BAB 12. Salju Di Penghujung Musim Gugur

“Jangan menghinaku lagi. Katakan pada tuanmu yang bisu itu, tak perlu berbisik di depanku seperti perempuan yang sedang bergunjing, sesama lelaki bersikaplah lebih ksatria. Dari tadi aku tak sedikitpun mendengar suara tuanmu itu. Ataukah tuanmu itu benar-benar bisu? Ayolah,  turunlah, tak perlu sungkan, aku sangat menunggu pertemuan ini. Jika pun aku mati di tangannya, aku tak menyesal.”

“Tuan Zhao, kami telah mengusai gerbang ini…tak ada gunanya kamu merebutnya dengan seorang diri.” Ucap Jubah hijau itu dengan lantang. Jubahnya berkibaran,halus begitu pula dengan rambutnya yang panjang, angin meniupnya. Dari jauh saja terlihat rupanya begitu tampan dan bahkan mirip dengan seorang perempuan hanya saja dalam versi laki-laki. Dia serupa paras para anak bangsawan yang biasa bergerombol di sekolah istana dan di kedai-kedai arak, menyombongkan diri mereka.

“Aku tak heran kalian menguasainya, dengan cara menipu dan membagi pasukan kalian mengalihkan perhatian kami dari tempat ini.” Suara Zhao Juren terdengar serak, sudut-sudut matanya agak merah.

“Dalam perang, strategi bukanlah penipuan.” Sahut si jubah hijau dengan suara yang berat, dia sama sekali tak menunjukkan rasa takut. Kepalanya tegak seolah kehadiran sosok di sampingnya membuat dirinya percaya diri nyawanya akan baik-baik saja meski berhadapan dengan orang sekelas Zhao Juren, panglima perang yang sangat di takuti dari Yanzhi itu.

Tapi, sekarang dia benar-benar melihat Zhao Juren dengan matanya yang terpicing, lelaki di depannya itu terlihat baginya tak lebih dari macan tunggal yang sedang berada di sarang serigala, tak ada\ yang bisa menjamin dia mampu menerobos banteng itu, setiap sudut di jaga dengan pasukan panah yang cermat dan di belakangnya para satria pedang bersiaga tanpa lengah.

Sekuat apapun singa itu, apalagi menilik keadaan Zhao Juren yang separuh dari tenaganya terkuras dalam pertempuran hari ini, dia akan terkapar kelelahan.

Zhao Juren membeku di depan pintu yang tertutup dan berdiri kokoh di depannya itu. Tembok itu terlalu tinggi untuk di panjat atau di loncati. Tetapi dengan kemampuan ilmu bela diri Zhao Juren sebenarnya hal itu tidaklah sulit, tetapi dia masih mempertimbangkan untuk memaksa untuk naik.

“Turunlah jenderal Qui! Aku tahu kamu bersembunyi di balik jirah beratmu itu. Bertarunglah denganku. Setidaknya jika kita harus menemui ajal ditangan satu sama lain, kita mati di tangan yang tepat.” Zhao Juren terlihat putus asa dengan sikap orang yang di tantangnya itu. Sama sekali tak memperdulikan dirinya.

 “Komandan kami, memintamu untuk menghormati aturan pertempuran, sekarang sudah terlalu gelap untuk melanjutkannya. Mundurlah dan bersabarlah sampai besok untuk memberi waktu selembar nyawamu melihat bulan malam ini.” Si Jubah hijau tertawa meringkik seperti seorang yang sedang mengejek.

Zhao Juren tidak merasa dipermalukan dengan sikap itu, tetapi yang lebih membuatnya menahan kertakan gigi dalam amarah adalah sosok yang menggunakan baju jirah besi itu sama sekali tak bergeming bahkan tak mengeluarkan suara sedikitpun. Itu seperti sebuah penghinaan bagi Zhao Juren yang selama ini akan menunduk padanya, apalagi setelah dia di ketahui sebagai anak kandung dari Raja Tua Yan Houcun.

Ia tersenyum dengan dada bergemuruh menangkat pedangnya tinggi-tinggi.

“Aku hanya akan mundur jika kalian mengosongkan gerbang Doting ini!” Suara Zhao Juren menggelegar seperti seekor macan yang marah, sekujur tubuhnya gemetar menahan penghinaan yang kini menghujam harga dirinya. Tanpa menyahut papaun padanya, dia menganggap Jenderal Qui di atas sana seorang yang pongah dan sombong, diapun tak berkewajiban untuk menghormatinya. ,

Zhao Juren tak takut pada siapapun, tak takut pada perperangan, tak takut pada seribu pembantaian, dia sama sekali tak takut mati, satu-satunya ketakutannya ialah tak bisa melindungi perempuan yang dicintainya, permaisuri Xiao Yi!

Langit menggelap, tiba-tiba menurunkan salju kecil padahal ini masih dalam penghujung musim gugur. Zhao Juren mendonggak ke atas.

“SREEEET….!”

Tiba-tiba dia melompat seperti mata panah menuju kea rah di mana si jubah merah dan sosok berbaju jirah dengan

ketopong besi itu. Gerakan itu sungguh tak terduga oleh para prajurit yang siap siaga dengan busur dan pedangnya di atas tembok gerbang.

Dalam sekejap Zhao Juren sudah berada di atas gerbang itu, melayang dan menukik begitu ringannya seolah baju perang yang di gunakannya sama sekali tak berarti apa-apa baginya.

“TRANG!!!”

Pedang Zhao Juren di sambut dengan pedang milik si jubah hijau.

“Tuan Zhao, anda benar-benar bukan orang yang sabaran! Bahkan anda tak menghormati aturan perang!” Teriak si Jubah hijau melengking dengan marah. Dia berputar seolah melindungi si baju besi yang tak sedikitpun bergerak di tempatnya berdiri. Seolah-olah dia adalah arca pajangan saja.

“Apa yang harus ku hormati? Bukankah kalian telah dengan licik merebut gerbang kami? Masih beruntung aku hanya datang sendiri, tidak membawa pasukanku beserta denganku.” Zhao Juren menyeringai, dia menjejakkan kakinya di atas tembok itu dengan pedang yang masih merangsek pedang si jubah hijau.

Mata Zhao Juren tertuju lurus pada lobang yang tak melindungi mata sosok berbaju besi itu. Ada mata yang berkilau bening seperti kaca, menyambut tatapannya, seolah menerobos remang malam.

Pekikan para prajurit yang menunggu aba-aba untuk melepaskan anak panah dan menghantamkan pedangnya pada Zhao Juren terdengar membuat suasana menjadi menakutkan.

Si baju besi mengangkat tangannya perlahan dengan telapak tangan terbuka, suara pekikan dan teriakan yang haus darah itu segera diam seperti di aba-aba.

Sejenak angin dingin yang menusuk tulang bertiup, hanya desah nafas mereka yang terdengar jelas bersambutan. Zhao Juren terpana, saat dia benar-benar berdiri berhadapan dengan si jubah besi, dia terlihat lebih pendek dari yang terlihat bahkan untuk ukuran seorang jenderal tubuhnya terlalu kecil. Dia seolah hanya bersembunyi di dalam baju jirah berat dan besar itu supaya terlihat menakutkan.

Sekarang, Zhao Juren menjadi ragu, apakah benar laki-laki di depannya ini adalah jenderal Qui, pemimpin perang negara Niangxi yang menakutkan itu.

Lalu dengan tanpa beranjak dia mengibaskan tangannya pada si jubah hijau, seakan mengatakan bahwa dia menyerahkan urusan Zhao Juren pada laki-laki yang berwajah tampan yang kini sedang menahan pedangnya itu.

Tetapi dengan gaya yang acuh tak acuh dia membalikkan badannya. Sikap angkuh ini membuat Zhao Juren benar-benar meradang.

“Persetan denganmu, Qui congkak! Aku akan membunuhmu malam ini dan memajang kepalamu di aula Guangli!!!” Zhao Juren menyerapah dalam amarah yang meledak.

Dia mengibaskan pedangnya membuat si jubah hijau yang kurang siaga itu terjengkang ke samping sehingga dengan mudahnya Zhao Juren melompat menyerang kearah si Jubah besi.

...“Jenderal!!!”...

...

...Lin Hongse...

Terimakasih telah membaca novel CINTA TERAKHIR ZHAO JUREN ini💜 Yuk berikan VOTE, LIKE dan KOMEN biar Author tambah rajin

Terpopuler

Comments

mama yuhu

mama yuhu

semakin penasaran

2023-04-07

0

HNF G

HNF G

yg baju hijau adeknya ratu, yg baju zirah adeknya raja, benar gak? 😁

2023-02-15

0

💖SEKAR💖

💖SEKAR💖

bunga utkmu...

2022-09-01

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Sejarah Singkat Yanzhie & Niangxi
2 BAB 2. VISUALISASI
3 BAB 3. Hati Yang Sakit
4 BAB 4. Pertempuran Terakhir
5 BAB 5. Cinta Tak Sampai
6 BAB 6. Berharap Bertemu Ujung
7 BAB 7. Istana Bidadari
8 BAB 8. Perang Hari ke-6
9 BAB 9. NAGA TERLUKA
10 BAB 10. Merebut Gerbang Seorang Diri
11 BAB. 11 Mari Bertarung
12 BAB 12. Salju Di Penghujung Musim Gugur
13 Bab. 13 Seharusnya Tak Begini
14 BAB 14. Membuka Mata
15 BAB.15 Perempuan Bercadar
16 BAB. 16 Di Atas Danau Lima Warna
17 BAB. 17 Tiga Pertanyaan
18 Bab. 18 Puteri Xue Lian
19 BAB 19. Menyelamatkan Dua Muka
20 Bab 20. Berhutang Nyawa
21 Bab. 21 Berkabung di Awal Musim
22 BAB. 22 Berjalan Di Garis Takdir
23 BAB. 23 Sebuah Rahasia di Balik Kisah
24 Bab 24. Mata Sebening Berlian
25 Bab 25. Cinta Yang Tak Terungkap
26 Bab 26. Pulang Kembali
27 Bab 27. Ikan Bakar Guo dan Saus Releng
28 Bab. 28 Sembayang Arwah
29 Bab 29. Tuan Seribu Nyawa
30 Bab 30. Setelah Menghilang
31 Bab. 31 Senja di Atas Lantian
32 Bab 32. Mengemban Misi
33 Bab 33. Menjadi hitam di antara Merah
34 Bab 34. Menjelang Pesta Lentera
35 BAB 35. Tak Bisa Kembali
36 BAB 36. Tujuan Yang Sama
37 BAB 37. Puteri Nan Luoxia
38 BAB 38. Menunggu Bertemu
39 BAB 39. Rindu di Bawah Pohon Liu
40 BAB 40. Tetaplah Di Sini
41 BAB 41. Pesta di Aula Wanxiang
42 BAB 42. Kesepian Dalam Keramaian
43 BAB 43. Tangisan Tanpa Suara
44 BAB 44. Pesta Dalam Kesedihan
45 BAB 45. Cemburu Yang Jahat
46 BAB 46. Menyelundup Masuk Istana
47 BAB 47. Mabuk Sampai Pagi
48 BAB 48. Cinta Dan Kesumat
49 BAB 49. Kabar Buruk
50 BAB 50. Jalan Masuk Ke Istana
51 BAB 51. Sandiwara Di Mulai
52 BAB 52. Pelayan Dapur Istana
53 BAB 53. Hukuman Jasad
54 BAB 54. Bijak Dalam Keraguan
55 BAB 55. Menghayati Peran
56 BAB 56. Pertemuan di Dalam Istana
57 Bab 57. Melayani Sang Puteri
58 BAB 58. Permainan Puteri Nan
59 BAB 59. Perempuan Seribu Wajah
60 BAB 60. Perjamuan Harem
61 BAB 61. Pengumuman di Perhelatan
62 BAB 62. Mencari Jalan Melupakan
63 BAB 62. Kebimbangan
64 BAB.63 Akhirnya Berbicara
65 BAB 64. Sandera Politik
66 BAB 65. Kisah Sedih pangeran Nan Yuhuai
67 Bab 66. Meninggalkan Janji di Gunung Beiyu
68 BAB 67. Bagian Dari Permainan
69 Bab 68. Membenci Dalam Senyum
70 Bab 69. Deburan Aneh
71 BAB 69. Sepenggal Ingatan Dari Masa Lalu
72 BAB 70. Takut Rindu
73 BAB 71. Bersembunyi Dalam Selimut
74 BAB 72. Isi Kepala Yang Kacau
75 BAB 73. Cinta Itu...?
76 Bab 74. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
77 BAB 75. Tentang Rasa Kehilangan
78 BAB 76. Mimpi-Mimpi Manis
79 BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
80 BAB 78. Pulang Sekali Lagi
81 BAB 79. Sama-Sama Hantu
82 BAB 80. Mari Berjanji
83 BAB 81. Permusuhan Yang Aneh
84 BAB 82. KAPAL KARAM
85 BAB 83.TAK PERNAH SAMA
86 BAB 84. BOLEHKAH AKU MENCINTAIMU
87 BAB 85. PERANG BESAR AKAN DI MULAI
88 BAB 86. MENULIS TAKDIR DENGAN DARAH
89 BAB 87. APA YANG KAMU TUNGGU?
90 BAB 88. MATA YANG SAMA
91 BAB 89. BERKACA DI PERMUKAAN TELAGA
92 BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
93 BAB 91. KEKACAUAN TIBA-TIBA
94 BAB 92. REMBULAN SEDINGIN ES
95 BAB 93. KUIL YICHEN
96 BAB 94. INGIN BERTEMU ORANG YANG SAMA
97 BAB 95. Mimpi Darah Menggenang
98 BAB 96. Sumpah Meterai Darah
99 BAB 97. Anak Catur Menuju Tahta
100 BAB 98. Tangga Menuju Langit
101 BAB 99. Menikam Jantung Hati
102 BAB 100. Sebelum Jatuh
103 BAB 101. SIAPA YANG MENYANGKA
104 BAB 102. Giok Naga Hijau
105 BAB 103. AKU PULANG
106 BAB 104. Pulang Ke Tempat Yang Di rindukan
107 BAB 105. Hari Perkabungan
108 BAB 106. Menuntaskan Rasa Usang
109 BAB 107. Mengantar Sampai akhir
110 BAB 108. Memilih Jalan Hidup Sendiri
111 BAB 109. Pusaran Takdir
112 BAB 110. Siapa Pengganti Raja?
113 BAB 111. Rumor Jahat dari Istana
114 BAB 112. Kembali Ke Danau Lima Warna
115 BAB 112. Bunga Juhua Musim Gugur
116 BAB 113. Berpisah di Ujung Ngarai
117 BAB 114. Lukisan Terakhir Yuhuai
118 BAB 115. Melepaskan Rindu
119 BAB 116. Di bawah Lentera Redup
120 BAB 117. Aku melamarmu
121 BAB 118. Mencari Xiao Perak
122 BAB 119. Berpura-pura
123 BAB 120. Tak perlu Mengangkat Telunjuk
124 BAB 121. Bangun Setelah Pemakaman
125 BAB 123. Menyembunyikan Rahasia Besar
126 BAB 124. Cinta Mencurangi Takdir
Episodes

Updated 126 Episodes

1
BAB 1. Sejarah Singkat Yanzhie & Niangxi
2
BAB 2. VISUALISASI
3
BAB 3. Hati Yang Sakit
4
BAB 4. Pertempuran Terakhir
5
BAB 5. Cinta Tak Sampai
6
BAB 6. Berharap Bertemu Ujung
7
BAB 7. Istana Bidadari
8
BAB 8. Perang Hari ke-6
9
BAB 9. NAGA TERLUKA
10
BAB 10. Merebut Gerbang Seorang Diri
11
BAB. 11 Mari Bertarung
12
BAB 12. Salju Di Penghujung Musim Gugur
13
Bab. 13 Seharusnya Tak Begini
14
BAB 14. Membuka Mata
15
BAB.15 Perempuan Bercadar
16
BAB. 16 Di Atas Danau Lima Warna
17
BAB. 17 Tiga Pertanyaan
18
Bab. 18 Puteri Xue Lian
19
BAB 19. Menyelamatkan Dua Muka
20
Bab 20. Berhutang Nyawa
21
Bab. 21 Berkabung di Awal Musim
22
BAB. 22 Berjalan Di Garis Takdir
23
BAB. 23 Sebuah Rahasia di Balik Kisah
24
Bab 24. Mata Sebening Berlian
25
Bab 25. Cinta Yang Tak Terungkap
26
Bab 26. Pulang Kembali
27
Bab 27. Ikan Bakar Guo dan Saus Releng
28
Bab. 28 Sembayang Arwah
29
Bab 29. Tuan Seribu Nyawa
30
Bab 30. Setelah Menghilang
31
Bab. 31 Senja di Atas Lantian
32
Bab 32. Mengemban Misi
33
Bab 33. Menjadi hitam di antara Merah
34
Bab 34. Menjelang Pesta Lentera
35
BAB 35. Tak Bisa Kembali
36
BAB 36. Tujuan Yang Sama
37
BAB 37. Puteri Nan Luoxia
38
BAB 38. Menunggu Bertemu
39
BAB 39. Rindu di Bawah Pohon Liu
40
BAB 40. Tetaplah Di Sini
41
BAB 41. Pesta di Aula Wanxiang
42
BAB 42. Kesepian Dalam Keramaian
43
BAB 43. Tangisan Tanpa Suara
44
BAB 44. Pesta Dalam Kesedihan
45
BAB 45. Cemburu Yang Jahat
46
BAB 46. Menyelundup Masuk Istana
47
BAB 47. Mabuk Sampai Pagi
48
BAB 48. Cinta Dan Kesumat
49
BAB 49. Kabar Buruk
50
BAB 50. Jalan Masuk Ke Istana
51
BAB 51. Sandiwara Di Mulai
52
BAB 52. Pelayan Dapur Istana
53
BAB 53. Hukuman Jasad
54
BAB 54. Bijak Dalam Keraguan
55
BAB 55. Menghayati Peran
56
BAB 56. Pertemuan di Dalam Istana
57
Bab 57. Melayani Sang Puteri
58
BAB 58. Permainan Puteri Nan
59
BAB 59. Perempuan Seribu Wajah
60
BAB 60. Perjamuan Harem
61
BAB 61. Pengumuman di Perhelatan
62
BAB 62. Mencari Jalan Melupakan
63
BAB 62. Kebimbangan
64
BAB.63 Akhirnya Berbicara
65
BAB 64. Sandera Politik
66
BAB 65. Kisah Sedih pangeran Nan Yuhuai
67
