BAB 14. Membuka Mata

Zhao Juren berusaha membuka matanya tapi begitu beratnya, sebelum dunianya benar-benar lebih pekat dari malam.

Dirinya seorang prajurit, namun tak mampu melindungi dan dirinya sendiri, bayangan penglihatan pada ratusan mayat yang bergelimpangan di medan perang, sinar mata penuh rasa bersalah kepuasan ketika berhasil merenggut nyawa seseorang tanpa sedikitpun rasa bersalah, perasaan-perasaan itu berkecamuk lambat laun tumpeng tindih. Hujan salju tiba-tiba semakin lebat.

“Yi…er…” Sekujur tubuhnya dingin membeku tak bisa bergerak, hanya tangannya yang menggenggam hulu pedang sekuat tenaga sebelum dia tak ingat apa-apa lagi.

***

Perlahan-lahan muncul seberkas cahaya lentera yang terang benderang, Zhao Juren merasakan kepalanya seperti

ditindih batu yang sangat besar. Dia berusaha bangun tetapi kelopak matanya tak mau membuka. Antara sadar dan tak sadar dia merasa ada seseorang yang selalu berada di dekatnya dalam tidurnya, mondar-mandir dalam langkah yang kadang mendekat kadang menjauh. Telinganya menangkap gerakan-gerakan hanya saja tubuhnya benar- benar tak bisa di ajak kompromi untuk bangun. Kadang dia merasa seseorang sedang meminumkan sesuatu ke mulutnya, sebuah cairan kecut yang berbau aneh seperti dupa dan orang ini seolah sedang mengawasinya meskipun dia berusaha melawan kantuknya, dia tak mendengarkan orang ini berkata apapun kecuali helaan nafas halus yang lembut. Dan…dan bau tubuhnya yang seperti bau bunga persik itu begitu khas menembus rongga hidung Zhao Juren.

Zhao Juren tahu tidak mati! Dia kemudian menyadari hal itu, rohnya msih terperangkap di dalam raganya karena panca inderanya masih bisa bekerja kecuali matanya dan dia tak akan bisa bertanya apapun pada dewa takdir tentang seribu pertanyaan dalam hidupnya jika dia tidak mati.

Entah mengapa, antara sadar dan tidak itu dia merasa nyaman sehingga lama-lama Zhao Juren enggan membuka matanya dia ingin tidur dan terus mencium aroma persik itu untuk membuang kebingungannya, hatinya bagai kayu kering yang meranggas, begitu kerontang. Setengah bermimpi, dirinya melihat seraut wajah Xiao Yi yang tersenyum hangat paaadanya.

“Tuan Zhao, kau boleh memanggilku dengan Yi’er…” Kalimat itu berdengung ditelinga Zhao Juren, dan sesaat dia seperti berdiri di depan kedai Tuan Ding, melihat seorang gadis dalam pakaian rakyat sederhana, terpesona pada sebuah aksesoris rambut, matanya berbinar cerah sambil menggenggam Chai kumala biru.

Untuk pertama kalinya dalam seumur hidup, Zhao Juren merasa begitu lemah dan teramat lelah. Dia hanya ingin terus tidur, dalam hidup sudah tak ada yang dapat dikenang lagi, kebahagiaan yang di impikannya tak lagi berarti apa-apa, cinta seakan menjauh dari hidupnya, ia tak ingin lagi mengingatnya, tubuhnya lunglai kehilangan tenaga untuk berpikir, bahkan sampai tak berani membuka mata untuk menghadapi segala kenyataan ini.

 "Aku melihat padang rumput Niangxi di depanku, tapi...aku tak bisa pulang lagi..." suara Jiu Fei tiba-tiba berbisik

parau, begitu nelangsa dan gamang.

 "Juren..."

 "Ya."

Ingatan pada saat Jiu Fei berada di pelukannya tiba-tiba menggantikan wajah Xiao Yi, seperti siluet, kabur.

 “Apakah kamu ingat pertama kali kamu menciumku di gua itu...?" Lamat-lamat pertanyaan itu seperti dekat sekali.

 "Ya..." Zhao Juren berusaha mengggerakkan bibirnya, berusaha menyahut.

"Apakah kamu tidak menyesalinya?" Suara itu tiba-tiba menjauh. Zhao Juren mencoba meraih bayangan Jiu Fei.

"Tidak."

"Tapi aku menyesalinya..." Suara Jiu Fei hampir tak terdengar.

 Hamparan daun wisteria berwarna ungu keperakan dalam gelap yang berguguran di tanah, di bawah cahaya bulan timbul tenggelam di dalam ingatannya.

 "Maukah kamu mengatakan lagi?" Jiu Fei meletakkan telapak tangannya di dada Zhao Juren. Dia meringkuk dan membenamkan wajahnya di sana, sementara nafasnya sudah mulai terputus-putus.

 "Mengatakan apa?"

"Bahwa, kamu mencintaiku...seperti yang kamu katakan dulu..." Nada suara itu berpacu dengan nafasnya yang satu-satu. Lalu perlahan-lahan suara Jiu Fei menjauh, semakin jauh dan bayangannya laksana asap.

 “Xiao Yi…!” Bukan nama Jiu Fei yang di panggilnya tetapi nama istri dari saudaranya sendiri, permaisuri utama Yanzhi, ratu dari Raja Yan Yue!

 “Bukalah matamu, seharusnnya kamu dari kemarin sudah sadar…” Sebuah suara perempuan lamat-lamat sampai di telinganya, membatasi ilusinya yang semakin menjadi-jadi.

“Apakah racun itu telah membuat syaraf-syarafmu lumpuh dan kehilangan kesadaranmu begitu lama? Seharusnya sebagai orang yang punya kanuragan tinggi, tak perlu selama ini untuk tersesat di alam bawah sadar.” Ucapan itu terdengar serupa keluh, dia mungkin sedikit kesal bercampur cemas.

Zhao Juren tak bergeming. Sekarang, dia tak berminat lagi untuk menggerakkan badannya dan tak ingin menunjukkan usahanya untuk membuka mata. Suara itu seperti hipnotis yang mengingatkannya pada saat terakhir dia tumbang dalam pelukan seorang Jenderal Qui!

 “Sepertinya dia yang tak ingin cepat-cepat sadar, Tuan Puteri. Dia begitu suka berada di bawah alam sadarnya, mungkin ada sesuatu yang membuatnya enggan untuk kembali pada kesadarannya.” Suara lain menyahut, bersamaan dengan telapak tangan yang halus dan hangat menempel pada leher dan dahinya.

Betapa Zhao Juren sangat ingin mengintip siapa pemilik tangan lembut itu, tetapi dia belum yakin untuk membuka matanya.

 “Sebagai seorang jenderal, terlalu pengecut bagimu untuk berusaha melarikan diri dan bersembunyi di dalam raga yang pura-pura tak sadarkan diri.” Suara itu menjadi tegas dan tajam. Sepertinya dia menyadari Zhao Juren telah cukup lama sadar.

 Zhao Juren bisa menangkap suara langkah beberapa orang yang sibuk di sekelilingnya, ada orang yang sedang dengan suara pelan berbicara, dan jemari hangat yang sama yang selalu meminumkan obat padanya. Zhao Juren tahu benar itu adalah orang yang sama karena dia dapat mencium aroma persik yang lembut itu sampai ke rongga hidungmya ketika dia menengap cairan pahit itu setiap kali.

 Dan suara tegas serta berkesan tajam itu, dia tahu datang dari orang yang sama.

 “Berhentilah membodohiku, Jenderal. Aku tahu benar kamu mendengarku. Tak perlu membuatku memaksamu untuk membuka matamu. Karena jika aku melakukannya, mungkin saja  ujung kipasku yang tajam ini akan mencongkel kedua matamu. Dan kamu tak perlu bersuasah payah lagi untuk sekedar membuka matamu!”

 Dengan berat hati, Zhao Juren berusaha membuka matanya, bukan karena dia takut pada gertakan orang yang berbicara padanya tetapi karena penasaran pada suara perempuan itu. Suara yang sama dengan suara perempuan dalam baju besi Jenderal Qui!

Sesaat, Zhao Juren merasakan silau pada cahaya lentera yang menyambut kelopak matanya terbuka. Dengan reflek Zhao Juren memicingkan matanya, mengumpul cahaya pada satu titik, sebuah wajah di depannya.

Terimakasih telah membaca novel CINTA TERAKHIR ZHAO JUREN ini💜 Yuk berikan VOTE, LIKE dan KOMEN biar Author tambah rajin

Terpopuler

Comments

mama yuhu

mama yuhu

apakah itu jodohmu juren? 🤭

2023-04-07

1

💕💕syety mousya Arofah 💕💕

💕💕syety mousya Arofah 💕💕

dannnnn SPT itlh khdupan yg djlni sebagian orang ,,,,,tragis memng tpiiiii ap yg bisa dprbuat selain mnjlaninya ????

2023-02-22

0

City all

City all

ya ampun.. lg merem aja tampan begitu..😆😘

2022-11-09

3

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Sejarah Singkat Yanzhie & Niangxi
2 BAB 2. VISUALISASI
3 BAB 3. Hati Yang Sakit
4 BAB 4. Pertempuran Terakhir
5 BAB 5. Cinta Tak Sampai
6 BAB 6. Berharap Bertemu Ujung
7 BAB 7. Istana Bidadari
8 BAB 8. Perang Hari ke-6
9 BAB 9. NAGA TERLUKA
10 BAB 10. Merebut Gerbang Seorang Diri
11 BAB. 11 Mari Bertarung
12 BAB 12. Salju Di Penghujung Musim Gugur
13 Bab. 13 Seharusnya Tak Begini
14 BAB 14. Membuka Mata
15 BAB.15 Perempuan Bercadar
16 BAB. 16 Di Atas Danau Lima Warna
17 BAB. 17 Tiga Pertanyaan
18 Bab. 18 Puteri Xue Lian
19 BAB 19. Menyelamatkan Dua Muka
20 Bab 20. Berhutang Nyawa
21 Bab. 21 Berkabung di Awal Musim
22 BAB. 22 Berjalan Di Garis Takdir
23 BAB. 23 Sebuah Rahasia di Balik Kisah
24 Bab 24. Mata Sebening Berlian
25 Bab 25. Cinta Yang Tak Terungkap
26 Bab 26. Pulang Kembali
27 Bab 27. Ikan Bakar Guo dan Saus Releng
28 Bab. 28 Sembayang Arwah
29 Bab 29. Tuan Seribu Nyawa
30 Bab 30. Setelah Menghilang
31 Bab. 31 Senja di Atas Lantian
32 Bab 32. Mengemban Misi
33 Bab 33. Menjadi hitam di antara Merah
34 Bab 34. Menjelang Pesta Lentera
35 BAB 35. Tak Bisa Kembali
36 BAB 36. Tujuan Yang Sama
37 BAB 37. Puteri Nan Luoxia
38 BAB 38. Menunggu Bertemu
39 BAB 39. Rindu di Bawah Pohon Liu
40 BAB 40. Tetaplah Di Sini
41 BAB 41. Pesta di Aula Wanxiang
42 BAB 42. Kesepian Dalam Keramaian
43 BAB 43. Tangisan Tanpa Suara
44 BAB 44. Pesta Dalam Kesedihan
45 BAB 45. Cemburu Yang Jahat
46 BAB 46. Menyelundup Masuk Istana
47 BAB 47. Mabuk Sampai Pagi
48 BAB 48. Cinta Dan Kesumat
49 BAB 49. Kabar Buruk
50 BAB 50. Jalan Masuk Ke Istana
51 BAB 51. Sandiwara Di Mulai
52 BAB 52. Pelayan Dapur Istana
53 BAB 53. Hukuman Jasad
54 BAB 54. Bijak Dalam Keraguan
55 BAB 55. Menghayati Peran
56 BAB 56. Pertemuan di Dalam Istana
57 Bab 57. Melayani Sang Puteri
58 BAB 58. Permainan Puteri Nan
59 BAB 59. Perempuan Seribu Wajah
60 BAB 60. Perjamuan Harem
61 BAB 61. Pengumuman di Perhelatan
62 BAB 62. Mencari Jalan Melupakan
63 BAB 62. Kebimbangan
64 BAB.63 Akhirnya Berbicara
65 BAB 64. Sandera Politik
