Bang Huda segera mengangkat Ayu dan membawanya ke dalam rumah. Mama dan Oma sudah menenangkan Ayu.
...
Bang Huda baru saja makan, itu pun hanya beberapa suap. Tak lupa ia menelan obat lambung. Bang Khaja dan Bang Langsang ikut menemani Bang Huda di rumah dinas barunya.
"Kamu tetap tidak mau cerita?" tanya Bang Khaja.
"Nggak ada apa-apa" jawab Bang Huda.
"Mau kamu bilang bagaimana pun, aku dan Khaja tetap Abangnya Ayu" kata Bang Langsang.
Bang Huda malam memejamkan mata, ia tidak ingin mengingat kejadian tadi.. saat ia melihat Ayu berantakan karena ulah pria tua.
Bang Khaja dan Bang Langsang saling pandang melihat sudut mata Bang Huda basah, pastinya ada hal besar yang iparnya itu sembunyikan.
Tak berapa lama.. Bang Huda memercing kesakitan. "Tolong ambilkan perban donk.. perutku sakit sekali..!!"
Bang Khaja segera beranjak menuju kotak P3K sedangkan Bang Langsang membantu Bang Huda membuka pakaiannya. "Astagfirullah.. luka begini kenapa baru bilang????" tegur Bang Langsang.
"Sudah jangan banyak bicara..!! Cepat obati..!!" pinta Bang Huda.
"Kau ini, kalau infeksi bagaimana??" Bang Khaja pun ikut mengomel.
***
Pagi ini Ayu baru berani pulang ke rumah di temani Mama Hana. Meskipun Bang Huda bilang tidak akan marah padanya, tapi tetap saja dirinya cemas bukan main.
Ayu salah tingkah mondar-mandir di sekitar rumah dengan gengsinya.
"Kamu nggak pengen lihat keadaan Huda?" tanya Bang Khaja.
Ayu hanya sedikit melirik Bang Huda yang masih terbaring lemas di dalam kamar.
"Nanti saja, Ayu mau buat teh"
"Untuk siapa?" tanya Bang Khaja.
"Untuk Bang Huda lah. Kalau Bang Huda sakit, siapa yang mau benahi kabel listrik yang rusak di belakang rumah" jawab Ayu kemudian melenggang pergi.
"Kamu dengar itu?? Istrimu memintamu membetulkan kabel listrik yang rusak" kata Bang Langsang dari dalam kamar, ia pun mendengar cicitan kecil dari adiknya.
"Biar saja sementara rusak dulu. Nyambung kabel juga butuh konsentrasi, kalau di paksakan sekarang malah korslet, jadi meledak.. aku lagi yang kalian salahkan" jawab Bang Huda masih memejamkan mata.
"Kalau nggak kuat ya sambar saja. Kau yang punya testpen untuk cek arus" jawab Bang Langsang.
Mereka bertiga pun jadi tertawa geli.
:
"Siang hari, ada yang mengetuk pintu rumah. Ini sudah tiga kali bolak balik Ayu membuatkan teh. Teh yang pertama ada sensasi lautan biru yang membuatnya nyaris meregang nyawa saking asinnya, yang kedua rasa tidak jelas dan membuatnya kembali merasa tercekik karena ada bubuk MSG di dalamnya dan yang ketiga baru terasa gula meskipun hanya di ujung lidah karena tidak terasa manisnya.
"Enak nggak Bang?" tanya Ayu.
"Enak.. sudah jangan buat lagi. Nanti kamu capek" jawab Bang Huda.
tok..tok..tok..
Ada suara ketukan pintu yang membuat pembicaraan mereka harus terputus. Bang Huda segera beranjak, ia membuka pintu berniat melemaskan otot-otot yang ngilu agar cepat pulih.
Baru saja pintu terbuka sebuah tamparan mendarat di pipinya.
plaaaaakkk...
Tendangan sepatu PDL pun membuatnya kembali tersungkur.
buuugghhh...
"Astagfirullah.." Bang Huda masih sempat beristighfar merasakan tubuhnya yang kembali tidak karuan.
"Papaaaa..!!!" tegur Mama Sasti sambil mencubit pinggang Papa Juan sekencangnya.
"Bocah edan.. waras opo nggak nikahin anak gadis orang nggak bilang keluarga. Malu sama Om Ranggi..!!!!"tegur keras Papa Juan.
"Ampun Pa.. piiiss" Bang Huda mengacungkan tangannya tanda perdamaian.
Muncul di belakang Papa Juan, Kapten Taksaka.. atau biasa di panggil Saka, saudara kembar Bang Huda. "Mantap kali kau Bang. Sekali tembak dapat gadis muda.. cantik, seksi lagi" ucap Bang Saka sambil membantu Bang Huda untuk berdiri.
"Matamu.. tak twunjek ajur kowe dadi lempung..!!!!!" ancam Bang Huda kesal menanggapi ucapan adiknya yang jelalatan.
"Hai cantik.. aku adiknya Huda" Bang Saka melepaskan Bang Huda yang kesakitan sampai kembali terjatuh.
"Astagaaaa.. Sakaaaaa... Pagang yang betul..!!!!!" tegur Papa Juan.
"A_bang kok.. ada dua..??" tanya Ayu dengan wajah bingungnya. Ayu sampai lunglai menubruk Bang Saka saking kagetnya.
"Eeeeehh.." Bang Huda menarik Ayu agar jatuh ke arahnya. "Enak saja....!!!!!!"
:
Papa Juan benar-benar marah karena tindakan gegabah Bang Huda. Ia mendudukkan putranya di hadapannya untuk di sidang.
"Kamu itu kalau nggak gelud, pasti soal perempuan..!!!!!!" bentak Papa Juan.
"Sudah.. Huda sama saja dengan Khaja dan Langsang" Papa Ranggi menenangkan Papa Juan Littingnya.
"Apa susahnya bilang mau melamar??"
"Ya masa harus kuhamili dulu baru Papa setuju sama pilihanku???" kata Bang Huda.
"Papa hantam juga bibirmu ya..!! pilihanmu selama ini memang nggak karuan. Makanya Papa nggak setuju." jawab Papa Juan masih emosi.
"Ndhuk.. jawab jujur.. Kamu sudah di apakan sama Bang Huda?" Papa Juan merasa tidak enak dengan litingnya.
"Abang suka ngintipin Ayu Pa"
"Haaahh.. astagfirullah.. benar khan dugaan Papa. Kamu itu jelalatan.. Mata keranjang. Bikin maluu Hudaaaaa..!!!!"
"Nggak Pa, duuuhh fitnah kamu dek..!!"
"Aahh.. alasan lu Bang..!!" Bang Saka memanasi suasana.
buuggh..
Pandangan mata Bang Huda menghitam, ia ambruk menimpa Ayu membuat semuanya kaget.
...
Bang Huda tersadar dari pingsannya, kali ini tubuhnya sudah benar-benar kesakitan. Jauh disana Papa Ranggi sedang berbincang dengan Papa Juan, disisi lain Mama Hana sedang berbincang dengan Mama Sasti dan di sudut lain sibuk para sahabatnya sedang bermain ular tangga sedangkan Ayu sedang mengobrol dengan Andin dan Naya membahas obrolan tak tentu arah mengikuti jalan pikiran pintar mereka.
"Kalian ini ribut sekali. Sakit telingaku dengarnya" tegur Bang Huda yang masih merasa pusing.
"Abang..!! Sudah bangun?" tanya Ayu tiba-tiba bersikap manis menghampiri Bang Huda. "Ayu masakin soto ya?" kata Ayu lagi.
"Duduk manis saja di samping Abang dan jangan buat macam-macam"
"Kenapa Bang? Ayu sudah nggak apa-apa" kata Ayu.
"Kamu duduk manis saja, Abang pengen di temani" jawab Bang Huda kemudian menyadari ternyata sikap manis Ayu hanya karena Papa Ranggi dan Mama Hana memelototi putrinya itu.
"Nggak apa-apa kok Bang"
Kapan kamu bisa menerima Abang dek? Apa Abang harus memberimu tanda biar kamu bisa cinta sama Abang?.
"Ya Bang..!!!!" tanya Ayu lagi.
"Bilang sama Mama, Abang hanya mau di temani saja. Abang takut kamu nggak jadi buat soto, yang ada jadi kuah jamu" jawab Bang Huda.
Ayu melirik Bang Huda dengan tajam. "Ayu juga bisa masak Bang"
"Iya.. memang bisa, tapi jangan sekarang ya. Lambung Abang masih syok, belum bisa terima kenyataan" kata Bang Huda.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Nurhayati Nia
astogehhh😀😀😀 sumpah kocak banget ni novell
2024-05-07
0
Devita
Maaf Thor, apakah dalam alur cerita si Ayu ini anak yg agak PeA ya? Dia tahu keluarganya byk dari anggota dan dia juga berkeinginan menjadi kowad tapi kenapa jalan fikirannya sangat begitu terbelakang ya padahal klu dia mau mendaftar kowad ada Test psikolog dll yg jelas itu dia harus faham setidaknya standar iq dia ga bego2 banget utk lulusan anak SMA beda cerita dgn Hanin yg dibesarkan di pelosok tak mengenal sekolah
Maaf ya Thor ini hanya sebagai masukan saja
2023-12-06
0
amalia gati subagio
keluarga gesrek? membesarkan jalang?
2022-11-18
1