Bab 66. Meninggalkan Janji di Gunung Beiyu
68
BAB 67. Bagian Dari Permainan
69
Bab 68. Membenci Dalam Senyum
70
Bab 69. Deburan Aneh
71
BAB 69. Sepenggal Ingatan Dari Masa Lalu
72
BAB 70. Takut Rindu
73
BAB 71. Bersembunyi Dalam Selimut
74
BAB 72. Isi Kepala Yang Kacau
75
BAB 73. Cinta Itu...?
76
Bab 74. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
77
BAB 75. Tentang Rasa Kehilangan
78
BAB 76. Mimpi-Mimpi Manis
79
BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
80
BAB 78. Pulang Sekali Lagi
81
BAB 79. Sama-Sama Hantu
82
BAB 80. Mari Berjanji
83
BAB 81. Permusuhan Yang Aneh
84
BAB 82. KAPAL KARAM
85
BAB 83.TAK PERNAH SAMA
86
BAB 84. BOLEHKAH AKU MENCINTAIMU
87
BAB 85. PERANG BESAR AKAN DI MULAI
88
BAB 86. MENULIS TAKDIR DENGAN DARAH
89
BAB 87. APA YANG KAMU TUNGGU?
90
BAB 88. MATA YANG SAMA
91
BAB 89. BERKACA DI PERMUKAAN TELAGA
92
BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
93
BAB 91. KEKACAUAN TIBA-TIBA
94
BAB 92. REMBULAN SEDINGIN ES
95
BAB 93. KUIL YICHEN
96
BAB 94. INGIN BERTEMU ORANG YANG SAMA
97
BAB 95. Mimpi Darah Menggenang
98
BAB 96. Sumpah Meterai Darah
99
BAB 97. Anak Catur Menuju Tahta
100
BAB 98. Tangga Menuju Langit
101
BAB 99. Menikam Jantung Hati
102
BAB 100. Sebelum Jatuh
103
BAB 101. SIAPA YANG MENYANGKA
104
BAB 102. Giok Naga Hijau
105
BAB 103. AKU PULANG
106
BAB 104. Pulang Ke Tempat Yang Di rindukan
107
BAB 105. Hari Perkabungan
108
BAB 106. Menuntaskan Rasa Usang
109
BAB 107. Mengantar Sampai akhir
110
BAB 108. Memilih Jalan Hidup Sendiri
111
BAB 109. Pusaran Takdir
112
BAB 110. Siapa Pengganti Raja?
113
BAB 111. Rumor Jahat dari Istana
114
BAB 112. Kembali Ke Danau Lima Warna
115
BAB 112. Bunga Juhua Musim Gugur
116
BAB 113. Berpisah di Ujung Ngarai
117
BAB 114. Lukisan Terakhir Yuhuai
118
BAB 115. Melepaskan Rindu
119
BAB 116. Di bawah Lentera Redup
120
BAB 117. Aku melamarmu
121
BAB 118. Mencari Xiao Perak
122
BAB 119. Berpura-pura
123
BAB 120. Tak perlu Mengangkat Telunjuk
124
BAB 121. Bangun Setelah Pemakaman
125
BAB 123. Menyembunyikan Rahasia Besar
126
BAB 124. Cinta Mencurangi Takdir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!