14. Tempat tugas yang baru.

Ayu tidur berdua dengan Bang Huda di pojok samping body belakang pesawat. Sebenarnya hingga detik ini perasaan Ayu masih datar, tapi ia juga tidak ingin jauh dari ayah bayi yang di kandungnya.

"Kenapa nggak tidur?" bisik Bang Huda karena suara mesin pesawat begitu kencang. Tapi kalau soal suasana dan aroma pesawat, mungkin Ayu tidak begitu bermasalah karena Papanya juga seorang tentara yang sering berpindah tempat dinas. "Mabuk nggak?"

Ayu menggeleng. "Pengen perutnya di usap..!!"

Bang Huda sedikit mengarahkan Ayu agar bersandar padanya lalu mengusap perut Ayu. Tak lama Ayu benar-benar tidur.

Anak pintar, jangan ganggu Mama ya nak..!! Kasihan Mama sudah payah mengandungmu.

Di sisi seberang sana Syahila terus memperhatikan Bang Huda dan Ayu. "Bang, apa perasaan adek aja ya, kenapa Mbak Ayu sepertinya sedikit kasar sama Bang Huda."

"Ayu memang belum cinta sama Bang Huda"

"Apa hamil karena 'kecelakaan'??" tanya Ayu.

"Nggak, kapan-kapan Abang ceritakan. Abang bukannya mau membela saudara sendiri, tapi Abang salut dengan cinta dan sayangnya Bang Huda untuk Ayu. Mungkin suatu saat nanti Ayu bisa cinta sama Bang Huda.. makanya Abang minta obat itu ke kamu" jawab Bang Saka.

-_-_-_-_-

Hari sudah semakin sore saat mereka tiba di tempat dinas yang baru. Kompi Bang Saka berbeda tempat dengan Bang Huda meskipun dalam lingkup yang sama.

"Selamat siang Danki. Ijin.. saya Pratu Kardi bertugas sebagai ajudan Danki selama disini"

"Selamat siang, terima kasih ya Kardi" jawab Bang Huda.

"Siap Danki..!!"

...

"Ibu kelihatan lelah sekali Dan"

"Iya, biasa hamil muda Kar.. kalau pegangan tangan ini lepas pasti istri saya ikut bangun" jawab Bang Huda.

"Siap.. semoga lancar sampai persalinan Dan"

"Terima kasih banyak Kardi" jawab Bang Huda.

Bang Huda melihat sepanjang jalan sangat indah. Ada pusat kota tapi letaknya lumayan jauh menuju ke kompi.

"Oya Kar.. Bagaimana cara anggota memenuhi kebutuhan hidup di asrama?" tanya Bang Huda.

"Ijin Dan.. koperasi menyediakan barang satu Minggu sekali sesuai titipan kebutuhan rumah tangga anggota." jawab Pratu Kardi.

"Begitu ya. Kasihan nih ibu-ibu yang hamil atau punya anak kecil. Begini saja Kar.. kita khan bawa truk. Kamu isi segala kebutuhan rumah tangga. Kalau kamu rasa banyak anak-anak.. kamu isi snack, mainan dan alat tulis..!!"

"Ijin Dan, saya tidak bawa anggaran kompi secara dan kemungkinan besar juga tidak cukup Dan. Ini uangnya hanya cukup untuk memenuhi belanja Koperasi" kata Pratu Kardi sedikit resah.

"Yang minta kamu pakai anggaran kompi itu siapa?? Ini murni dana dari saya pribadi. Masalah belanja koperasi kamu isi, nanti saya bantu penuhi beberapa kebutuhan lain. Saya ini juga punya istri hamil. Kasihan sekali kalau sampai ada acara ngidam tapi suaminya harus turun gunung jauh sekali"

"Siap Dan." Pratu Kardi tersenyum lalu menghentikan mobilnya di sebuah toko serba ada yang terbesar di kota tersebut.

:

"Lama sekali Bang, Ayu sudah pusing"

"Anggota masih belanja kebutuhan rumah tangga dan dapur. Kamu mau belanja nggak?" tanya Bang Huda.

