BAB 4. Pertempuran Terakhir

Mata Zhao Juren berusaha menembus kegelapan, memandang ke arah medan perang yang bersembunyi dalam keremangan di kejauhan,  dimana segalanya hancur lebur, Niangxi memang tak pernah menyerah untuk merebut wilayah di pinggiran barat Yanzhie ini, pegunungan Yanzhan dan kota serta permukiman di sepanjang lerengnya tak pernah luput dari sengketa dua negara besar itu.

Bagaimana tidak, Kota tua Yichan yang berdekatan dengan pegunungan Yanshan mempunyai kisah panjang dimana silsilahY anzhie dan Niangxi berasal. Kota tua itu adalah saksi perpecahan sebuah negara besar menjadi negara baru karena perang saudara di masa lalu. Sejarah pahit itu, tetap menyisakan pertikaian sampai berabad-abad di mana Yanzhie mengklaim bahwa kota bersejarah itu dalah milik Yanzhie sementara Niangxi berusaha merebutnya karena merasa bahwa akar negara mereka mereka berasal dari tempat itu.

Tapi rumor yang beredar, sebenarnya pertikaian itu tak hanya karena perebutan wilayah bersejarah itu tetapi karena di kota itu tersimpan sebuah harta karun yang tak terhingga, terkubur entah di mana, menunggu seseorang menemukannya. Sebuah harta karun yang bahkan lebih berharga dari tambang emas. Ada banyak rahasia yang tersembunyi di kota Yichan.

Cerita dari mulut ke mulut itu tak pernah terbukti bahkan perdana menteri Yanzhi sebagai salah satu yang tertua di negara Yanzhie tutup mulut soal ini.

Zhao Juren menarik mantelnya yang berwarna gelap itu lebih erat ke tubuhnya, angin malam yang sepoi-sepoi mengangkat rambut hitamnya yang menawan, bagai juntaian sutra yang berterbangan laksana gelombang di tiup angin.

Pertempuran sudah berlangsung selama enam hari penuh tanpa henti, di padang belantara, di antara pegunungan Yanshan pada padang datar yang mulai kerontang karena melewati musim panas, rumput kuning musim gugur luluh lantak di hentak kedua pasukan dua negara itu. Sepanjang hari terdengar ringkikan kuda-kuda di antara teriakan yang tak putus di udara,  darah segar jatuh di atas helaian rumput, angin musim gugur bertiup, membuat suara bergemerisik dari anatar pepohonan hutan yang kini daunnya berwarna oranye dan hampir separuh meninggalkan rantingnya.

Padang rumput di bawah pegunungan Yanshan menjadi lebih mencekam dan mengerikan, suara gagak adalah penghantar setiap malam. Mereka menikmati makan malam untuk bangkai-bangkai manusia yang tak sempat dikuburkan secara layak. Sisa yang hidup terlalu lelah dan kelaparan tak punya kekuatan untuk sekedar memberi penghormatan pada mereka yang meninggal di medan perang.

Dari kejauhan Zhao Juren bisa melihat kemah musuh, di bawah sinar rembulan samar-samar memantulkan cahaya putih keperakan, terlihat sedikit menyilaukan mata. Ada api unggun yang menyala, asapnya membumbung, hilang di dalam gelap malam sebelum mencapai langit yang hitam.

“Kaok…kaok…!”

Zhao Juren mengangkat kepalanya, wajah tampan dengan rahang keras itu mendonggak pada sekawanan burung gagak yang terbang melintas sebentar di atas kepalanya, melewati kabut malam menuju arena di mana tadi siang pertumpahan darah terjadi, cakar-cakar burung gagak dengan ringan menyapu di atas rerumputan, seolsh sedang mengambil sesuatu sebelum kemudian terbang kembali.

Mata Zhao Juren terpicing saat melihat dari kejauhan warna putih samar-samar berkelebat, lalu saat matanya berkedip beberapa burung itu terbang kembali dengan suara mengaok menuju arah hutan yang suram.

Walaupun hanya sekelebat dan mata Zhao Juren tak begitu awas untuk mengenali apa yang di cengkeram para gagak itu , dia bisa memperkirakan bahwa mereka sedang menikmati makan malam dari sisa-sisa peperangan tadi siang. Di tengah arena itu masih bergelimpangan tubuh-tubuh muda berkubang darah, rumput musim gugur di bawahnya berwarna seperti bunga houyun, merah.

Zhao Juren hampir mati rasa dengan semua perasaan sedih dan muak akibat setiap pertumpahan darah setelah bertahun-tahun melihat dan merasakan kejamnya peperangan. Bagaimana tidak? dia selalu berdiri di paling depan menyapa malaikat kematian dan menyaksikan pedangnya sendiri merenggut nyawa siapapun yang menghalangi jalannya.

Peperangan memang aneh, dia berlakon seperti lobang magnet besar yang selalu berusaha menyedot orang-orang di sekitarannya, bergerak bagai pusaran, pusaran itu menelan kehidupan yang tak terhitung lagi jumlahnya, kehidupan demi kehidupan seolah tak lagi ada harganya. Udara pengap dengan bau amis ini, menyisakan suara tangis dan ratapan,mereka bahkan tak pernah bisa kembali pada rumahnya dan segala cinta yang menunggu di sana.

"Kapankah aku akan hidup seperti orang normal, menikmati pagi dengan secangkir teh hijau dan kue beras yang berwarna warni? kapankah aku akan duduk mencangklong dengan santai di tepian sungai Shen, memancing ikan dengan kail bambu dan membakarnya segar-segar serta menikmati bersama keluarga kecil yang damai?" Pertanyaan itu kadang mengusik kalbunya. Tetapi kemudian dia sendiri bergidik dengan mimpi anehnya itu, bagaimana mungkin dia akan memiliki sebuah keluarga, sedangkan seorang yang mencintainya di dunia ini bahkan tak dia punya?

"Aku akan menikahkan kamu dengan salah satu anak bangsawan yang kamu sukai atau perempuan terhormat yang ada di Yubei ini. Kamu cukup katakan saja, maka aku pastikan kamu akan menikahinya dalam waktu sekejap mata." Pernah suatu kali Yang Mulia Yan Yue mengatakan ini saat dia sedang duduk di taman Shenhua suatu sore.

Zhao Juren hanya menggeleng,dia tak terfikirkan untuk menikahi siapapun. Hatinya kebas setelah kematian Jiu Fei dan seolah mati rasa setelah tahu jika Xiao Yi adalah selir Yang Mulia.

"Kau boleh menikahi salah satu dari selir-selirku, aku telah membebaskan sebagian dari mereka. Aku bersumpah tak pernah menyentuh mereka selama aku menikahi mereka. Perkawinan kami hanyalah perkawinan politik." Ucapan Yang Mulia itu bagai lewat di telinganya ketika dari kejauhan dia melihat permaisuri Agung Xiao Yi berjalan sambil menggandeng kedua puteranya.

"Aku memang menginginkan salah satu dari istrimu, Yang Mulia. Tetapi bukan dari antara mereka yang kamu bebaskan." kalimat itu hanya terucapkan di bathinnya yang terdalam. Dia mencintai orang yang salah ataukah cinta yang salah, selalu datang terlambat padanya?

Zhao Juren hanya merasa jijik dengan dirinya sendiri, dengan persaannya yang begitu kotor.  Bagaimana dia bisa menepis perasaan itu ketika malam  seperti ini tiba, dirinya merasa tulangnya berbunyi dan nyeri menggerogoti, dia adalah panglima perang itu yang menjadi perantara kematian demi kematian di depan matanya, terperosok dalam hal yang remeh dan rendah yaitu cinta.

Mengingat semuanya itu, Zhao Juren ingin menyudahi takdir anehnya dan setelah perang ini usai, dia berjanji untuk pergi sejauh mungkin, perang di musim gugur ini adalah perang terakhirnya. Dia akan berkelana sampai ujung dunia untuk melihat seperti apa kehidupan di luar pertumpahan darah. Apakah benar indah seperti cerita yang di nyanyikan para pengembara dalam lagu-lagu mereka?

“Tuan Zhao...”

Dari tengah kegelapan terdengar suara seseorang memanggilnya.

...ZHAO JUREN...

Terimakasih telah membaca novel ini💜 Yuk berikan VOTE, LIKE dan KOMEN biar Author tambah rajin menulis💜💜💜

...I LOVE YOU ALL...

Terpopuler

Comments

Mami Ani Aryani

Mami Ani Aryani

sangat memilukan
😧😧

2023-05-13

0

Mami Ani Aryani

Mami Ani Aryani

😂😂

2023-05-13

0

mama yuhu

mama yuhu

kaisar g tau saja.. juren seorang player 🤭

2023-04-07

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Sejarah Singkat Yanzhie & Niangxi
2 BAB 2. VISUALISASI
3 BAB 3. Hati Yang Sakit
4 BAB 4. Pertempuran Terakhir
5 BAB 5. Cinta Tak Sampai
6 BAB 6. Berharap Bertemu Ujung
7 BAB 7. Istana Bidadari
8 BAB 8. Perang Hari ke-6
9 BAB 9. NAGA TERLUKA
10 BAB 10. Merebut Gerbang Seorang Diri
11 BAB. 11 Mari Bertarung
12 BAB 12. Salju Di Penghujung Musim Gugur
13 Bab. 13 Seharusnya Tak Begini
14 BAB 14. Membuka Mata
15 BAB.15 Perempuan Bercadar
16 BAB. 16 Di Atas Danau Lima Warna
17 BAB. 17 Tiga Pertanyaan
18 Bab. 18 Puteri Xue Lian
19 BAB 19. Menyelamatkan Dua Muka
20 Bab 20. Berhutang Nyawa
21 Bab. 21 Berkabung di Awal Musim
22 BAB. 22 Berjalan Di Garis Takdir
23 BAB. 23 Sebuah Rahasia di Balik Kisah
24 Bab 24. Mata Sebening Berlian
25 Bab 25. Cinta Yang Tak Terungkap
26 Bab 26. Pulang Kembali
27 Bab 27. Ikan Bakar Guo dan Saus Releng
28 Bab. 28 Sembayang Arwah
29 Bab 29. Tuan Seribu Nyawa
30 Bab 30. Setelah Menghilang
31 Bab. 31 Senja di Atas Lantian
32 Bab 32. Mengemban Misi
33 Bab 33. Menjadi hitam di antara Merah
34 Bab 34. Menjelang Pesta Lentera
35 BAB 35. Tak Bisa Kembali
36 BAB 36. Tujuan Yang Sama
37 BAB 37. Puteri Nan Luoxia
38 BAB 38. Menunggu Bertemu
39 BAB 39. Rindu di Bawah Pohon Liu
40 BAB 40. Tetaplah Di Sini
41 BAB 41. Pesta di Aula Wanxiang
42 BAB 42. Kesepian Dalam Keramaian
43 BAB 43. Tangisan Tanpa Suara
44 BAB 44. Pesta Dalam Kesedihan
45 BAB 45. Cemburu Yang Jahat
46 BAB 46. Menyelundup Masuk Istana
47 BAB 47. Mabuk Sampai Pagi
48 BAB 48. Cinta Dan Kesumat
49 BAB 49. Kabar Buruk
50 BAB 50. Jalan Masuk Ke Istana
51 BAB 51. Sandiwara Di Mulai
52 BAB 52. Pelayan Dapur Istana
53 BAB 53. Hukuman Jasad
54 BAB 54. Bijak Dalam Keraguan
55 BAB 55. Menghayati Peran
56 BAB 56. Pertemuan di Dalam Istana
57 Bab 57. Melayani Sang Puteri
58 BAB 58. Permainan Puteri Nan
59 BAB 59. Perempuan Seribu Wajah
60 BAB 60. Perjamuan Harem
61 BAB 61. Pengumuman di Perhelatan
62 BAB 62. Mencari Jalan Melupakan
63 BAB 62. Kebimbangan
64 BAB.63 Akhirnya Berbicara
65 BAB 64. Sandera Politik
66 BAB 65. Kisah Sedih pangeran Nan Yuhuai
67 Bab 66. Meninggalkan Janji di Gunung Beiyu
68 BAB 67. Bagian Dari Permainan
69 Bab 68. Membenci Dalam Senyum
70 Bab 69. Deburan Aneh
71 BAB 69. Sepenggal Ingatan Dari Masa Lalu
72 BAB 70. Takut Rindu
73 BAB 71. Bersembunyi Dalam Selimut
74 BAB 72. Isi Kepala Yang Kacau
75 BAB 73. Cinta Itu...?
76 Bab 74. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
77 BAB 75. Tentang Rasa Kehilangan
78 BAB 76. Mimpi-Mimpi Manis
79 BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
80 BAB 78. Pulang Sekali Lagi
81 BAB 79. Sama-Sama Hantu
82 BAB 80. Mari Berjanji
83 BAB 81. Permusuhan Yang Aneh
84 BAB 82. KAPAL KARAM
85 BAB 83.TAK PERNAH SAMA
86 BAB 84. BOLEHKAH AKU MENCINTAIMU
87 BAB 85. PERANG BESAR AKAN DI MULAI
88 BAB 86. MENULIS TAKDIR DENGAN DARAH
89 BAB 87. APA YANG KAMU TUNGGU?
90 BAB 88. MATA YANG SAMA
91 BAB 89. BERKACA DI PERMUKAAN TELAGA
92 BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
93 BAB 91. KEKACAUAN TIBA-TIBA
94 BAB 92. REMBULAN SEDINGIN ES
95 BAB 93. KUIL YICHEN
96 BAB 94. INGIN BERTEMU ORANG YANG SAMA
97 BAB 95. Mimpi Darah Menggenang
98 BAB 96. Sumpah Meterai Darah
99 BAB 97. Anak Catur Menuju Tahta
100 BAB 98. Tangga Menuju Langit
101 BAB 99. Menikam Jantung Hati
102 BAB 100. Sebelum Jatuh
103 BAB 101. SIAPA YANG MENYANGKA
104 BAB 102. Giok Naga Hijau
105 BAB 103. AKU PULANG
106 BAB 104. Pulang Ke Tempat Yang Di rindukan
107 BAB 105. Hari Perkabungan
108 BAB 106. Menuntaskan Rasa Usang
109 BAB 107. Mengantar Sampai akhir
110 BAB 108. Memilih Jalan Hidup Sendiri
111 BAB 109. Pusaran Takdir
112 BAB 110. Siapa Pengganti Raja?
113 BAB 111. Rumor Jahat dari Istana
114 BAB 112. Kembali Ke Danau Lima Warna
115 BAB 112. Bunga Juhua Musim Gugur
116 BAB 113. Berpisah di Ujung Ngarai
117 BAB 114. Lukisan Terakhir Yuhuai
118 BAB 115. Melepaskan Rindu
119 BAB 116. Di bawah Lentera Redup
120 BAB 117. Aku melamarmu
121 BAB 118. Mencari Xiao Perak
122 BAB 119. Berpura-pura
123 BAB 120. Tak perlu Mengangkat Telunjuk
124 BAB 121. Bangun Setelah Pemakaman
125 BAB 123. Menyembunyikan Rahasia Besar
126 BAB 124. Cinta Mencurangi Takdir
Episodes

Updated 126 Episodes

1
BAB 1. Sejarah Singkat Yanzhie & Niangxi
2
BAB 2. VISUALISASI
3
BAB 3. Hati Yang Sakit
4
BAB 4. Pertempuran Terakhir
5
BAB 5. Cinta Tak Sampai
6
BAB 6. Berharap Bertemu Ujung
7
BAB 7. Istana Bidadari
8
BAB 8. Perang Hari ke-6
9
BAB 9. NAGA TERLUKA
10
BAB 10. Merebut Gerbang Seorang Diri
11
BAB. 11 Mari Bertarung
12
BAB 12. Salju Di Penghujung Musim Gugur
13
Bab. 13 Seharusnya Tak Begini
14
BAB 14. Membuka Mata
15
BAB.15 Perempuan Bercadar
16
BAB. 16 Di Atas Danau Lima Warna
17
BAB. 17 Tiga Pertanyaan
18
Bab. 18 Puteri Xue Lian
19
BAB 19. Menyelamatkan Dua Muka
20
Bab 20. Berhutang Nyawa
21
Bab. 21 Berkabung di Awal Musim
22
BAB. 22 Berjalan Di Garis Takdir
23
BAB. 23 Sebuah Rahasia di Balik Kisah
24
Bab 24. Mata Sebening Berlian
25
Bab 25. Cinta Yang Tak Terungkap
26
Bab 26. Pulang Kembali
27
Bab 27. Ikan Bakar Guo dan Saus Releng
28
Bab. 28 Sembayang Arwah
29
Bab 29. Tuan Seribu Nyawa
30
Bab 30. Setelah Menghilang
31
Bab. 31 Senja di Atas Lantian
32
Bab 32. Mengemban Misi
33
Bab 33. Menjadi hitam di antara Merah
34
Bab 34. Menjelang Pesta Lentera
35
BAB 35. Tak Bisa Kembali
36
BAB 36. Tujuan Yang Sama
37
BAB 37. Puteri Nan Luoxia
38
BAB 38. Menunggu Bertemu
39
BAB 39. Rindu di Bawah Pohon Liu
40
BAB 40. Tetaplah Di Sini
41
BAB 41. Pesta di Aula Wanxiang
42
BAB 42. Kesepian Dalam Keramaian
43
BAB 43. Tangisan Tanpa Suara
44
BAB 44. Pesta Dalam Kesedihan
45
BAB 45. Cemburu Yang Jahat
46
BAB 46. Menyelundup Masuk Istana
47
BAB 47. Mabuk Sampai Pagi
48
BAB 48. Cinta Dan Kesumat
49
BAB 49. Kabar Buruk
50
BAB 50. Jalan Masuk Ke Istana
51
BAB 51. Sandiwara Di Mulai
52
BAB 52. Pelayan Dapur Istana
53
BAB 53. Hukuman Jasad
54
BAB 54. Bijak Dalam Keraguan
55
BAB 55. Menghayati Peran
56
BAB 56. Pertemuan di Dalam Istana
57
Bab 57. Melayani Sang Puteri
58
BAB 58. Permainan Puteri Nan
59
BAB 59. Perempuan Seribu Wajah
60
BAB 60. Perjamuan Harem
61
BAB 61. Pengumuman di Perhelatan
62
BAB 62. Mencari Jalan Melupakan
63
BAB 62. Kebimbangan
64
BAB.63 Akhirnya Berbicara
65
BAB 64. Sandera Politik
66
BAB 65. Kisah Sedih pangeran Nan Yuhuai
67
Bab 66. Meninggalkan Janji di Gunung Beiyu
68
BAB 67. Bagian Dari Permainan
69
Bab 68. Membenci Dalam Senyum
70
Bab 69. Deburan Aneh
71
BAB 69. Sepenggal Ingatan Dari Masa Lalu
72
BAB 70. Takut Rindu
73
BAB 71. Bersembunyi Dalam Selimut
74
BAB 72. Isi Kepala Yang Kacau
75
BAB 73. Cinta Itu...?
76
Bab 74. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
77
BAB 75. Tentang Rasa Kehilangan
78
BAB 76. Mimpi-Mimpi Manis
79
BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
80
BAB 78. Pulang Sekali Lagi
81
BAB 79. Sama-Sama Hantu
82
BAB 80. Mari Berjanji
83
BAB 81. Permusuhan Yang Aneh
84
BAB 82. KAPAL KARAM
85
BAB 83.TAK PERNAH SAMA
86
BAB 84. BOLEHKAH AKU MENCINTAIMU
87
BAB 85. PERANG BESAR AKAN DI MULAI
88
BAB 86. MENULIS TAKDIR DENGAN DARAH
89
BAB 87. APA YANG KAMU TUNGGU?
90
BAB 88. MATA YANG SAMA
91
BAB 89. BERKACA DI PERMUKAAN TELAGA
92
BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
93
BAB 91. KEKACAUAN TIBA-TIBA
94
BAB 92. REMBULAN SEDINGIN ES
95
BAB 93. KUIL YICHEN
96
BAB 94. INGIN BERTEMU ORANG YANG SAMA
97
BAB 95. Mimpi Darah Menggenang
98
BAB 96. Sumpah Meterai Darah
99
BAB 97. Anak Catur Menuju Tahta
100
BAB 98. Tangga Menuju Langit
101
BAB 99. Menikam Jantung Hati
102
BAB 100. Sebelum Jatuh
103
BAB 101. SIAPA YANG MENYANGKA
104
BAB 102. Giok Naga Hijau
105
BAB 103. AKU PULANG
106
BAB 104. Pulang Ke Tempat Yang Di rindukan
107
BAB 105. Hari Perkabungan
108
BAB 106. Menuntaskan Rasa Usang
109
BAB 107. Mengantar Sampai akhir
110
BAB 108. Memilih Jalan Hidup Sendiri
111
BAB 109. Pusaran Takdir
112
BAB 110. Siapa Pengganti Raja?
113
BAB 111. Rumor Jahat dari Istana
114
BAB 112. Kembali Ke Danau Lima Warna
115
BAB 112. Bunga Juhua Musim Gugur
116
BAB 113. Berpisah di Ujung Ngarai
117
BAB 114. Lukisan Terakhir Yuhuai
118
BAB 115. Melepaskan Rindu
119
BAB 116. Di bawah Lentera Redup
120
BAB 117. Aku melamarmu
121
BAB 118. Mencari Xiao Perak
122
BAB 119. Berpura-pura
123
BAB 120. Tak perlu Mengangkat Telunjuk
124
BAB 121. Bangun Setelah Pemakaman
125
BAB 123. Menyembunyikan Rahasia Besar
126
BAB 124. Cinta Mencurangi Takdir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!