BAB 5. Cinta Tak Sampai

“Tuan Zhao...”

Dari tengah kegelapan terdengar suara seseorang memanggilnya.

Suara itu terdengar tak asing, seperti suara seorang perempuan yang selama ini kadang-kadang sangat dirindukannya. Dia tahu sekarang pemilik suara bening dan datar itu adalah kekasih kakaknya sekaligus junjungannya, tapi dia sungguh berdegup saat mendengarnya.

“Xiao Yi.”

Zhao Juren berbalik, dengan nafas yang sedikit terengah, sesorang berdiri  beberapa langkah dari hadapannya, dengan jubahnya yang putih berkibaran halus ditiup angin malam. Dia seperti bayangan di dalam kegelapan, jubahnya menjadi keperakan buram ditimpa cahaya remang-remang.

“Xiao Yi? Kau kah itu?” Bibir Zhao Juren terasa kelu, dia ketakutan sendiri dengan pertanyaannya, tetapi sejuta kerinduan meluncur besertanya.

“Aku, Li Jin, Tuan…”

Zhao Juren terdiam sesaat, wajahnya terasa panas sendiri, sedikit malu saat menyadari dia menyebut nama perempuan yang lewat di fikirannya dengan suara yang begitu jelas.

“Oh, Kau…” Suara Zhao Juren sedikit tercekat, dia berusaha menutupi getaran suaranya yang sempat di selimuti rindu  dan harapan yang aneh untuk mendapati seseorang yang masih tetap saja setia bercokol di benaknya kala sendiri. Cinta tak sampai itu benar-benar membekas meski berusaha di kikisnya dengan pergi menjauhi istana sejauh mungkin.

Manusia bisa sekuat apapun, hatinya bisa sekeras baja tetapi tidak bisa melawan jika itu soal perasaan. Mungkin banyak orang akan mencemooh bahwa laki-laki yang lemah akan kalah oleh persaaannya sendiri. Tetapi Zhao Juren sungguh tak memungkiri, meski dia begitu perkasa di medan perang tetapi saat sendiri, dia hanyalah seorang lelaki yang kesepian.

Bertahun-tahun telah terlewati beberapa musim juga telah di langkahi, angin berdesir berganti menembus masa, dari musim dingin yang panjang, badai salju membeku menjadi es putih, burung-burung telah berkali-kali bermigrasi dan kembali hingga matahari musim gugur  yang menyinari bumi dengan cahaya suramnya tetapi  Xiao Yi tetap berada di tempat yang sama di sudut hatinya, belum pergi jua, dan itu sungguh membuat Zhao Juren tersiksa.

“Kamu mengejutkan aku saja.” Zhao Juren melengos, menepis rasa malu yang memenuhi permukaan wajahnya.

“Maafkan aku, Tuan.” Li Jin menyahut, datar dan pelan, berlakon seolah dia tak mendengar jika Tuannya itu menyebut nama permaisuri Yang Mulia Raja tadinya.

“Ada apa?” Tanya Zhao Juren mengalihkan pembicaraan segera, berusaha bersikap tegas untuk menghilangkan

kecanggungannya.

“Tuan, saya telah menunggu lama di kemah tuan tetapi anda tidak kembali.”Ucap Li Jin sambil mendekat.

“Memangnya kenapa? Apakah ada yang perlu kita bahas lagi untuk strategi besok? Bukankah tadi kita telah membicarakannya bersama komandan pasukan masing-masing?” Zhao Juren mengernyit dahinya, dia tahu ekspresi itu tak akan tertangkap oleh mata Li Jin, hanya saja dia terbiasa melakukannya jika mempertanyakan sesuatu.

“Tidak tuan, bukan masalah itu hanya saja makan malam anda sudah di antarkan ke kemah.” Li Jin berucap hati-hati.

Ya, Li Jin adalah komandan kepercayaan Zhao Juren sekaligus adalah sahabatnya. Dia tahu benar perasaan tuannya itu dan bagaimana dia terluka sendiri oleh perasaan cintanya yang dipendamnya dalam hati. Bahkan setelah tahu jika dirinya selamat karena pil sambung nyawa dari ramuan pusar kering milik Xiao Yi, tuannya itu kerap menangis saat dia mabuk. Terlihat sungguh menderita. Dan wajah nya kembali tegas dan keras ketika dia dalam kedaan sadar seolah taka da apapun di dunia ini yang dapat menggoyang hatinya.

“Dalam diriku, sebagian dari potongan nyawaku adalah milik perempuan yang ku cintai tetapi tak pernah bisa ku miliki, bagaimana aku bisa hidup dengan itu. Saat aku menutup mataku bahkan dia terlihat begitu nyata.” Ratapan itu selalu membuat Li Jin kehilangan kata-kata.

Li Jin adalah saksi dari mereka berdua masih remaja, bagaimana tuannya ini tumbuh dengan pribadi yang keras dari kesepiannya. Dia dibesarkan dengan didikan yang sangat keras dari ibu suri Li Sui, hampir tiga perempat harinya ada di tempat latihan berkuda, memanah dan berpedang. Bibi yang ternyata adalah ibunya itu telah membuat Zhao Juren kehilangan masa anak-anaknya dan sebagian masa remajanya untuk terus belajar menjadi petarung yang tangguh.

Tuannya itu telah melewati berbagai penderitaan yang tak terperi dari awal kehidupannya di dunia, sebagai anak yang terbuang dan berdiri di sisi pengkhianat,  dua kisah cintanya yang layu sebelum berbalas adalah suatu hal yang paling menyakitkan, bagaimana bisa orang lain memahami perasaan sesakit itu kecuali Li Jin yang hampir di separuh hidup Zhao Juren selalu berada di sisinya.

“Aku sama sekali tidak lapar.” Sahut Zhao Juren memecah keheningan, membuyarkan lamunan Li Jin.

“Tuan harus makan.” Li Jin berkeras. Hanya Li Jin lah yang kadang-kadang bisa memaksa Zhao Juren untuk melakukan sesuatu.

“Aku sudah kenyang melihat darah dan kematian hari ini, Li Jin. Aku tak berselera makan lagi."Zhao Juren

melengos, dia menatap kea rah langit yang tinggi.

“Tuan, sepanjang hari ini kita telah melewati pertempuran, setidaknya besok tuan tidak bangun dalam keadaan lemah karena tak bertenaga.” Sahut Li Jin dengan suara yang dalam.

“Aku baik-baik saja, Li Jin. Dan hari ini aku benar-benar kehilangan selera makanku.” Zhao Juren masih menolak.

“Aku mengerti jika pertempuran beberapa hari ini melelahkan tetapi bagaimana bisa kita segera mengakhiri perang ini jika tuan tidak dalam kondisi yang baik.”

 “Aku sangat ingin mengakhirinya…” Ucap Zhao Juren serupa keluh.

“Bagaimana bisa kita mengakhirinya dengan baik tuan jika besok ternyata tuan menjadi sakit?” Kalimat Zhao Juren di sambut oleh pertanyaan bertubi-tubi dari Li Jin yang setengah membujuk tuannya itu.

“Heh, sejak kapan kamu begitu lancang meragukan fisikku Li Jin?” Tanya Zhao Juren dengan suara kesal.

“Aku tidak meragukan tuan sama sekali, tetapi sekuat apapun tubuh manusia jika tidak makan sesuatu maka tak akan bertahan. Alangkah tidak enaknya jika besok prajurit kita kehilangan semangat tempurnya karena melihat tuan tidak bisa mengangkat hulu pedang akibat kelaparan.” Li Jin terkekeh dengan pernyataannya sendiri.

Mau tidak mau Zhao Juren menyeringai, dia merasa lucu membayangkan jika tersiar kabar seorang jenderal tak kuat memimpin perang karena kelaparan.

Sesaat mereka berdua tertawa kecil seakan hal receh yang mereka bicarakan itu adalah sebuah lelucon.

“Aku sepertinya harus makan nanti. Sungguh memalukan jika di Yanzhi tersiar cerita Zhao Juren yang perkasa meninggal karena busung lapar bukan karena mati terhormat di medan perang.”Pungkas Zhao Juren, dia menyerah akhirnya pada bujukan Li Jin, padahal dia sendiri sama sekali tak punya niat untuk makan apapun malam ini.

“Tapi…”

...LI JIN...

Terimakasih telah membaca novel ini💜 Yuk berikan VOTE, LIKE dan KOMEN biar Author tambah rajin menulis💜💜💜

...I LOVE YOU ALL...

Terpopuler

Comments

sedih jir

2023-07-31

0

HNF G

HNF G

gak elit banget kl mati akibat busung lapar🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣😝😝😝

2023-02-15

0

Justine Winda

Justine Winda

waaa suka aku sama li jin ceweq keren cantik pemberani

2023-01-05

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Sejarah Singkat Yanzhie & Niangxi
2 BAB 2. VISUALISASI
3 BAB 3. Hati Yang Sakit
4 BAB 4. Pertempuran Terakhir
5 BAB 5. Cinta Tak Sampai
6 BAB 6. Berharap Bertemu Ujung
7 BAB 7. Istana Bidadari
8 BAB 8. Perang Hari ke-6
9 BAB 9. NAGA TERLUKA
10 BAB 10. Merebut Gerbang Seorang Diri
11 BAB. 11 Mari Bertarung
12 BAB 12. Salju Di Penghujung Musim Gugur
13 Bab. 13 Seharusnya Tak Begini
14 BAB 14. Membuka Mata
15 BAB.15 Perempuan Bercadar
16 BAB. 16 Di Atas Danau Lima Warna
17 BAB. 17 Tiga Pertanyaan
18 Bab. 18 Puteri Xue Lian
19 BAB 19. Menyelamatkan Dua Muka
20 Bab 20. Berhutang Nyawa
21 Bab. 21 Berkabung di Awal Musim
22 BAB. 22 Berjalan Di Garis Takdir
23 BAB. 23 Sebuah Rahasia di Balik Kisah
24 Bab 24. Mata Sebening Berlian
25 Bab 25. Cinta Yang Tak Terungkap
26 Bab 26. Pulang Kembali
27 Bab 27. Ikan Bakar Guo dan Saus Releng
28 Bab. 28 Sembayang Arwah
29 Bab 29. Tuan Seribu Nyawa
30 Bab 30. Setelah Menghilang
31 Bab. 31 Senja di Atas Lantian
32 Bab 32. Mengemban Misi
33 Bab 33. Menjadi hitam di antara Merah
34 Bab 34. Menjelang Pesta Lentera
35 BAB 35. Tak Bisa Kembali
36 BAB 36. Tujuan Yang Sama
37 BAB 37. Puteri Nan Luoxia
38 BAB 38. Menunggu Bertemu
39 BAB 39. Rindu di Bawah Pohon Liu
40 BAB 40. Tetaplah Di Sini
41 BAB 41. Pesta di Aula Wanxiang
42 BAB 42. Kesepian Dalam Keramaian
43 BAB 43. Tangisan Tanpa Suara
44 BAB 44. Pesta Dalam Kesedihan
45 BAB 45. Cemburu Yang Jahat
46 BAB 46. Menyelundup Masuk Istana
47 BAB 47. Mabuk Sampai Pagi
48 BAB 48. Cinta Dan Kesumat
49 BAB 49. Kabar Buruk
50 BAB 50. Jalan Masuk Ke Istana
51 BAB 51. Sandiwara Di Mulai
52 BAB 52. Pelayan Dapur Istana
53 BAB 53. Hukuman Jasad
54 BAB 54. Bijak Dalam Keraguan
55 BAB 55. Menghayati Peran
56 BAB 56. Pertemuan di Dalam Istana
57 Bab 57. Melayani Sang Puteri
58 BAB 58. Permainan Puteri Nan
59 BAB 59. Perempuan Seribu Wajah
60 BAB 60. Perjamuan Harem
61 BAB 61. Pengumuman di Perhelatan
62 BAB 62. Mencari Jalan Melupakan
63 BAB 62. Kebimbangan
64 BAB.63 Akhirnya Berbicara
65 BAB 64. Sandera Politik
66 BAB 65. Kisah Sedih pangeran Nan Yuhuai
67 Bab 66. Meninggalkan Janji di Gunung Beiyu
68 BAB 67. Bagian Dari Permainan
69 Bab 68. Membenci Dalam Senyum
70 Bab 69. Deburan Aneh
71 BAB 69. Sepenggal Ingatan Dari Masa Lalu
72 BAB 70. Takut Rindu
73 BAB 71. Bersembunyi Dalam Selimut
74 BAB 72. Isi Kepala Yang Kacau
75 BAB 73. Cinta Itu...?
76 Bab 74. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
77 BAB 75. Tentang Rasa Kehilangan
78 BAB 76. Mimpi-Mimpi Manis
79 BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
80 BAB 78. Pulang Sekali Lagi
81 BAB 79. Sama-Sama Hantu
82 BAB 80. Mari Berjanji
83 BAB 81. Permusuhan Yang Aneh
84 BAB 82. KAPAL KARAM
85 BAB 83.TAK PERNAH SAMA
86 BAB 84. BOLEHKAH AKU MENCINTAIMU
87 BAB 85. PERANG BESAR AKAN DI MULAI
88 BAB 86. MENULIS TAKDIR DENGAN DARAH
89 BAB 87. APA YANG KAMU TUNGGU?
90 BAB 88. MATA YANG SAMA
91 BAB 89. BERKACA DI PERMUKAAN TELAGA
92 BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
93 BAB 91. KEKACAUAN TIBA-TIBA
94 BAB 92. REMBULAN SEDINGIN ES
95 BAB 93. KUIL YICHEN
96 BAB 94. INGIN BERTEMU ORANG YANG SAMA
97 BAB 95. Mimpi Darah Menggenang
98 BAB 96. Sumpah Meterai Darah
99 BAB 97. Anak Catur Menuju Tahta
100 BAB 98. Tangga Menuju Langit
101 BAB 99. Menikam Jantung Hati
102 BAB 100. Sebelum Jatuh
103 BAB 101. SIAPA YANG MENYANGKA
104 BAB 102. Giok Naga Hijau
105 BAB 103. AKU PULANG
106 BAB 104. Pulang Ke Tempat Yang Di rindukan
107 BAB 105. Hari Perkabungan
108 BAB 106. Menuntaskan Rasa Usang
109 BAB 107. Mengantar Sampai akhir
110 BAB 108. Memilih Jalan Hidup Sendiri
111 BAB 109. Pusaran Takdir
112 BAB 110. Siapa Pengganti Raja?
113 BAB 111. Rumor Jahat dari Istana
114 BAB 112. Kembali Ke Danau Lima Warna
115 BAB 112. Bunga Juhua Musim Gugur
116 BAB 113. Berpisah di Ujung Ngarai
117 BAB 114. Lukisan Terakhir Yuhuai
118 BAB 115. Melepaskan Rindu
119 BAB 116. Di bawah Lentera Redup
120 BAB 117. Aku melamarmu
121 BAB 118. Mencari Xiao Perak
122 BAB 119. Berpura-pura
123 BAB 120. Tak perlu Mengangkat Telunjuk
124 BAB 121. Bangun Setelah Pemakaman
125 BAB 123. Menyembunyikan Rahasia Besar
126 BAB 124. Cinta Mencurangi Takdir
Episodes

Updated 126 Episodes

1
BAB 1. Sejarah Singkat Yanzhie & Niangxi
2
BAB 2. VISUALISASI
3
BAB 3. Hati Yang Sakit
4
BAB 4. Pertempuran Terakhir
5
BAB 5. Cinta Tak Sampai
6
BAB 6. Berharap Bertemu Ujung
7
BAB 7. Istana Bidadari
8
BAB 8. Perang Hari ke-6
9
BAB 9. NAGA TERLUKA
10
BAB 10. Merebut Gerbang Seorang Diri
11
BAB. 11 Mari Bertarung
12
BAB 12. Salju Di Penghujung Musim Gugur
13
Bab. 13 Seharusnya Tak Begini
14
BAB 14. Membuka Mata
15
BAB.15 Perempuan Bercadar
16
BAB. 16 Di Atas Danau Lima Warna
17
BAB. 17 Tiga Pertanyaan
18
Bab. 18 Puteri Xue Lian
19
BAB 19. Menyelamatkan Dua Muka
20
Bab 20. Berhutang Nyawa
21
Bab. 21 Berkabung di Awal Musim
22
BAB. 22 Berjalan Di Garis Takdir
23
BAB. 23 Sebuah Rahasia di Balik Kisah
24
Bab 24. Mata Sebening Berlian
25
Bab 25. Cinta Yang Tak Terungkap
26
Bab 26. Pulang Kembali
27
Bab 27. Ikan Bakar Guo dan Saus Releng
28
Bab. 28 Sembayang Arwah
29
Bab 29. Tuan Seribu Nyawa
30
Bab 30. Setelah Menghilang
31
Bab. 31 Senja di Atas Lantian
32
Bab 32. Mengemban Misi
33
Bab 33. Menjadi hitam di antara Merah
34
Bab 34. Menjelang Pesta Lentera
35
BAB 35. Tak Bisa Kembali
36
BAB 36. Tujuan Yang Sama
37
BAB 37. Puteri Nan Luoxia
38
BAB 38. Menunggu Bertemu
39
BAB 39. Rindu di Bawah Pohon Liu
40
BAB 40. Tetaplah Di Sini
41
BAB 41. Pesta di Aula Wanxiang
42
BAB 42. Kesepian Dalam Keramaian
43
BAB 43. Tangisan Tanpa Suara
44
BAB 44. Pesta Dalam Kesedihan
45
BAB 45. Cemburu Yang Jahat
46
BAB 46. Menyelundup Masuk Istana
47
BAB 47. Mabuk Sampai Pagi
48
BAB 48. Cinta Dan Kesumat
49
BAB 49. Kabar Buruk
50
BAB 50. Jalan Masuk Ke Istana
51
BAB 51. Sandiwara Di Mulai
52
BAB 52. Pelayan Dapur Istana
53
BAB 53. Hukuman Jasad
54
BAB 54. Bijak Dalam Keraguan
55
BAB 55. Menghayati Peran
56
BAB 56. Pertemuan di Dalam Istana
57
Bab 57. Melayani Sang Puteri
58
BAB 58. Permainan Puteri Nan
59
BAB 59. Perempuan Seribu Wajah
60
BAB 60. Perjamuan Harem
61
BAB 61. Pengumuman di Perhelatan
62
BAB 62. Mencari Jalan Melupakan
63
BAB 62. Kebimbangan
64
BAB.63 Akhirnya Berbicara
65
BAB 64. Sandera Politik
66
BAB 65. Kisah Sedih pangeran Nan Yuhuai
67
Bab 66. Meninggalkan Janji di Gunung Beiyu
68
BAB 67. Bagian Dari Permainan
69
Bab 68. Membenci Dalam Senyum
70
Bab 69. Deburan Aneh
71
BAB 69. Sepenggal Ingatan Dari Masa Lalu
72
BAB 70. Takut Rindu
73
BAB 71. Bersembunyi Dalam Selimut
74
BAB 72. Isi Kepala Yang Kacau
75
BAB 73. Cinta Itu...?
76
Bab 74. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
77
BAB 75. Tentang Rasa Kehilangan
78
BAB 76. Mimpi-Mimpi Manis
79
BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
80
BAB 78. Pulang Sekali Lagi
81
BAB 79. Sama-Sama Hantu
82
BAB 80. Mari Berjanji
83
BAB 81. Permusuhan Yang Aneh
84
BAB 82. KAPAL KARAM
85
BAB 83.TAK PERNAH SAMA
86
BAB 84. BOLEHKAH AKU MENCINTAIMU
87
BAB 85. PERANG BESAR AKAN DI MULAI
88
BAB 86. MENULIS TAKDIR DENGAN DARAH
89
BAB 87. APA YANG KAMU TUNGGU?
90
BAB 88. MATA YANG SAMA
91
BAB 89. BERKACA DI PERMUKAAN TELAGA
92
BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
93
BAB 91. KEKACAUAN TIBA-TIBA
94
BAB 92. REMBULAN SEDINGIN ES
95
BAB 93. KUIL YICHEN
96
BAB 94. INGIN BERTEMU ORANG YANG SAMA
97
BAB 95. Mimpi Darah Menggenang
98
BAB 96. Sumpah Meterai Darah
99
BAB 97. Anak Catur Menuju Tahta
100
BAB 98. Tangga Menuju Langit
101
BAB 99. Menikam Jantung Hati
102
BAB 100. Sebelum Jatuh
103
BAB 101. SIAPA YANG MENYANGKA
104
BAB 102. Giok Naga Hijau
105
BAB 103. AKU PULANG
106
BAB 104. Pulang Ke Tempat Yang Di rindukan
107
BAB 105. Hari Perkabungan
108
BAB 106. Menuntaskan Rasa Usang
109
BAB 107. Mengantar Sampai akhir
110
BAB 108. Memilih Jalan Hidup Sendiri
111
BAB 109. Pusaran Takdir
112
BAB 110. Siapa Pengganti Raja?
113
BAB 111. Rumor Jahat dari Istana
114
BAB 112. Kembali Ke Danau Lima Warna
115
BAB 112. Bunga Juhua Musim Gugur
116
BAB 113. Berpisah di Ujung Ngarai
117
BAB 114. Lukisan Terakhir Yuhuai
118
BAB 115. Melepaskan Rindu
119
BAB 116. Di bawah Lentera Redup
120
BAB 117. Aku melamarmu
121
BAB 118. Mencari Xiao Perak
122
BAB 119. Berpura-pura
123
BAB 120. Tak perlu Mengangkat Telunjuk
124
BAB 121. Bangun Setelah Pemakaman
125
BAB 123. Menyembunyikan Rahasia Besar
126
BAB 124. Cinta Mencurangi Takdir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!