Malam hari Bang Huda sempat melihat Ayu menata barang-barang juga berkas yang akan di gunakannya untuk mendaftar sebagai tentara wanita. Bang Huda terhenyak sejenak melihat keseriusan Ayu, dengan menikahinya berarti pupus sudah harapan Ayu meraih cita-citanya.
Maafin Abang ya dek, tanpa sadar Abang sudah memaksamu untuk hidup dengan Abang tanpa cita-cita mu. Segala alasan Abang gunakan untuk menyelamatkan mu, maaf kalau Abang salah.
...
Sore ini Bang Huda baru saja pulang dari Markas. Tubuhnya sungguh lelah, sejak kemarin ia pun belum sempat makan, hanya bergelas-gelas kopi mengisi lambungnya dan kini perutnya terasa panas dan melilit.
"Dek..!!" sapa Bang Huda.
Tak ada jawaban dari istri kecilnya.
"Ayu kemana? Kenapa tidak ada suara" gumam Bang Huda kemudian mencari Ayu ke seluruh sudut rumah tapi tetap saja Ayu tidak bisa di temukan. Bang Huda meremas perutnya tapi ia masih menyempatkan untuk menghubungi Bang Langsang.
"Lang.. Ayu disana nggak??" tanya Bang Huda.
"Nggak tuh, memangnya dia kemana? nggak pamit??"
"Kalau pamit ya aku nggak akan hubungi kamu" jawab Bang Huda mulai merasa cemas.
Daripada membuang banyak waktu, Bang Huda segera menghubungi piket kesatrian. "Ada yang lihat istri saya??" tanya Bang Huda.
"Siap.. Ijin Dan.. istri??" petugas piket jaga pun bingung karena setau mereka, Kapten Huda masih berstatus bujangan.
Bang Huda menepuk dahinya. "Maaf.. Maksud saya, tunangan saya.. Ibu Ayu. Adiknya Kapten Langsang dan Kapten Khaja"
"Oohh siap.. tadi keluar kesatrian dan naik ojeg online" jawab petugas piket.
"Astagfirullah.." Bang Huda mengurut pangkal hidungnya, Ayu memang sungguh luar biasa menguji kesabaran nya. "Ya sudah, terima kasih ya"
"Siap..!!"
...
Di tempat lain Ayu sedang menemui Bang Asnan, pria yang sungguh mengecewakan hatinya. Hari sudah mulai gelap saat ia menemui Bang Asnan.
"Cepat katakan yang perlu untuk di katakan. Ayu nggak punya banyak waktu" kata Ayu.
"Kenapa kamu memilih Bang Huda? Kita bisa bicarakan baik-baik tentang semuanya dek. Apa Bang Huda menjamin kebahagiaan mu?" Bang Asnan meletakan sebungkus rokok di atas meja juga beberapa botol minuman setan di atas meja cafe remang-remang namun dengan tingkat eksekutif class.
Bang Asnan tidak percaya begitu saja dengan ucapan Bang Huda. Tidak mungkin dalam waktu yang secepat kilat Ayu sudah berubah status menjadi istri dari Kapten Huda.
Jangankan dalam hati Bang Asnan, Ayu sendiri saja tidak percaya bahkan tidak paham dengan statusnya yang telah berganti, yang ia tau, dirinya sudah memiliki bukti untuk menyelamatkan diri dari Bang Asnan yang tidak hanya satu atau dua kali ini nyaris membuatnya celaka.
"Jelas Bang Huda menjaminku bahagia, setidaknya Bang Huda tidak pernah berniat menjual Ayu" jawab Ayu mengungkapkan hal yang yang Bang Huda pun belum sepenuhnya tau keadaan nya. Ia menyadari jika Papa dan Abangnya sampai tau kejadian ini mungkin nyawa Letda Asnan akan melayang seketika, lagipula Ayu merasa Bang Huda adalah orang luar yang sama sekali tidak akan peduli dengan keadaannya.
"Bukan begitu dek, segala resiko kita tanggung bersama.. Abang juga akan selalu menjagamu dari jauh. Kalau ada uang yang di dapat.. kita bagi dua untuk modal menikah" kata Bang Asnan.
"Jadi Abang rela Ayu di jamah orang lebih dulu daripada Abang yang memulainya???" tanya Ayu merasa kecewa.
Bang Asnan mulai bingung dengan pertanyaan Ayu, wanita yang sebenarnya amat sangat polos. Mungkin Ayu adalah satu-satunya wanita polos yang pernah ia kenal.
"Kita khan sudah pernah melakukannya.. jadi tetap saja Abang yang pertama" kata Bang Asnan berdalih.
~
Di rumah, Bang Huda berkali-kali menghubungi Ayu tapi gadisnya itu sama sekali tidak menjawab panggilan teleponnya.
"Kemana saja kamu dek??? Apa sekedar pamit saja sulit??" gerutu Bang Huda.
Bang Huda menyeret kursi plastik di sampingnya, ia semakin meremas perutnya.. tidak seperti biasa dirinya tidak tahan dengan rasa sakit di perutnya. "Astagfirullah.. sakitnya luar biasa" Bang Huda mengatur nafasnya.. ia baru mengingat, sudah dua hari melupakan tubuhnya sendiri sampai lupa makan. Tapi tanggung jawabnya pada istri segera membuatnya menepis pikiran itu dan kembali fokus pada ponselnya. Baginya Ayu lebih penting melebihi dirinya sendiri.
"Ya ampun, kenapa aku bisa sampai lupa. Perangkat ponsel Ayu sudah tersambung di ponselku, pasti terlacak posisinya" Bang Huda segera memantau pergerakan Ayu melalui layar ponselnya. Seketika matanya melotot melihat nama sebuah tempat. "Cafe kenanga??? Bukannya ini cafe remang-remang?? Sama siapa Ayu disana??" Sambil berpikir keras ia segera menyambar kunci mobilnya. "Astaga.. pasti Asnan. B*****t, berani sekali dia bawa lari istri orang..!!!!!"
...
Bang Huda mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, tak terlihat ada Ayu disana padahal titik di ponselnya masih jelas menunjukkan bahwa Ayu masih berada di tempat itu.
Beberapa detik matanya mencari, ia melihat Ayu lemas dan di papah dua orang pria berjalan ke sebuah lorong di belakang cafe. Bang Huda hendak mengejarnya.. namun langkahnya terhenti oleh petugas keamanan di cafe tersebut.
"Permisi Pak, bisa tunjukkan identitas??" sapa petugas.
Tak banyak bicara, Bang Huda membongkar dompetnya. Karena terlalu terburu-buru, Bang Huda salah mengambil identitas. Seharusnya ia menyerahkan KTP yang biasanya ia gunakan untuk bekerja di luar', tapi kepanikan nya melihat Ayu, ia malah salah mengambil KTA dan menyerahkannya pada petugas keamanan.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Nurhayati Nia
lanjutttt othorr
2024-05-07
1
amalia gati subagio
duh miris bebal maksimal nih perem, anak kolong pengen jd kowat, maenan ojol bisa gt gn o h
2022-11-18
1
ria hardianti
ya amoun kok kamu mau maunya nuruti laki2 kayak gitu sih..modal nikah dengan cara kamu yg berkorban ya allah
2022-08-02
2