"Bia, sepertinya kita tidak bisa berangkat malam ini" ucap mba Nini kepada Bianca yang saat ini sedang membersihkan make-upnya di hadapan cermin besar
"Kenapa?" tanya Bianca masih setia mengusap wajahnya dengan kapas
"Kata mas Iwan ada pembatalan penerbangan malam ini, dan menurut informasi dari pihak bandara, penerbangan baru bisa dilakukan besok pagi"
Huh
"Lalu?" tanya Bianca, yang pada akhirnya menatap mba Nini dan melupakan kegiatannya untuk menghapus riasannya
"Mas Iwan memutuskan untuk kita berangkat besok pagi saja, dan malam ini kita bisa istirahat di motel terdekat" jelas Mba Nini
"Yasudah, mba Nini langsung siap siap saja kalau begitu, nanti Bia bisa menyiapkan barang Bia sendiri"
*
Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit, akhirnya Bianca, mba Nini dan om Iwan sampai di tempat tujuan. Sebuah motel yang menyuguhkan pemandangan laut yang begitu indah dan memanjakan mata siapa saja yang melihatnya. Apalagi jika malam hari seperti ini, pemandangannya tampak begitu asri, dengan dentuman ombak yang bersahut sahutan dan bintang bintang yang tampak bertaburan diatas langit sana
"Mba, tolong fotoin ya" Bianca menyerahkan handphone-nya kepada mba Nini
Mba Nini segera mengambil handphone Bianca dan membidik gambar dengan begitu lihai "Bagaimana, bagus tidak?" tanya Bianca sembari menghampiri mba Nini yang tampak mengutak-atik layar ponselnya
"Bagus kok, kan mba Nini yang foto, jadi pasti bagus" sahut mba Nini menyombongkan diri
"Coba lihat" Bianca mengambil ponselnya dari tangan mba Nini dan mulai menggeser layar ponselnya untuk melihat hasil gambar yang tadi di ambil mba Nini
"Bagaimana?" tanya mba Nini antusias
"Yaa lumayanlah" jawab Bianca sembari mengangguk anggukan kepalanya
Bianca segera membuka sosial medianya, dan membagikan foto yang baru saja ia dapatkan. Tidak lupa ia juga menambahkan emoticon love pada laman stori-nya. Setelah puas melihat lihat bagian luar dari motel ini, kini mereka berjalan menuju kamar yang sudah mereka resevasi sebelumnya
Kedua wanita beda usia itu tampak berjalan santai di depan sana. Melupakan laki laki yang sejak tadi menemani keduanya tengah kesusahan membawa dua koper sekaligus. Yaa dua koper, koper paling besar yang berisi semua barang barang Bianca, dan satu koper lagi yang tidak kalah besar adalah milik mba Nini, segala apa yang di butuhkan Bianca untuk melengkapi perform-nya ada di dalam koper tersebut. Jangan lupakan tas selempang berukuran besar yang saat ini melilit tubuh om Iwan
"Om Iwan dimana mba?" tanya Bianca setelah keduanya tiba di kamar yang nantinya akan Bianca tempati
"Om Iwan?" tanya mba Nini bingung, dan didetik berikutnya "Ahhh mas Iwan"
Mba Nini berjalan tergesa keluar kamar untuk mrncari keberadaan suaminya. Dari pintu kamar ia bisa melihat suaminya yang tampak kesusahan membawa dua koper sekaligus. Mba Nini berjaln menghampiri suaminya yang nampaknya masih beristirahat sejenak
"Maaf mas tadi lupa" ucap mba Nini cengengesan
"Lupa kalau punya suami?" sindir om iwan kesal
"Hehehe namanya juga wanita" ucap mba Nini mencari pembenaran
Om Iwan tampak mengerutkan dahinya mendengar jawaban yang baru saja di lontarkan sang istri "Lalu apa hubungannya?" tanya om Iwan
"Kalau sudah diantar laki laki yang lebih muda, suka lupa kalau punya suami" jawab mba Nini terkikik geli
Om Iwan masih dilanda kebingungan, terlihat dari kerutan tipis di dahinya. Hingga beberapa saat setelahnya ia melihat seorang laki laki muda yang cukup tampan keluar dari kamar Bianca. Tunggu! Siapa laki laki tadi? Om Iwan memindai laki laki itu dari kejauhan, ia pindai dari atas kebawah srlama beberapa menit, hingga akhirnya membuatnya tersadar dengan apa yang di katakn sang istri
"Jadi laki laki tampan yang kau maksud adalah karyawan motel itu?" tanya om Iwan kepada mba Nini
Mba Nini yang sedari tadi membelakangi pintupun membalik badannya, dan melihat pemuda yang tadi bertugas menjelaskan apa saja yang ada di motel itu kini berjalan menjauh. "Iya" jawab mba Nini tanpa dosa
Om Iwan tampak terbakar cemburu, bagaimana bisa istrinya menyukai pemuda yang baru saja keluar itu. Pemuda tampan yang jelas sekali akan menang jika di bandingkan dengan dirinya. Jiwa keposesifannya menguar hebat mengetahui semua itu, hingga tiba tiba terdengar suara Bianca dari dalam kamar
"Dasar Nini Nini tidak sadar diri!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments