BAB 3. Hati Yang Sakit

Langit gelap, musim gugur di perbatasan Niangxi dan Yanzhie memang terasa berbeda, terasa lebih panas dari semua daerah di Yubei yang Zhao Juren pernah rasakan. Semua daerah di wilayah Yanzhie hampir semua pernah di jejaki Zhao Juren dari 5 provinsi sampai dengan kota prefekturnya bahkan wilayah-wilayah yang dikepalai kepala klan dan kepala sukunya.

Di saat malam hari, udara terasa pengap dan angin kencang menyapu bumi, Zhao Juren, sang panglima perang Yanzhie yang gagah perkasa itu berdiri dengan wajah kerasnya menantang angin malam. Dia  berdiri di sebuah lereng yang tinggi dan mengedarkan pandangannya  ke arah kejauhan, ke tempat di mana medan perang yang kini dihadapinya memberikan pandangan suram dan bau amis darah yang terasa sayup-sayup di bawa oleh udara.

Bau darah menyengat dari pertempuran yang usai tadi sore. Lelah masih menggelayut kuat, sekujur badannya terasa remuk, beberapa luka di bagian lengannya masih menyisakan nyeri.

“Huhhh…” Suara nafasnya yang di tarik panjang sedemikian rupa terdengar berat, udara yang dingin membentuk kabut saat terhempas angin dari hidung Zhao Juren. Tarikan nafas itu benar-benar lelah. Bukan hanya lelah secara fisik tetapi lelah secara mental setelah bertahun-tahun hidup dalam medan perang antara hidup dan mati.

Ini adalah medan perang terakhir yang sudah di rencanakannya sebelum dirinya meminta untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai panglima perang Yanzhie.

Sudah tiga tahun sejak dirinya pulih dari luka tikaman sang ibunda, mantan ibu Suri Zhao Li Sui yang kini masih berada di kuil Sunyen. Dia masih merasakan sedikit nyeri pada bagian perutnya sewaktu-waktu, rasa sakit yang aneh ini seolah selalu mengingatkannya pada bagaimana semua kejadian dan kenangan di masa lalu. Meski dia memejamkan matanya dengan sekuat tenaga tetapi rasa nyeri yang datang dari hatinya bahkan lebih sakit dari rasa nyeri bekas luka itu.

Bagaimana tidak, ibu kandungnya lah yang telah membuat luka itu, dia ditikam oleh orang yang telah melahirkan dirinya, hati siapakah yang tak sakit? Dan lebih sakit lagi, bertahun-tahun dia tidak tahu jikalau ibu suri Li Sui yang sangat di sayangi dan di hormatinya itu adalah ibu kandungnya sendiri.

Yang Mulia Yan Yue, memang telah mengumumkan secara resmi bahwa dirinya adalah pangeran kedua anak dari raja tua Yan Houcun, raja sebelum dirinya, dan Zhao Juren pun telah di berikan gelar kehormatan sebagai pangeran kehormatan Yanzhie.

Sebagai anak kandung Yang Mulia Yan Houcun dengan Selir Furen Zhao Li Sui, di mana sempat bertahun-tahun menjabat menjadi ibu Suri, wali Yang Mulia raja Yan Yue. Gelar kehormatan sebagai anak raja di berikan kepadanya bahkan lebih tinggi dari pangeran yang lain.

Tetapi, Zhao Juren tetap merasa hatinya hampa, perasaan cintanya yang kandas mungkin bukan lagi hal yang menyulitkannya bernafas, hanya saja dia merasa sepi dalam kehidupan yang di tawarkan oleh kemewahan istana. Zhao Juren merasa di sana bukan tempat yang tepat baginya.

"Aku setiap hari melihatnya, perempuan yang kucintai dan kukagumi, menatapnya dan begitu dekat tetapi aku sendiri tak bisa menyentuhnya dan memeluknya. Bahkan dalam mimpi sekalipun, hal itu sungguh berdosa jika ku lakukan. Dia adalah mulik saudaraku, dia adalah perempuan rajaku. Untuk memikirkannyapun aku mungkin akan mendapatkan hukuman..."Bathinnya menggerang.

Tapi tak bisa dia pungkiri, saat dia memegang jantungnya, rasanya semakin sakit saja. Dia tak bisa melepaskan ikatannya dari Xiao Yi, perempuan itu telah memberinya pil sambung nyawa, ramuan yang di buat dari plasenta Xiao Yi saat dia dilahirkan. Bagaimana bisa dia menolak untuk tidak selalu merasa terhubung karena dia menganggap sebagian dari diri Xiao Yi ada di dalam dirinya.

Zhao Juren tidak memutuskan dengan sembarangan, ketika dia benar-benar ingin mundur dari dunia militer yang telah membesarkan namanya itu, soal ibunya itu juga adalah sesuatu yang tak kalah menekan keberadaannya.

Gejolak dalam istanapun sebenarnya tak terhindarkan, semua dosa dari ibu suri Li Sui terhadap permaisuri utama, ibunda dari Raja Yan Yue mencuat ke permukaan bahkan beberapa saksi termasuk gubernur Qian Lie yang sedang berjuang mencari muka untuk pengampunannya bersedia menjadi saksi bagaimana Li Sui telah meracuni permaisuri utama dengan racun asap dupa. Dikatakan bahwa Li Sui telah meracuninya dengan perlahan, menyiksa permaisuri karena sakit hati dan kecemburuannya secara kejam dalam dua tahun. Permaisuri itu sekarat dan menanggung kesakitan setiap dia tertidur, karena rasa sakitnya akan bekerja saat dia berada di alam bawah sadar. Racun kejam itu bekerja dalam mimpi. Sehingga tak ada yang tahu dengan penyakit misterius Permaisuri yang Mulia Yan Houcun itu.

Teriakan meminta keadilan dan hukuman mati untuk ibunya Zhao Li Sui tentu saja tak bisa dielakkan baik dari dalam istana maupun dari rakyat yang membenci Li Sui. Dan hal itu tentu saja menyakiti perasaan Zhao Juren. Dia seakan berada di pinggir tebing, dosa ibunya memang begitu besar dan sulit untuk di toleransi, bahkan dengan berniat menggulingkan raja Yan Yue pun dia adalah orang yang berhak untuk di hukum mati. Apalagi jika di tambah dengan pembunuhan terhadap permaisuri?

“Ugh!!!” Zhao Juren menggelengkan kepalanya, menepis rasa sakit yang menyusup di dalam hatinya, sejahat apapun Zhao Li Sui, dia adalah ibu kandungnya, tak ada yang bisa memutuskan hubungan darah seorang anak dari ibunya. Untuk melihat ibunya di hukum mati, rasanya dia sungguh tak punya nyali. Hatinya sungguh terasa sangat sakit.

“Bagaimana bisa, aku terlahir dengan beban seberat ini?” Keluhnya dalam hati.

Dia kini di anugerahi gelar pangeran terhormat tetapi dia juga yang harus menghukum orang yang telah melahirkan dirinya ke dunia. Bukankah ini sungguh ironis? Dia merasa terhukum dalam kehormatannya. Jika boleh memilih, dia lebih suka hidup sebagai Zhao Juren putra seorang bangsawan biasa dari pada sebagai anak raja yang bahkan tak bisa menyelamatkan ibunya sendiri.

Hukuman Zhao Li Sui di kuil Sunyen hanyalah sebuah cara dari Yang Mulia Yan Yue untuk mengulur waktu saja sebelum dia akan menyerah pada desakan dewan kehormatan istana untuk mengeksekusi ibunya itu. Menunggu hal itu terjadi, Zhao Juren merasa seperti sedang menunggu hukuman untuk dirinya sendiri.

“Musim berganti, waktu berlari dan aku tetap saja sendiri pada akhirnya…” Bisiknya pada dirinya sendiri. Dia adalah naga yang kesepian. Menerima hukuman takdir selama hidupnya.

Pergi berrperang, menantang dewa maut untuk mencabut nyawanya adalah satu-satunya cara untuk hidup bagi Zhao Juren. Hidup dan mati sama saja baginya, tak ada bedanya.

ZHAO JUREN...

Terimakasih sudah membaca CINTA TERAKHIR ZHAO JUREN, jangan lupa Vote dan dukungannya, yaaa❤️❤️❤️...

Terpopuler

Comments

HNF G

HNF G

menyedihkan sekali nasipmu zhao juren, semoga kehidupanmu nanti akan indah pada waktunya. bersabarlah

2023-02-15

0

Dian Handayani

Dian Handayani

Abang juren cian amat yah patah hati pe 2 kali, yg tabah yah Abang klo di dunia nyata mau bang saya temenin biar sedikit ringan itu patah hatinya saya ajak gabung nemenin saya ngajar anak TK😂😂

2022-12-11

0

NovNov

NovNov

Ganteng nich si abang juren...
btw...klo zaman dlu rambutnya pada lurus semuanya ya, atau klo kriting hasur direbonding dlu ya?
kebayang gak pendekar dan princess nya ada yg rambutnya keriting bahkan kribo?

2022-11-22

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Sejarah Singkat Yanzhie & Niangxi
2 BAB 2. VISUALISASI
3 BAB 3. Hati Yang Sakit
4 BAB 4. Pertempuran Terakhir
5 BAB 5. Cinta Tak Sampai
6 BAB 6. Berharap Bertemu Ujung
7 BAB 7. Istana Bidadari
8 BAB 8. Perang Hari ke-6
9 BAB 9. NAGA TERLUKA
10 BAB 10. Merebut Gerbang Seorang Diri
11 BAB. 11 Mari Bertarung
12 BAB 12. Salju Di Penghujung Musim Gugur
13 Bab. 13 Seharusnya Tak Begini
14 BAB 14. Membuka Mata
15 BAB.15 Perempuan Bercadar
16 BAB. 16 Di Atas Danau Lima Warna
17 BAB. 17 Tiga Pertanyaan
18 Bab. 18 Puteri Xue Lian
19 BAB 19. Menyelamatkan Dua Muka
20 Bab 20. Berhutang Nyawa
21 Bab. 21 Berkabung di Awal Musim
22 BAB. 22 Berjalan Di Garis Takdir
23 BAB. 23 Sebuah Rahasia di Balik Kisah
24 Bab 24. Mata Sebening Berlian
25 Bab 25. Cinta Yang Tak Terungkap
26 Bab 26. Pulang Kembali
27 Bab 27. Ikan Bakar Guo dan Saus Releng
28 Bab. 28 Sembayang Arwah
29 Bab 29. Tuan Seribu Nyawa
30 Bab 30. Setelah Menghilang
31 Bab. 31 Senja di Atas Lantian
32 Bab 32. Mengemban Misi
33 Bab 33. Menjadi hitam di antara Merah
34 Bab 34. Menjelang Pesta Lentera
35 BAB 35. Tak Bisa Kembali
36 BAB 36. Tujuan Yang Sama
37 BAB 37. Puteri Nan Luoxia
38 BAB 38. Menunggu Bertemu
39 BAB 39. Rindu di Bawah Pohon Liu
40 BAB 40. Tetaplah Di Sini
41 BAB 41. Pesta di Aula Wanxiang
42 BAB 42. Kesepian Dalam Keramaian
43 BAB 43. Tangisan Tanpa Suara
44 BAB 44. Pesta Dalam Kesedihan
45 BAB 45. Cemburu Yang Jahat
46 BAB 46. Menyelundup Masuk Istana
47 BAB 47. Mabuk Sampai Pagi
48 BAB 48. Cinta Dan Kesumat
49 BAB 49. Kabar Buruk
50 BAB 50. Jalan Masuk Ke Istana
51 BAB 51. Sandiwara Di Mulai
52 BAB 52. Pelayan Dapur Istana
53 BAB 53. Hukuman Jasad
54 BAB 54. Bijak Dalam Keraguan
55 BAB 55. Menghayati Peran
56 BAB 56. Pertemuan di Dalam Istana
57 Bab 57. Melayani Sang Puteri
58 BAB 58. Permainan Puteri Nan
59 BAB 59. Perempuan Seribu Wajah
60 BAB 60. Perjamuan Harem
61 BAB 61. Pengumuman di Perhelatan
62 BAB 62. Mencari Jalan Melupakan
63 BAB 62. Kebimbangan
64 BAB.63 Akhirnya Berbicara
65 BAB 64. Sandera Politik
66 BAB 65. Kisah Sedih pangeran Nan Yuhuai
67 Bab 66. Meninggalkan Janji di Gunung Beiyu
68 BAB 67. Bagian Dari Permainan
69 Bab 68. Membenci Dalam Senyum
70 Bab 69. Deburan Aneh
71 BAB 69. Sepenggal Ingatan Dari Masa Lalu
72 BAB 70. Takut Rindu
73 BAB 71. Bersembunyi Dalam Selimut
74 BAB 72. Isi Kepala Yang Kacau
75 BAB 73. Cinta Itu...?
76 Bab 74. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
77 BAB 75. Tentang Rasa Kehilangan
78 BAB 76. Mimpi-Mimpi Manis
79 BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
80 BAB 78. Pulang Sekali Lagi
81 BAB 79. Sama-Sama Hantu
82 BAB 80. Mari Berjanji
83 BAB 81. Permusuhan Yang Aneh
84 BAB 82. KAPAL KARAM
85 BAB 83.TAK PERNAH SAMA
86 BAB 84. BOLEHKAH AKU MENCINTAIMU
87 BAB 85. PERANG BESAR AKAN DI MULAI
88 BAB 86. MENULIS TAKDIR DENGAN DARAH
89 BAB 87. APA YANG KAMU TUNGGU?
90 BAB 88. MATA YANG SAMA
91 BAB 89. BERKACA DI PERMUKAAN TELAGA
92 BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
93 BAB 91. KEKACAUAN TIBA-TIBA
94 BAB 92. REMBULAN SEDINGIN ES
95 BAB 93. KUIL YICHEN
96 BAB 94. INGIN BERTEMU ORANG YANG SAMA
97 BAB 95. Mimpi Darah Menggenang
98 BAB 96. Sumpah Meterai Darah
99 BAB 97. Anak Catur Menuju Tahta
100 BAB 98. Tangga Menuju Langit
101 BAB 99. Menikam Jantung Hati
102 BAB 100. Sebelum Jatuh
103 BAB 101. SIAPA YANG MENYANGKA
104 BAB 102. Giok Naga Hijau
105 BAB 103. AKU PULANG
106 BAB 104. Pulang Ke Tempat Yang Di rindukan
107 BAB 105. Hari Perkabungan
108 BAB 106. Menuntaskan Rasa Usang
109 BAB 107. Mengantar Sampai akhir
110 BAB 108. Memilih Jalan Hidup Sendiri
111 BAB 109. Pusaran Takdir
112 BAB 110. Siapa Pengganti Raja?
113 BAB 111. Rumor Jahat dari Istana
114 BAB 112. Kembali Ke Danau Lima Warna
115 BAB 112. Bunga Juhua Musim Gugur
116 BAB 113. Berpisah di Ujung Ngarai
117 BAB 114. Lukisan Terakhir Yuhuai
118 BAB 115. Melepaskan Rindu
119 BAB 116. Di bawah Lentera Redup
120 BAB 117. Aku melamarmu
121 BAB 118. Mencari Xiao Perak
122 BAB 119. Berpura-pura
123 BAB 120. Tak perlu Mengangkat Telunjuk
124 BAB 121. Bangun Setelah Pemakaman
125 BAB 123. Menyembunyikan Rahasia Besar
126 BAB 124. