Bang Saka baru saja pulang usai mengarahkan anak buahnya untuk kegiatan besok.
"Kenapa adek nggak kost aja Bang?"
"Jangan.. disini rawan. Tinggal saja sama Abang..!!"
"Tapi nggak enak Bang, kita belum ada ikatan apapun. Apa kata orang nanti" kata Syahila.
"Ya jangan dengarkan apa kata orang" jawab Bang Saka ringan saja.
Shahila pun berlalu meninggalkan Bang Saka karena tak ingin banyak berdebat. Melihat Syahila marah, Bang Saka meraih tangan Syahila.
"Percayalah.. semua pasti baik-baik saja..!!" kata Bang saka. Bang Saka semakin menarik Syahila ke dalam dekapannya. "Apa Abang kurang ganteng sampai kamu nggak mau dekat sama Abang?" tanya Bang Saka.
"Selain kurang ganteng, Abang juga kurang ajar" jawab Syahila kemudian membalas pelukan Bang Saka.
"Benarkah?? Kamu malah bisa ketagihan sama si kurang ajar ini" Bang Saka mendekatkan wajahnya pada Syahila.
-_-_-_-_-
"Naahh.. benar khan, Abang nggak bohong. Saka saja yang nggak bisa tangkap ikan" kata Bang Huda terus meyakinkan Ayu.
"Iya ya, ternyata Abang memang hebat." jawab Ayu dengan polosnya.
"Sekarang kita sudah dapat ikan sebanyak ini. Mau di masak apa?"
Ayu melihat hampir dua buah drum berisi ikan. "Bagaimana kalau kita makan bersama saja Bang, ibu-ibu siapkan bumbu ikan.. bapak-bapak yang bakar ikannya. Biar kita kumpul-kumpul akrab. Mumpung malam Minggu" saran Ayu.
"Boleh deh. Nanti Abang bilang sama Arken." kata Bang Huda.
...
Ayu berniat membantu para ibu-ibu, tapi baru saja melihat bentuk bawang.. ayu sudah muntah dan mabuk tak karuan.
"Ibu.. ibu nggak apa-apa??" tanya Bu Dewa.
"Saya mual sekali Bu. Perut saya rasanya di aduk kalau lihat bawang" jawab Ayu.
"Lebih baik ibu duduk saja. Tidak usah banyak membuat kegiatan, mungkin si kecil pengen ibu lebih banyak diam" kata Bu Dewa.
Ayu meraba perutnya yang masih datar. Ia tau setiap kali sedikit berjauhan dengan Bang Huda atau melihat bawang.. dirinya pasti akan mabuk dan lemas seakan tenaga habis tak bersisa.
Tak lama Bang Huda pun menghampiri. "Pusing lagi?" tanya Bang Huda.
Ayu mengangguk, melihat Bang Huda datang hatinya menjadi tenang.
"Mau pulang saja?"
"Ayu pengen disini, lihat om-om bakar ikan"
"Lihat om-om atau lihat bakar ikan??" tanya Bang Huda menegaskan.
"Lihat om-om" jawab Ayu tanpa merasa bersalah sama sekali.
Bang Huda lumayan kesal tapi ia lebih memilih diam daripada harus ribut dengan istri kecilnya. "Bakar ikannya masih sore nanti. Setelah di beri bumbu, masuk lemari es dulu biar meresap. Kamu jungkir balik gelantungan di pohon juga masih sempat saking lamanya. Kita sholat dulu, istirahat..!!" ajak Bang Huda membujuk Ayu.
:
Bang Huda sholat berdua bersama Ayu di masjid kompi karena Bang Huda tidak ingin meninggalkan Ayu sendiri.
~
Usai sholat, Ayu mencium punggung tangan Bang Huda dan suaminya itu mengecup kening Ayu dengan sayang. Kali ini wajah segar Bang Huda selalu menari dalam pikiran Ayu, wangi maskulin menusuk hidungnya membuatnya merindukan sesuatu.. entah apa yang ia rindukan.
"Abang kerja siang malam, banting tulang, hujan panas tak dirasa, sehat dan sakit Abang terima, hanya untuk memantaskan diri di hadapan Allah untuk menjadi imam mu" ucap Bang Huda memandangi wajah Ayu. "Abang nggak mau.. 'amung iso nyawang fotomu karo mbatin', karena Abang ingin kita sungguh menyatukan batin."
Ayu menunduk menyembunyikan wajahnya.
"Kamu paham apa yang Abang bilang?" tanya Bang Huda.
Ayu mengangguk tapi tak sedikit pun berani mengangkat wajahnya.
"Kita sudah menikah dek, seharusnya kita melaksanakan kewajiban kita sebagai suami istri. Abang butuh kamu.. dan kamu berhak Abang sayangi"
Ayu memberanikan diri menatap wajah Bang Huda. Sikap Ayu begitu tenang dan kalem membuat Bang Huda semakin terpesona.
Bang Huda mengulurkan tangannya. "Kita pulang...!!"
...
Sesampainya di rumah, Bang Huda segera menutup pintunya dengan rapat. Tangannya tak lepas dari pinggang Ayu. Tak di sangka Ayu memeluk dan bersandar manja pada Bang Huda.
"Ayu takut. Takut Abang seperti waktu itu. Abang marah dan sangat kasar" kata Ayu.
"Jangan di ingat lagi. Waktu itu Abang kerasukan setan" jawab Bang Huda tak kalah sakitnya mengingat perlakuan brutalnya pada Ayu. Perlahan tangannya mencoba melepas hijab Ayu tapi istrinya itu menolaknya. "Abang nggak akan kasar lagi. Nggak akan nyakitin lagi"
Ayu masih tetap tidak mau. Ia melepaskan pelukannya.
Bang Huda kembali mendekapnya. "Abang akan mengganti malam pertama kita yang rusak..!!" dengan cekatan Bang Huda membawa Ayu ke dalam kamar.
:
Entah siapa yang memulai lebih dulu, Ayu sudah terlena berbalik mendekap Bang Huda, tentu saja respon tersebut mendapat sambutan hangat dari Bang Huda. Dengan senang hati Bang Huda meladeni keinginan Ayu. Bahkan Ayu sendiri yang di sadari atau tidak, lebih menginginkan Bang Huda memenuhi inginnya.
"Kapan mulainya kalau hanya begini saja dek?" tanya Bang Huda yang sebenarnya sudah sangat tidak sabar, tapi ia juga tidak ingin semuanya hancur dan gagal total sebelum berperang karena Ayu takut padanya.
Tangan Bang Huda hanya berani sekedar mengusap dan sedikit menyentuh tanpa berbuat lebih, Bang Huda membiarkan Ayu menikmati alur yang terjadi di antara mereka.
"Sebentar Bang, perut Ayu geli, rasanya ada yang naik turun" kata Ayu membuat Bang Huda menahan tawa.
"Itu bukan geli sayang. Tandanya kamu minta di sentuh lebih sama Abang" bisik Bang Huda di samping telinga Ayu.
"Bang, apa dulu Abang memperlakukan mantan-mantan Abang seperti ini?" tanya Ayu lumayan mengagetkan Bang Huda karena baru kali ini Ayu ingin tau masa lalunya.
Bang Huda sekilas mencium bibir Ayu berusaha melunakan hati sang istri. "Abang bukan orang suci. Dunia hitam dan kelam sudah pernah Abang lewati, termasuk berdekatan dengan lawan jenis. Tapi........"
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
NauraHaikal
ko' blm up kak nara.. Q tunggu up'y selalu kak🥰
2022-07-14
5
Ratna dewi pravitasari
yakkk ga sabar karena digantung kak nara semangat kak
2022-07-13
3
putri
gaspoool 🤣
2022-07-13
2