66 BAB 65. Kisah Sedih pangeran Nan Yuhuai
67 Bab 66. Meninggalkan Janji di Gunung Beiyu
68 BAB 67. Bagian Dari Permainan
69 Bab 68. Membenci Dalam Senyum
70 Bab 69. Deburan Aneh
71 BAB 69. Sepenggal Ingatan Dari Masa Lalu
72 BAB 70. Takut Rindu
73 BAB 71. Bersembunyi Dalam Selimut
74 BAB 72. Isi Kepala Yang Kacau
75 BAB 73. Cinta Itu...?
76 Bab 74. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
77 BAB 75. Tentang Rasa Kehilangan
78 BAB 76. Mimpi-Mimpi Manis
79 BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
80 BAB 78. Pulang Sekali Lagi
81 BAB 79. Sama-Sama Hantu
82 BAB 80. Mari Berjanji
83 BAB 81. Permusuhan Yang Aneh
84 BAB 82. KAPAL KARAM
85 BAB 83.TAK PERNAH SAMA
86 BAB 84. BOLEHKAH AKU MENCINTAIMU
87 BAB 85. PERANG BESAR AKAN DI MULAI
88 BAB 86. MENULIS TAKDIR DENGAN DARAH
89 BAB 87. APA YANG KAMU TUNGGU?
90 BAB 88. MATA YANG SAMA
91 BAB 89. BERKACA DI PERMUKAAN TELAGA
92 BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
93 BAB 91. KEKACAUAN TIBA-TIBA
94 BAB 92. REMBULAN SEDINGIN ES
95 BAB 93. KUIL YICHEN
96 BAB 94. INGIN BERTEMU ORANG YANG SAMA
97 BAB 95. Mimpi Darah Menggenang
98 BAB 96. Sumpah Meterai Darah
99 BAB 97. Anak Catur Menuju Tahta
100 BAB 98. Tangga Menuju Langit
101 BAB 99. Menikam Jantung Hati
102 BAB 100. Sebelum Jatuh
103 BAB 101. SIAPA YANG MENYANGKA
104 BAB 102. Giok Naga Hijau
105 BAB 103. AKU PULANG
106 BAB 104. Pulang Ke Tempat Yang Di rindukan
107 BAB 105. Hari Perkabungan
108 BAB 106. Menuntaskan Rasa Usang
109 BAB 107. Mengantar Sampai akhir
110 BAB 108. Memilih Jalan Hidup Sendiri
111 BAB 109. Pusaran Takdir
112 BAB 110. Siapa Pengganti Raja?
113 BAB 111. Rumor Jahat dari Istana
114 BAB 112. Kembali Ke Danau Lima Warna
115 BAB 112. Bunga Juhua Musim Gugur
116 BAB 113. Berpisah di Ujung Ngarai
117 BAB 114. Lukisan Terakhir Yuhuai
118 BAB 115. Melepaskan Rindu
119 BAB 116. Di bawah Lentera Redup
120 BAB 117. Aku melamarmu
121 BAB 118. Mencari Xiao Perak
122 BAB 119. Berpura-pura
123 BAB 120. Tak perlu Mengangkat Telunjuk
124 BAB 121. Bangun Setelah Pemakaman
125 BAB 123. Menyembunyikan Rahasia Besar
126 BAB 124. Cinta Mencurangi Takdir
Episodes

Updated 126 Episodes

1
BAB 1. Sejarah Singkat Yanzhie & Niangxi
2
BAB 2. VISUALISASI
3
BAB 3. Hati Yang Sakit
4
BAB 4. Pertempuran Terakhir
5
BAB 5. Cinta Tak Sampai
6
BAB 6. Berharap Bertemu Ujung
7
BAB 7. Istana Bidadari
8
BAB 8. Perang Hari ke-6
9
BAB 9. NAGA TERLUKA
10
BAB 10. Merebut Gerbang Seorang Diri
11
BAB. 11 Mari Bertarung
12
BAB 12. Salju Di Penghujung Musim Gugur
13
Bab. 13 Seharusnya Tak Begini
14
BAB 14. Membuka Mata
15
BAB.15 Perempuan Bercadar
16
BAB. 16 Di Atas Danau Lima Warna
17
BAB. 17 Tiga Pertanyaan
18
Bab. 18 Puteri Xue Lian
19
BAB 19. Menyelamatkan Dua Muka
20
Bab 20. Berhutang Nyawa
21
Bab. 21 Berkabung di Awal Musim
22
BAB. 22 Berjalan Di Garis Takdir
23
BAB. 23 Sebuah Rahasia di Balik Kisah
24
Bab 24. Mata Sebening Berlian
25
Bab 25. Cinta Yang Tak Terungkap
26
Bab 26. Pulang Kembali
27
Bab 27. Ikan Bakar Guo dan Saus Releng
28
Bab. 28 Sembayang Arwah
29
Bab 29. Tuan Seribu Nyawa
30
Bab 30. Setelah Menghilang
31
Bab. 31 Senja di Atas Lantian
32
Bab 32. Mengemban Misi
33
Bab 33. Menjadi hitam di antara Merah
34
Bab 34. Menjelang Pesta Lentera
35
BAB 35. Tak Bisa Kembali
36
BAB 36. Tujuan Yang Sama
37
BAB 37. Puteri Nan Luoxia
38
BAB 38. Menunggu Bertemu
39
BAB 39. Rindu di Bawah Pohon Liu
40
BAB 40. Tetaplah Di Sini
41
BAB 41. Pesta di Aula Wanxiang
42
BAB 42. Kesepian Dalam Keramaian
43
BAB 43. Tangisan Tanpa Suara
44
BAB 44. Pesta Dalam Kesedihan
45
BAB 45. Cemburu Yang Jahat
46
BAB 46. Menyelundup Masuk Istana
47
BAB 47. Mabuk Sampai Pagi
48
BAB 48. Cinta Dan Kesumat
49
BAB 49. Kabar Buruk
50
BAB 50. Jalan Masuk Ke Istana
51
BAB 51. Sandiwara Di Mulai
52
BAB 52. Pelayan Dapur Istana
53
BAB 53. Hukuman Jasad
54
BAB 54. Bijak Dalam Keraguan
55
BAB 55. Menghayati Peran
56
BAB 56. Pertemuan di Dalam Istana
57
Bab 57. Melayani Sang Puteri
58
BAB 58. Permainan Puteri Nan
59
BAB 59. Perempuan Seribu Wajah
60
BAB 60. Perjamuan Harem
61
BAB 61. Pengumuman di Perhelatan
62
BAB 62. Mencari Jalan Melupakan
63
BAB 62. Kebimbangan
64
BAB.63 Akhirnya Berbicara
65
BAB 64. Sandera Politik
66
BAB 65. Kisah Sedih pangeran Nan Yuhuai
67
Bab 66. Meninggalkan Janji di Gunung Beiyu
68
BAB 67. Bagian Dari Permainan
69
Bab 68. Membenci Dalam Senyum
70
Bab 69. Deburan Aneh
71
BAB 69. Sepenggal Ingatan Dari Masa Lalu
72
BAB 70. Takut Rindu
73
BAB 71. Bersembunyi Dalam Selimut
74
BAB 72. Isi Kepala Yang Kacau
75
BAB 73. Cinta Itu...?
76
Bab 74. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
77
BAB 75. Tentang Rasa Kehilangan
78
BAB 76. Mimpi-Mimpi Manis
79
BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
80
BAB 78. Pulang Sekali Lagi
81
BAB 79. Sama-Sama Hantu
82
BAB 80. Mari Berjanji
83
BAB 81. Permusuhan Yang Aneh
84
BAB 82. KAPAL KARAM
85
BAB 83.TAK PERNAH SAMA
86
BAB 84. BOLEHKAH AKU MENCINTAIMU
87
BAB 85. PERANG BESAR AKAN DI MULAI
88
BAB 86. MENULIS TAKDIR DENGAN DARAH
89
BAB 87. APA YANG KAMU TUNGGU?
90
BAB 88. MATA YANG SAMA
91
BAB 89. BERKACA DI PERMUKAAN TELAGA
92
BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
93
BAB 91. KEKACAUAN TIBA-TIBA
94
BAB 92. REMBULAN SEDINGIN ES
95
BAB 93. KUIL YICHEN
96
BAB 94. INGIN BERTEMU ORANG YANG SAMA
97
BAB 95. Mimpi Darah Menggenang
98
BAB 96. Sumpah Meterai Darah
99
BAB 97. Anak Catur Menuju Tahta
100
BAB 98. Tangga Menuju Langit
101
BAB 99. Menikam Jantung Hati
102
BAB 100. Sebelum Jatuh
103
BAB 101. SIAPA YANG MENYANGKA
104
BAB 102. Giok Naga Hijau
105
BAB 103. AKU PULANG
106
BAB 104. Pulang Ke Tempat Yang Di rindukan
107
BAB 105. Hari Perkabungan
108
BAB 106. Menuntaskan Rasa Usang
109
BAB 107. Mengantar Sampai akhir
110
BAB 108. Memilih Jalan Hidup Sendiri
111
BAB 109. Pusaran Takdir
112
BAB 110. Siapa Pengganti Raja?
113
BAB 111. Rumor Jahat dari Istana
114
BAB 112. Kembali Ke Danau Lima Warna
115
BAB 112. Bunga Juhua Musim Gugur
116
BAB 113. Berpisah di Ujung Ngarai
117
BAB 114. Lukisan Terakhir Yuhuai
118
BAB 115. Melepaskan Rindu
119
BAB 116. Di bawah Lentera Redup
120
BAB 117. Aku melamarmu
121
BAB 118. Mencari Xiao Perak
122
BAB 119. Berpura-pura
123
BAB 120. Tak perlu Mengangkat Telunjuk
124
BAB 121. Bangun Setelah Pemakaman
125
BAB 123. Menyembunyikan Rahasia Besar
126
BAB 124. Cinta Mencurangi Takdir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!