19. Tak disangka.

Bang Huda membenahi pakaiannya usai memanjakan Ayu hingga lelah. Sebenarnya tubuhnya juga mulai lelah tapi saat melihat jam tangannya.. ia harus bergerak lebih cepat karena masih ada pekerjaan yang harus ia selesaikan di kantor.

Bang Huda mengancing seragamnya sambil mengecup kening dan bibir Ayu. "Abang tinggal sebentar ya dek" kecupannya turun sampai ke perut Ayu. "Istirahat sama Mama ya, capek khan selesai main karate sama Papa"

Bang Huda meninggalkan kaos loreng yang tadi sempat di pakainya karena ia tau Ayu mudah mual jika berjauhan dengannya.

:

Bang Huda melihat program kerja anggotanya. Memang Ayu belum menjelaskan secara langsung dan terperinci soal program kerjanya tapi Bang Huda sudah memahami keinginan sang istri.

Tak jauh dari tempatnya, seorang perwira berlarian menghampiri Bang Huda. "Maaf Abang, saya baru ijin cuti" kata Letda Arial, Danton Kompi.

"Iya nggak apa-apa."

Bang Arial menengok kesana sini, tak ada wanita di samping Bang Huda. "Abang nggak bawa istri?? Katanya Abang sudah menikah?"

"Ada di rumah"

Bang Arial mengangguk, tepat saat ponsel Bang Huda berdering.

"Wa'alaikumsalam.. kenapa dek?" tanya Bang Huda menjawab seseorang di seberang sana.

"Abang pulang..!!"

"Ini masih di kantor."

"Ayu mual"

"Peluk kaos loreng di sampingmu itu, kaosnya Abang letakan di atas bantal" kata Bang Huda.

"Nggak mau, Ayu kesana saja. Kalau nggak lihat Abang.. Ayu mual" jawab Ayu.

"Sabar.. sabaaarr.. Abang pulang nih. Jangan jalan..!!" sejak Ayu hamil memang Bang Huda jadi dua kali lipat lebih protektif.

"Ya sudah"

:

Kalau begini terus bagaimana aku bisa kerja. Kemana-mana nempel terus. Sejak hamil Ayu berubah manja sekali.

"Jam lima sore Abang mau rapat sama Danyon dek."

"Ayu ikut ya..!!"

"Nggak ada yang ajak istri dek" tolak Bang Huda.

"Ikut Bang, anak Abang pengen ikut Papanya" rengek manja Ayu.

"Nanti kamu capek. Ini kegiatan laki-laki"

Mata Ayu memerah. "Abang mau ketemu siapa? Abang nggak mau di dekati anak kita??" tanya Ayu.

"Astagfirullah.." Bang Huda mengelus dada menghadapi bumilnya. "Cepat bersiap dulu. Abang pulang malam, jangan rewel minta pulang ya..!!"

Ayu mengangguk kemudian berjalan menuju kamar untuk berganti pakaian.

...

Bang Huda melirik jam tangannya. Sudah pukul 19.45. Ayu pasti sudah lapar berada di ruangan kompinya sendirian. Sebenarnya tetap lebih aman Ayu berada di rumah, ia pun sudah meminta Kardi atau Madya untuk mengantar makanan tapi tetap saja istrinya itu tidak akan merasa nyaman.

"Baiklah, untuk acara di Minggu pagi.. semua sudah jelas?? Danki C bagaimana?" tanya Danyon yang tau Bang Huda sedari tadi tidak terlalu fokus.

"Siap.. jelas Dan. Hari Minggu akan di adakan jalan santai kemudian doorprize, lomba untuk anggota dan pasangan juga makan bersama serta pengadaan panggung hiburan" jawab Bang Huda tegas dan lugas.

"Oke.. bagus. Kita sudahi saja rapat ini, nampaknya Kapten Huda sudah merindukan istrinya" kata Danyon.

"Siap salah Dan..!!"

"Ya sudah, silakan kembali ke tempat masing-masing..!!"

~

Bang Huda sudah sampai di Kompi, ia segera menuju ruangannya. Perlahan Bang Huda membuka pintu. Ia melihat pemandangan yang sungguh miris menyayat hati. Ayu tidur beralaskan jaket tipis berwarna pink dengan kepala bertumpu pada tangan. Nasi bungkus yang ia pesan untuk Ayu pun tidak di makan.

Bang Huda berjongkok lalu sedikit mengangkat kepala Ayu. "Dek.. bangun..!!" Kenapa nggak tidur di sofa?" tanya Bang Huda.

Perlahan Ayu membuka matanya. "Abang lama sekali?" Ayu mencebik ingin menangis tapi di tahannya kuat karena dirinya sudah berjanji untuk tidak mengganggu jam kerja suaminya.

"Maaf. Kenapa nggak tidur di sofa?" tanya Bang Huda.

"Sofanya keras"

"Sofanya baru, masa keras??" Bang Huda mengangkat Ayu dan memindahkannya di sofa.

"Aaawwhh.." Ayu menjerit kesakitan, Bang Huda sampai terlonjak kaget.

"Kenapa???" Bang Huda mengangkat kemeja Ayu tapi istrinya itu menepis tangannya. "Kenapa?????? Ayo bilang..!!!!" Bang Huda akhirnya memaksa melihat pinggang Ayu. Ia kembali mengangkat kemeja Ayu.

"Nggak apa-apa" kata Ayu.

"Astagfirullah hal adzim.. kenapa ini dek?????? Kamu jatuh???????" tanya Bang Huda.

"Nggak"

"Jawab jujur atau Abang benar-benar marah sama kamu..!!!!!!" Bang Huda terpaksa menaikan nada suaranya.

"Jatuh di toilet kompi"

"Ya Allah dek??? Kamu jatuh tapi nggak bilang sama Abang???? Karepmu opoo????" bentak Bang Huda. "Pasti kamu bukannya nggak suka tidur di sofa, tapi kamu sudah nggak kuat jalan..!!"

Secepatnya Bang Huda menutup gorden ruangan dan kembali pada Ayu untuk memeriksa keadaan istrinya itu. "Kamu ini memang keterlaluan. Kalau ada apa-apa sama anak ku bagaimana???? Langsang saja sampai stress berat" tegur Bang Huda.

Tanpa ada yang terlewat Bang Huda memeriksa setiap inchi tubuh Ayu dan untungnya tidak ada sesuatu yang mengkhawatirkan. "Nggak ada tanda bahaya khan dek?"

"Nggak ada" jawab Ayu.

Baru setelah itu Bang Huda bisa bernafas lega.

"Nasi bungkusnya kenapa nggak di makan? Nggak suka ya?" tanya Bang Huda.

"Iya, Ayu nggak suka nasi bungkus ada mie nya" jawab jujur Ayu.

"Ya sudah.. kita beli nasi goreng atau mie ayam saja di depan asrama. Mau nggak?" bujuk Bang Huda.

"Ayu mau nasi goreng"

...

Sebenarnya jalan kaki menuju depan asrama pun bisa, tapi kali ini Ayu sedang tidak begitu sehat jadi Bang Huda memakai motor milik Om Kardi menuju depan asrama.

"Nasi goreng dua ya Pak..!!" Bang Huda sudah memesankan dua porsi nasi goreng kemudian mengusulkan dua gelas teh hangat.

Tak lama pesanan Bang Huda datang. Bang Huda lebih mengurusi nasi goreng Ayu agar cepat dingin. "Minum dulu biar perutmu anget..!!"

Ayu meminum tehnya perlahan.

"Coba dek, masih panas nggak?" Bang Huda menyuapi Ayu.

"Nggak Bang, Biar Ayu makan sendiri." kata Ayu.

"Sudah kamu diam saja. Bawa badan aja cukup..!!"

Ayu pun menurut dan menerima suapan demi suapan dari Bang Huda.

"Selamat malam Dan..!!" Bang Kardi dan Bang Madya memberi salam Pada Danki mereka.

"Malam.. Lapar bro.."

"Siap..!!"

"Lanjut..!!" Bang Huda mempersilakan kedua ajudannya. Bersamaan dengan Bang Anggara dan Nadia datang.

"Itu karena awalnya kamu yang bersikeras untuk menunda, kamu dan ibumu sama saja. akhirnya sekarang kita sulit untuk punya anak. Kamu lihat itu istri Danki C. Istrinya sudah hamil. Kapan kamu kasih aku anak Nadia????" kata Bang Anggara.

Pandangan Bang Huda dan Ayu mengarah pada Bang Anggara dan Nadia karena status jabatan Bang Huda di sebut.

Bang Anggara dan Nadia menghentikan langkahnya, kaget melihat ada Bang Huda dan Ayu disana.

"Selamat malam Bang.. Mbak..!!" sapa Bang Huda.

"Malam, bumil lapar??" tanya Bang Anggara.

"Siap Bang, kalau nggak di temani makannya sedikit" jawab Bang Huda.

Tatapan Bang Anggara dan Nadia menjadi kikuk tapi Bang Huda dan Ayu terlihat biasa saja, bahkan Ayu tetap makan dengan tenang.

"Senang ya mau punya anak?" tanya Bang Anggara seakan tidak peduli perasaan Nadia.

"Alhamdulillah Bang." Bang Huda menjawab.

Wajah Nadia memerah, ia duduk di hadapan Ayu. "Apa hamil itu enak? Kamu nggak takut badanmu jelek?" tanya Mbak Nadia.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

ngomong apa sih kalian nadia anggaran kaya irii gituu

2024-05-09

0

Tha Ardiansyah

Tha Ardiansyah

Mulai deh tuh mulut lambe turah bertebaran

2022-10-06

1

Diaz

Diaz

hamil itu nikmat banget dong Nadia 🤭

2022-08-10

3

lihat semua
Episodes
1 1. Istriku.
2 2. Prahara awal rumah tangga.
3 3. Rasanya tanggung jawab.
4 4. Huru hara.
5 5. Keributan pengantin baru.
6 6. Wajar saja.
7 7. Terombang ambing perasaan.
8 8. Meluapkan amarah.
9 9. Sebuah pelajaran berharga.
10 10. Tragedi Masa lampau.
11 11. Karena sebuah alasan.
12 12. Hari baru bersama mu.
13 13. Hari keberangkatan.
14 14. Tempat tugas yang baru.
15 15. Antara aku dan kamu.
16 16. Mendekati kamu.
17 17. Acara malam.
18 18. Perkenalan dengan dunia baru.
19 19. Tak disangka.
20 20. Kerja keras.
21 21. Acara kacau.
22 22. Cobaan.
23 23. Menguras tenaga.
24 24. Sisi seorang Ayu.
25 25. Berharap yang terbaik.
26 26. Main perasaan.
27 27. Baikan.
28 28. Huda.
29 29. Tegar.
30 30. Tamu baru.
31 31. Ada ulah.
32 32. Sulit membuktikan.
33 33. Harus di beri pelajaran.
34 34. Hasil bujukan.
35 35. Rusuh lagi.
36 36. Santai saja.
37 37. Membujuk.
38 38. Perjalanan.
39 39. Malam di tujuan.
40 40. Mimpi buruk Bang Huda.
41 41. Jalan-jalan.
42 42. Tak disangka terjadi.
43 43. Perhatian.
44 44. Kenakalan Ayu.
45 45. Godaan terberat.
46 46. Demi baby.
47 47. Trouble maker.
48 48. Dalam kepanikan.
49 49. Ungkapan cinta terdalam.
50 50. Pembawa petaka.
51 51. Pembalasan.
52 52. Yang terpendam lama.
53 53. Bersahabat dengan keadaan.
54 54. Ada drama.
55 55. Hiburan.
56 56. Penyelesaian rasa.
57 57. Gagal romantis.
58 58. Kerusuhan.
59 59. Ribut nggak jelas.
60 60. Ingin terlihat tangguh.
61 61. Menguraikan rasa.
62 62. Suami waspada.
63 63. Berita buruk.
64 64. Untuk kesayangan.
65 65. Masalah hati.
66 66. Berujung prahara.
67 67. Hasil perbuatan.
68 68. Pasca kelahiran.
69 69. Perjuangan.
70 70. Sigap bertindak.
71 71. Rasa dari Bang Huda.
72 72. Perkara sulit.
73 73. Situasi tidak kondusif.
74 74. Keputusan.
75 75. Coklat sial.
76 76. Mulai cemburu.
77 77. Hasilnya.
78 78. Istriku tersadis.
79 79. Namanya pengalaman.
80 80. Celaka tak di duga.
81 81. Trouble maker jilid 2.
82 82. Rayuan di balik kekacauan.
83 83. Gagal jadi.
84 84. Gagal lagiiiiiii.
85 85. Penantian.
86 86. Kelegaan.
87 87. Keluarga yang tenang.
88 88. Ulah beda tipis.
89 89. Kasih yang begitu besar.
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1. Istriku.
2
2. Prahara awal rumah tangga.
3
3. Rasanya tanggung jawab.
4
4. Huru hara.
5
5. Keributan pengantin baru.
6
6. Wajar saja.
7
7. Terombang ambing perasaan.
8
8. Meluapkan amarah.
9
9. Sebuah pelajaran berharga.
10
10. Tragedi Masa lampau.
11
11. Karena sebuah alasan.
12
12. Hari baru bersama mu.
13
13. Hari keberangkatan.
14
14. Tempat tugas yang baru.
15
15. Antara aku dan kamu.
16
16. Mendekati kamu.
17
17. Acara malam.
18
18. Perkenalan dengan dunia baru.
19
19. Tak disangka.
20
20. Kerja keras.
21
21. Acara kacau.
22
22. Cobaan.
23
23. Menguras tenaga.
24
24. Sisi seorang Ayu.
25
25. Berharap yang terbaik.
26
26. Main perasaan.
27
27. Baikan.
28
28. Huda.
29
29. Tegar.
30
30. Tamu baru.
31
31. Ada ulah.
32
32. Sulit membuktikan.
33
33. Harus di beri pelajaran.
34
34. Hasil bujukan.
35
35. Rusuh lagi.
36
36. Santai saja.
37
37. Membujuk.
38
38. Perjalanan.
39
39. Malam di tujuan.
40
40. Mimpi buruk Bang Huda.
41
41. Jalan-jalan.
42
42. Tak disangka terjadi.
43
43. Perhatian.
44
44. Kenakalan Ayu.
45
45. Godaan terberat.
46
46. Demi baby.
47
47. Trouble maker.
48
48. Dalam kepanikan.
49
49. Ungkapan cinta terdalam.
50
50. Pembawa petaka.
51
51. Pembalasan.
52
52. Yang terpendam lama.
53
53. Bersahabat dengan keadaan.
54
54. Ada drama.
55
55. Hiburan.
56
56. Penyelesaian rasa.
57
57. Gagal romantis.
58
58. Kerusuhan.
59
59. Ribut nggak jelas.
60
60. Ingin terlihat tangguh.
61
61. Menguraikan rasa.
62
62. Suami waspada.
63
63. Berita buruk.
64
64. Untuk kesayangan.
65
65. Masalah hati.
66
66. Berujung prahara.
67
67. Hasil perbuatan.
68
68. Pasca kelahiran.
69
69. Perjuangan.
70
70. Sigap bertindak.
71
71. Rasa dari Bang Huda.
72
72. Perkara sulit.
73
73. Situasi tidak kondusif.
74
74. Keputusan.
75
75. Coklat sial.
76
76. Mulai cemburu.
77
77. Hasilnya.
78
78. Istriku tersadis.
79
79. Namanya pengalaman.
80
80. Celaka tak di duga.
81
81. Trouble maker jilid 2.
82
82. Rayuan di balik kekacauan.
83
83. Gagal jadi.
84
84. Gagal lagiiiiiii.
85
85. Penantian.
86
86. Kelegaan.
87
87. Keluarga yang tenang.
88
88. Ulah beda tipis.
89
89. Kasih yang begitu besar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!