"Siapa anda? Kenapa anda bisa berada didalam satu kamar yang sama dengan Bianca?" layaknya seorang ayah yang tidak terima anaknya tertangkap basah berduaan dengan laki-laki asing di dalam kamar, om Iwan tidak bisa lagi menahan rasa ingin tahunya
"Saya... Saya tidak tahu"
"Apa yang kamu maksud?" tanya om iwan sedikit meninggikan suaranya
"Maaf, tapi sqya benar benar tidak memiliki maksud apa apa, saya fikir kamar ini adalah kamar yang di pesankan asisten saya untuk saya tempati malam ini. Saya tidak tahu kalau ternyata itu kamar orang lain"
"Anda bisa jelaskan alasan anda nanti di depan tuan Andre, dan sekarang anda bersiap siap, karena anda harus ikut kami kembali ke jakarta" omIwan masih belum mengerti arah pembicaraan laki laki di depannya ini, tapi satu satunya jalan tengah terbaik yang bisa ia pilih untuk saat ini hanyalah menyerahkan laki laki ini kepada sang tuan besar
"Tapi om, Bia tidak mau menikah dengan orang yang tidak Bia kenal" ucap Bianca
Om Iwan berdiri dari duduknya dan berjaln menghampiri Bianca yang duduk bersama dengan mba Nini "Ini demi kebaikan kita bersama Bia, klau kita tidak membawa dia bersama kita, maka itu akn membuat ayahmu marah. Kau tah7 siapa ayahmu bukan?"
Bianca diam. Benar apa yang di katakan om Iwan, masalah ini pasti sudah sampai ke telinga ayahnya melalui mata mata yng selama ini mengikuti mereka. Tapi jika sampai ayahnya menyetujui untuk menikahkan dirinya dengan laki laki asing ini. Itu artinya impiannya untuk menikah di umur yang sudah ia targetkan harus pupus, dan ia akan menjadi seorang istri di usianya yang masih sangat muda, 23 tahun.
"Kita tidak punya pilihan lain Bia, klaupun hari ini berita ini belum sampauli ke telinga ayahmu, maka nanti malam, besok, lusa, atau kapan saja, orang orang ayahmu secepatnya pasti akan memberi tahu ayahmu tentang hal ini" ucap om Iwan lagi
"Yang di katakan om Iwan benar Bia, setidaknya kit harus membawa laki laki itu ke hadapan ayahmu dulu, setelahnya biar ayahmu yang menentukan" timpal mba Nini yang diam sejak tadi
*
"Ayah... " Bianca segera berlari menuju sang ayah, saat melihat laki laki paruh baya itu keluar dari ruang keluarga "Assalamu'alaikum ayah" ucapnya sembari mencium tangan sang ayah dan memeluknya
"Wa'alaikum salam" tuan Andre mengulas senyum manisnya menyambut kedatangan sang putri
Setelah berpelukan melepas rindu, kini mata tuan Andre menatap ke belakang putrinya. Seperti biasa, ada om Iwan, mba Nini, dan seorang laki laki asing yang ia yakini merupakan tersangka utama dari laporan anak buahnya.tuan Andre memperhatikan penampilan laki laki itu sejenak, baru setelahnya ia mempersilahkan semuanya untuk masuk menuju ruang keluarga
Kini mereka semua sudah duduk di sofa ruang keluarga kediaman Prabaswara, dengan tuan Andre yang duduk di sofa single, lalu di sebelah kanannya ada Bianca dan mba Nini, lalu di sebelah kirinya ada om Iwan bersam laki laki asing itu "Ada yang bisa menjelaskan duduk perkaranya?" tanya tuan Andre buka suara. Namun semuanya tampak diam, hingga kini tatapan tuan Andre mangarah pada putrinya "Bisa jelaskan pada ayah, siapa laki laki ini?"
"Bia tidak tahu ayah, semalam Bia tidur dan lupa mengunci pintu, dan... Bia tidak tahu bagaimana dia bisa ada di kamar Bia" jawab Bianca bersungguh sungguh
"Bisa anda jelaskan?" kini tuan Andre beralih menatap laki laki yang sejak tadi terdiam
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments