Bianca tersenyum miris, ia ingat perkataan maminya tentang bagaimana ayah dan bundanya bertemu. Cukup miris, sebuah pertemuan yang menyatukan mereka dalam persahabatan, tetapi pada akhirnya menumbuhkan cinta. Namun cinta itu tidak bisa berkembang karena ada cinta lain yang terpendam, yaitu cinta maminya untuk ayahnya.
Cinta segitiga, perkara itulah yang dulu menjadi problem dalam hubungan ayah dan bundanya. Hingga akhirnya keduanya di persatukan dalam hubungan pernikahan karena perjodohan. Setelah perjodohan yang terjadi antara ayah dan bundanya, akhirnya mami Gisel memilih pergi, pergi bersama luka hati yang begitu dalam. Tapi pada kenyataannya cinta memang tidak harus memiliki bukan? Dan tidak lama setelah itu maminya juga menikah dengan laki laki yang kini menjadi suaminya, papi Rayden
"Apa dalam garis keturunan keluarga ini harus berakhir dengan perjodohan? Ini tidak adil. Kenapa orang lain bisa hidup bahagia dengan pria impian mereka? Sedangkan aku tidak. Mereka bisa bahagia dengan pilihan yang bisa mereka tentukan sendiri, apa memang hidup se-tidak adil itu?"
"Nyatanya kehidupan memang sekejam itu"
Bianca bangkit dari baringnya saat mendengar suara seseorang. Terlihat mami Gisel yang berada di ambang pintu, dan perlahan memasuki kamarnya dan langsung menyingkap gorden balkon yang mengarah ke halaman luas kediaman Prabaswara. Ia menatap hamparan halaman luas itu dengan pandangan menerawang
"Bundamu hidup untuk di cintai oleh ayahmu, dan mami di hadirkan hanya untuk menguji kekuatan cinta antara ayah dan bundamu" mami Gisel berbalik menghadap Bianca yang masih duduk diam di atas tempat tidurnya. "Jika tidak karena bundamu menerima perjodohan yang saat itu kakekmu ajukan, mungkin hingga detik ini mami masih bersama ayahmu"
"Maksud mami?" Bianca bangkit dari ranjangnya, fikirannya mulai berputar, memikirkan arti dari apa yang baru saja maminya katakan
"Kenapa? Mami hanya ingin membuatmu membuka mata, bahwa apa yang terjadi dalam hidup ini adalah sebuah perjalanan"
Mami Gisel berbalik menghadap Bianca, di tatapnya wajah ayu itu dengan tatapan teduhnya. Seorang anak balita piatu yang dulu ia rawat dengan penuh cinta, kini tumbuh menjadi gadis cantik dan berbakat. Jauh di dalam hatinya, ia sangat bahagia bisa membesarkan seorang putri dari sahabatnya sendiri, membimbingnya layaknya seorang ibu kepada anaknya, dan menyayanginya sama besar dengan rasa sayang yang ia berikan untuk anak kandungnya
"Jika kau di takdirkan menjadi bagian dari sebatang pohon, maka jadilah kau akar yang akan terus memberikan kekuatan kepada pohon agar tetap berdiri di tengah terpaan angin yang begitu kencang. Mami, papi, ayah, tidak akan memaksamu mengikuti apa yang kami mau. Kami hanya akan membimbingmu sedikit demi sedikit, hingga kau faham arti dari sebuah pengorbanan"
Seharian mengurung diri didalam kamar nyatanya benar benar membuat Bianca bosan. Ia terus menerus melihat area pagar rumahnya dari jendela balkon untuk memastikan keberadaan para wartawan itu, tetapi setiap kli ia melihat, para warga itu masih berada disana, seakan tiada lelah meminta belas kasih satpam yang berjaga agar membukakan gerbang agar mereka bisa masuk.
"Aku harus bisa keluar malam ini, setidaknya aku ingin bertemu laki laki itu malam ini juga sebelum memutuskan semuanya" monolog Bianca
Bianca segera turun menuju lantai bawah untuk menemui ayahnya. Saat tiba di lantai bawah, ternyata ayahnya tengah berada di ruang santai dan menonton sebuah tayangan televisi yang menayangkan berita tentang penggerebekkan malam itu. Sebuah pristiwa yang menghancurkan nama baiknya
"Ayah" tuan Andre menoleh saat mendengar suara lembut sang putri memanggilnya "Seharusnya ayah tidak menonton itu" Bianca meraih remote televisi dan mematikannya
"Tidak apa apa, ayah hanya penasaran saja"
"Penasaran?"
"Berapa banyak media yang menayangkan berita tentang kamu, dan ternyata banyak. Ayah rasa seluruh negeri ini tahu tentang kasus kamu, dan baru saja om Iwan mengatakan bahwa ada yang mengundang kamu di talkshow. Menurut ayah itu bagus, kamu bisa semakin terkenal"
"Ayah, tidak ada gunanya karier bersinar, jika di sisi kehidupan lain tersimpan kegelapan yang entah akan berakhir seperti apa" tanpa Bianca sadari, tuan Andre mengulas senyum tipis saat mendengar jawaban yang di lontarkannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments