"Apaaaaa???? kehilangan jejak?? Sama siapa terakhir kalian lihat???" bentak Bang Huda saat truk hampir sampai Markas.
"Ijin.. Letda Asnan"
"B******n..!!!!" ubun-ubun Bang Huda terasa mendidih mendengarnya.
"Sabar dulu bro.. nanti kita cari Ayu sama-sama" bujuk Bang Khaja.
-_-_-_-
Begitu sampai Markas, Bang Huda langsung kabur tancap gas mencari Ayu meninggalkan Bang Langsang dan Bang Khaja yang pastinya masih apel lapor datang di Batalyon menyesuaikan aturan.
Bang Huda memperhatikan layar ponselnya dan ternyata titik GPS Ayu berada di sebuah tempat yang ia duga adalah sebuah rumah kosong.
"J****k, b*****t.. kau main api di belakangku dek????" Bang Huda mengumpat meluapkan perasaan yang terpendam. "Kalau tau begini akhirnya.. lebih baik kamu hamil anak Abang saja..!!!!"
:
Sesampainya di titik yang berada di GPS, Bang Huda segera berjalan cepat dan benar saja.. rumah itu adalah rumah kosong tidak berpenghuni, bangunannya pun terlihat usang dan tua.
Bang Huda mengendap di sisi samping rumah tua tersebut. Samar ia mendengar Asnan merayu Ayu.
"Ayo dek..!!"
"Bang Huda saja tidak pernah meminta Ayu membuka pakaian" kata Ayu.
"Jadi kamu sama Bang Huda belum melakukannya???" tanya Bang Asnan mematikan.
Tak ada jawaban dari Ayu, mungkin ia bingung harus menjawab apa.
"Kalau begitu mulai saja dengan Abang, bukankah kamu memang belum menikah sama Bang Huda" bujuk Bang Asnan.
Bang Huda tak tahan lagi mendengarnya, sekuatnya ia menendang pintu rumah hingga roboh.
Bang Asnan kaget melihatnya tak terkecuali Ayu sampai menjerit histeris.
Bang Huda lalu menghajar Bang Asnan hingga bonyok babak belur. "Sudah kubilang jangan pernah dekati Ayu, dia istri saya..!!"
"Selama janur kuning belum melengkung, Ayu milik bersama Bang..!!"
Tak terima dengan hal itu, Bang Huda menghajar Bang Asnan membabi buta. "Untuk terakhir kalinya saya katakan.. Ayu adalah istri Kapten Huda..!!!"
buugghhhhh.. baagghh.. buugghhhhh..
Bang Huda terus menghantam Bang Asnan hingga pria tersebut tak sadarkan diri.
Ayu meringkuk menyembunyikan wajahnya saking takutnya melihat amarah Bang Huda. Tak lama Bang Huda menyeret Ayu untuk masuk ke dalam mobil.
~
"Berapa harga dirimu sampai mau di bawa pria lain???"
Bang Huda menginjak gas, dengan kecepatan tinggi ia mengendarai mobilnya.
"Ayu ikut Bang Asnan untuk pindah berkas, daftar jadi tentara di Matra lain. Tadi Ayu juga sudah tanya sama Bang Asnan dan bilang ternyata Ayu nggak boleh menikah, apalagi hamil "
"Tentara.. tentara.. tentara lagi yang kamu pikirkan, kamu sudah terikat janji sama Abang. Kamu mau dengar apa kata Asnan atau Abang????" bentak Bang Huda.
"Ayu nggak sengaja bertemu Bang Asnan, itu juga karena Ayu nggak enak badan" jawab Ayu.
"Alasan..!!!! Sudah di apakan saja kamu sama dia selama Abang dinas latgab????? Berapa kali dia menyentuhmu????" Bang Huda semakin emosi, pikiran kusut bagai benang ruwet.
"Nyentuh apa Bang? Maksud Abang Ayu tidur sama Bang Asnan? Tapi ayu khan masih tunangannya Bang Asnan" tanya Ayu semakin membuat hati Bang Huda tak karuan.
Ayu sangat takut saat Bang Huda melajukan mobilnya di atas kecepatan wajar.
"Ayu pusing Bang, jangan ngebut..!!" pinta Ayu.
"Kamuuu.. benar-benar harus di beri pelajaran Ayu..!!" Bang Huda tak mau tau, ia semakin menginjak gas hingga sampai di Asrama.
~
Mobil masuk menerobos masuk kesatrian. Para anggota piket jaga bingung, Kapten Huda masuk tanpa salam dengan kecepatan tinggi. Kejadian tersebut pun di laporkan atasan.
Bang Huda memarkir asal mobilnya di garasi. Secepatnya ia turun dan kembali menyeret Ayu. Dari seberang, rumah Bang Langsang.. Papa Ranggi dan Papa Juan melihat kejadian itu dengan mata kepala sendiri.
"Ada apa ya, kenapa Huda menarik Ayu sampai seperti itu?" tanya Papa Ranggi.
Papa Juan membuang rokoknya dengan kasar. "Huda memang keterlaluan.. apa dia nggak bisa kalem perlakukan perempuan??"
Papa Juan dan Papa Ranggi segera menuju rumah Bang Huda.
~
Terdengar suara teriakan yang sangat kencang. Papa Ranggi dan Papa Juan mengetuk pintu, cemas memikirkan apa yang tengah terjadi di dalam sana.
Bersamaan dengan itu, Bang Saka datang karena akan menjemput langsung Abangnya sekalian ada pekerjaan di kota tersebut. "Ada apa Pa?"
"Diam kami Saka. Abangmu blank..!!" jawab Papa Juan.
"Kenapa kamu harus pergi sama Asnan??? Dengar Ayu, Abang ini suamimu.. tapi belum pernah sedikitpun kamu memahaminya. Abang berusaha sabar menghadapi sikapmu, tapi kamu malah lari sama pria busukmu itu. Apa kamu tau, tubuhmu ini pernah di obral untuk tua bangka sialan karena dia menjualmu..!!!!" bentak Bang Huda.
Papa Ranggi, Papa Juan dan Bang Saka akhirnya terdiam.
"Pernahkah kamu sadar posisimu sebagai seorang istri?? Apa harus Abang memohon untuk meminta hak Abang???"
"Ayu nggak tau Bang, sungguh"
Papa Ranggi, Papa Juan dan Bang Saka akhirnya tau dasar kemarahan Bang Huda. Agaknya memang pantas Ayu mendapatkan sedikit pelajaran, tapi kali ini Bang Huda memang agak lebih kasar memperlakukan Ayu.
"Untuk apa ilmu pendidikan mu selama ini Ayu..!!!" bentak Bang Huda lagi di dalam kamar. Nggak ada alasan.. lebih baik kamu hamil saja..!!"
"Abaaaaang..!! Jangan..!!!! Ayu malu..!!" pekik Ayu.
"Aku harap Huda nggak terlalu kasar memperlakukan Ayu" kata Papa Juan merasa tidak enak dengan sikap putranya.
"Ayu juga salah. Coba saja kalau kita yang merasakan, pasti tidak akan tahan juga. Perkara satu itu memang sensitif"
Bang Saka terdiam. Tak ada komentar terucap dari bibirnya sebab dirinya belum merasakan pahit manisnya pernikahan.
//
Di bawah selimut, Bang Huda mengunci tubuh Ayu, ingin rasanya Ayu berontak dan berteriak tapi tenaganya tidak sebanding dengan tenaga Bang Huda. Ia sungguh ketakutan melihat seluruh tubuh Bang Huda untuk pertama kalinya.
Ayu melihat sorot mata penuh amarah dan kekecewaan. Tanpa kata, Bang Huda terus menatapnya sampai akhirnya mendekapnya erat, sangat erat hingga ia merasakan sesuatu menyakiti tubuhnya tapi ia tidak berani berkata apapun, nafas pun terasa sangat takut.
~
Ayu sangat lemas. Ia sangat syok dan ketakutan. Bang Huda bagai singa lapar yang tidak ingin melepaskan buruannya begitu saja, tapi merasakan badannya sangat sakit.. akhirnya Ayu pun bersuara.
"Abang.. perut Ayu sakit sekali"
Bang Huda masih terdiam seakan tuli, tak peduli. Pikirannya masih melayang terbang mengurai rasa rindu yang selama ini ia tahan. Kali ini ia pasrahkan segalanya tanpa rasa takut. Dalam hatinya sanggup menanggung segala resiko yang akan terjadi kedepannya.
Tau Ayu masih belum bisa tenang, Bang Huda semakin terpancing emosi, pasalnya sebentar lagi ia sudah hampir menyelesaikan puncaknya.
Ayu menjerit sampai menggigit bahu Bang Huda karena tak tahan merasakan sakit sampai kemudian ia melihat Bang Huda mend***h panjang beriringan dengan perutnya yang semakin kram, perih dan sakit luar biasa.
"Ayu nggak tahan sakitnya Bang" kata Ayu lagi.
"Sebentar sayang" ucap Bang Huda, refleks mencium gemas bibir Ayu, pikirannya masih melayang merasakan sisa kenikmatan, lepas, tuntas tanpa beban. Beberapa detik kemudian Bang Huda menggeser tubuhnya yang terasa berat karena kelelahan, matanya pun hampir terpejam tapi tiba-tiba Ayu mencakarnya.
"Abaaang.. tolong Ayu..!!!!"
Bang Huda menoleh menguatkan matanya untuk terbuka dan akhirnya matanya benar-benar terbuka lebar saat melihat satu titik. "Astagfirullah hal adzim.."
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Yayuk Bunda Idza
nah kan.....emosimu menimbulkan korban Abang......ya Allah!!🥺
2022-07-09
2
M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤
semoga ayu gak kenapa-napa 🤲
2022-07-09
2
cipa
semoga ga keguguran ya bang....junior kuat donk biar mama Ayu sadar kalo km dah ada n papa Huda ga emosian lg
2022-07-09
2