
94 Episode 92 Penyesalan
95 Episode 93 Masa terpuruk
96 Episode 94 "Kabar buruk"
97 Episode 95 "Buku Rahasia Dunia"
98 Episode 96 "Cecilia"
99 Bab review
100 Bab Review
101 bab review beast vs elf
102 bab review
103 Pengumuman author
104 Bab review
105 bab review
106 Bab review
107 Bab review
108 Season 1 selesai
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Episode 0
2
Episode 1 Reingkarnasi
3
Episode 2 Guru sihir
4
Episode 3 Awal tragedi
5
Episode 4 Kehancuran rumah tangga
6
Episode 5 Terpuruk
7
Episode 6 Menemukan tujuan baru
8
Episode 7 Mana yang berbeda
9
Episode 8 Mencoba
10
Episode 9 Keberangkatan ke akademi
11
Episode 10 Ujian masuk
12
Episode 11 Hari pertama kelas akademi
13
Episode 12 Perkenalan
14
Episode 13 Karma
15
Episode 14 Pertemuan kembali
16
Episode 15 Rasa hawatir
17
Episode 16 kecewa
18
Episode 17 Peringatan keras
19
Episode 18 Ketulusan
20
Episode 19 Dendam
21
Episode 20 Kembali pulang
22
Episode 21 Rasa bersalah
23
Episode 22 Bandit
24
episode 23 Tak tahu diri
25
Episode 24 Teror
26
Episode 25 Kembali ke akademi
27
Episode 26 Risiya
28
Episode 27 Serangan monster
29
Episode 28 Frost dragon lord
30
Episode 29 Pertemuan dengan para pahlawan
31
Episode 30 Curiga
32
episode 31 Pasukan penumpas
33
Episode 32 Dragon Lord yang sesungguhnya
34
Episode 33 Penguasa sebenarnya
35
Episode 34 Risiya dan Rui
36
Episode 35 Kroco banyak tingkah
37
Episode 36 Kaisar tunduk di depan pahlawan
38
Episode 37 Kebenaran identitas pahlawan
39
Episode 38 Putri yang hilang
40
Episode 39 Misi penyelamatan putri
41
Episode 40 Para sekutu iblis
42
Episode 41 Pertempuran Rui dengan iblis tingkat tinggi
43
Episode 42 Duke penghianat
44
Episode 43 Uji coba senjata pahlawan
45
Episode 44 Misteri darah iblis
46
Episode 45 Putri dan masa lalu Rui
47
Pesan author
48
Episode 46 Kejadian Sebenarnya
49
Episode 47 Kekasih yang terpisah
50
Epidose 48 Tragedi kekaisaran
51
Episode 49 Pemimpin menara sihir
52
Epidode 50 Pahlawan arogan
53
Episode 51 Pedang suci Rignit yang sebenarnya
54
Episode 52 Menuju akademi sihir
55
Episode 53 Kematian Eizan
56
Episode 54 Mantan Jendral Dracule
57
Episode 55 Cerberus
58
Episode 56 Pertarungan dua Saudari
59
Episode 57 Tombak Kerakusan
60
Episode 58 Siapa yang dulu kalian hina
61
Episode 59 Warga arogan yang memandang rendah Rui dahulu
62
Episode 60 Kasih sayang seorang ibu
63
Episode 61 Peresmian pahlawan
64
Episode 62 Fitnah
65
Episode 63 Aziel dan Rui
66
Episode 64 Arti keluarga
67
Episode 65 Manusia dan penjahat
68
Episode 66 Cinta pertama
69
Episode 67 Para Raja naga
70
Episode 68 Evolusi naga badai
71
Episode 69 Misi khusus
72
Episode 70 Shiromi dan Kuromi
73
Episode 71 Dark elf
74
Episode 72 4 pilar kerajaan elf
75
Episode 73 Rui vs Horn
76
Episode 74 Pertemuan mengharukan para keluarga elf
77
Episode 75 Pahlawan terpilih
78
Episode 76 Serangan Orc
79
Episode 77 High Orc
80
Episode 78 Ancaman mendekat
81
Episode 79 Pasukan tempur tiba di medan perang
82
Episode 80 Bentrokan pasukan
83
Episode 81 Jirniv dan General Orc
84
Episode 82 Ras peri
85
Episode 83 Warior vs Pilar
86
Episode 84 Lepas kendali
87
Episode 85 Naga badai Terada
88
Episode 86 Titan pemusnah naga
89
Episode 87 Amarah raja naga api
90
Episode 88 Raja musim dingin
91
Episode 89 Pedang pembantai ras peri
92
Episode 90 Para leluhur
93
Episode 91 Rahasia besar ras iblis
94
Episode 92 Penyesalan
95
Episode 93 Masa terpuruk
96
Episode 94 "Kabar buruk"
97
Episode 95 "Buku Rahasia Dunia"
98
Episode 96 "Cecilia"
99
Bab review
100
Bab Review
101
bab review beast vs elf
102
bab review
103
Pengumuman author
104
Bab review
105
bab review
106
Bab review
107
Bab review
108
Season 1 selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!