Ayu mengangguk. Jarang sekali wanita menolak jika di tawari kegiatan yang satu ini.

~

"Ijin Ibu, kami bingung melengkapi apa saja kebutuhan rumah tangga."

"Obat-obatan untuk mengisi unit kesehatan kompi sebelum di tangani rumah sakit terdekat, ragi makanan mungkin"

Kening Bang Huda berkerut. "Untuk apa ragi?"

"Kalau banyak anak-anak.. bukankah kita lebih higienis kalau buat sendiri. Kita bisa buat tahu dan tempe, tanam sayuran, tanam tanaman toga atau bisa juga buat Frozen food untuk anak-anak" jawab Ayu.

Bang Huda pun mengerti. "Siapkan seluruh bahan dan peralatan yang di minta istri saya..!! termasuk freezer"

Ayu menoleh, matanya terbelalak melihat Bang Huda. "Abang bawa uangnya nggak?"

"Kalau kurang kamu taruhannya" ucap Bang Huda seakan ringan.

"Iihh Abaaang.. nggak mau"

...

Ayu tak sanggup lagi berbicara saat Bang Huda benar-benar membeli dan membayar seluruh barang yang ia sebut termasuk barang yang ia pilih.

Beberapa saat kemudian Bang Huda dan rombongan sudah sampai di Kompi. Serah terima jabatan sudah di laksanakan beberapa hari yang lalu saat Ayu sedang sakit sehingga hari ini Bang Huda dan Ayu bisa masuk ke Kompi tanpa ritual passing in dan passing out komandan.

~

"Mohon maaf untuk hari ini tidak ada banyak acara dulu ya. Kita lanjut besok saja karena istri saya sedang hamil muda, terus terang saya nafas pun tidak tenang karena mencemaskan istri" kata Bang Huda.

"Baik Pak, nggak apa-apa.. kami mengerti" jawab salah seorang ibu pengurus.

"Nanti tolong di bantu om-om bujangan untuk menata dan mendata barang yang saya beli untuk kegiatan besok. Kalau ada yang kurang, nanti bisa di tanyakan langsung ke rumah dinas saya, biar istri saya istirahat dulu satu atau dua jam"

...

Ayu terus memandangi dari jendela.. suaminya yang sedang sibuk mengarahkan ini dan itu. Terdengar arahannya yang lebih mengarah pada kenyamanan dirinya selama disana hingga akhirnya Ayu tertidur dengan susah payah karena Bang Huda tidak menemaninya.

:

Bang Huda menghentikan langkahnya saat melewati kamarnya, dari celah kecil ia melihat Ayu yang sudah tertidur. Ranjang lama yang terlihat kasur busanya tak lagi nyaman untuk di gunakan.

Ayu menggeliat berat dalam tidurnya. Bang Huda pun masuk ke dalam kamar. "Punggungmu pasti sakit ya, tidak hamil saja punggungmu mungkin tidak nyaman pasti sekarang dia kali lebih sakit. Sabar ya dek, besok Abang ganti busanya."

***

Tengah malam Ayu terbangun, perutnya terasa lapar. Ia mencoba bangun tapi badannya sangat sulit untuk di gerak kan. Ayu menoleh melihat sekitar, Bang Huda tidur di lantai sambil memegang tangannya. Ia akui sejak kejadian itu Bang Huda tak begitu berani terlalu dekat dengannya apalagi sejak ia mengenakan hijab. Bang Huda semakin sering menundukan pandangan di hadapannya.

Merasakan ada pergerakan kecil dari Ayu, Bang Huda pun terbangun. "Kamu bangun dek? Lapar ya?" tanya Bang Huda.

Karena memang sudah merasa sangat lapar, Ayu pun mengangguk. Memang sejak tau sedang mengandung baby kecilnya.. ia tidak bisa lagi membendung rasa lapar.

"Ayo makan dulu, Abang suapi. Tadi Abang minta Kardi belikan sate ayam. Kamu mau nggak?"

"Iya Bang, mau"

:

Ayu sudah bisa melahap dua bungkus nasi. Benar saja perkiraan Bang Huda, dua bungkus nasi baru cukup untuk memenuhi lambung Ayu, tak masalah baginya karena memang istrinya sedang berbadan dua. Berbanding terbalik dengannya, saat ini dirinya sedang tidak bisa makan banyak. Rasa mual terkadang menyiksanya tiba-tiba.

"Abang nggak makan?" tanya Ayu.

"Abang sudah makan lontong tadi, lagi nggak bisa makan nasi." jawab Bang Huda sambil menyuapi Ayu.

Tiba-tiba Ayu menangis. Hatinya terasa sedih.

"Kenapa dek?? Perutnya sakit??"

Ayu menggeleng dan tetap menangis.

"Terus kenapa? Bilang sama Abang..!!"

"Ayu pengen mancing" jawab Ayu.

"Lailaha Illallah" Bang Huda mengusap wajahnya, ia melihat jam tangannya menunjuk angka 01.32 dini hari. "Sabar ya, sebentar lagi matahari keluar, nanti Abang carikan tempat mancing" bujuk Bang Huda meskipun mungkin ia tidak akan mengabulkan keinginan Ayu begitu saja.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

fent

fent

semoga baby twins yaaa sprti opa nya

2022-07-12

2

fent

fent

author sllu unik klo ksh nama ajudan,kpn nama ajudan di ksh nama yg LBH sangar di Bandung tokoh utama,misal pratu nickholas🤣🤣🤭

2022-07-12

3

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

sabar bang

2022-07-12

1

lihat semua
Episodes
1 1. Istriku.
2 2. Prahara awal rumah tangga.
3 3. Rasanya tanggung jawab.
4 4. Huru hara.
5 5. Keributan pengantin baru.
6 6. Wajar saja.
7 7. Terombang ambing perasaan.
8 8. Meluapkan amarah.
9 9. Sebuah pelajaran berharga.
10 10. Tragedi Masa lampau.
11 11. Karena sebuah alasan.
12 12. Hari baru bersama mu.
13 13. Hari keberangkatan.
14 14. Tempat tugas yang baru.
15 15. Antara aku dan kamu.
16 16. Mendekati kamu.
17 17. Acara malam.
18 18. Perkenalan dengan dunia baru.
19 19. Tak disangka.
20 20. Kerja keras.
21 21. Acara kacau.
22 22. Cobaan.
23 23. Menguras tenaga.
24 24. Sisi seorang Ayu.
25 25. Berharap yang terbaik.
26 26. Main perasaan.
27 27. Baikan.
28 28. Huda.
29 29. Tegar.
30 30. Tamu baru.
31 31. Ada ulah.
32 32. Sulit membuktikan.
33 33. Harus di beri pelajaran.
34 34. Hasil bujukan.
35 35. Rusuh lagi.
36 36. Santai saja.
37 37. Membujuk.
38 38. Perjalanan.
39 39. Malam di tujuan.
40 40. Mimpi buruk Bang Huda.
41 41. Jalan-jalan.
42 42. Tak disangka terjadi.
43 43. Perhatian.
44 44. Kenakalan Ayu.
45 45. Godaan terberat.
46 46. Demi baby.
47 47. Trouble maker.
48 48. Dalam kepanikan.
49 49. Ungkapan cinta terdalam.
50 50. Pembawa petaka.
51 51. Pembalasan.
52 52. Yang terpendam lama.
53 53. Bersahabat dengan keadaan.
54 54. Ada drama.
55 55. Hiburan.
56 56. Penyelesaian rasa.
57 57. Gagal romantis.
58 58. Kerusuhan.
59 59. Ribut nggak jelas.
60 60. Ingin terlihat tangguh.
61 61. Menguraikan rasa.
62 62. Suami waspada.
63 63. Berita buruk.
64 64. Untuk kesayangan.
65 65. Masalah hati.
66 66. Berujung prahara.
67 67. Hasil perbuatan.
68 68. Pasca kelahiran.
69 69. Perjuangan.
70 70. Sigap bertindak.
71 71. Rasa dari Bang Huda.
72 72. Perkara sulit.
73 73. Situasi tidak kondusif.
74 74. Keputusan.
75 75. Coklat sial.
76 76. Mulai cemburu.
77 77. Hasilnya.
78 78. Istriku tersadis.
79 79. Namanya pengalaman.
80 80. Celaka tak di duga.
81 81. Trouble maker jilid 2.
82 82. Rayuan di balik kekacauan.
83 83. Gagal jadi.
84 84. Gagal lagiiiiiii.
85 85. Penantian.
86 86. Kelegaan.
87 87. Keluarga yang tenang.
88 88. Ulah beda tipis.
89 89. Kasih yang begitu besar.
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1. Istriku.
2
2. Prahara awal rumah tangga.
3
3. Rasanya tanggung jawab.
4
4. Huru hara.
5
5. Keributan pengantin baru.
6
6. Wajar saja.
7
7. Terombang ambing perasaan.
8
8. Meluapkan amarah.
9
9. Sebuah pelajaran berharga.
10
10. Tragedi Masa lampau.
11
11. Karena sebuah alasan.
12
12. Hari baru bersama mu.
13
13. Hari keberangkatan.
14
14. Tempat tugas yang baru.
15
15. Antara aku dan kamu.
16
16. Mendekati kamu.
17
17. Acara malam.
18
18. Perkenalan dengan dunia baru.
19
19. Tak disangka.
20
20. Kerja keras.
21
21. Acara kacau.
22
22. Cobaan.
23
23. Menguras tenaga.
24
24. Sisi seorang Ayu.
25
25. Berharap yang terbaik.
26
26. Main perasaan.
27
27. Baikan.
28
28. Huda.
29
29. Tegar.
30
30. Tamu baru.
31
31. Ada ulah.
32
32. Sulit membuktikan.
33
33. Harus di beri pelajaran.
34
34. Hasil bujukan.
35
35. Rusuh lagi.
36
36. Santai saja.
37
37. Membujuk.
38
38. Perjalanan.
39
39. Malam di tujuan.
40
40. Mimpi buruk Bang Huda.
41
41. Jalan-jalan.
42
42. Tak disangka terjadi.
43
43. Perhatian.
44
44. Kenakalan Ayu.
45
45. Godaan terberat.
46
46. Demi baby.
47
47. Trouble maker.
48
48. Dalam kepanikan.
49
49. Ungkapan cinta terdalam.
50
50. Pembawa petaka.
51
51. Pembalasan.
52
52. Yang terpendam lama.
53
53. Bersahabat dengan keadaan.
54
54. Ada drama.
55
55. Hiburan.
56
56. Penyelesaian rasa.
57
57. Gagal romantis.
58
58. Kerusuhan.
59
59. Ribut nggak jelas.
60
60. Ingin terlihat tangguh.
61
61. Menguraikan rasa.
62
62. Suami waspada.
63
63. Berita buruk.
64
64. Untuk kesayangan.
65
65. Masalah hati.
66
66. Berujung prahara.
67
67. Hasil perbuatan.
68
68. Pasca kelahiran.
69
69. Perjuangan.
70
70. Sigap bertindak.
71
71. Rasa dari Bang Huda.
72
72. Perkara sulit.
73
73. Situasi tidak kondusif.
74
74. Keputusan.
75
75. Coklat sial.
76
76. Mulai cemburu.
77
77. Hasilnya.
78
78. Istriku tersadis.
79
79. Namanya pengalaman.
80
80. Celaka tak di duga.
81
81. Trouble maker jilid 2.
82
82. Rayuan di balik kekacauan.
83
83. Gagal jadi.
84
84. Gagal lagiiiiiii.
85
85. Penantian.
86
86. Kelegaan.
87
87. Keluarga yang tenang.
88
88. Ulah beda tipis.
89
89. Kasih yang begitu besar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!