Wanita itu terus mengusap kepala Bianca dengan sayang. Ia tahu bahwa saat ini kerapuhan tengah melanda hati Bianca, ia pasti tengah bingung dengan permasalahan yang saat ini jalani. "Tapi Bia tidak bisa menikah dengan dia, Bia tidak mengenal dia" ucap Bianca lirih, dimana kata katanya masih bisa di dengar jelas oleh wanita itu
"Dengar sayang, dulu bundamu menikah dengan ayahmu karena sebuah perjodohan, perjodohan yang tercetus oleh kakekmu, tuan Bimo. Kamu tahu? Dulu bundamu juga berfikiran sama sepertimu, ayah adalah cinta pertama bagi semua anak perempuan, dan saat itu bunda juga tidak ingin menikah hanya karena tidak ingin meninggalkan kakekmu. Tapi apapun yang terjadi, garis takdir tetap akan berjalan pada jalannya, ia tidak akan berbelok walau hanya satu jengkalpun. Sekarang kamu bisa lihat, walaupun kebersamaan ayah dan bundamu tidak selamanya, tapi kamu bisa melihat bukti cinta dari keduanya" wanita itu menunjuk dada Bianca "Kamu... adalah bukti cinta terbesar antara ayah dan bundamu"
"Tapi mam, Bia belum bisa meninggalkan ayah"
"Sekarang lihat mami" Bianca mengangkat kepalanya, hingga kini pandangannya bertemu dengan mata teduh maminya "Ketakutan terbesar kamu dalam pernikahan bukan karena takut berpisah dari ayahmu, tapi kamu takut kalau laki laki yang akan menjadi suamimu bukan orang yang baik. Hmm?"
Mendengar perkataan maminya, jelas Bianca tidak bisa mengatakan tidak. Karena pada kenyataannya apa yang baru saja maminya katakan adalah sebuah kebenaran. Ketakutannya dalam pernikahan bukan semata mata karena ayahnya, tapi ia takut akan mendapatkan pasangan yang tidak sesuai
"Tapi..."
"Dengarkan mami, kamu lihat foto ini" wanita itu mengangkat bingkai foto yang sejak tadi berada di pangkuan Bianca "Bunda dan ayah menikah karena perjodohan, dan mami menikah dengan papi juga bukan karena cinta. Tapi lihat sekarang, Bia bisa lihatkan bagaimana papi menyayangi mami? Semua bisa berubah di waktu yang tepat sayang, Bahkan sebuah keterpaksaan bisa berubah menjadi cinta"
Bianca masih diam, ia masih berfikir keras untuk mencerna setiap hal yang terjadi padanya. Benar apa yang di katakan maminya bahwa ini adalah jalan tengah terbaik yang bisa ia pilih untuk dua hal terpenting dalm hidupnya, Nama baiknya dan ayahnya, serta karier yang sudah ia rintis selama ini. Tapi Bianca masih belum sanggup, bahkan mungkin tidak akan pernah sanggup jika harus menikah dengan orang yang tidak ia kenal
Hufff
"Kasih Bia waktu untuk semua ini mam"
*
Setelah memberi sedikit wejangan kepada Bianca, kini wanita tersebut berangsur memasuki ruang keluarga, dimana disana terdapat tuan Andre dan suaminya, Rayden. Ia pun duduk berdampingan dengan sang suami yang tampaknya barusaja mengobrol hangat bersama sahabatnya. Yaa sahabat, tuan Andre dan nyonya Leodra adalah sahabatnya sejak masih Sma, dan persahabatan mereka terjalin dengan sangat hangat hingga detik ini, bahkan ia cukup berperan membesarkan Bianca, ia sudah menganggap Bianca seperti putrinya sendiri
"Bagaimana?" tanya tuan Andre
"Dia benar benar putri Leodra, sedikit keras kepala" jawab wanita itu
Tuan Andre menyunggingkan senyumnya mendengar kejujuran dari wanita di depannya ini, wanita yang pernah menjadi masalalunya. Yaa wanita ini adalah sosok yang dulu pernah hadir dalam hidupnya, dan menghiasi masa mudanya yang sunyi. Namun perjodohan yang saat itu di cetuskan keluarga nyonya Leodra, memaksa keduanya untuk berpisah dan menjalani hidup masing masing
Setelah kematian nyonya Leodra 23 tahun yang lalu, akhirnya keduanya kembali dekat. bukan sebagai laki laki dan perempuan pada umumnya yang dekat karena cinta kembali bersemi, tapi keduanya kembali dekat hanya karena Bianca. Bianca yang saat itu tidak pernah merasakan figur seorang ibu, bisa tergantikan dengan adanya sahabatnya ini. Tidak bisa tuan Andre pungkiri bahwa sahabatnya ini sangat berperan penting dalam membentuk karakter Bianca
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments