Tuan Andre memindai penampilan putrinya dari bawah hingga ke atas. Ia baru menyadari bahwa kini putrinya mengenakan pakaian yang lebih tertutup dari biasanya. Bianca mengenakan pakaian serba hitam malam ini, mulai dari tunik, leging, dan juga pastinya sebuah masker yang sejak tadi menutupi wajah cantik sang putri.
"Kau yakin akan menemuinya malam ini?" tanya tuan Andre, ia seakan sudah tahu tujuan putrinya keluar malam ini
"Bia rasa, secepatnya masalah ini selesai maka akan lebih baik ayah. Kalau begitu Bia berangkat" Bianca mencium punggung tangan sang ayah
"Apa kau butuh teman untuk menemui laki laki itu?"
"Apakah ayah masih harus bertanya, sedangkan anak buah ayah selalu berada dimanapun aku pergi?" sahut Bianca kesal
"Ayah hanya ingin menjamin keselamatanmu sayang"
"Bia tahu. Kalau begitu Bia pergi sekarang, Bia janji tidak akan pulang larut, Bia pulang setelah semuanya selesai. Bye ayah... " ucap Bianca sembari berjalan keluar
Bianca berjalan menuju garasi, tidak lupa ia memakai topi hitam yang sejak tadi ia pegang. Terakhir, ia menyempurnakan penampilannya dengan sebuah kacamata hitam yang kini bertengger di hidungnya. Setelahnya, ia lantas memasuki mobil yang akan ia pakai untuk menemui laki laki itu malam ini, pilihannya jatuh pada mobil Mercedes-Benz GLA 200 miliknya. Dimana mobil ini adalah mobil pertama yang ia beli dari hasil jerih payahnya.
Bianca mulai melajukan mobil mewahnya menuju gerbang, dan ia bisa melihat dengan jelas wajah lelah para wartawan. Namun saat melihat mobilnya melintas, mereka semua segera bersiap dengan posisi masing masing, seolah lelah yang sempat mendera hilang begitu saja. Ada setitik rasa kasihan di hati Bianca saat melihat perjuangan para wartawan itu untuk mencari informasi, tetapi Bianca juga tidak bisa berbuat banyak, yang bisa ia lakukan adalah memuntaskan masalah panjang yang tidak berkesudahan ini.
"Kemana dia?"
Bianca terus melirik kesana kemari demi mencari keberadaan Riko. Ini bahkan sudah 30 menit setelah janji temu mereka sepakati, tetapi hingga saat ini laki laki itu belum juga menunjukkan batang hidungnya. Bianca mengeluarkan ponselnya dan mulai berseluncur di dunia maya, sesekali ia juga akan melirik kearah pintu masuk cafe demi mencari laki laki yang sejak tadi membuatnya menunggu.
"Apa dia fikir dunia ini membutuhkan manusia seperti dia? Jangankan dunia, akupun tidak membutuhkan manusia seperti dia"
Bianca bangkit dari kursinya dengan wajah masam, tidak lupa ia juga membenarkan tampilannya, lalu berjalan menuju pintu keluar dengan segala rasa kesal di hatinya. Namun saat membuka pintu cafe, ia dibuat terkejut luar biasa. Bagaimana tidak, didepan sana terlihat laki laki yang sejak tadi membuatnya menunggu, kini tengah berjalan kearahnya dengan seikat bunga. Lalu di detik berikutnya laki laki itu berlutut di hadapannya
"Maukah kau menikah denganku Bianca Andini Prabaswara?"
Bianca melihat sekitar, dimana banyak orang yang menyksikan bahkan mengabadikan moment itu. Bagi sebagian orang mungkin ini terbilang romantis, tapi bagi Bianca, ini adalah hal tergila yang pernah ia temui. Ia baru mengenal laki laki ini dua hari yang lalu, dan kesan pertama yang ia dapatkan dari pertemuan mereka adalah kesan yang buruk, dan sekarang laki laki itu malah mengajaknya menikah?
"Terima... Terima... Terima... "
Sorak sorai para pengunjung yang menyaksikan adegan itu memenuhi penjuru halaman cafe. Bianca bingung sekarang, apa yang harus ia lakukan? Bianca menatap mata indah itu dalam dalam, seolah memantapkan hati untuk menjawab pertanyaan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Setelah itu ia menganggukkan kepalanya tanda persetujuan
"thank you"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments