"Apa maksudmu melakukan itu?" tanya Bianca emosi,saat ini keduanya sudah berada di dalam mobil milik Riko
"Mereka semua adalah wartawan" jawab Riko santai sembari menyalakan mesin mobilnya
"Maksud kamu?" tanya Bianca bingung
"Kau meneliti wajah mereka yang tadi mengabadikan moment itu?" tanya Riko dan di jawab gelengan kepala oleh Bianca "Mereka semua adalah wartawan"
"Lalu apa masalahnya?"
"Aku hanya ingin menyelamatkan kariermu, jika sampai nanti kita menikah tanpa proses seperti yang di lakukan pasangan lain, maka kau akan semakin di hujat. Akan semakin banyak isu miring tentang kau yang menikah karena kesalahan fatal malam itu, tapi jika saat ini pemberitaan menayangkan siaran saat tadi aku melamarmu, maka isu miring itu akan sedikit mereda. Mereka fikir kita sudah mengenal sejak lama, dan nanti saat kita melangsungkan pernikahan, maka tidak akan ada berita yang berlebihan"
"Kau fikir semudah itu?" Bianca menaikkan sebelah alisnya, membuat Riko tidak mengerti "Kau hanya mengerti masalah bisnis, saham, dan sebagainya. Tapi kau tidak mengerti apa apa tentang dunia entertainment, walaupun mereka sudah melihat dengan mata kepala mereka sendiri, mereka akan tetap mengatakan asumsi lain, bahwa apa yang mereka lihat hanyalah sebuah gimmick"
Bianca menghela nafasnya, ia sadar bahwa ia sedikit kasar mengatakan semua ini kepada Riko yang tidak tahu apa apa. Apa yang ia lakukan tidak sepenuhnya salah, karena alasannya melakukan itu semua untuk dirinya "Maaf, dan... Terima kasih atas inisiatifmu. Tapi... Dunia entertainment tidak semudah itu"
Setelah melalui perjalanan panjang penuh dengan kecanggungan, kini Bianca telah tiba di kediamannya dengan diantar oleh Riko. Hal yang menjadi inti permasalahanpun tidak jadi mereka bicarakan karena hal tak terduga yang terjadi di cafe. Mereka memilih untuk menyelesaikannya besok dengan mengadakan pertemuan keluarga
"Terima kasih, aku rasa kau tidak perlu turun karena hari sudah malam. Jadi... "
"Aku mengerti, sampai jumpa" ucap Riko
Bianca menatap kepergian Riko cukup lama, dan setelah mobil tersebut tidak lagi terlihat, barulah ia beranjak dan mulai memasuki rumahnya. Baru saja akan mendorong pintu, kini ia di kejutkan dengan kehadiran ayahnya yang ternyata belum tidur di jam se-larut ini. Ia lantas memasuki rumah dan mengunci pintunya
"Ayah, kenapa ayah belum tidur?" tanya Bianca
"Apa semuanya lancar?" alih aloh menjawab pertanyaan sang putri, tuan Andre malah balik bertanya tentang hal yang sudah ia tahu dengan jelas jawabannya
"Semuanya gagal ayah" keluh Bianca
"Lalu apa yang akan kau klarifikasi terkait kejadian tadi?" tanya tuan Andre
"Ayah sudah tahu?"
"Kau lupa siapa ayahmu hmm?" tuan Andre mengacak pucuk kepala putrinya yang terbalut jilbab "Lalu apa yng akan kau katakan kepada publik? Semua media tengah ramai menayangkan berita itu sekarang"
"Semakin tidak terkendali?" tanya Bianca menebak, dan di angguki oleh tuan Andre
Hufff
"Laki laki itu bertindak semaunya, dia tidk tahu dunia apa yang sekarang Bia tekuni, dan sekarang dia malah berbuat sesuatu yang membuat publik berasumsi lain. Bia tidak tahu harus seperti apa. Mungkin tujuqnnya baik, tapi publik tetap akan berasumsi lebih"
"Dia itu pengusaha, wajar jika dia tidak tahu tentang dunia entertainment" bela tuan Andre
"Ayah membelanya karena ayah juga seorang pengusaha?" tanya Bianca memicingkan matanya. Ia tahu betul bahwa ayahnya ini sangat anti kamera. Jangankan untuk memahami dunia yang ia tekuni, bahkan untuk menonton satu buah pertunjukkannya pun tidak pernah, alasannya hanya satu "Ayah ini pengusaha, bukan artis" alasan yang paling tidak bisa Bianca jawab
"Yaaa kurang lebih seperti itu. Lagipula jika kami para pengusaha harus memahami apa yang terjadi dalam profesi lain. Maka tidak akan ada pengusaha muda tampan seperti sekarang ini, yang ada hanya pengusaha berumur muda yang tampak sangat tua" ucap tuan Andre semvari terkekeh geli
"Ayah... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments