BAB. 17 Tiga Pertanyaan

Aku hampir putus asa, aku menunggumu begitu lama tetapi penantianku sungguh tak sia-sia. Aku benar-benar tak bisa tidur sebelum mengambil nyawamu dengan pedangku sendiri!” Ucapan itu terdengar menyimpan geram yang tak terkatakan.

Pedang yang di pegang laki-laki tampan berjubah hijau itu semakin mendekat hampir mengenai lehar Zhao Juren.

“Kau ingin membunuhku?” Zhao Juren tersenyum kecut. Matanya melirik dengan acuh.

“Jika kamu ingin sekali membunuhku, kenapa kamu tidak

melakukannya langsung di atas gerbang Doting saat itu?” Cibir Zhao Juren. Dia sama sekali tidak merasa gentar dengan ancaman laki-laki ini.

Biar bagaimanapun ada alasan yang tak terungkapkan hingga laki-laki ini sampai sejauh ini terkesan tak berani melakukan sesauatu yang terlalu pada Zhao Juren, terlepas Zhao Juren seorang jenderal yang kini terjebak di tanah musuhnya, Niangxi.

"Jangan meremehkan aku." Dia terlihat lebih muda dari Zhao Juren. Mungkin seumuran dengan pangeran Yan Yaoshan adik dari Yang mulia Yan Yue. Yang juga mau tidak mau di akuinya sebagai adik satu ayah setelah identitasnya terbongkar sebagai anak raja.

“Kamu hanya sedang beruntung saja, Xue Xue menyelamatkanmu.

Jika tidak kepalamu sudah menjadi pajangan di gerbang Doting.” Desis Laki-laki berjubah merah itu terdengar pongah

“Xue Xue? siapa itu Xue Xue? dia malaikat atau mungkin semacam peri?” Alis Zhao Juren bertaut, pertanyaan disengaja dalam nada konyol serupa lelucon.

Si jubah hijau itu tertegun sesaat seolah dia kelepasan berbicara lalu dengan gusar menyorongkan pedangnya ke depan, hingga ujung pedangnya yang dingin itu nyaris menempel di kulit leher Zhao Juren.

Zhao Juren bisa saja menghindar, tetapi dia tak melakukannya,

sekarang nama Xue Xue itu sedang menarik perhatiannya.

“Turunkan pedangmu, aku akan dengan sukarela menyerahkan

nyawaku jika kamu sangat menginginkannya.” Ucap Zhao Juren sama sekali tak menunjukkan dia berselera meladeni si jubah hijau yang menurutnya terlalu kekanakan itu. Emosi yang aneh seolah sedang menguasainya. Dan Zhao Juren tahu, kilat amarah itu karena rasa cemburu yang menggelegak. Entah, cemburu untuk alasan apa.

“Aku hanya ingin tahu beberapa hal supaya ketika aku mati, aku tak penasaran sampai ke dalam tanah.” Zhao Juren berucap dengan santainya, seolah malaikat kematian adalah temannya.

Wajah Laki-laki tampan itu terlihat mengeras, dia mengibaskan jubah hijaunya dengan penuh percaya diri.

"Kau benar-benar tak takut mati? Orang menjulukimu naga dari Yanzhi, tapi aku sekarang hanya melihat naga ompong yang kehilangan sisik di depanku. Sungguh terlihat rentan serta tak berdaya saat terpisah dari koloninya." Cibir Jubah hijau itu sambil menyeringai.

“Aku tak takut mati, tuan muda…”Zhao Juren terkekeh sambil

melipatkan tangannya di depan dadanya, kalimat itu dikatakannya setengah tertawa.

"Aku senang saja jika pedangmu itu sungguhan bisa menembus kulitku."

"Jangan terlalu percaya diri, tuan Zhao!" Hardik lelaki itu berang, sikapnya semakin gusar saja. Kalimat yang di lontarkan Zhao Juren melukai harga dirinya.

“Apa yang ingin kamu tahu?” tanyanya kasar tanpa menurunkan pedangnya.

“Aku ingin bertanya tiga hal saja, supaya ketika aku bertemu dewa pencabut nyawa aku tak lagi penasaran untuk kembali dari alam kematian.” Jawab Zhao Juren tersenyum kecil penuh kemenangan. Dia berhasil membuat laki-laki yang terlihat sangat membencinya itu, meladeni dirinya.

“Tanyakan saja, meski aku sungguh tak senang dengan tawar menawar ini. Tapi setidaknya aku membunuhmu tanpa sedikitpun meninggalkan sesal."

Zhao Juren memicingkan matanya, semburat merah telah berubah

menjadi gelap tetapi warna warni pohon-pohon di belakang laki-laki itu bercahaya kemilau, rembulan naik malu-malu di atas langit. Bulan di awal musim semi begitu bulat dan jernih. Musim dingin tak begitu jahat di Niangxi bahkan hutan di belakang sana masih nampak penuh dengan warna-warni yang indah.

“Pertanyaan pertama, latakan padaku siapakah sebenarnya dirimu?” Tanya Zhao Juren dengan mimik serius.

“Aku tak perlu memperkenalkan diri untuk selembar nyawa yang

udah di ujung pedangku!” sahutnya setengah menyela, terlihat jelas rautnya kesal, Zhao Juren memancing emosinya dengan telak.

“Tentu saja harus, jika tidak aku akan kembali dengan segala

cara menemuimu meskipun aku sudah berkalang tanah…” Ucap Zhao Juren setengah berkelakar.

Laki-laki itu terbahak-bahak, tubuhnya sampai bergoncang-goncang oleh tawanya sendiri.

“Jawabanmu konyol sekali jenderal…” Tawanya masih terdengar

riuh memecah sepi.

“Tapi, baiklah…aku kan menjawabmu. Karena, aku senang sekali memperkenalkan pada diri pada calon hantu penghuni Danau Lima warna ini! Setelah itu namaku tak akan berarti lagi bagimu…” Dia memainkan ujung pedangnya

di depan leher Zhao Juren.

“Dengarkan baik-baik, namaku Lin Hongse. Aku adalah salah

satu wakil jenderal Qui yang terkenal.” Ucapnya dengan gaya pongah, seolah nama Zhao Juren bukan lagi tandingan baginya.

“Tuan Hongse, Jubahmu semerah namamu.” Sahut Zhao Juren sambil tersenyum kecil, membuat Laki-laki bernama Lian Hongse itu melotot

padanya.

“Yang kedua…” Zhao Juren cepat melanjutkan, dia tak ingin Hongse berubah fikiran karena kesal.

“Aku penasaran, berapa lama aku tak sadarkan diri?”

“Tiga purnama lebih kurasa." Jawab Lin Hongse sambil tertawa puas,

"Malah ku kira kamu sudah mati. Tapi kamu beruntung ada yang berbaik hati menyelamatkan selembar nyawamu yang tak berharga itu. Tapi aku puas, setidaknya kamu hampir mati karena racun jarumku,"

"Racun jarummu?"

"Yah, racun kelabang hijauku tak pernah gagal selama ini untuk sekedar menjemput nyawa tapi ku akui sungguh luar biasa kamu bisa selamat. Tetapi sayangnya keberuntunganmu berakhir malam ini…” Lin Hongse menyeringai lebar.

Zhao Juren manggut-manggut, dia tahu laki-laki ini jauh lebih

muda darinya, emosinya tidak stabil jika membicarakan tentang dirinya sendiri. Sebuah kebanggaan pada diri yang berlebihan.

“Terakhir…” Zhao Juren berucap cepat, sebelum Lin Hongse berbicara.

"Em..."

Zhao Juren menggeliat sedikit, menarik ujung pedang Hongse menuju lehernya, ujungnya melukai kulitnya sendiri, seolah dia tak merasakan sakit. Matanya melirik pada sebuah pohon besar di pinggir danau, pohon willow terbesar yang

pernah dilihatnya. Senyumnya merekah sedikit, senyum itu begitu misterius.

“Apakah kamu mengenal seorang gadis bernama Xue Lian?” Tanya Zhao Juren dengan volume yang sengaja sedikit di besarkan seolah-olah berharap pohon Willow tua itu mendengarnya.

Mata Hongse langsung membesar, hampir keluar dari rongganya. Dia terkejut bukan alang kepalang mendengar nama itu di sebutkan, sebuah nama yang hanya beberapa orang yang mengetahuinya di dunia ini.

"Apa kamu yang kamu katakan? Dari mana kamu tahu nama itu?"

...Terimakasih telah membaca novel CINTA TERAKHIR ZHAO JUREN ini💜 Yuk berikan VOTE, LIKE dan KOMEN biar Author tambah rajin...

Terpopuler

Comments

Ju Makram

Ju Makram

You are the best... 👍👍👍👍👍

2023-02-28

0

USWA ,

USWA ,

tadi hijau sekarang merah....

2022-09-20

3

Tri Yenti

Tri Yenti

lanjutkan thor 😘

2022-07-25

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Sejarah Singkat Yanzhie & Niangxi
2 BAB 2. VISUALISASI
3 BAB 3. Hati Yang Sakit
4 BAB 4. Pertempuran Terakhir
5 BAB 5. Cinta Tak Sampai
6 BAB 6. Berharap Bertemu Ujung
7 BAB 7. Istana Bidadari
8 BAB 8. Perang Hari ke-6
9 BAB 9. NAGA TERLUKA
10 BAB 10. Merebut Gerbang Seorang Diri
11 BAB. 11 Mari Bertarung
12 BAB 12. Salju Di Penghujung Musim Gugur
13 Bab. 13 Seharusnya Tak Begini
14 BAB 14. Membuka Mata
15 BAB.15 Perempuan Bercadar
16 BAB. 16 Di Atas Danau Lima Warna
17 BAB. 17 Tiga Pertanyaan
18 Bab. 18 Puteri Xue Lian
19 BAB 19. Menyelamatkan Dua Muka
20 Bab 20. Berhutang Nyawa
21 Bab. 21 Berkabung di Awal Musim
22 BAB. 22 Berjalan Di Garis Takdir
23 BAB. 23 Sebuah Rahasia di Balik Kisah
24 Bab 24. Mata Sebening Berlian
25 Bab 25. Cinta Yang Tak Terungkap
26 Bab 26. Pulang Kembali
27 Bab 27. Ikan Bakar Guo dan Saus Releng
28 Bab. 28 Sembayang Arwah
29 Bab 29. Tuan Seribu Nyawa
30 Bab 30. Setelah Menghilang
31 Bab. 31 Senja di Atas Lantian
32 Bab 32. Mengemban Misi
33 Bab 33. Menjadi hitam di antara Merah
34 Bab 34. Menjelang Pesta Lentera
35 BAB 35. Tak Bisa Kembali
36 BAB 36. Tujuan Yang Sama
37 BAB 37. Puteri Nan Luoxia
38 BAB 38. Menunggu Bertemu
39 BAB 39. Rindu di Bawah Pohon Liu
40 BAB 40. Tetaplah Di Sini
41 BAB 41. Pesta di Aula Wanxiang
42 BAB 42. Kesepian Dalam Keramaian
43 BAB 43. Tangisan Tanpa Suara
44 BAB 44. Pesta Dalam Kesedihan
45 BAB 45. Cemburu Yang Jahat
46 BAB 46. Menyelundup Masuk Istana
47 BAB 47. Mabuk Sampai Pagi
48 BAB 48. Cinta Dan Kesumat
49 BAB 49. Kabar Buruk
50 BAB 50. Jalan Masuk Ke Istana
51 BAB 51. Sandiwara Di Mulai
52 BAB 52. Pelayan Dapur Istana
53 BAB 53. Hukuman Jasad
54 BAB 54. Bijak Dalam Keraguan
55 BAB 55. Menghayati Peran
56 BAB 56. Pertemuan di Dalam Istana
57 Bab 57. Melayani Sang Puteri
58 BAB 58. Permainan Puteri Nan
59 BAB 59. Perempuan Seribu Wajah
60 BAB 60. Perjamuan Harem
61 BAB 61. Pengumuman di Perhelatan
62 BAB 62. Mencari Jalan Melupakan
63 BAB 62. Kebimbangan
64 BAB.63 Akhirnya Berbicara
65 BAB 64. Sandera Politik
66 BAB 65. Kisah Sedih pangeran Nan Yuhuai
67 Bab 66. Meninggalkan Janji di Gunung Beiyu
68 BAB 67. Bagian Dari Permainan
69 Bab 68. Membenci Dalam Senyum
70 Bab 69. Deburan Aneh
71 BAB 69. Sepenggal Ingatan Dari Masa Lalu
72 BAB 70. Takut Rindu
73 BAB 71. Bersembunyi Dalam Selimut
74 BAB 72. Isi Kepala Yang Kacau
75 BAB 73. Cinta Itu...?
76 Bab 74. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
77 BAB 75. Tentang Rasa Kehilangan
78 BAB 76. Mimpi-Mimpi Manis
79 BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
80 BAB 78. Pulang Sekali Lagi
81 BAB 79. Sama-Sama Hantu
82 BAB 80. Mari Berjanji
83 BAB 81. Permusuhan Yang Aneh
84 BAB 82. KAPAL KARAM
85 BAB 83.TAK PERNAH SAMA
86 BAB 84. BOLEHKAH AKU MENCINTAIMU
87 BAB 85. PERANG BESAR AKAN DI MULAI
88 BAB 86. MENULIS TAKDIR DENGAN DARAH
89 BAB 87. APA YANG KAMU TUNGGU?
90 BAB 88. MATA YANG SAMA
91 BAB 89. BERKACA DI PERMUKAAN TELAGA
92 BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
93 BAB 91. KEKACAUAN TIBA-TIBA
94 BAB 92. REMBULAN SEDINGIN ES
95 BAB 93. KUIL YICHEN
96 BAB 94. INGIN BERTEMU ORANG YANG SAMA
97 BAB 95. Mimpi Darah Menggenang
98 BAB 96. Sumpah Meterai Darah
99 BAB 97. Anak Catur Menuju Tahta
100 BAB 98. Tangga Menuju Langit
101 BAB 99. Menikam Jantung Hati
102 BAB 100. Sebelum Jatuh
103 BAB 101. SIAPA YANG MENYANGKA
104 BAB 102. Giok Naga Hijau
105 BAB 103. AKU PULANG
106 BAB 104. Pulang Ke Tempat Yang Di rindukan
107 BAB 105. Hari Perkabungan
108 BAB 106. Menuntaskan Rasa Usang
109 BAB 107. Mengantar Sampai akhir
110 BAB 108. Memilih Jalan Hidup Sendiri
111 BAB 109. Pusaran Takdir
112 BAB 110. Siapa Pengganti Raja?
113 BAB 111. Rumor Jahat dari Istana
114 BAB 112. Kembali Ke Danau Lima Warna
115 BAB 112. Bunga Juhua Musim Gugur
116 BAB 113. Berpisah di Ujung Ngarai
117 BAB 114. Lukisan Terakhir Yuhuai
118 BAB 115. Melepaskan Rindu
119 BAB 116. Di bawah Lentera Redup
120 BAB 117. Aku melamarmu
121 BAB 118. Mencari Xiao Perak
122 BAB 119. Berpura-pura
123 BAB 120. Tak perlu Mengangkat Telunjuk
124 BAB 121. Bangun Setelah Pemakaman
125 BAB 123. Menyembunyikan Rahasia Besar
126 BAB 124. Cinta Mencurangi Takdir
Episodes

Updated 126 Episodes

1
BAB 1. Sejarah Singkat Yanzhie & Niangxi
2
BAB 2. VISUALISASI
3
BAB 3. Hati Yang Sakit
4
BAB 4. Pertempuran Terakhir
5
BAB 5. Cinta Tak Sampai
6
BAB 6. Berharap Bertemu Ujung
7
BAB 7. Istana Bidadari
8
BAB 8. Perang Hari ke-6
9
BAB 9. NAGA TERLUKA
10
BAB 10. Merebut Gerbang Seorang Diri
11
BAB. 11 Mari Bertarung
12
BAB 12. Salju Di Penghujung Musim Gugur
13
Bab. 13 Seharusnya Tak Begini
14
BAB 14. Membuka Mata
15
BAB.15 Perempuan Bercadar
16
BAB. 16 Di Atas Danau Lima Warna
17
BAB. 17 Tiga Pertanyaan
18
Bab. 18 Puteri Xue Lian
19
BAB 19. Menyelamatkan Dua Muka
20
Bab 20. Berhutang Nyawa
21
Bab. 21 Berkabung di Awal Musim
22
BAB. 22 Berjalan Di Garis Takdir
23
BAB. 23 Sebuah Rahasia di Balik Kisah
24
Bab 24. Mata Sebening Berlian
25
Bab 25. Cinta Yang Tak Terungkap
26
Bab 26. Pulang Kembali
27
Bab 27. Ikan Bakar Guo dan Saus Releng
28
Bab. 28 Sembayang Arwah
29
Bab 29. Tuan Seribu Nyawa
30
Bab 30. Setelah Menghilang
31
Bab. 31 Senja di Atas Lantian
32
Bab 32. Mengemban Misi
33
Bab 33. Menjadi hitam di antara Merah
34
Bab 34. Menjelang Pesta Lentera
35
BAB 35. Tak Bisa Kembali
36
BAB 36. Tujuan Yang Sama
37
BAB 37. Puteri Nan Luoxia
38
BAB 38. Menunggu Bertemu
39
BAB 39. Rindu di Bawah Pohon Liu
40
BAB 40. Tetaplah Di Sini
41
BAB 41. Pesta di Aula Wanxiang
42
BAB 42. Kesepian Dalam Keramaian
43
BAB 43. Tangisan Tanpa Suara
44
BAB 44. Pesta Dalam Kesedihan
45
BAB 45. Cemburu Yang Jahat
46
BAB 46. Menyelundup Masuk Istana
47
BAB 47. Mabuk Sampai Pagi
48
BAB 48. Cinta Dan Kesumat
49
BAB 49. Kabar Buruk
50
BAB 50. Jalan Masuk Ke Istana
51
BAB 51. Sandiwara Di Mulai
52
BAB 52. Pelayan Dapur Istana
53
BAB 53. Hukuman Jasad
54
BAB 54. Bijak Dalam Keraguan
55
BAB 55. Menghayati Peran
56
BAB 56. Pertemuan di Dalam Istana
57
Bab 57. Melayani Sang Puteri
58
BAB 58. Permainan Puteri Nan
59
BAB 59. Perempuan Seribu Wajah
60
BAB 60. Perjamuan Harem
61
BAB 61. Pengumuman di Perhelatan
62
BAB 62. Mencari Jalan Melupakan
63
BAB 62. Kebimbangan
64
BAB.63 Akhirnya Berbicara
65
BAB 64. Sandera Politik
66
BAB 65. Kisah Sedih pangeran Nan Yuhuai
67
Bab 66. Meninggalkan Janji di Gunung Beiyu
68
BAB 67. Bagian Dari Permainan
69
Bab 68. Membenci Dalam Senyum
70
Bab 69. Deburan Aneh
71
BAB 69. Sepenggal Ingatan Dari Masa Lalu
72
BAB 70. Takut Rindu
73
BAB 71. Bersembunyi Dalam Selimut
74
BAB 72. Isi Kepala Yang Kacau
75
BAB 73. Cinta Itu...?
76
Bab 74. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
77
BAB 75. Tentang Rasa Kehilangan
78
BAB 76. Mimpi-Mimpi Manis
79
BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
80
BAB 78. Pulang Sekali Lagi
81
BAB 79. Sama-Sama Hantu
82
BAB 80. Mari Berjanji
83
BAB 81. Permusuhan Yang Aneh
84
BAB 82. KAPAL KARAM
85
BAB 83.TAK PERNAH SAMA
86
BAB 84. BOLEHKAH AKU MENCINTAIMU
87
BAB 85. PERANG BESAR AKAN DI MULAI
88
BAB 86. MENULIS TAKDIR DENGAN DARAH
89
BAB 87. APA YANG KAMU TUNGGU?
90
BAB 88. MATA YANG SAMA
91
BAB 89. BERKACA DI PERMUKAAN TELAGA
92
BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
93
BAB 91. KEKACAUAN TIBA-TIBA
94
BAB 92. REMBULAN SEDINGIN ES
95
BAB 93. KUIL YICHEN
96
BAB 94. INGIN BERTEMU ORANG YANG SAMA
97
BAB 95. Mimpi Darah Menggenang
98
BAB 96. Sumpah Meterai Darah
99
BAB 97. Anak Catur Menuju Tahta
100
BAB 98. Tangga Menuju Langit
101
BAB 99. Menikam Jantung Hati
102
BAB 100. Sebelum Jatuh
103
BAB 101. SIAPA YANG MENYANGKA
104
BAB 102. Giok Naga Hijau
105
BAB 103. AKU PULANG
106
BAB 104. Pulang Ke Tempat Yang Di rindukan
107
BAB 105. Hari Perkabungan
108
BAB 106. Menuntaskan Rasa Usang
109
BAB 107. Mengantar Sampai akhir
110
BAB 108. Memilih Jalan Hidup Sendiri
111
BAB 109. Pusaran Takdir
112
BAB 110. Siapa Pengganti Raja?
113
BAB 111. Rumor Jahat dari Istana
114
BAB 112. Kembali Ke Danau Lima Warna
115
BAB 112. Bunga Juhua Musim Gugur
116
BAB 113. Berpisah di Ujung Ngarai
117
BAB 114. Lukisan Terakhir Yuhuai
118
BAB 115. Melepaskan Rindu
119
BAB 116. Di bawah Lentera Redup
120
BAB 117. Aku melamarmu
121
BAB 118. Mencari Xiao Perak
122
BAB 119. Berpura-pura
123
BAB 120. Tak perlu Mengangkat Telunjuk
124
BAB 121. Bangun Setelah Pemakaman
125
BAB 123. Menyembunyikan Rahasia Besar
126
BAB 124. Cinta Mencurangi Takdir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!