Dentuman musik menggema melengkapi kehebohan yang tercipta di tempat itu. Semua larut dalam dekapan suara merdu yang begitu mendayu. Yaa lantunan suara merdu seorang penyanyi dangdut kondang yang saat ini mengisi off air di salah satu daerah yang terbilang terpencil
Anak seorang pebisnis yang begitu di segani, malah memilih jalan seni sebagai jalan suksesnya. Kini di usianya yang menginjak 23 tahun, ia sudah mendapat banyak penghargaan dari stasiun televisi. Bukan karena dia adalah putri tunggal dari seorang Andre Prabaswara, tapi namanya melejit karena cengkoknya yang mendayu dayu dan menyejukkan saat di dengar. Dialah Bianca Andini Prabaswara, putri tunggal dari tuan Andre Prabaswara bersama istrinya yang telah tiada, Leodra Andini Pradipta
"Lagi... Lagi... Lagi... "
Sorak sorai para penonton menjadi kebanggaan tersendiri bagi Bianca. Bagi seorang penyanyi, antusias dari penonton adalah hal yang sangat di dambakan, dan mereka semua seolah menunjukkan betapa mereka menikmati persembahan yang telah ia berikan. Musik benar benar bisa mengembalikan moodnya, dan ia bangga untuk itu
"Wow luar biasa, memukau sekali penampilan dari Bianca tadi, dan untuk para Bialovers harap bersabar karena sekarang artis kita sedang beristirahat. Sekarang kita lanjut ke penampilan biduan kita yang lain. Bagaimana? Setuju?" laki laki tampan pembawa acara itu mengarahkan mikrofonnya kearah penonton untuk meminta persetujuan. Namun sorakan penonton yang mengutarakan penolakan lebih mendominasi
*
"Bagaimana hari ini?" tanya ayah Andre dari ujung sana
"Alhamdulillah lancar ayah, malam ini juga Bia take off ke jakarta" jawab Bianca sembari memberitahu sang ayah tentang kedatangannya
"Baiklah, hati hati di jalan dan tidak perlu membawa oleh oleh. Ingat!" tuan Andre mengacungkan jari telunjuk di hadapan kamera sebagai sebuah peringatan
"Baik ayah" jawab Bianca "Jika tidak khilaf" ucapnya lagi sembari terkikik geli, ia tidak bisa membayangkan wajah ayahnya nanti jika ia membawa makanan dari tempat acara ini sebagai oleh oleh. Pasti wajah tua itu akan kembali berubah masam, membayangkannya saja membuat Bianca tersenyum "Ya sudah ayah, Bia lanjut perform dulu, lagu terakhir"
"Baiklah, ingat jaga kesehatanmu disana. Walaupun hanya satu malam tetap harus jaga kesehatan, jangan lupa shalat" nasehat sang ayah
"Iya ayahku sayang, Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikum salam"
Tut
Video call itu terputus, Bianca merapikan penampilannya untuk kembali naik keatas panggung. Ia akan memberikan persembahan terakhir untuk para fans-nya Bialovers.
"Sudah siap?" tanya mba Nini sembari membenarkan bajunya dan berjalan keluar dari kamar mandi
"Siap"
Keduanya berjalan berdampingan menuju panggung. Tak lupa para polisi dan staf keamanan setempat mensterilkan jalan yang akan dilalui Bianca. Bianca sudah tiba diatas panggung, dan mulai menyapa fans-nya yang bersorak seolah tiada lelahnya.
"Bagaimana, dangdut lagi?" tanya Bianca seolah meminta pendapat
"Iya" hanya kata itu yang terdengar nyaring di telinga, sebab para penggemarnya rela tidak pulang sedari tadi hanya untuk melihat penampilan terakhirnya
Musik mulai bermain dengan indahnya, dan Biqnca mulqi mengeluqrkan suara merdunya. Sorak sorai tak hentinya bergema dari lautan manusia yang kini menyaksikan penampilan artis muda itu. Bahkan sorakan penonton yang ikut bernyanyi pun mengalahkan suara Bianca yang saat ini menggunakan mikrofon
"Apa?" Bianca mengulurkan mikrofonnya kearah para penggemarnya, dan para penonton pun melanjutkan penggalan lagu dengan antusias
Semua orang berjoget sesuka hati layaknya pesta di rumah mereka sendiri. Ada yang melompat lompat, ada pula yang mengajak pasangan untuk berjoget berhadap hadapan, dan ada juga rombongan ibu ibu yang memilih mengabadikan moment itu sebagai kenangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments