"enggak-enggak lu jangan ke rumah gua udah panas kuping gua rasanya denger bokap muji-muji lu mulu"
"yaelah baper lu?"
"kagak lah, gua bahagia dengan pilihan gua sendiri Ja"
Ring....ring....
"bentar" Senja merogoh saku celananya dan mengambil benda pipih dari dalam sana tertera satu nama familiar muncul di layar ponsel.
"iya Om, iya Om Senja udah sama Radika, ha? beneran Om? ok ok Senja sama Radika pulang sekarang"
Rona bahagia terpancar jelas dari wajah Senja
"ada apa bapak gua itu tadi?"
"iyalah siapa lagi, yok pulang yok sekarang "
"ada apa emang? girang banget?"
"Abang Rendra pulang hi hi hi senengnya gua...."
"tuh lu liat kelakuan bapak gua itu lu liat Abang gua yang pulang elu yang di telpon Ja sumpah kadang gua mikir apa gua ini anak pungut ya?"
"ha ha ha " Senja sama sekali tidak bisa berkomentar apapun karena apa yang di bilang Radika benar-benar menggelitik. Senja hanya tertawa terbahak-bahak sampai menggenang air mata di ujung mata Senja.
"Abang Rendra" Senja berlari ke pelukan Rendra yang sudah menanti mereka di ujung pintu.
"gadis kecil yang pintar, calon hakim favorit saya " Rendra memeluk erat Senja yang sudah rekat di pelukannya.
"heran gua yang adik lu gua bang, kenapa Senja yang di peluk?"
"ha ha ha lu kenapa? "
"tauk tu dari tadi baper mulu" Senja
"baper-baper jengkel lah gua bang, mentang-mentang kalian semua orang hukum nih ya, liat aja lu Ja entar gua nginep rumah lu bokap lu pasti manjain gua"
"ya elah ni bocah ngapa yak ha ha ha " Senja puas hati menggoda Radika yang memang terkadang benar-benar cemburu saat kedua orang ini (Abang dan Papanya) lebih mencintai Senja dari pada dirinya.
"mama hari ini aku nginep di rumah Senja"
"dek sini deh" Rendra melambai pada adiknya agar duduk di sebelah bersama dirinya di sofa.
"Senja kamu ambilin Abang minum ya" Rendra
"iya bang" Senja menghambur ke dapur mengabulkan permintaan Rendra. Sebenarnya Rendra sengaja menyuruh Senja ke dapur karena Rendra ingin berbicara dengan Radika.
Radika duduk di sebelah Rendra yang sebelumnya sudah jail menarik rambut Senja saat Senja lewat di depannya.
"ada apa bang?"
"lu mau nginep di rumah Senja?"
"iya emang kenapa?"
"kurang-kuranging deh"
"lah kenapa?gua udah sering nginep di sana"
"lu masih tidur sama Senja?"
"kagak lah gila lu bang, di sana gua di sediakan kamar sendiri sama Bunda"
"hufffttt sukur deh kalau gitu, gua cuma mau bilang ke lu, lu sama Senja udah sama-sama dewasa persahabatan kalian jangan sampai berlebihan loh karena kalian itu lawan jenis, bisa aja lu khilaf sama Senja"
"ha ha ha Senja bukan tipe gua bang, cewek tepos kayak dia nggak masuk kriteria"
"Radika, mulut tuh di jaga jangan asal aja kalau ngomong, kalau Senja dengar ngambek dia"
"Senja udah denger bang Ren, tiap hari dia selalu bilang kayak gitu" Senja tiba-tiba menyahut perkataan Rendra seraya menaruh gelas di meja yang berada di depan Rendra dan Radika
"jangan di dengerin omongan Radika ya Ja"
"santai bang, Senja udah kebal"
"tuh Senja aja santai kenapa Abang yang riweuh"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments