Xia xiao

Setelah Xia Xiao masuk tidak menuggu waktu lama, dia ahkirnya keluar. Dengan senyum yang terpasang di wajanya. Membuat semua orang yang melihatnya terpesona. Setelah itu dia langsung menghampiri Sheng Feng dengan gembira.

Banyak tatapan iri terlempar ke arah Sheng Feng. Hemm apakah pria kurus jelek itu kekasihnya. Oh kenapa surga begitu tidak adil. Bagaimana mungkin bunga cantik di sandingkan dengan katak bau. Kurang lebih seperti itukan yang mereka pikirkan. Pikir Sheng Feng yang melihat tatapan kebencian orang-orang.

Dia menjadi tidak nyaman karena perhartian orang-orang mengarah padanya. Jadi dia hanya bisa menyalakan Xia Xiao atas masalah ini.

"Kenapa kau malah kesini."

Mendengar ini Xia Xiao pun berhenti berlari. Dan dengan mata berkaca-kaca menatap Sheng Feng.

'Tidak aku dalam masalah besar.' pikir Sheng Feng dalam hati .perasaanya mulai tidak enak.

Dan seperti yang dia duga Xia Xiao langsung manangis sambil berkata" Huh, Sheng... Sheng Feng k...kau membenciku, apa kau masih membanciku. bu...bu... bukan kah kita dulu teman. Kenapa, kenapa sekarang kau berubah."

Melihat seorang gadis cantik menangis, orang-orang langsung mengutuk Sheng Feng.

"Apakah dia yang membuat gadis itu menagis."

"Tidak tau malu apakah itu masih layak di sebut pria."

"Sebaiknya kau potong saja ekormu nak."

"Membiarkan bunga yang indah itu terlantar buakanlah perbuatan yang baik, bung."

"Itu benar-benar menyia-nyaiakan hadiah surga."

Sheng Feng merasa frutasi karena diteriaki orang-orang. Jadi dia berusha untuk menenangkan Xia Xiao.

"Tidak, tidak aku tidak membencimu." Kata Sheng Feng dengan lembut, dan sambil mengelus kepala Xia Xiao.

Xia Xiao pun tidak lagi menangis lalu mengangkat kepalanya dan menatap Sheng Feng sambil bertanya "Benarkah?"

Bukankah dia terlalu mudah di bujuk? apa tadi hanya berpura-pura?. bukankah sikap gadis ini terlalu polos dan kekanak-kanakan? tapi itu sudah tumbuh. Berpikir itu sambil melirik ke dada Xia Xiao.

"Apa yang kau liat." Xia Xiao berseru sambil menutupi dadanya.

"Tidak apa-apa." Katanya sambil memalingkan muka.

Bukankah tadi dia menatap dadaku. Jangan bilang setelah tidak lama bertemu dia jadi sangat mesum. Sebenarnya dia cukup senang Sheng Feng memperhatikanya namun entah kenapa dia cukup malu karena banyak orang yang melihat mereka. Jadi dia mencoba mengubah topik untuk keluar dari situasi canggung ini.

"Apakau sangat menyukai tinggal di Kota Qing ini." tanya Xie Xiao.

"Kenapa tiba-tiba menanyakan itu?"

"Apa kau tidak kesepian?"

"Mungkin." jawabnya samar sambil berpikir. Apakah dia kesepian? ya mungkin karena hanya Zhang Mo yang dia kenal.

Tiba-tiba seorang gadis berjalan diseberang. Dia memakai baju putih dengan motif bunga. Siapa lagi kalau bukan Hua Qinyin.

"Saudari Hua!" Teriak Xia Xiao.

Melihat Xia Xiao di seberang ia pun segera menyusulnya. Sambil melirik antara Sheng Feng dan Xia Xiao dia berjalan menuju mereka berdua. Setelah sampai ia di depan Mereka berdua lalu mengatakan.

"Kau di sini rupanya saudari Xia, kau sedang apa?" Hua Qinyin dengan sangat antusias.

"Iya aku sedang bicara dengan teman lamaku." Kata Xia Xiao sambil menunjuk ke arah Sheng Feng. Sheng Feng hanya menguap malas.

Lalu segera Xia Xiao melanjutkan untuk memperkenalkan " Sheng Feng dia adalah Hua Qinyin adik dari Hua Qiu Sang Bunga suci dari Sekte Buang Giok."

"Jadi dia adik dari Sang Bunga Suci."

"Dia cukup cantik."

"Hentikan omong kosongmu jika tidak ingin mati."

Kata Orang-orang disekitar yang berdiskusi karena mengagumi sosok Hua Qinyin.

"Jadi kamu di terima di Sekte Bunga Giok?" tanya Sheng Feng. Melihat mereka memanggil saudari jadi Sheng Feng memiliki tebakannya sendiri.

"Iya." Jawab Xia Xiao

Lalu dia akan melanjutkan perkenalanya " Dan saudari Hua ini adal...."

Sebelum Xia Xiao menyelesaikan kalimatnya dia sudah di potong oleh Hua Qinyin "Ehhhhh, tunggu dulu."

"Ada apa?"

"Aku seperti pernah melihatnya di suatu tempat." Katanya dengan wajah berpikir.

Melihat ini, Sheng Feng ahkirnya merasa tertarik. Apa nona pelupa ini ahkirnya mengingatnya. Dia benar-benar penasaran.

"Ehmm, ...Ahha." Dia ahkirnya mengiatnya.

"Buakankah kamu orang mesum yang menggodaku tadi pagi?" Katanya sambil menunjuk ke arah Sheng Feng.

Sheng Feng langsung terkejut, mulutnya terbuka secara refek. Apakah hanya itu yang dia ingat.

"Sheng Feng ka...kamu...kamu kamu." Xia Xiao berkata dengan mata berkaca-kaca seperti akan menangis kapan saja.

"Apa bajingan itu berani menggoda nona hua."

"Sepertinya hidupnya sudah tidak lama lagi."

"Kawan, jangan terlalu serakah aku bahkan

belum punya pasangan."

Orang-orang berteriak lagi tanda ketidak puasan mereka.

"Nomor 431." Suara panggilan terdengar.

Ahkirnya dia di panggil.itu merupakan kesempatan nya keluar dari situasi yang tidak kondusif ini. Dia benar-benar frutasi. Apa ini hari sialku? akankah ada kesialan berikutnya? persaaku mulai tidak enak.

Tampa memperdulikan tatap iri dan benci orang-orang dia berjalan menuju ruangan tempat penilaian. Perlahan membuka pintu dan masuk dia hanya meliat lingkaran penuh pola dan dua orang yang duduk di kursi di depan lingkaran itu.

Yang satu adalah seorang gadis cantik wajahnya hampir sama seperti Hua Qinyin. Namun sedikit lebih dewasa. Dan tatapanya menggambarkan sosok anggun dan bermartabak sehingga orang lain akan merasa rendah hati saat melihatnya. Namun tatapan itu sangat dingin membuat orang yang melihatnya mengigil ketakutan. Jadi Sheng Feng mulai menilai. Mungkin ini Hua Qiu sang bunga suci?

Yang lain adalah pria tua dengan dengan wajah kasar. dan tubuh cukup kekar. Dia duduk disana dengan senyum di wajahnya. Sheng Feng tidak mengenalinya namun setelah melihat ke arah lain. itu adalah pemuda yang dia temui di depan toko malam itu. Jadi dia mulai menebak, seharusnya dia adalah penatua ke 2 sekte Pedang Naga Ye Hate.

Pemudah itu menatap Sheng Feng dengan tatapan merendakan.

Ye hate tersenyum dan berkata "Sebaiknya kau berikan saja gadis dari desa petani itu padaku."

" bermimpilah." Kata Hua Qiu dengan dingin.

"Haha kalian memang hebat dalam mengertak, jangan berpikir Sekte Pedang Naga ku takut dengan Sekte Bunga Giok mu." Kata Ye hate dengan wajah mengerikan. Dia ingin memprovokasih Hua Qiu. Memang dari awal hubungan antara dua sekte tidaklah baik.

"Lagi pula gadis itu sendiri yang memilih bergabung Sakte Bunga Giok. Tidak ada yang memaksanya." Hua Qiu berkata dengan acuh takacuh.

"Gadis itu akan benar-benar menderita karena harus pergi ke tempat kumuh, hahaha." Katanya lalu tertawa terbahak-bahak. Dia seperti tidak untuk memperebutkan murid itu. Tapi niat awalnya adalah untuk memprovokasi.

Mendengar provokasi terbuka itu Hua Qiu hanya diam dengan tatapan dingin tidak berubah.

Sepertinya gadis yang mereka rebutkan berpotensi tinggi. Dari desa petani mungkinkah itu Xia Xiao? Dia benar-benar berbakat sampai di rebutkan dua sekte. Pikir Sheng Feng.

Namun yang membuat Sheng Feng berpikir itu aneh adalah. Kenapa dia memprovokasi secata terang-terangaan. Sheng Feng sudah beradah di kota Qing cukup lama jadi dia kurang lebih tau tentang konflik 2 sekte tersebut.

Di katakan bahwa sudah lama sekte itu bermungsuan. Mereka besaing satu sama lain. Mulai dari bidang bisnis, beladiri, perekrutan murid berbakat. Bahkan mereka akan berebut untuk memiliki murid yang berbakat dan dapat memperkuat sekte mereka masing-masing.

Sampai di suatu ketika ke 2 sekte memutuskan untuk membuat hari perekrutan ya setiap 15 tahun sekali. Jadi dari pada sekte yang memaksa murid yang berbakat untuk bergabung. Itu lebih ke para murid dapat memilih sekte mana yang akan di masuki. Maka dari itu selain di hari yang di tentukan tidak ada yang boleh merekrut murid baru, Itu sudah menjadi tradisi.

Dan juga mereka mengadakan pertarungan seni beladiri setiap tahun sekali. itu juga menjadi tradisi di Kota Qing ini. Banyak petarung dari luar sekte juga ikut.

Selama ini yang terjadi hanya konflik-konflik kecil.Itu mengartikan kekuatan tempur mereka hampir sama jadi tidak ingin mengambil resiko. Lalu kenapa dia memprovokasi secara terbuka? ini terlalu aneh menurut Sheng Feng.

Tapi itu bukan urusanya jadi dia tidak perduli.

"Tolong duduk di sana." Kata seorang dengan seragam murid Sekte Pedang Naga. Menunjuk ke arah lingkaran penuh pola.

"Baiklah." Katanya lalu melakukan apa yang di perintah.

"Oke kita mulai."

.....

Terpopuler

Comments

Dikha Aterashu

Dikha Aterashu

masih banyak typo

2022-08-13

3

Buang Sengketa

Buang Sengketa

makanan dong martabak....hehehe

2022-07-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!