...LUKISAN JENDERAL ZHAO JUREN...
Dalam Cerita kali ini, author memberikan visualisasi yang sedikit lebih jelas tentang para tokoh, terutama Zhao Juren sebagai central kisah dalam novel ini.
Visualisasi Zhao Juren dalam novel ini
...Visualisasi Xue Xue/Xue Lian...
Komandan Li Jin
...Visualisasi Lin Hongse...
Visualisasi Raja Nan Chen Xiatiau
Visualisasi atu Lin Fangyin
...Visualisasi Bai Yueyin...
Ini adalah visualisasi para tokoh, untuk mempermudah imajinasi para pembaca😅🙏
Tokoh-tokoh ini akan banyak keluar dalam kisah ini😁
Terimakasih buat teman-teman pembaca yang sudah setia menunggu rilisnya lanjutan kisah dari "Selir persembahan" yaitu kisah Zhao Juren, panglima patah hati dalam novel sebelumnya☺️🙏
Semoga di novel kedua ini pembaca menikmati perjalanan Zhao Juren dalam intrik yang berbeda, perjuangan kisah cinta dua orang dari dua kerajaan yang bermusuhan☺️
Yuk, mari ikuti kisahnya, bagi yang belum membaca kisah sebelumnya, author harapkan bisa membaca kisah Zhao Juren di Novel sebelumnya "SELIR PERSEMBAHAN"
Terimakasih semuanya, selamat membaca🙏😁
CUPLIKAN DARI BAB : MENGAGUMI TANPA MEMILIKI (Terdapat dalam bab 159 di kisah SELIR PERSEMBAHAN)
"Aku merasa bersalah belum sempat berterimakasih padamu..." Tiba-tiba suara Xiao Yi memecah sunyi, dia berbalik dan menghadap Zhao Juren, menatap matanya langsung seperti seorang teman.
"Berterimakasih untuk apa?" Zhao Juren balas menatap mata yang berbinar seindah kejora itu.
"Untuk semua hal yang telah kamu lakukan untukku..."
Kalimat itu begitu jernih, terasa merasuk sampai di relung jiwa terdalam.
Zhao Juren terdiam, dia menatap pada Xiao Yi.
"Aku tidak melakukan apa-apa." Desis Zhao Juren.
"Aku tahu benar, siapa yang telah menjadi pelindungku..."Xiao Yi mengangkat wajahnya, senyumnya terlihat samar dan menawan.
"Apapun yang telah kamu lakukan untukku, mungkin tak akan aku bisa membalasnya seumur hidupku. Aku berdiri di depanmu hari inipun, tak bisa lepas dari setiap pertolongan yang telah kamu lakukan. Selembar nyawaku mungkin tak cukup untuk membalasnya..."
"Tidak...tidak...jangan berkata seperti itu." Zhao Juren menggelengkan kepalanya, dia benar-benar merasa tidak layak menerima ucapan itu.
Dia tahu betul, nyawanya terselamatkan oleh pil sambung nyawa, harta berharga dari Xiao Yi.
"Juren..." Suara itu pelan, tapi seperti sebuah sambaran kilat yang sampai ke ulu hatinya, membuatnya seketika seperti melayang.
Ini adalah pertama kalinya pula, Xiao Yi tidak memanggilnya dengan embel-embel Tuan atau bahkan pangeran.
Perempuan itu memanggil hanya dengan namanya saja, begitu dekat, begitu akrab.
"Ku dengar dari Yang Mulia, kamu menolak untuk menerima gelar pangeran..." Xiao Yi menaikkan alisnya yang hitam cantik itu.
"Aku merasa tidak pantas menerimanya." Zhao Juren menjawab pendek.
"Ini bukan soal pantas atau tidak tetapi ini adalah kenyataannya. Ayahmu adalah raja Yan Houcun, karena itulah kamu berhak menyandang gelar pangeran." Sahut Xiao Yi dengan lugas.
"Tapi ibuku sendiri telah berusaha membuat malu leluhur Yan, aku merasa bertanggungjawab dengan semuanya."Zhao Juren bersikukuh.
"Kesalahan seorang ibu bukanlah kesalahan seorang anak. Tidak ada yang bisa kamu pertanggungjawabkan dari kesalahan yang tidak kamu lakukan. Setiap orang bertanggungjawab untuk perbuatannya masing-masing dimulai saat dia mengerti baik dan buruk, hitam dan putih." Xiao Yi tersenyum hangat pada Zhao Juren, dia nampak begitu bijak dengan perutnya yang terlihat membesar itu.
"Tapi, aku telah menutup mata dan telingaku untuk hal-hal yang mungkin bisa aku cegah." Kalimat itu di ucapkan Zhao Juren dengan penuh sesal.
"Juren, ada hal yang bisa kita tangani, ada hal yang di luar kemampuan kita membereskannya. Jika kita tak bisa mencegah kesalahan, setidaknya kita mempunyai kesempatan untuk memperbaikinya." Xiao Yi tak pernah kehilangan kata-kata menghadapi orang yang sedang putus asa.
"Apa yang bisa kulakukan dengan menyandang gelar pangeran? tidak ada yang akan berubah, Ibuku tetap di ingat sebagai penjahat dan pengkhianat di mata semua orang." Zhao Juren melemparkan pandangannya ke langit yang mulai cerah sepenuhnya, cahayanya yang menghangat seolah ingin mencairkan salju yang yang ada di ranting-ranting persik.
"Tapi sebagai anak kamu bisa memperbaiki apa yang telah diperbuat ibumu, ketika orang menjadi baik, semua mata bisa melihat kebaikanmu."Xiao Yi mengetuk perlahan seruling yang ada di tangannya.
"Apakah aku layak untuk ini?" Pertanyaan yang penuh kebimbangan itu terdengar mengambang, seolah ingin bertanya pada dirinya sendiri.
"Darah Yan mengalir dalam dirimu, bukan karena kamu memilihnya. Yang menjadikan dirimu layak atau tidak ketika kamu tetap teguh dengan nuranimu sampai akhir." Xiao Yi menatap sesaat pada wajah Zhao Juren.
"Jadilah berani, Juren. Karena sekarang kamu bukan lagi hidup untuk nama keluarga Zhao tapi juga untuk nama besar Keluarga Yan. Kita tahu setiap orang tidak sempurna, tapi jika kita tetap membawa hati yang baik maka kita tetap menjadi orang baik." Xiao Yi hendak membalikkan badannya ketika Zhao Juren memanggil namanya dengan lirih.
"Xiao Yi..." Suara itu serupa bisikan, terdengar halus dan sedikit takut jika Xiao Yi menjadi tersinggung dengan kelancangannya.
Tapi pias wajah Xiao Yi tak berubah, dia tidak menunjukkan dia tak nyaman atau tersinggung.
"Terimakasih." Dadanya terasa begitu ngilu melihat pada perempuan yang telah membuatnya benar-benar bersyukur telah bertemu dengannya.
Dia tidak merasa salah telah mengagumi dan mencintai perempuan ini, meski itu hanyalah dalam hatinya sendiri.
Xiao Yi menatap lama kepada wajah laki-laki gagah di depannya itu, rahang itu tidak sekeras biasanya. Dia terlihat lebih tenang dan lunak. Mata itupun tidak lagi menatap dalam, tajam dan kosong jika bertatapan drngan orang lain.
"Aku akan menyimpan chai kumala biru darimu sebagai tanda persahabatan kita. Aku akan mengenangnya sebagai pemberian seorang teman baik yang telah menyelamatkan hidupku berkali-kali." Kata Xiao Yi halus, raut wajah cantiknya itu begitu tenang.
Rasa senang dan sakit membaur di dalam hati Zhao Juren, mendengar dirinya di anggap sebagai teman baik baik bagi Xiao Yi.
Kata teman untuk orang yang terang-terangan telah mengakui perasaan cintanya pada orang tersebut tentu adalah sesuatu yang tidak menyenangkan untuk di dengar.
Tapi, apa yang sungguh di harapkannya? Cintanya berbalas? Dia juga tidak mengharapkannya, karena dia tidak ingin mengkhianati adiknya dua kali. Setelah ibunya, dia tidak sanggup melakukannya lagi dengan merebut istri dari adiknya itu, semenderita apapun hidup yang akan di laluinya.
"Aku minta maaf untuk semua hal yang kamu harapkan, tapi tak bisa aku berikan. Semua yang di takdirkan kepada kita, kadang banyak yang tidak sesuai dengan kehendak kita. Tapi, takdir itu adalah yang terbaik untuk kita jalani." Xiao Yi tersenyum lebar.
Tangannya terulur pada Zhao Juren,
"Ambilah Xiao ini, aku sangat menyukai barang ini. Pada saat aku kesepian, aku akan memainkannya, dan aku sadar aku tidak sendiri saat orang lain mendengar alunan suaranya. Seperti itulah aku berharap, kamu akan menyimpannya sebagai pemberian seorang teman yang selalu mengingatmu sebagai pelindungnya." Ucap Xiao Yi, terdengar begitu tulus.
Dengan ragu, Zhao Juren menyambut Xiao yang mengkilat dalam warna emasnya itu.
"Semoga sebagai Pangeran Yan Juren, anda tetap menjadi salah satu kebanggaan Yanzhi...dan semoga sebagai tuan Zhao Juren, anda juga menemukan cinta sejatinya." Xiao Yi membungkukkan badannya sedikit, dia menunduk dalam penghormatannya kepada Zhao Juren.
Zhao Juren memandang punggung Xiao Yi yang berjalan menjauhinya dalam langkah anggun dan sedikit berat, karena perutnya yang terlihat membebani langkahnya.
Xiao Yi...
mungkin jalanku ini terlalu sempit untuk bisa melangkah bersamamu...
Aku terbawa pada cinta yang hanya sebelah hati,
Apa dayaku, menghirup rinduku sendiri.
Mungkin memang seperti kiambang yang mengapung tak ada tempat berpegang,
takdir kita bukan pada jalan yang sama.
Mengagumi tanpa memiliki sungguh tak mengapa bagiku,
Melihatmu bahagia, aku tidak menginginkan apa-apa.
Xiao Yi...
Andai di kehidupan lain kita bertemu,
maukah kamu melihatku sebentar saja dan mencintaiku sedikit saja,
Supaya aku tahu seindah apa di cintai oleh seorang dewi....
Zhao Juren menggenggam erat xiao bambu yang di tangannya. Hatinya terluka tapi dia bahagia.
...Terimakasih sudah membaca CINTA TERAKHIR ZHAO JUREN, jangan lupa Vote dan dukungannya, yaaa❤️❤️❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
🎼shanly_keys
aku jatuh cinta pd panglima ini.....
2023-06-30
0
Bhre Sandra
Zhao ganteng bgts siiihh....melted deh
2023-01-13
1
Josephine Mariasetijadi
kok visualisasinya punyaku ga bs dibuka ya? piye carane?
2022-12-27
0