BAB 6. Berharap Bertemu Ujung

Zhao Juren berbalik lagi mengarahkan pandangannya ke bawah bukit, suara nafasnya terdengar berat memecah malam.

“Aku sangat ingin mengakhirinya…” Ucap Zhao Juren serupa keluh.

“Takdir hidup seseorang dan peperangan seperti pedang bermata dua, serupa dengan sebuah permainan bidak catur, tak ada yang benar-benar bisa ditebak. Saat kamu melangkah, kamu berada di antara hidup dan mati, entah membunuh atau di bunuh, melukai atau di lukai. Perjalanan di depan begitu buram.” Zhao Juren meletakkan kedua tangannya di belakang punggungnya, saling meremas tanpa di sadarinya.

Li Jin tak bersuara hanya suara nafasnya berhempas dengan udara.

“Li Jin, di semua penjuru sepertinya tak ada jalan keluar, terasa terjebak, aku tak tahu kapan berhenti karena harus melangkah lagi, kau tak tahu bagaimana harus tinggal dan mengambil nafas, karena saat sudah masuk kedalam permainan, aku hanya tahu untuk melangkah maju dan terus maju sampai aku tak tahu apakah aku telah berbuat salah atau benar. Dan semakin banyak aku maju semakin banyak pula aku kehilangan bahkan lebih banyak dari apa yang kudapatkan. Bagaimana bisa aku terus hidup begini, Li Jin? Aku tak tahu jalan apa yang ku harus ku lalui di depan, aku kehilangan arah….” Mata Zhao Juren mengerjap, semua hal yang di alaminya di belakang seperti berlomba maju di dalam benaknya.

Melintas wajah keras ibunya yang menjadi begitu menyedihkan setelah dia hampir kehilangan nyawa di ujung belati orang yang melahirkannya itu, wajah tulus Yan Yue yang tak pernah berubah dari masa kanak-kanak mereka meskipun dia pernah berada di posisi yang jauh lebih rendah dari saudaranya itu, raut kesakitan di permukaan wajah Jiu Fei saat meregang nyawa dalam pelukannya, meneteskan air mata untuk cintanya yang tak pernah bisa bersatu dengannya dan tentu saja senyum polos milik Xiao Yi di depan kedai teh saat pertama dia berjumpa dengan perempuan itu. Begitu tenang dan berani dalam waktu bersamaan.

Ingatan-ingatan itu berlompatan, di antara puluhan medan perang yang telah di jalaninya. Hidupnya tetap tak pernah berubah meskipun dia melewati lautan kesakitan, dia tetap berkubang dalam sepi dan tidur menjumpai mimpinya yang lebih indah dari hidupnya sendiri.

“Tuan, segala kesedihan akan segera berlalu, semuanya akan terlewati. Kita hanya harus melewatinya saja.” Li Jin berucap serak, dia merasakan setiap kesakitan tuannya itu tetapi setidaknya dia berharap kalimat itu bisa menghiburnya.

“Bagaimana jika kesedihan ini tak mau pergi?” Tanya Zhao Juren sambil meringis, pertanyaan itu seolah di tujukannya untuk dirinya sendiri. Zhao Juren hanya bersikap terbuka mengenai perasaannya hanya kepada Li Jin saja, satu-satunya pengawal kepercayaannya.

"Kamu tahu Li Jin, kadang-kadang aku malah berfikir bahwa kamulah orang satu-satunya yang tak pernah pergi dari sampingku. Apakah Dewa sedang bercanda padaku, jika ternyata kamulah orang yang merupakan tadirku" Zhao Juren tertwa serak, sampai terbatuk-batuk.

"Astaga tuan, bagaimana bisa anda berfikir seperti itu. Aku adalah bawahanmu, aku tentu saja tak akan pernah pergi dari sampingmu." Wajah Li Jin serasa terbakar, begitu tak enak dengan kalimat sedih yang di ucapkan Zhao Juren.

"Dan andai suatu saat kamu juga pergi, maka aku mungkin akan tak punya siapa-siapa lagi." Lanjut Zhao Juren, kemudian sambil mengusap matanya yang berair karena tertawa sendiri, lelucon itu terasa garing.

"Tuan aku adalah hambamu..."

"Tidak Li Jin, kamu tidak hanya sekedar bawahanku, kamu adalah satu-satunya temanku." Zhao Juren mendekat dan menepuk bahu Li Jin dengan keras.

“Semua pasti akan berakhir tuan, tak ada di dunia ini yang tak berujung.” Desis Li Jin kemudian, entah mengapa dia begitu prihatin dengan keadaan dan suasana hati tuannya itu.

“Ya, ujung yang paling nyata adalah kematian. Aku sedikit berharap, bertemu ujungnya itu dan bertanya pada takdir, apa dendamnya padaku.” Zhao Juren terkekeh, seakan itu adalah lelucon baginya. Tetapi Li Jin terkesiap menatap mata Zhao Juren yang berkilat, dia merasa seakan begitu berat pundaknya, dia begitu ingin memeluk tuannya itu seakan-akan ini adalah malam terakhirnya berbicara dengan sang tuan.

"Dan mungkin, kamupun tak perlu lagi mencemaskan aku seperti ini lagi." Ucap Zhao Juren lirih.

Li Jin tak lagi menyahut, dia tak mau lagi mendebat tuannya itu. Kepalanya tertunduk, dadanya menghangat meski udara yang pengap berubah menjadi begitu dingin semakin larut.  Zhao Juren terdengar menghela nafas panjang.

“Aku berharap ini adalah malam terakhirku berada di medan perang.” Zhao Juren  menengadah memandang langit yang gelap, samar-samar serupa bayangan dia seakan  melihat sepasang mata kejora yang berbinar lembut menatapnya, dengan tenang dan tanpa beban, tulus dan tanpa muslihat tersembunyi memandang dirinya. Orang yang memandangnya sebagai manusia dengan benar tanpa niat untuk menipunya.

"Ya, tuan, ini akan menjadi malam terakhir kita di pegunungan Yanshan karena besok kita akan memukul mundur semua pasukan Niang itu dari tanah tua." Sahut Li Jin dengan percaya diri. Zhao Juren menganggukkan kepalanya sambil sekali lagi menepuk bahu Li Jin.

"Semoga saja begitu, Jin. Tetapi..." Zhao Juren menatap ke arah kemah musuh yang jauh di depan matanya itu, asap api unggun dari perkemahan mereka menipis, cahaya dari sana berangsur hanya titik-titik dari beberapa obor saja.

"Tetapi jika setelah besok aku tak pernah kembali lagi, ku harap kamu bisa menjaga istana Lantian dengan baik."

Li Jin tergugu, matanya mengerjap menatap tuannya itu.

"Tuan akan pergi kemana sebenarnya?" Li Jin menelan ludahnya, dia tak bisa memungkiri menjadi khawatir pada sang tuan. Istana Lantian atau istana langit biru itu adalah kediaman Zhao Juren yang terletak di luar istana kota raja Weiyan, berada di sebuah dataran dekat dengan sungai Sheng. Istana itu adalah tempat yang sangat di sukai oleh Zhao Juren saat dia pulang dari medan perang.

“Bagaimana aku bisa hidup di tanah ini, jika dia tetap membayangiku seperti hantu, aku tak ingin suatu saat menjadi penjahat karena tak bisa mengendalikan perasaanku sendiri. Pergi adalah salah satunya jalan keluar dari lingkaran ini.” Zhao juren berbalik menatap Li Jin yang tak bergeming di tempatnya, menikmati setiap ocehannya yang tak jelas. Dia hanya cukup tahu dan tak pernah ingin mencampuri perasaan sang tuan.

“Aku akan memimpin perang ini, dan mengakhiri semua pertikaian yang telah mengorbankan banyak nyawa ini, dimana berbantal darah dari Jiu Fei yang terpasung penyesalan seumur hidupnya. Besok, hidup atau mati, aku hanya ingin melihat matahari terbenam terakhir kali dengan pedang yang terhunus di tangan.”

Zhao Juren mengangkat sudut-sudut bibirnya, tersenyum aneh pada Li Jin yang termangu sendiri, berusaha mencerna perkataan Zhao Juren yang semakin aneh saja.

ZHAO JUREN

Terimakasih telah membaca novel ini💜 Yuk berikan VOTE, LIKE dan KOMEN biar Author tambah rajin menulis💜💜💜

...I LOVE YOU ALL...

Terpopuler

Comments

kiri_kanan

kiri_kanan

zhao yg galau aq yg menangis😭😭

2023-07-08

0

🎼shanly_keys

🎼shanly_keys

waduh rencana apa yg dibuat bsk?... knp kata2nya begitu kacau

2023-06-30

1

mama yuhu

mama yuhu

masih tentang masalalu
next

2023-04-07

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Sejarah Singkat Yanzhie & Niangxi
2 BAB 2. VISUALISASI
3 BAB 3. Hati Yang Sakit
4 BAB 4. Pertempuran Terakhir
5 BAB 5. Cinta Tak Sampai
6 BAB 6. Berharap Bertemu Ujung
7 BAB 7. Istana Bidadari
8 BAB 8. Perang Hari ke-6
9 BAB 9. NAGA TERLUKA
10 BAB 10. Merebut Gerbang Seorang Diri
11 BAB. 11 Mari Bertarung
12 BAB 12. Salju Di Penghujung Musim Gugur
13 Bab. 13 Seharusnya Tak Begini
14 BAB 14. Membuka Mata
15 BAB.15 Perempuan Bercadar
16 BAB. 16 Di Atas Danau Lima Warna
17 BAB. 17 Tiga Pertanyaan
18 Bab. 18 Puteri Xue Lian
19 BAB 19. Menyelamatkan Dua Muka
20 Bab 20. Berhutang Nyawa
21 Bab. 21 Berkabung di Awal Musim
22 BAB. 22 Berjalan Di Garis Takdir
23 BAB. 23 Sebuah Rahasia di Balik Kisah
24 Bab 24. Mata Sebening Berlian
25 Bab 25. Cinta Yang Tak Terungkap
26 Bab 26. Pulang Kembali
27 Bab 27. Ikan Bakar Guo dan Saus Releng
28 Bab. 28 Sembayang Arwah
29 Bab 29. Tuan Seribu Nyawa
30 Bab 30. Setelah Menghilang
31 Bab. 31 Senja di Atas Lantian
32 Bab 32. Mengemban Misi
33 Bab 33. Menjadi hitam di antara Merah
34 Bab 34. Menjelang Pesta Lentera
35 BAB 35. Tak Bisa Kembali
36 BAB 36. Tujuan Yang Sama
37 BAB 37. Puteri Nan Luoxia
38 BAB 38. Menunggu Bertemu
39 BAB 39. Rindu di Bawah Pohon Liu
40 BAB 40. Tetaplah Di Sini
41 BAB 41. Pesta di Aula Wanxiang
42 BAB 42. Kesepian Dalam Keramaian
43 BAB 43. Tangisan Tanpa Suara
44 BAB 44. Pesta Dalam Kesedihan
45 BAB 45. Cemburu Yang Jahat
46 BAB 46. Menyelundup Masuk Istana
47 BAB 47. Mabuk Sampai Pagi
48 BAB 48. Cinta Dan Kesumat
49 BAB 49. Kabar Buruk
50 BAB 50. Jalan Masuk Ke Istana
51 BAB 51. Sandiwara Di Mulai
52 BAB 52. Pelayan Dapur Istana
53 BAB 53. Hukuman Jasad
54 BAB 54. Bijak Dalam Keraguan
55 BAB 55. Menghayati Peran
56 BAB 56. Pertemuan di Dalam Istana
57 Bab 57. Melayani Sang Puteri
58 BAB 58. Permainan Puteri Nan
59 BAB 59. Perempuan Seribu Wajah
60 BAB 60. Perjamuan Harem
61 BAB 61. Pengumuman di Perhelatan
62 BAB 62. Mencari Jalan Melupakan
63 BAB 62. Kebimbangan
64 BAB.63 Akhirnya Berbicara
65 BAB 64. Sandera Politik
66 BAB 65. Kisah Sedih pangeran Nan Yuhuai
67 Bab 66. Meninggalkan Janji di Gunung Beiyu
68 BAB 67. Bagian Dari Permainan
69 Bab 68. Membenci Dalam Senyum
70 Bab 69. Deburan Aneh
71 BAB 69. Sepenggal Ingatan Dari Masa Lalu
72 BAB 70. Takut Rindu
73 BAB 71. Bersembunyi Dalam Selimut
74 BAB 72. Isi Kepala Yang Kacau
75 BAB 73. Cinta Itu...?
76 Bab 74. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
77 BAB 75. Tentang Rasa Kehilangan
78 BAB 76. Mimpi-Mimpi Manis
79 BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
80 BAB 78. Pulang Sekali Lagi
81 BAB 79. Sama-Sama Hantu
82 BAB 80. Mari Berjanji
83 BAB 81. Permusuhan Yang Aneh
84 BAB 82. KAPAL KARAM
85 BAB 83.TAK PERNAH SAMA
86 BAB 84. BOLEHKAH AKU MENCINTAIMU
87 BAB 85. PERANG BESAR AKAN DI MULAI
88 BAB 86. MENULIS TAKDIR DENGAN DARAH
89 BAB 87. APA YANG KAMU TUNGGU?
90 BAB 88. MATA YANG SAMA
91 BAB 89. BERKACA DI PERMUKAAN TELAGA
92 BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
93 BAB 91. KEKACAUAN TIBA-TIBA
94 BAB 92. REMBULAN SEDINGIN ES
95 BAB 93. KUIL YICHEN
96 BAB 94. INGIN BERTEMU ORANG YANG SAMA
97 BAB 95. Mimpi Darah Menggenang
98 BAB 96. Sumpah Meterai Darah
99 BAB 97. Anak Catur Menuju Tahta
100 BAB 98. Tangga Menuju Langit
101 BAB 99. Menikam Jantung Hati
102 BAB 100. Sebelum Jatuh
103 BAB 101. SIAPA YANG MENYANGKA
104 BAB 102. Giok Naga Hijau
105 BAB 103. AKU PULANG
106 BAB 104. Pulang Ke Tempat Yang Di rindukan
107 BAB 105. Hari Perkabungan
108 BAB 106. Menuntaskan Rasa Usang
109 BAB 107. Mengantar Sampai akhir
110 BAB 108. Memilih Jalan Hidup Sendiri
111 BAB 109. Pusaran Takdir
112 BAB 110. Siapa Pengganti Raja?
113 BAB 111. Rumor Jahat dari Istana
114 BAB 112. Kembali Ke Danau Lima Warna
115 BAB 112. Bunga Juhua Musim Gugur
116 BAB 113. Berpisah di Ujung Ngarai
117 BAB 114. Lukisan Terakhir Yuhuai
118 BAB 115. Melepaskan Rindu
119 BAB 116. Di bawah Lentera Redup
120 BAB 117. Aku melamarmu
121 BAB 118. Mencari Xiao Perak
122 BAB 119. Berpura-pura
123 BAB 120. Tak perlu Mengangkat Telunjuk
124 BAB 121. Bangun Setelah Pemakaman
125 BAB 123. Menyembunyikan Rahasia Besar
126 BAB 124. Cinta Mencurangi Takdir
Episodes

Updated 126 Episodes

1
BAB 1. Sejarah Singkat Yanzhie & Niangxi
2
BAB 2. VISUALISASI
3
BAB 3. Hati Yang Sakit
4
BAB 4. Pertempuran Terakhir
5
BAB 5. Cinta Tak Sampai
6
BAB 6. Berharap Bertemu Ujung
7
BAB 7. Istana Bidadari
8
BAB 8. Perang Hari ke-6
9
BAB 9. NAGA TERLUKA
10
BAB 10. Merebut Gerbang Seorang Diri
11
BAB. 11 Mari Bertarung
12
BAB 12. Salju Di Penghujung Musim Gugur
13
Bab. 13 Seharusnya Tak Begini
14
BAB 14. Membuka Mata
15
BAB.15 Perempuan Bercadar
16
BAB. 16 Di Atas Danau Lima Warna
17
BAB. 17 Tiga Pertanyaan
18
Bab. 18 Puteri Xue Lian
19
BAB 19. Menyelamatkan Dua Muka
20
Bab 20. Berhutang Nyawa
21
Bab. 21 Berkabung di Awal Musim
22
BAB. 22 Berjalan Di Garis Takdir
23
BAB. 23 Sebuah Rahasia di Balik Kisah
24
Bab 24. Mata Sebening Berlian
25
Bab 25. Cinta Yang Tak Terungkap
26
Bab 26. Pulang Kembali
27
Bab 27. Ikan Bakar Guo dan Saus Releng
28
Bab. 28 Sembayang Arwah
29
Bab 29. Tuan Seribu Nyawa
30
Bab 30. Setelah Menghilang
31
Bab. 31 Senja di Atas Lantian
32
Bab 32. Mengemban Misi
33
Bab 33. Menjadi hitam di antara Merah
34
Bab 34. Menjelang Pesta Lentera
35
BAB 35. Tak Bisa Kembali
36
BAB 36. Tujuan Yang Sama
37
BAB 37. Puteri Nan Luoxia
38
BAB 38. Menunggu Bertemu
39
BAB 39. Rindu di Bawah Pohon Liu
40
BAB 40. Tetaplah Di Sini
41
BAB 41. Pesta di Aula Wanxiang
42
BAB 42. Kesepian Dalam Keramaian
43
BAB 43. Tangisan Tanpa Suara
44
BAB 44. Pesta Dalam Kesedihan
45
BAB 45. Cemburu Yang Jahat
46
BAB 46. Menyelundup Masuk Istana
47
BAB 47. Mabuk Sampai Pagi
48
BAB 48. Cinta Dan Kesumat
49
BAB 49. Kabar Buruk
50
BAB 50. Jalan Masuk Ke Istana
51
BAB 51. Sandiwara Di Mulai
52
BAB 52. Pelayan Dapur Istana
53
BAB 53. Hukuman Jasad
54
BAB 54. Bijak Dalam Keraguan
55
BAB 55. Menghayati Peran
56
BAB 56. Pertemuan di Dalam Istana
57
Bab 57. Melayani Sang Puteri
58
BAB 58. Permainan Puteri Nan
59
BAB 59. Perempuan Seribu Wajah
60
BAB 60. Perjamuan Harem
61
BAB 61. Pengumuman di Perhelatan
62
BAB 62. Mencari Jalan Melupakan
63
BAB 62. Kebimbangan
64
BAB.63 Akhirnya Berbicara
65
BAB 64. Sandera Politik
66
BAB 65. Kisah Sedih pangeran Nan Yuhuai
67
Bab 66. Meninggalkan Janji di Gunung Beiyu
68
BAB 67. Bagian Dari Permainan
69
Bab 68. Membenci Dalam Senyum
70
Bab 69. Deburan Aneh
71
BAB 69. Sepenggal Ingatan Dari Masa Lalu
72
BAB 70. Takut Rindu
73
BAB 71. Bersembunyi Dalam Selimut
74
BAB 72. Isi Kepala Yang Kacau
75
BAB 73. Cinta Itu...?
76
Bab 74. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
77
BAB 75. Tentang Rasa Kehilangan
78
BAB 76. Mimpi-Mimpi Manis
79
BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
80
BAB 78. Pulang Sekali Lagi
81
BAB 79. Sama-Sama Hantu
82
BAB 80. Mari Berjanji
83
BAB 81. Permusuhan Yang Aneh
84
BAB 82. KAPAL KARAM
85
BAB 83.TAK PERNAH SAMA
86
BAB 84. BOLEHKAH AKU MENCINTAIMU
87
BAB 85. PERANG BESAR AKAN DI MULAI
88
BAB 86. MENULIS TAKDIR DENGAN DARAH
89
BAB 87. APA YANG KAMU TUNGGU?
90
BAB 88. MATA YANG SAMA
91
BAB 89. BERKACA DI PERMUKAAN TELAGA
92
BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
93
BAB 91. KEKACAUAN TIBA-TIBA
94
BAB 92. REMBULAN SEDINGIN ES
95
BAB 93. KUIL YICHEN
96
BAB 94. INGIN BERTEMU ORANG YANG SAMA
97
BAB 95. Mimpi Darah Menggenang
98
BAB 96. Sumpah Meterai Darah
99
BAB 97. Anak Catur Menuju Tahta
100
BAB 98. Tangga Menuju Langit
101
BAB 99. Menikam Jantung Hati
102
BAB 100. Sebelum Jatuh
103
BAB 101. SIAPA YANG MENYANGKA
104
BAB 102. Giok Naga Hijau
105
BAB 103. AKU PULANG
106
BAB 104. Pulang Ke Tempat Yang Di rindukan
107
BAB 105. Hari Perkabungan
108
BAB 106. Menuntaskan Rasa Usang
109
BAB 107. Mengantar Sampai akhir
110
BAB 108. Memilih Jalan Hidup Sendiri
111
BAB 109. Pusaran Takdir
112
BAB 110. Siapa Pengganti Raja?
113
BAB 111. Rumor Jahat dari Istana
114
BAB 112. Kembali Ke Danau Lima Warna
115
BAB 112. Bunga Juhua Musim Gugur
116
BAB 113. Berpisah di Ujung Ngarai
117
BAB 114. Lukisan Terakhir Yuhuai
118
BAB 115. Melepaskan Rindu
119
BAB 116. Di bawah Lentera Redup
120
BAB 117. Aku melamarmu
121
BAB 118. Mencari Xiao Perak
122
BAB 119. Berpura-pura
123
BAB 120. Tak perlu Mengangkat Telunjuk
124
BAB 121. Bangun Setelah Pemakaman
125
BAB 123. Menyembunyikan Rahasia Besar
126
BAB 124. Cinta Mencurangi Takdir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!