BAB 10. Merebut Gerbang Seorang Diri

Senyum aneh bertengger di bibir Zhao Juren, meski ia merasa sekujur tubuh menjadi kehilangan separuh tenaganya,  dia tak takut pada peperangan , dia tidak gentar pada pertempuran, dia telah menyaksikan ratusan pembantaian di depan matanya, bahkan dirinya tidak takut pada kematian, tetapi hari ini dia merasa takut pada dirinya sendiri.

 “Tuan Zhao…!” Kuda Li Jin sudah berada tepat di samping kuda milik Zhao Juren, tanpa di sadari oleh Zhao Juren, di tangannya terhunus pedang yang masih berlumuran darah segar.

“Kemana saja kamu?” Pertanyaan itu yang justeru keluar di antara dengus nafas Zhao Juren yang memburu. Dia kehilangan Li Jin dari sisinya dalam beberapa lama.

“Maafkan aku, Tuan. Ada situasi genting yang harus ku sampaikan kepada tuan.” Li Jin berucap sambil mengatur nafasnya, menarik kekang kudanya kuat-kuat, sehingga kuda yang di tungganginya meringkik sedemikian rupa.

“Situasi genting apakah itu?”

“Ada kabar dari selatan kota, gerbang Doting telah di terobos pasukan Niang.” Li Jin berucap dengan masih  terengah-engah, dia tahu sedang memberi jawaban yang tak di harapakan oleh Zhao Juren.

“Gerbang Doting di terobos?” Zhao Juren menoleh pada Li Jin dengan sedikit tegang, wajahnya menjadi keruh seketika.

“Ya, Tuan. Kita di kecoh oleh pasukan Niang, mereka seolah-olah sedang ingin membantai kita hari ini di medan perbatasan ini tetapi sebenarnya diam-diam, kota raja Nanxing mengirim kavaleri lain untuk menguasai Gerbang Doting.”

“Bagaimana mungkin mata-mata kita tak mendapatkan informasi sepenting itu?” Zhao Juren berusaha bersikap tenang tetapi tetap saja tidak bisa menyembunyikan keterkejutan dan amarahnya.

“Menurut satu mata-mata yang berhasil melarikan diri, mereka semua di tangkap oleh pasukan bidadari Jenderal Qui. Bahkan mereka tahu semua strategi kita dengan sedetilnya.” Jawab Li Jin sambil mengibaskan pedangnya pada seorang prajurit berkuda yang berusaha membokongnya.

“Siapa penyusup dalam pasukan Yu, yang telah membocorkan semua rencana kita? Cari tahu dan tangkap, bawa padaku!” Zhao Juren menggeram, dia tak menyangka bisa kecolongan di hari ke-6 peperangan ini.

“Baik, Tuan.” Li Jin membungkuk dengan patuh, rahangnya yang kuat itu terlihat mengeras, dia tak kurang geramnya. Hanya ada 6 orang yang selalu di libatkan dalam rapat intern membahas strategi perang. Zhao Juren sendiri selaku pimpinan tertinggi, Li Jin wakil Zhao Juren dan 4 komandan lain yang memimpin infanterinya. Mereka adalah Komandan He Xing, pemimpin pasukan pedang berkuda, Komandan Ming Yu pemimpin pasukan panah, Komandan Qiao pemimpin pasukan tombak dan Hen Tian, pimpinan mata-mata, dia mengepalai semua komandan pasukan yang bertanggungjawab pada Li Jin. Salah satu dari antara mereka pastilah yang berkhianat.

“Tunggu, Li Jin…” Zhao Juren mengangkat tangannya, menahan Li Jin yang hendak membalikkan arah kudanya.

Tiba-tiba mata Zhao Juren tertuju pada satu titik di depannya,

“Tadi genderang yeng menandakan apa?”

“Perang untuk hari ini akan berakhir dalam sepeminum teh lagi.” Jawab Li Jin.

“Berarti kita masih punya waktu sedikit lagi, bukan?”

“Ya, Tuan.” Li Jin menjawab dengan sedikit bingung mendengar pertanyaan tuannya itu.

Mendengar jawaban Li Jin dengan segera Zhao Juren menyarungkan pedangnya, menarik busur panah dari punggungnya badan memasangkan anak panahnya.

Mata Li Jin beralih pada tempat di mana mata sang jenderal itu terpaku.

Zhao Juren tak bergeming dengan anak panah yang siap di lepaskan dari busurnya, matanya terpicing sementara kudanya sama sekali tak bergerak dalam keriuhan medan tempur yang terasa panas oleh bau kematian. Bidikan itu di tujunya pada seorang laki-laki dalam pakaian jirah di atas kuda sekitar lima puluh depa dari tempatnya, sedang mengamuk mengayunkan pedangnya pada siapapun yang meghalanginya.

“Aku baru melihatnya hari ini.”

Laki-laki berbaju jirah itu tampak berbeda dari semua seragam perang yang di kenakan oleh bala tentara lain, dari kemampuannya pun terlihat dia mempunyai keahlian perang yang tidak sembarangan, hanya saja baju jirah yang di kenakannya itu terlihat kebesaran untuknya. Tapi, itu tidak terlalu menganggunya, gerakannya terlihat lincah.

“Dia terlihat berbeda dari beberapa komandan yang bertarung denganku dalam beberapa hari belakangan ini.” Desis Zhao Juren sambil membidiknya.  Zhao Juren berharap dia adalah orang penting dan berpengaruh bagi pasukannya, dan harapan terbesarnya itu adalah Jenderal Qui sendiri.

Dan dalam sekali lepas anak panah itu melaju, membelah udara dengan tujuan leher dari orang itu yang terbuka sedikit membuat satu celah. Sayangnya anak panah itu meleset hanya menggores kulit lehernya, tanpa memberi luka yang berarti. Cahaya sore membuat pandangan Zhao Juren memang sedikit mebayang tetapi itu bukan alasan sebenarnya, si baju jirah itu berkelit sedikit dengan menggerakkan kepalanya sehingga anak panah Zhao Juren tak sempat mengenainya.

Zhao Juren memang tak berencana membunuhnya dalam sekali serangan tetapi lebih pada memancing si baju Jirah untuk melihat padanya.

Benar saja, kepalanya mendonggak ke arah asal anak panah, menatap dengan mata membara dari balik ketopong besinya. Tapi dia tidak datang menghampiri pada Zhao Juren seperti harapan Zhao Juren, hanya saja tatapannya menyorot tajam, menatap dari sana sejenak sebelum membalikkan badan kudanya dan meacu kudanya secepat kilat pada arah yang berlawanan.

Zhao Juren hendak memburunya, tak ingin melepaskan kesempatan untuk menangkapnya, tetapi Li Jin menahannya,

“Tuan…apakah anda mempunyai perintah untuk mengatasi penyerangan di gerbang Doting?”

Zhao Juren mengurungkan niatnya, sesaat menatap pada wajah Li Jin yang merah padam karena cemas, lalu membalikkan badan kudanya.

“Li Jin, pimpin mereka di sini hingga perang ini berakhir. Bawa saja mereka ke kemah. Dan tunggu aku kembali.”

“Tapi bagaimana dengan gerbang Doting?”  Li Jin mengernyit dahinya mendengar perintah Zhao Juren.

“Sebentar lagi genderang tanda perang berakhir untuk hari ini akan di bunyikan. Bawa saja para pasukan yang tersisa ke kemah untuk beristirahat, jangan lupa cari pengkhianat dalam pasukan Yu, tahan sampai aku tiba.” Perintah Zhao Juren

“Tuan mau kemana?”

“Aku akan memasuki kota Yuchen lewat gerbang utara, malam ini juga aku yang akan memberi penerobos itu pelajaran!”

“Tuan pergi sendiri? Aku akan bersama Tuan”

“Li Jin, aku hanya mempercaimu sekarang. Gantikan aku memimpin pasukan kembali ke kemah. Semangat mereka sedang di ujung gentar, kuatkan mereka sampai pasukan dari Yubei tiba besok.”

Tanpa menunggu jawaban dari Li Jin, Zhao Juren dalam sekejap mata melesat dengan kudanya, menerobos para tentara musuh dan tentaranya sendiri menuju arah utara.

Terimakasih telah membaca novel CINTA TERAKHIR ZHAO JUREN ini💜 Yuk berikan VOTE, LIKE dan KOMEN biar Author tambah rajin

Terpopuler

Comments

Malia Susanti

Malia Susanti

jendral Qui... perempuan

2023-06-06

0

Tri Novita Kusumawati

Tri Novita Kusumawati

dari sini ke cium nih Thor jodohnya Zhao juren seorang jendral wanita yaa

2023-05-26

0

mama yuhu

mama yuhu

semoga misimu berhasil sayang 😁😁
yuk semangat juren

2023-04-07

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Sejarah Singkat Yanzhie & Niangxi
2 BAB 2. VISUALISASI
3 BAB 3. Hati Yang Sakit
4 BAB 4. Pertempuran Terakhir
5 BAB 5. Cinta Tak Sampai
6 BAB 6. Berharap Bertemu Ujung
7 BAB 7. Istana Bidadari
8 BAB 8. Perang Hari ke-6
9 BAB 9. NAGA TERLUKA
10 BAB 10. Merebut Gerbang Seorang Diri
11 BAB. 11 Mari Bertarung
12 BAB 12. Salju Di Penghujung Musim Gugur
13 Bab. 13 Seharusnya Tak Begini
14 BAB 14. Membuka Mata
15 BAB.15 Perempuan Bercadar
16 BAB. 16 Di Atas Danau Lima Warna
17 BAB. 17 Tiga Pertanyaan
18 Bab. 18 Puteri Xue Lian
19 BAB 19. Menyelamatkan Dua Muka
20 Bab 20. Berhutang Nyawa
21 Bab. 21 Berkabung di Awal Musim
22 BAB. 22 Berjalan Di Garis Takdir
23 BAB. 23 Sebuah Rahasia di Balik Kisah
24 Bab 24. Mata Sebening Berlian
25 Bab 25. Cinta Yang Tak Terungkap
26 Bab 26. Pulang Kembali
27 Bab 27. Ikan Bakar Guo dan Saus Releng
28 Bab. 28 Sembayang Arwah
29 Bab 29. Tuan Seribu Nyawa
30 Bab 30. Setelah Menghilang
31 Bab. 31 Senja di Atas Lantian
32 Bab 32. Mengemban Misi
33 Bab 33. Menjadi hitam di antara Merah
34 Bab 34. Menjelang Pesta Lentera
35 BAB 35. Tak Bisa Kembali
36 BAB 36. Tujuan Yang Sama
37 BAB 37. Puteri Nan Luoxia
38 BAB 38. Menunggu Bertemu
39 BAB 39. Rindu di Bawah Pohon Liu
40 BAB 40. Tetaplah Di Sini
41 BAB 41. Pesta di Aula Wanxiang
42 BAB 42. Kesepian Dalam Keramaian
43 BAB 43. Tangisan Tanpa Suara
44 BAB 44. Pesta Dalam Kesedihan
45 BAB 45. Cemburu Yang Jahat
46 BAB 46. Menyelundup Masuk Istana
47 BAB 47. Mabuk Sampai Pagi
48 BAB 48. Cinta Dan Kesumat
49 BAB 49. Kabar Buruk
50 BAB 50. Jalan Masuk Ke Istana
51 BAB 51. Sandiwara Di Mulai
52 BAB 52. Pelayan Dapur Istana
53 BAB 53. Hukuman Jasad
54 BAB 54. Bijak Dalam Keraguan
55 BAB 55. Menghayati Peran
56 BAB 56. Pertemuan di Dalam Istana
57 Bab 57. Melayani Sang Puteri
58 BAB 58. Permainan Puteri Nan
59 BAB 59. Perempuan Seribu Wajah
60 BAB 60. Perjamuan Harem
61 BAB 61. Pengumuman di Perhelatan
62 BAB 62. Mencari Jalan Melupakan
63 BAB 62. Kebimbangan
64 BAB.63 Akhirnya Berbicara
65 BAB 64. Sandera Politik
66 BAB 65. Kisah Sedih pangeran Nan Yuhuai
67 Bab 66. Meninggalkan Janji di Gunung Beiyu
68 BAB 67. Bagian Dari Permainan
69 Bab 68. Membenci Dalam Senyum
70 Bab 69. Deburan Aneh
71 BAB 69. Sepenggal Ingatan Dari Masa Lalu
72 BAB 70. Takut Rindu
73 BAB 71. Bersembunyi Dalam Selimut
74 BAB 72. Isi Kepala Yang Kacau
75 BAB 73. Cinta Itu...?
76 Bab 74. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
77 BAB 75. Tentang Rasa Kehilangan
78 BAB 76. Mimpi-Mimpi Manis
79 BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
80 BAB 78. Pulang Sekali Lagi
81 BAB 79. Sama-Sama Hantu
82 BAB 80. Mari Berjanji
83 BAB 81. Permusuhan Yang Aneh
84 BAB 82. KAPAL KARAM
85 BAB 83.TAK PERNAH SAMA
86 BAB 84. BOLEHKAH AKU MENCINTAIMU
87 BAB 85. PERANG BESAR AKAN DI MULAI
88 BAB 86. MENULIS TAKDIR DENGAN DARAH
89 BAB 87. APA YANG KAMU TUNGGU?
90 BAB 88. MATA YANG SAMA
91 BAB 89. BERKACA DI PERMUKAAN TELAGA
92 BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
93 BAB 91. KEKACAUAN TIBA-TIBA
94 BAB 92. REMBULAN SEDINGIN ES
95 BAB 93. KUIL YICHEN
96 BAB 94. INGIN BERTEMU ORANG YANG SAMA
97 BAB 95. Mimpi Darah Menggenang
98 BAB 96. Sumpah Meterai Darah
99 BAB 97. Anak Catur Menuju Tahta
100 BAB 98. Tangga Menuju Langit
101 BAB 99. Menikam Jantung Hati
102 BAB 100. Sebelum Jatuh
103 BAB 101. SIAPA YANG MENYANGKA
104 BAB 102. Giok Naga Hijau
105 BAB 103. AKU PULANG
106 BAB 104. Pulang Ke Tempat Yang Di rindukan
107 BAB 105. Hari Perkabungan
108 BAB 106. Menuntaskan Rasa Usang
109 BAB 107. Mengantar Sampai akhir
110 BAB 108. Memilih Jalan Hidup Sendiri
111 BAB 109. Pusaran Takdir
112 BAB 110. Siapa Pengganti Raja?
113 BAB 111. Rumor Jahat dari Istana
114 BAB 112. Kembali Ke Danau Lima Warna
115 BAB 112. Bunga Juhua Musim Gugur
116 BAB 113. Berpisah di Ujung Ngarai
117 BAB 114. Lukisan Terakhir Yuhuai
118 BAB 115. Melepaskan Rindu
119 BAB 116. Di bawah Lentera Redup
120 BAB 117. Aku melamarmu
121 BAB 118. Mencari Xiao Perak
122 BAB 119. Berpura-pura
123 BAB 120. Tak perlu Mengangkat Telunjuk
124 BAB 121. Bangun Setelah Pemakaman
125 BAB 123. Menyembunyikan Rahasia Besar
126 BAB 124. Cinta Mencurangi Takdir
Episodes

Updated 126 Episodes

1
BAB 1. Sejarah Singkat Yanzhie & Niangxi
2
BAB 2. VISUALISASI
3
BAB 3. Hati Yang Sakit
4
BAB 4. Pertempuran Terakhir
5
BAB 5. Cinta Tak Sampai
6
BAB 6. Berharap Bertemu Ujung
7
BAB 7. Istana Bidadari
8
BAB 8. Perang Hari ke-6
9
BAB 9. NAGA TERLUKA
10
BAB 10. Merebut Gerbang Seorang Diri
11
BAB. 11 Mari Bertarung
12
BAB 12. Salju Di Penghujung Musim Gugur
13
Bab. 13 Seharusnya Tak Begini
14
BAB 14. Membuka Mata
15
BAB.15 Perempuan Bercadar
16
BAB. 16 Di Atas Danau Lima Warna
17
BAB. 17 Tiga Pertanyaan
18
Bab. 18 Puteri Xue Lian
19
BAB 19. Menyelamatkan Dua Muka
20
Bab 20. Berhutang Nyawa
21
Bab. 21 Berkabung di Awal Musim
22
BAB. 22 Berjalan Di Garis Takdir
23
BAB. 23 Sebuah Rahasia di Balik Kisah
24
Bab 24. Mata Sebening Berlian
25
Bab 25. Cinta Yang Tak Terungkap
26
Bab 26. Pulang Kembali
27
Bab 27. Ikan Bakar Guo dan Saus Releng
28
Bab. 28 Sembayang Arwah
29
Bab 29. Tuan Seribu Nyawa
30
Bab 30. Setelah Menghilang
31
Bab. 31 Senja di Atas Lantian
32
Bab 32. Mengemban Misi
33
Bab 33. Menjadi hitam di antara Merah
34
Bab 34. Menjelang Pesta Lentera
35
BAB 35. Tak Bisa Kembali
36
BAB 36. Tujuan Yang Sama
37
BAB 37. Puteri Nan Luoxia
38
BAB 38. Menunggu Bertemu
39
BAB 39. Rindu di Bawah Pohon Liu
40
BAB 40. Tetaplah Di Sini
41
BAB 41. Pesta di Aula Wanxiang
42
BAB 42. Kesepian Dalam Keramaian
43
BAB 43. Tangisan Tanpa Suara
44
BAB 44. Pesta Dalam Kesedihan
45
BAB 45. Cemburu Yang Jahat
46
BAB 46. Menyelundup Masuk Istana
47
BAB 47. Mabuk Sampai Pagi
48
BAB 48. Cinta Dan Kesumat
49
BAB 49. Kabar Buruk
50
BAB 50. Jalan Masuk Ke Istana
51
BAB 51. Sandiwara Di Mulai
52
BAB 52. Pelayan Dapur Istana
53
BAB 53. Hukuman Jasad
54
BAB 54. Bijak Dalam Keraguan
55
BAB 55. Menghayati Peran
56
BAB 56. Pertemuan di Dalam Istana
57
Bab 57. Melayani Sang Puteri
58
BAB 58. Permainan Puteri Nan
59
BAB 59. Perempuan Seribu Wajah
60
BAB 60. Perjamuan Harem
61
BAB 61. Pengumuman di Perhelatan
62
BAB 62. Mencari Jalan Melupakan
63
BAB 62. Kebimbangan
64
BAB.63 Akhirnya Berbicara
65
BAB 64. Sandera Politik
66
BAB 65. Kisah Sedih pangeran Nan Yuhuai
67
Bab 66. Meninggalkan Janji di Gunung Beiyu
68
BAB 67. Bagian Dari Permainan
69
Bab 68. Membenci Dalam Senyum
70
Bab 69. Deburan Aneh
71
BAB 69. Sepenggal Ingatan Dari Masa Lalu
72
BAB 70. Takut Rindu
73
BAB 71. Bersembunyi Dalam Selimut
74
BAB 72. Isi Kepala Yang Kacau
75
BAB 73. Cinta Itu...?
76
Bab 74. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
77
BAB 75. Tentang Rasa Kehilangan
78
BAB 76. Mimpi-Mimpi Manis
79
BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
80
BAB 78. Pulang Sekali Lagi
81
BAB 79. Sama-Sama Hantu
82
BAB 80. Mari Berjanji
83
BAB 81. Permusuhan Yang Aneh
84
BAB 82. KAPAL KARAM
85
BAB 83.TAK PERNAH SAMA
86
BAB 84. BOLEHKAH AKU MENCINTAIMU
87
BAB 85. PERANG BESAR AKAN DI MULAI
88
BAB 86. MENULIS TAKDIR DENGAN DARAH
89
BAB 87. APA YANG KAMU TUNGGU?
90
BAB 88. MATA YANG SAMA
91
BAB 89. BERKACA DI PERMUKAAN TELAGA
92
BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
93
BAB 91. KEKACAUAN TIBA-TIBA
94
BAB 92. REMBULAN SEDINGIN ES
95
BAB 93. KUIL YICHEN
96
BAB 94. INGIN BERTEMU ORANG YANG SAMA
97
BAB 95. Mimpi Darah Menggenang
98
BAB 96. Sumpah Meterai Darah
99
BAB 97. Anak Catur Menuju Tahta
100
BAB 98. Tangga Menuju Langit
101
BAB 99. Menikam Jantung Hati
102
BAB 100. Sebelum Jatuh
103
BAB 101. SIAPA YANG MENYANGKA
104
BAB 102. Giok Naga Hijau
105
BAB 103. AKU PULANG
106
BAB 104. Pulang Ke Tempat Yang Di rindukan
107
BAB 105. Hari Perkabungan
108
BAB 106. Menuntaskan Rasa Usang
109
BAB 107. Mengantar Sampai akhir
110
BAB 108. Memilih Jalan Hidup Sendiri
111
BAB 109. Pusaran Takdir
112
BAB 110. Siapa Pengganti Raja?
113
BAB 111. Rumor Jahat dari Istana
114
BAB 112. Kembali Ke Danau Lima Warna
115
BAB 112. Bunga Juhua Musim Gugur
116
BAB 113. Berpisah di Ujung Ngarai
117
BAB 114. Lukisan Terakhir Yuhuai
118
BAB 115. Melepaskan Rindu
119
BAB 116. Di bawah Lentera Redup
120
BAB 117. Aku melamarmu
121
BAB 118. Mencari Xiao Perak
122
BAB 119. Berpura-pura
123
BAB 120. Tak perlu Mengangkat Telunjuk
124
BAB 121. Bangun Setelah Pemakaman
125
BAB 123. Menyembunyikan Rahasia Besar
126
BAB 124. Cinta Mencurangi Takdir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!