Keluarga tidak ada yang memaksa saat Ayu tidak ingin ke pemakaman Oma buyut, juga tidak meminta Bang Huda untuk menjenguk Oma untuk terakhir kalinya meskipun Bang Huda dan keluarga sudah membicarakan perihal pertemuan saat itu.
"Ayu nggak mau kesana" ucap Ayu menegaskan sekali lagi.
"Mohon maaf beribu maaf Opa, biar saya saja yang mewakili" kata Bang Huda.
"Sudahlah.. temani Ayu saja..!!" saran Opa Rico.
:
Alisa mengusap papan nama Oma Diana, keluarga akui sebenarnya Alisa tidak sejahat yang mereka pikirkan. Hanya saja karena Oma Diana menjadi dalang kerusakan, banyak keluarga yang sudah menjadi korban termasuk Ayu dan Bang Huda.
"Tinggal lah bersamaku.. tak taukah kamu bertahun-tahun lamanya aku mencarimu dan Mama" kata Oma Jihan.
"Ma.. sudahlah..!!"
Opa Rico menghentikan ucapan istrinya dan Alisa paham hingga detik ini memang Opa Rico adalah pria yang setia.
"Mbak Jihan.. kamu adalah orang yang baik, pantas Mas Rico mempertahankan kamu hingga mempertaruhkan nyawanya. Aku sudah merusak rumah tanggamu. Tolong maafkan aku dan masa yang lalu jangan pernah menjadi sakit hatimu lagi. Ku katakan sekali lagi di hadapanmu.. Mas Rico tidak pernah menyentuhku. Kami hanya mengambil bagian dari dirinya lalu menyuntikkan padaku hingga aku hamil"
Oma Jihan hampir tak sanggup menjawabnya. Ia memeluk Alisa.
"Tinggalah bersamaku..!! Aku tau Mbak Alisa tidak punya sanak saudara" ajak Oma Jihan.
"Terima kasih banyak, ada Allah yang menjagaku" jawab Alisa, ia paham Opa Rico pun tak menghendaki kehadirannya, ia pun tidak ingin lagi hidup dengan bayangan masa lalu yang kelam.
...
Bang Huda bingung karena Ayu kembali mual setiap dirinya jauh dari istri kecilnya. Segala obat sudah di minum berharap istrinya tidak mual tapi tetap saja Ayu mual.
"Abang harus bagaimana lagi dek? Mualmu parah sekali"
"Abang jangan jauh dari Ayu..!!" pinta Ayu.
Bang Huda tersenyum mendengar permintaan kecil sang istri. "Yang manja anaknya atau Mamanya nih?" tanya Bang Huda.
"Mamanya" jawab Ayu singkat kemudian menyandarkan keningnya pada perut Bang Huda yang sedang berdiri di hadapannya.
"Kamu mau ikut Papa atau ikut Abang? Besok Abang sudah berangkat ke tempat tugas yang baru" tangan Bang Huda tak hentinya membelai Ayu.
Ayu terdiam sejenak, semakin ia rasakan.. dirinya semakin tidak ingin berpisah dari Bang Huda. Ayu mendongak menatap wajah Bang Huda. "Ayu ikut Abang. Boleh??"
"Alhamdulillah kalau kamu memang mau ikut sama Abang. Memang seharusnya kamu ikut Abang, tapi kalau hatimu masih berat.. Abang ijinkan kamu ikut Papa" kata Bang Huda membujuk Ayu secara halus.
"Ayu nggak mau ikut Papa" jawab Ayu.
"Ya sudah, besok pagi kita berangkat"
***
Bang Khaja dan Bang Langsang mengantar Bang Huda dan Ayu ke bandara. Ayu memeluk kedua Abangnya secara bersamaan.
"Kenapa masih nangis? Apa Huda kasar lagi?" tanya Bang Khaja.
"Nggak Bang, Ayu suka sedih aja kalau Bang Huda jauh dari Ayu"
Bang Langsang dan Bang Huda saling lirik.
"Ngidam mu pengen nempel sama suami dek" kata Bang Langsang.
"Biar saja Lang, Ayu jadi kelihatan lebih sehat" imbuh Bang Khaja kemudian melirik Bang Huda yang bersandar memejamkan mata sambil menghirup aroma kulit jeruk.
Ayu mengangguk, memang sejak berdekatan dengan Bang Huda, mualnya sudah banyak berkurang.
"Ngomong-ngomong Huda kenapa?" tanya Bang Langsang.
"Abang lemas, katanya dari semalam pusing." jawab Ayu.
Opa Rico tersenyum melihat Bang Huda bersandar lemas. "Biarkan saja, biar dia menikmati masa-masa indah menjelang menjadi seorang ayah"
Bang Khaja dan Bang Langsang mengangguk.
"Aku ke minimarket sebentar..!!" pamit Bang Langsang.
:
Bang Huda menggandeng Ayu menuju ke pesawat militer. Bang Langsang pun berlari mendekatinya.
"Nanti sampai sana buka puasa yang benar ya, perbanyak do'a dan puasa. Ini aku tambahi modal buka puasa." Bang Langsang menyalami Bang Huda dan menyelipkan sesuatu di tangan Bang Huda.
"Opo iki??" Bang Huda menunduk melihatnya. "Aseeeemm..!!!!" teriak Bang Huda saat melihat tissue khusus pria.
"Apa itu Bang?"
"Nggak ada apa-apa" jawab Bang Huda kemudian menyembunyikan barang tersebut.
Berjalan di sampingnya, Bang Saka yang lebih banyak diam. Tapi raut wajahnya berubah saat seorang gadis memanggilnya.
"Bang Sakaa..!!"
Beberapa petugas bandara militer menghalangi langkah Syahila yang menemui Bang Saka.
"Biarkan dia masuk. Dia ini perempuan setengah waras. Biar saya yang tangani..!!" kata Bang Saka.
Syahila bersungut-sungut tapi Bang Saka masih terlihat cool seolah tidak terjadi apapun.
"Ini obat yang Abang pesan, sebenarnya buat apa? Memesan obat ini pun harus dengan resep dokter. Benar-benar mesum" tanya Syahila.
"Ini obatnya mau Abang bagi dua sama Huda." jawab Bang Saka.
"Tapi itu untuk pasutri Bang, Abang sudah menikah??"
"Ya sebentar lagi khan nikah, sama kamu" ucap Bang Saka seenaknya.
"Nggak aahh.. enak saja"
Bang Saka tersenyum nakal. "Kamu pasti akan menyusul Abang.. sayang" tak hentinya Bang Saka menggoda Syahila.
"Aku sudah ada yang punya." jawab Syahila.
Bang Saka tersenyum mendengarnya. "Bodoh sekali, sejak kemarin Abang memberimu tanda.. tapi kamu tidak paham juga. Bahkan kamu hampir melumpuhkan kebahagiaan mu sendiri. Panda kecil"
Seketika Syahila mundur selangkah. Matanya berkaca-kaca.
"Masih juga nggak kenal suara Abang???" Bang Saka menaikan nada suaranya.
Refleks Syahila berjinjit memeluk Bang Saka. "Maaf Bang, adek nggak kenali suara Abang"
"Kamu ini mau di kawinin nggak? Dari kemarin nuduh Abang ingkar janji. Makanya kalau di video call itu tunjukan wajah, cek barangnya.. bukan malah tunjukin langit-langit, selimut buluk, Abang tau foto profil mu sudah editan tingkat dewa khayangan. Nggak usah malu" tegur Bang Saka.
"Abang sendiri kenapa ngakunya tukang angkut. Pakai foto orang angkut kelapa sawit"
"Nah itu memang Abang. Pakai akun Zemrawo3ts."
"Abang itu tentara atau tukang angkut kelapa sawit??" tanya Syahila masih bingung.
"Ya tukang pungut kelapa sawit, sambiannya jadi tentara" jawab Bang Saka lirih.
Syahila pun menangis kencang. "Dasar tukang tipuuuu..!!" Syahila mencubiti pinggang Bang Saka.
"Abang nggak nipu, kamu saja yang mati sinyal"
Tak lama seorang pria menghampiri Bang Saka. "Saya titip Syahila sama kamu ya. Sekitar dua minggu lagi saya ke tempatmu. Saya merestui kamu dan Syahila" kata Papa Hasdin.
"Siap Pa, terima kasih banyak restunya"
"Papa benar-benar titip sampai Papa datang kesana..!!" pesan Papa Hasdin.
Bang Huda mendesah berat. Ia pun sudah mendengar semuanya. "Saka di percaya??" cibirnya. Ia memang sudah tau kalau Saka memiliki seorang kekasih yang ia kenal dari sebuah medsos.
"Alhamdulillah.. SKS.. sistem kebut semalam. Gue susul lu Bang..!!" kata Bang Saka tanpa beban.
"Sakaaa.. mulutmu itu seperti Papa Jovan saja. Tidak bisa di atur..!!!!!" tegur Papa Juan yang baru saja tiba bersama Papa Ranggi.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Nurhayati Nia
ampyunnnn bang salah mesummm teruss ihh
2024-05-09
0
Marsha Marni
thor om tentaraku ko g" lanjut lagi shi
2022-08-14
1
Nurmhaee
aku kog kangen bang Jovan ya, timbang bang Juan nya
2022-08-05
1