Pagi ini Bang Huda dan Ayu bertatap muka secara langsung dengan para anggota dan keluarga. Bang Huda pun memperkenalkan diri secara resmi di hadapan seluruh anggota dan keluarga.
"Selamat pagi.. rekan anggota dan ibu-ibu sekalian. Mohon maaf kemarin saya tidak langsung menyapa, mengingat istri sedang hamil muda.. baru perjalanan jauh. Saya takut istri terlalu lelah. Jadi kami berdua baru berkenalan secara langsung" Bang Huda membuka perkenalan dirinya.
"Siap Danki..!!"
"Saya perkenalkan diri secara langsung ya. Saya.. Kapten Cakra Huda Mandala, disini menjabat sebagai Danki C yang baru, tak lupa saya perkenalkan juga.. di samping saya ini.. Masayu Tibra Layu.. istri saya masih satu ini ya ibu-ibu." goda Bang Huda karena Ayu lebih banyak menunduk dan diam karena sesuatu hal.
Seketika Ayu menoleh di iringi tawa geli para anggota dan keluarga.
"Anak masih dalam oven mamanya.. insya Allah delapan bulan lagi launching." imbuh Bang Huda.
"Semoga lancar sampai persalinan komandan..!!" do'a para anggota.
"Terima kasih." jawab Bang Huda. "Sebenarnya hari ini saya punya beban. Dari tadi malam saya di cemberutin Komandan besar" kata Bang Huda sambil memberi kode pada anggota sambil menatap istrinya. "Baru datang.. istri minta mancing.. saya sampai nggak bisa tidur karena Mama bee pengen mancing.."
Ayu tak bisa lagi menyembunyikan wajah malunya karena Bang Huda membuka 'kejelekannya' di hadapan para anggota yang lain. Ayu mencubit pinggang Bang Huda sekuatnya.
"Alhamdulillah.. akhirnya bereaksi juga Bu, dari tadi saya nggak di sapa gara-gara Komandan besar saya pengen mancing" ucapnya meskipun harus menahan sakit merasakan tajamnya kuku Ayu.
Bang Huda membisikan sesuatu di telinga Ayu agar memberi salam pada anggota dan ibu-ibu yang lain meskipun tidak banyak kata.
"Selamat siang bapak dan ibu semua. Perkenalkan.. saya istri dari Kapten Cakra Huda Mandala. Mohon ijin arahan dan bimbingan, khususnya dari ibu-ibu semua selama suami saya menjabat sebagai Danki disini. Terus terang ini adalah kali pertama saya mendampingi suami. Jika dalam berproses ke depannya ada tindak tanduk saya yang keliru, mohon untuk mengingatkan saya" kata Ayu.
Bang Huda tersenyum bangga karena Ayu tidak gugup dan bisa mengimbangi dirinya, Ayu bisa berbicara lugas dan tegas.
"Sudah Bang, terus kapan mancingnya" bisik Ayu.
Senyum Bang Huda pun hilang, lenyap bagai di telan bumi.
"Sabar, Abang cek lokasi dulu. Kamu teruskan kegiatan bersama ibu-ibu. Abang siapkan peralatan..!!" bujuk Bang Huda.
:
Bang Huda menatap sungai yang berarus sedang di belakang kompi. Istrinya sedang hamil, tak mungkin dirinya membiarkan sang istri memancing.
"Tolong buat alat untuk menghadang sisi kanan dan kiri sungai. Kalian beli ikan hidup di pasar. Tebar sebanyak-banyaknya, sekalian beli jaring ya..!!" perintah Bang Huda. ( Ada yang ingat akal licik siapa? 🤭 ).
"Ijin Danki.. kalau boleh tau.. buat apa ya?"
"Nanti kalian juga akan tau" jawab Bang Huda.
...
Ayu menatap sungai tersebut. Ia tidak yakin akan ada ikan disana. Ikan kecil pun tidak di lihatnya hilir mudik.
"Ini ada ikannya Bang?" tanya Ayu.
"Banyak"
"Abang tau darimana?" tanya Ayu lagi.
"Feeling dan insting seorang prajurit jarang ada yang meleset. Abang kasih tenaga dalam sedikit pasti ikannya langsung menyerahkan diri" jawab Bang Huda percaya diri. "Tapi syaratnya nggak boleh di pancing. Harus di jala. Disini masih banyak hal mistis dek, nggak boleh sembarang pancing ikan, takut penunggunya marah"
"Oohh.." Ayu sedikit bergeser mendekati Bang Huda. Wajahnya sedikit menunjukan kecemasan.
Para anggota yang berada disana hanya bisa menahan tawa melihat cara Danki mereka membujuk sang istri.
"Kardi.. kasih jala nya, biar istri saya coba tangkap ikan disini" perintah Bang Huda.
Ayu menerima jala tersebut. Bang Huda pun berdehem beberapa kali.
Dari arah membelakangi Ayu, beberapa orang anggota menumpahkan dua tong besar Ikan.
"Lempar jalanya..!!" Bang Huda bergaya lalu membaca mantra. "Jopa japu kesampluk tumane a*u, prawan sunthi katut melu aku.. bojo ayu marai ngelu, nanging amung kowe sing krasa ing kalbu"
Ayu sempat tertegun mendengar nya karena kata-kata itu seolah tak ada hubungannya dengan ikan.
"Ayo lempar..!!" kata Bang Huda menyadarkan Ayu.
Ayu segera melemparnya, sungguh kaget tiba-tiba ia melihat banyaknya ikan masuk ke dalam jaring. "Abaaang.. ikannya masuk.."
"Apa Abang bilang..!! Mantra ini bagus sekali"
"Iya Bang, Ayu suka. Bojo ayu marai ngelu" kata Ayu.
Setelah beberapa saat.
"Tarik ikannya..!!"
Mendengar suara Danki, para anggota segera membantu dan benar saja.. ikan yang di dapat sangatlah banyak.
"Mundur dek..!! Kamu nggak akan kuat tarik jaringnya" kata Bang Huda.
Ayu mundur dan duduk di atas sebuah batu besar membiarkan Bang Huda bersama anggotanya menangani ikan.
Tak jauh dari sana ada tembok kompi milik Bang Saka.
"Heehh.. buat apa kalian di perbatasan?" tegur Kapten Saka.
"Ijin Dan. Menjala ikan" jawab Bang Kardi.
Bang Saka pun tertawa pasalnya ia tau hanya ikan kecil saja yang ada di sungai itu. "Kalian ngelindur? Mana ada ikan."
Bang Huda jadi cemas di buatnya.
Ayu sudah mendengarnya.. seketika mimik wajah Ayu berubah. "Ini ikan darimana?" tanya Ayu.
"Ya dari sungai ini. Lihat saja, ikannya masih hidup" Jawab Bang Huda sambil melirik tajam mata Bang Saka.
Tau dirinya sudah membuat kesalahan, Bang Saka pun ikut resah. Pelan-pelan ia turun dari tembok pembatas.
"Jawab yang jujur Bang, ini ikan darimana?" tanya Ayu.
"Darii.........."
"Aaaawwww" pekik Ayu sekuatnya sampai melompat.
"Eeehh.. kenapa dek??????" untung saja Bang Huda masih bisa menangkapnya.
"Ayu di gigit sesuatu..!!!!" teriak Ayu.
"Digigit apa???" Bang Huda memeriksa Ayu disana sini tapi tidak ada apapun.
"Di balik baju Ayu Baaang..!!!"
Bang Huda refleks menyelipkan tangannya di balik baju Ayu dan meraba punggungnya. "Nggak ada apa-apa dek..!!!"
"Aaaaaaaa... Baaang.. sakiiitt Bang..!!!!" Ayu berteriak tak karuan.
"Ya Allah, kamu buat Abang cemas dek. Dimana yang sakit, cepat bilang atau Abang obrak-abrik..!!!" bentak Bang Huda.
Ayu pun menarik lengan Bang Huda lalu berbisik "Kue cucur kesayangan Abang di makan kepiting..!!!!!"
"Astagaaaaaa...!!! itu di jepit, bukan di gigit. Bilang yang benar" kata Bang Huda.
"Terserah apa katamu Bang, tolong Ayu dulu..!!"
Agaknya merasakan ada sesuatu yang sangat privasi, para anggota pun mundur teratur dengan alasan menjala ikan.
"Ada-ada saja kamu ini..!!" Bang Huda memepet Ayu di belakang batu kemudian menaikan sedikit tunik Ayu sampai akhirnya ia benar-benar mendapatkan kepiting tersebut. "Dasar kepiting nggak berpendidikan. Nggak punya sopan santun main embat cucur orang. Kurang ajar..!!!!" Bang Huda membantingnya lalu menginjaknya hingga remuk.
Ayu jadi tertawa melihat marahnya Bang Huda. "Abang nih, masa cemburu sama kepiting" kata Ayu sambil sesekali menahan sakitnya.
"Iyalah, Abang ini baru nyentuh kamu dua kali. Yang pertama Abang benar-benar cemas. Yang kedua perasaan lagi nggak karuan.. masa sekarang di duluin kepiting??" ucap gemas Bang Huda.
Ayu terus saja tertawa. Baru kali ini ia melihat wajah lepas Ayu dengan tawa riang di hadapannya. Tawa itu sungguh sangat cantik dan manis membuat denyut nadi Bang Huda tak beraturan. Ia terpana dan terpesona melambungkan angannya setinggi nirwana. "Abang lihat apa sih, wajahnya tegang begitu?" tanya Ayu masih terus saja tertawa.
Bang Huda mengeratkan dekapannya. "Lihat bidadari Abang turun dari khayangan. Abang sudah seperti Jaka Tarub yang niat nyolong selendang Dewi Nawang Wulan. Abang terpikat wajah cantikmu, lekuk tubuhmu.. semua yang ada pada dirimu." ucap jujur Bang Huda membujuk Ayu secara halus. "Kapan Jaka Tarubmu boleh melatih ilmu tenaga dalam sama calon Patih?"
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Nurhayati Nia
🤣🤣🤣 mantra apaan ituu.. idih pak dan kingdom ternyata curang juga yaa dengan membeli banyak ikann
2024-05-09
0
kavena ayunda
😂😂 mantrane bojo ayu marai ngelu gk tuh😂😂 ayu gk paham.artinya kayanya
2023-04-02
0
Sri rahayu Sri
ingat lah mbk nara, black mamba kapten rama satriya
2022-10-20
2