BAB 2. VISUALISASI

...LUKISAN JENDERAL ZHAO JUREN...

Dalam Cerita kali ini, author memberikan visualisasi yang sedikit lebih jelas tentang para tokoh, terutama Zhao Juren sebagai central kisah dalam novel ini.

Visualisasi Zhao Juren dalam novel ini

...Visualisasi Xue Xue/Xue Lian...

Komandan Li Jin

...Visualisasi Lin Hongse...

Visualisasi Raja Nan Chen Xiatiau

Visualisasi atu Lin Fangyin

...Visualisasi Bai Yueyin...

Ini adalah visualisasi para tokoh, untuk mempermudah imajinasi para pembaca😅🙏

Tokoh-tokoh ini akan banyak keluar dalam kisah ini😁

Terimakasih buat teman-teman pembaca yang sudah setia menunggu rilisnya lanjutan kisah dari "Selir persembahan" yaitu kisah Zhao Juren, panglima patah hati dalam novel sebelumnya☺️🙏

Semoga di novel kedua ini pembaca menikmati perjalanan Zhao Juren dalam intrik yang berbeda, perjuangan kisah cinta dua orang dari dua kerajaan yang bermusuhan☺️

Yuk, mari ikuti kisahnya, bagi yang belum membaca kisah sebelumnya, author harapkan bisa membaca kisah Zhao Juren di Novel sebelumnya "SELIR PERSEMBAHAN"

Terimakasih semuanya, selamat membaca🙏😁

CUPLIKAN DARI BAB : MENGAGUMI TANPA MEMILIKI (Terdapat dalam bab 159 di kisah SELIR PERSEMBAHAN)

"Aku merasa bersalah belum sempat berterimakasih padamu..." Tiba-tiba suara Xiao Yi memecah sunyi, dia berbalik dan menghadap Zhao Juren, menatap matanya langsung seperti seorang teman.

"Berterimakasih untuk apa?" Zhao Juren balas menatap mata yang berbinar seindah kejora itu.

"Untuk semua hal yang telah kamu lakukan untukku..."

Kalimat itu begitu jernih, terasa merasuk sampai di relung jiwa terdalam.

Zhao Juren terdiam, dia menatap pada Xiao Yi.

"Aku tidak melakukan apa-apa." Desis Zhao Juren.

"Aku tahu benar, siapa yang telah menjadi pelindungku..."Xiao Yi mengangkat wajahnya, senyumnya terlihat samar dan menawan.

"Apapun yang telah kamu lakukan untukku, mungkin tak akan aku bisa membalasnya seumur hidupku. Aku berdiri di depanmu hari inipun, tak bisa lepas dari setiap pertolongan yang telah kamu lakukan. Selembar nyawaku mungkin tak cukup untuk membalasnya..."

"Tidak...tidak...jangan berkata seperti itu." Zhao Juren menggelengkan kepalanya, dia benar-benar merasa tidak layak menerima ucapan itu.

Dia tahu betul, nyawanya terselamatkan oleh pil sambung nyawa, harta berharga dari Xiao Yi.

"Juren..." Suara itu pelan, tapi seperti sebuah sambaran kilat yang sampai ke ulu hatinya, membuatnya seketika seperti melayang.

Ini adalah pertama kalinya pula, Xiao Yi tidak memanggilnya dengan embel-embel Tuan atau bahkan pangeran.

Perempuan itu memanggil hanya dengan namanya saja, begitu dekat, begitu akrab.

"Ku dengar dari Yang Mulia, kamu menolak untuk menerima gelar pangeran..." Xiao Yi menaikkan alisnya yang hitam cantik itu.

"Aku merasa tidak pantas menerimanya." Zhao Juren menjawab pendek.

"Ini bukan soal pantas atau tidak tetapi ini adalah kenyataannya. Ayahmu adalah raja Yan Houcun, karena itulah kamu berhak menyandang gelar pangeran." Sahut Xiao Yi dengan lugas.

"Tapi ibuku sendiri telah berusaha membuat malu leluhur Yan, aku merasa bertanggungjawab dengan semuanya."Zhao Juren bersikukuh.

"Kesalahan seorang ibu bukanlah kesalahan seorang anak. Tidak ada yang bisa kamu pertanggungjawabkan dari kesalahan yang tidak kamu lakukan. Setiap orang bertanggungjawab untuk perbuatannya masing-masing dimulai saat dia mengerti baik dan buruk, hitam dan putih." Xiao Yi tersenyum hangat pada Zhao Juren, dia nampak begitu bijak dengan perutnya yang terlihat membesar itu.

"Tapi, aku telah menutup mata dan telingaku untuk hal-hal yang mungkin bisa aku cegah." Kalimat itu di ucapkan Zhao Juren dengan penuh sesal.

"Juren, ada hal yang bisa kita tangani, ada hal yang di luar kemampuan kita membereskannya. Jika kita tak bisa mencegah kesalahan, setidaknya kita mempunyai kesempatan untuk memperbaikinya." Xiao Yi tak pernah kehilangan kata-kata menghadapi orang yang sedang putus asa.

"Apa yang bisa kulakukan dengan menyandang gelar pangeran? tidak ada yang akan berubah, Ibuku tetap di ingat sebagai penjahat dan pengkhianat di mata semua orang." Zhao Juren melemparkan pandangannya ke langit yang mulai cerah sepenuhnya, cahayanya yang menghangat seolah ingin mencairkan salju yang yang ada di ranting-ranting persik.

"Tapi sebagai anak kamu bisa memperbaiki apa yang telah diperbuat ibumu, ketika orang menjadi baik, semua mata bisa melihat kebaikanmu."Xiao Yi mengetuk perlahan seruling yang ada di tangannya.

"Apakah aku layak untuk ini?" Pertanyaan yang penuh kebimbangan itu terdengar mengambang, seolah ingin bertanya pada dirinya sendiri.

"Darah Yan mengalir dalam dirimu, bukan karena kamu memilihnya. Yang menjadikan dirimu layak atau tidak ketika kamu tetap teguh dengan nuranimu sampai akhir." Xiao Yi menatap sesaat pada wajah Zhao Juren.

"Jadilah berani, Juren. Karena sekarang kamu bukan lagi hidup untuk nama keluarga Zhao tapi juga untuk nama besar Keluarga Yan. Kita tahu setiap orang tidak sempurna, tapi jika kita tetap membawa hati yang baik maka kita tetap menjadi orang baik." Xiao Yi hendak membalikkan badannya ketika Zhao Juren memanggil namanya dengan lirih.

"Xiao Yi..." Suara itu serupa bisikan, terdengar halus dan sedikit takut jika Xiao Yi menjadi tersinggung dengan kelancangannya.

Tapi pias wajah Xiao Yi tak berubah, dia tidak menunjukkan dia tak nyaman atau tersinggung.

"Terimakasih." Dadanya terasa begitu ngilu melihat pada perempuan yang telah membuatnya benar-benar bersyukur telah bertemu dengannya.

Dia tidak merasa salah telah mengagumi dan mencintai perempuan ini, meski itu hanyalah dalam hatinya sendiri.

Xiao Yi menatap lama kepada wajah laki-laki gagah di depannya itu, rahang itu tidak sekeras biasanya. Dia terlihat lebih tenang dan lunak. Mata itupun tidak lagi menatap dalam, tajam dan kosong jika bertatapan drngan orang lain.

"Aku akan menyimpan chai kumala biru darimu sebagai tanda persahabatan kita. Aku akan mengenangnya sebagai pemberian seorang teman baik yang telah menyelamatkan hidupku berkali-kali." Kata Xiao Yi halus, raut wajah cantiknya itu begitu tenang.

Rasa senang dan sakit membaur di dalam hati Zhao Juren, mendengar dirinya di anggap sebagai teman baik baik bagi Xiao Yi.

Kata teman untuk orang yang terang-terangan telah mengakui perasaan cintanya pada orang tersebut tentu adalah sesuatu yang tidak menyenangkan untuk di dengar.

Tapi, apa yang sungguh di harapkannya? Cintanya berbalas? Dia juga tidak mengharapkannya, karena dia tidak ingin mengkhianati adiknya dua kali. Setelah ibunya, dia tidak sanggup melakukannya lagi dengan merebut istri dari adiknya itu, semenderita apapun hidup yang akan di laluinya.

"Aku minta maaf untuk semua hal yang kamu harapkan, tapi tak bisa aku berikan. Semua yang di takdirkan kepada kita, kadang banyak yang tidak sesuai dengan kehendak kita. Tapi, takdir itu adalah yang terbaik untuk kita jalani." Xiao Yi tersenyum lebar.

Tangannya terulur pada Zhao Juren,

"Ambilah Xiao ini, aku sangat menyukai barang ini. Pada saat aku kesepian, aku akan memainkannya, dan aku sadar aku tidak sendiri saat orang lain mendengar alunan suaranya. Seperti itulah aku berharap, kamu akan menyimpannya sebagai pemberian seorang teman yang selalu mengingatmu sebagai pelindungnya." Ucap Xiao Yi, terdengar begitu tulus.

Dengan ragu, Zhao Juren menyambut Xiao yang mengkilat dalam warna emasnya itu.

"Semoga sebagai Pangeran Yan Juren, anda tetap menjadi salah satu kebanggaan Yanzhi...dan semoga sebagai tuan Zhao Juren, anda juga menemukan cinta sejatinya." Xiao Yi membungkukkan badannya sedikit, dia menunduk dalam penghormatannya kepada Zhao Juren.

Zhao Juren memandang punggung Xiao Yi yang berjalan menjauhinya dalam langkah anggun dan sedikit berat, karena perutnya yang terlihat membebani langkahnya.

Xiao Yi...

mungkin jalanku ini terlalu sempit untuk bisa melangkah bersamamu...

Aku terbawa pada cinta yang hanya sebelah hati,

Apa dayaku, menghirup rinduku sendiri.

Mungkin memang seperti kiambang yang mengapung tak ada tempat berpegang,

takdir kita bukan pada jalan yang sama.

Mengagumi tanpa memiliki sungguh tak mengapa bagiku,

Melihatmu bahagia, aku tidak menginginkan apa-apa.

Xiao Yi...

Andai di kehidupan lain kita bertemu,

maukah kamu melihatku sebentar saja dan mencintaiku sedikit saja,

Supaya aku tahu seindah apa di cintai oleh seorang dewi....

Zhao Juren menggenggam erat xiao bambu yang di tangannya. Hatinya terluka tapi dia bahagia.

...Terimakasih sudah membaca CINTA TERAKHIR ZHAO JUREN, jangan lupa Vote dan dukungannya, yaaa❤️❤️❤️...

Terpopuler

Comments

🎼shanly_keys

🎼shanly_keys

aku jatuh cinta pd panglima ini.....

2023-06-30

0

Bhre Sandra

Bhre Sandra

Zhao ganteng bgts siiihh....melted deh

2023-01-13

1

Josephine Mariasetijadi

Josephine Mariasetijadi

kok visualisasinya punyaku ga bs dibuka ya? piye carane?

2022-12-27

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Sejarah Singkat Yanzhie & Niangxi
2 BAB 2. VISUALISASI
3 BAB 3. Hati Yang Sakit
4 BAB 4. Pertempuran Terakhir
5 BAB 5. Cinta Tak Sampai
6 BAB 6. Berharap Bertemu Ujung
7 BAB 7. Istana Bidadari
8 BAB 8. Perang Hari ke-6
9 BAB 9. NAGA TERLUKA
10 BAB 10. Merebut Gerbang Seorang Diri
11 BAB. 11 Mari Bertarung
12 BAB 12. Salju Di Penghujung Musim Gugur
13 Bab. 13 Seharusnya Tak Begini
14 BAB 14. Membuka Mata
15 BAB.15 Perempuan Bercadar
16 BAB. 16 Di Atas Danau Lima Warna
17 BAB. 17 Tiga Pertanyaan
18 Bab. 18 Puteri Xue Lian
19 BAB 19. Menyelamatkan Dua Muka
20 Bab 20. Berhutang Nyawa
21 Bab. 21 Berkabung di Awal Musim
22 BAB. 22 Berjalan Di Garis Takdir
23 BAB. 23 Sebuah Rahasia di Balik Kisah
24 Bab 24. Mata Sebening Berlian
25 Bab 25. Cinta Yang Tak Terungkap
26 Bab 26. Pulang Kembali
27 Bab 27. Ikan Bakar Guo dan Saus Releng
28 Bab. 28 Sembayang Arwah
29 Bab 29. Tuan Seribu Nyawa
30 Bab 30. Setelah Menghilang
31 Bab. 31 Senja di Atas Lantian
32 Bab 32. Mengemban Misi
33 Bab 33. Menjadi hitam di antara Merah
34 Bab 34. Menjelang Pesta Lentera
35 BAB 35. Tak Bisa Kembali
36 BAB 36. Tujuan Yang Sama
37 BAB 37. Puteri Nan Luoxia
38 BAB 38. Menunggu Bertemu
39 BAB 39. Rindu di Bawah Pohon Liu
40 BAB 40. Tetaplah Di Sini
41 BAB 41. Pesta di Aula Wanxiang
42 BAB 42. Kesepian Dalam Keramaian
43 BAB 43. Tangisan Tanpa Suara
44 BAB 44. Pesta Dalam Kesedihan
45 BAB 45. Cemburu Yang Jahat
46 BAB 46. Menyelundup Masuk Istana
47 BAB 47. Mabuk Sampai Pagi
48 BAB 48. Cinta Dan Kesumat
49 BAB 49. Kabar Buruk
50 BAB 50. Jalan Masuk Ke Istana
51 BAB 51. Sandiwara Di Mulai
52 BAB 52. Pelayan Dapur Istana
53 BAB 53. Hukuman Jasad
54 BAB 54. Bijak Dalam Keraguan
55 BAB 55. Menghayati Peran
56 BAB 56. Pertemuan di Dalam Istana
57 Bab 57. Melayani Sang Puteri
58 BAB 58. Permainan Puteri Nan
59 BAB 59. Perempuan Seribu Wajah
60 BAB 60. Perjamuan Harem
61 BAB 61. Pengumuman di Perhelatan
62 BAB 62. Mencari Jalan Melupakan
63 BAB 62. Kebimbangan
64 BAB.63 Akhirnya Berbicara
65 BAB 64. Sandera Politik
66 BAB 65. Kisah Sedih pangeran Nan Yuhuai
67 Bab 66. Meninggalkan Janji di Gunung Beiyu
68 BAB 67. Bagian Dari Permainan
69 Bab 68. Membenci Dalam Senyum
70 Bab 69. Deburan Aneh
71 BAB 69. Sepenggal Ingatan Dari Masa Lalu
72 BAB 70. Takut Rindu
73 BAB 71. Bersembunyi Dalam Selimut
74 BAB 72. Isi Kepala Yang Kacau
75 BAB 73. Cinta Itu...?
76 Bab 74. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
77 BAB 75. Tentang Rasa Kehilangan
78 BAB 76. Mimpi-Mimpi Manis
79 BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
80 BAB 78. Pulang Sekali Lagi
81 BAB 79. Sama-Sama Hantu
82 BAB 80. Mari Berjanji
83 BAB 81. Permusuhan Yang Aneh
84 BAB 82. KAPAL KARAM
85 BAB 83.TAK PERNAH SAMA
86 BAB 84. BOLEHKAH AKU MENCINTAIMU
87 BAB 85. PERANG BESAR AKAN DI MULAI
88 BAB 86. MENULIS TAKDIR DENGAN DARAH
89 BAB 87. APA YANG KAMU TUNGGU?
90 BAB 88. MATA YANG SAMA
91 BAB 89. BERKACA DI PERMUKAAN TELAGA
92 BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
93 BAB 91. KEKACAUAN TIBA-TIBA
94 BAB 92. REMBULAN SEDINGIN ES
95 BAB 93. KUIL YICHEN
96 BAB 94. INGIN BERTEMU ORANG YANG SAMA
97 BAB 95. Mimpi Darah Menggenang
98 BAB 96. Sumpah Meterai Darah
99 BAB 97. Anak Catur Menuju Tahta
100 BAB 98. Tangga Menuju Langit
101 BAB 99. Menikam Jantung Hati
102 BAB 100. Sebelum Jatuh
103 BAB 101. SIAPA YANG MENYANGKA
104 BAB 102. Giok Naga Hijau
105 BAB 103. AKU PULANG
106 BAB 104. Pulang Ke Tempat Yang Di rindukan
107 BAB 105. Hari Perkabungan
108 BAB 106. Menuntaskan Rasa Usang
109 BAB 107. Mengantar Sampai akhir
110 BAB 108. Memilih Jalan Hidup Sendiri
111 BAB 109. Pusaran Takdir
112 BAB 110. Siapa Pengganti Raja?
113 BAB 111. Rumor Jahat dari Istana
114 BAB 112. Kembali Ke Danau Lima Warna
115 BAB 112. Bunga Juhua Musim Gugur
116 BAB 113. Berpisah di Ujung Ngarai
117 BAB 114. Lukisan Terakhir Yuhuai
118 BAB 115. Melepaskan Rindu
119 BAB 116. Di bawah Lentera Redup
120 BAB 117. Aku melamarmu
121 BAB 118. Mencari Xiao Perak
122 BAB 119. Berpura-pura
123 BAB 120. Tak perlu Mengangkat Telunjuk
124 BAB 121. Bangun Setelah Pemakaman
125 BAB 123. Menyembunyikan Rahasia Besar
126 BAB 124. Cinta Mencurangi Takdir
Episodes

Updated 126 Episodes

1
BAB 1. Sejarah Singkat Yanzhie & Niangxi
2
BAB 2. VISUALISASI
3
BAB 3. Hati Yang Sakit
4
BAB 4. Pertempuran Terakhir
5
BAB 5. Cinta Tak Sampai
6
BAB 6. Berharap Bertemu Ujung
7
BAB 7. Istana Bidadari
8
BAB 8. Perang Hari ke-6
9
BAB 9. NAGA TERLUKA
10
BAB 10. Merebut Gerbang Seorang Diri
11
BAB. 11 Mari Bertarung
12
BAB 12. Salju Di Penghujung Musim Gugur
13
Bab. 13 Seharusnya Tak Begini
14
BAB 14. Membuka Mata
15
BAB.15 Perempuan Bercadar
16
BAB. 16 Di Atas Danau Lima Warna
17
BAB. 17 Tiga Pertanyaan
18
Bab. 18 Puteri Xue Lian
19
BAB 19. Menyelamatkan Dua Muka
20
Bab 20. Berhutang Nyawa
21
Bab. 21 Berkabung di Awal Musim
22
BAB. 22 Berjalan Di Garis Takdir
23
BAB. 23 Sebuah Rahasia di Balik Kisah
24
Bab 24. Mata Sebening Berlian
25
Bab 25. Cinta Yang Tak Terungkap
26
Bab 26. Pulang Kembali
27
Bab 27. Ikan Bakar Guo dan Saus Releng
28
Bab. 28 Sembayang Arwah
29
Bab 29. Tuan Seribu Nyawa
30
Bab 30. Setelah Menghilang
31
Bab. 31 Senja di Atas Lantian
32
Bab 32. Mengemban Misi
33
Bab 33. Menjadi hitam di antara Merah
34
Bab 34. Menjelang Pesta Lentera
35
BAB 35. Tak Bisa Kembali
36
BAB 36. Tujuan Yang Sama
37
BAB 37. Puteri Nan Luoxia
38
BAB 38. Menunggu Bertemu
39
BAB 39. Rindu di Bawah Pohon Liu
40
BAB 40. Tetaplah Di Sini
41
BAB 41. Pesta di Aula Wanxiang
42
BAB 42. Kesepian Dalam Keramaian
43
BAB 43. Tangisan Tanpa Suara
44
BAB 44. Pesta Dalam Kesedihan
45
BAB 45. Cemburu Yang Jahat
46
BAB 46. Menyelundup Masuk Istana
47
BAB 47. Mabuk Sampai Pagi
48
BAB 48. Cinta Dan Kesumat
49
BAB 49. Kabar Buruk
50
BAB 50. Jalan Masuk Ke Istana
51
BAB 51. Sandiwara Di Mulai
52
BAB 52. Pelayan Dapur Istana
53
BAB 53. Hukuman Jasad
54
BAB 54. Bijak Dalam Keraguan
55
BAB 55. Menghayati Peran
56
BAB 56. Pertemuan di Dalam Istana
57
Bab 57. Melayani Sang Puteri
58
BAB 58. Permainan Puteri Nan
59
BAB 59. Perempuan Seribu Wajah
60
BAB 60. Perjamuan Harem
61
BAB 61. Pengumuman di Perhelatan
62
BAB 62. Mencari Jalan Melupakan
63
BAB 62. Kebimbangan
64
BAB.63 Akhirnya Berbicara
65
BAB 64. Sandera Politik
66
BAB 65. Kisah Sedih pangeran Nan Yuhuai
67
Bab 66. Meninggalkan Janji di Gunung Beiyu
68
BAB 67. Bagian Dari Permainan
69
Bab 68. Membenci Dalam Senyum
70
Bab 69. Deburan Aneh
71
BAB 69. Sepenggal Ingatan Dari Masa Lalu
72
BAB 70. Takut Rindu
73
BAB 71. Bersembunyi Dalam Selimut
74
BAB 72. Isi Kepala Yang Kacau
75
BAB 73. Cinta Itu...?
76
Bab 74. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
77
BAB 75. Tentang Rasa Kehilangan
78
BAB 76. Mimpi-Mimpi Manis
79
BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
80
BAB 78. Pulang Sekali Lagi
81
BAB 79. Sama-Sama Hantu
82
BAB 80. Mari Berjanji
83
BAB 81. Permusuhan Yang Aneh
84
BAB 82. KAPAL KARAM
85
BAB 83.TAK PERNAH SAMA
86
BAB 84. BOLEHKAH AKU MENCINTAIMU
87
BAB 85. PERANG BESAR AKAN DI MULAI
88
BAB 86. MENULIS TAKDIR DENGAN DARAH
89
BAB 87. APA YANG KAMU TUNGGU?
90
BAB 88. MATA YANG SAMA
91
BAB 89. BERKACA DI PERMUKAAN TELAGA
92
BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
93
BAB 91. KEKACAUAN TIBA-TIBA
94
BAB 92. REMBULAN SEDINGIN ES
95
BAB 93. KUIL YICHEN
96
BAB 94. INGIN BERTEMU ORANG YANG SAMA
97
BAB 95. Mimpi Darah Menggenang
98
BAB 96. Sumpah Meterai Darah
99
BAB 97. Anak Catur Menuju Tahta
100
BAB 98. Tangga Menuju Langit
101
BAB 99. Menikam Jantung Hati
102
BAB 100. Sebelum Jatuh
103
BAB 101. SIAPA YANG MENYANGKA
104
BAB 102. Giok Naga Hijau
105
BAB 103. AKU PULANG
106
BAB 104. Pulang Ke Tempat Yang Di rindukan
107
BAB 105. Hari Perkabungan
108
BAB 106. Menuntaskan Rasa Usang
109
BAB 107. Mengantar Sampai akhir
110
BAB 108. Memilih Jalan Hidup Sendiri
111
BAB 109. Pusaran Takdir
112
BAB 110. Siapa Pengganti Raja?
113
BAB 111. Rumor Jahat dari Istana
114
BAB 112. Kembali Ke Danau Lima Warna
115
BAB 112. Bunga Juhua Musim Gugur
116
BAB 113. Berpisah di Ujung Ngarai
117
BAB 114. Lukisan Terakhir Yuhuai
118
BAB 115. Melepaskan Rindu
119
BAB 116. Di bawah Lentera Redup
120
BAB 117. Aku melamarmu
121
BAB 118. Mencari Xiao Perak
122
BAB 119. Berpura-pura
123
BAB 120. Tak perlu Mengangkat Telunjuk
124
BAB 121. Bangun Setelah Pemakaman
125
BAB 123. Menyembunyikan Rahasia Besar
126
BAB 124. Cinta Mencurangi Takdir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!