"Ini tidak seperti yang kalian lihat" ucap Bianca menyangkal
"Hah, bukti sudah jelas didepan mata, kalian masih mau mengelak?" ujar seorang warga dengan sinisnya
"Sudah pak, kita nikahkan saja mereka, atau tidak kampung kita akan menanggung akibat dari perbuatan buruk mereka" warga lain mulai bersuara
"Ada apa ini?" om Iwan menerobos rombongan bapak bapak yang masih memenuhi pintu kamar Bianca
"Mas" om Iwan yang mendengar panggilan mba Nini, segera mendekat kearah sang istri
"Ada apa? Apa yang terjadi?" tanya om Iwan
Mba Nini tidak langsung menjawab pertanyaan om Iwan, yang ia lakukan hanya menunjuk kearah ranjang dengan dagunya. Om Iwan yang mengerti akan isyarat sang istripun kini mengikuti arah pandang sang istri. Disana, laki laki itu tengah tertidur dengan lelapnya, om Iwan kembali melihat mba Nini untuk meminta jawaban, tapi yang ia dapati hanya gelengan kepala dari keduanya.
"Halah, mereka pasti sengaja mengulur waktu bapak bapak, sebaiknya sekarang kita nikahkan saja mereka disini" tuding salah satu warga
Pelaku yang melakukan aksi penggerebekkan itu pun sontak maju, dan hendak membangunkan laki laki yang masih terbaring lelap di ranjang. Ia seolah tidak terganggu dengan kebisingan yang tercipta, bahkan kegaduhan itu sudah benar benar tak terbendung. Namun laki laki itu sama sekali tidak menunjukkan pergerakan
"Bapak bapak tunggu!" om Iwan menghadang para warga yang akan membangunkan laki laki itu. "Biar saya yang membangunkan, kita buktikan apa yang sebenarnya terjadi"
Bapak bapak itu masih tidak terima. Namun om Iwan begitu pintar meyakinkan mereka bahwa semua akan baik baik saja. Om Iwan mulai mendekati ranjang, ia meneliti wajah tampan itu. Om Iwan yang selama ini selalu menemani perjalanan karier Bianca, sedikit banyaknya ia sudah bisa membedakan barang barang branded atau bukan, dan jas yang saat ini laki laki itu kenakan merupakan salah satu jas keluaran sebuah brand ternama. Bisa om Iwan pastikan bahwa laki laki ini bukanlah orang biasa
"Cepat bangunkan, atau kami yang akan membangunkan!" ucap bapak bapak itu saat melihat om Iwan yang hanya diam di tempatnya
Om Iwan menepuk lengan kokoh itu. Namun laki laki itu seolah enggan keluar dari alam mimpinya, ia bahkan tidak menunjukkan reaksi yang menandakan akan segera bangun. Kembali om Iwan menepuk bahu itu lebih kuat, kali ini usahanya ternyata berhasil, laki laki itu membuka matanya dengan perlahan, hingga om Iwan bisa melihat dengan jelas warna mata hitam kelam itu
"Bangun!"
Laki laki itu duduk bersandar pada kepala ranjang, dan mengusap wajahnya kasar, kesadaran yang terjadi karena dipaksakan membuat kepalanya berdenyut. Ia lantas melirik sekeliling, dimana terdapat banyak orang yang kini menatapnya dengan tatapan kemarahan. Ia kembali mengedarkan pandangannya, disana, di sudut ruangan sana terdapat dua wanita beda usia yang menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan. Hingga kini pandangannya bertemu dengan mata tajam om Iwan
"Ada apa ini?"
*
Bapak bapak, saya punya usul, bagaimana jika laki laki ini saya bawa kembali ke jakarta untuk mempertanggung jawabkan kesalahannya. Setidaknya, jika keduanya harus menikah, maka pernikahan ini harus di setujui oleh kedua belah pihak" usul om Iwan
"Jangan mencoba membodohi kami, kalian pasti hanya ingin lari dari tanggung jawabkan? Pokoknya kami mau mereka berdua di nikahkan disini!" ucap bapak bapak yang sejak tadi tetap pada pendiriannya
"Apa pembelaanmu?" tanya om Iwan kepada laki laki itu setelah melihat bapak bapak tadi tidak mendengarkan perkataannya
"Saya berjanji akan bertanggung jawab. Tapi sesuai yang om aaini katakan, saya harus meminta izin terlebih dahulu kepada keluarga wanita itu untuk menikahinya" entah bagaimana kata kata itu bisa keluar begitu saja dari mulut laki laki itu, tapi yang pasti itu adalah jawaban aman untuknya saat ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments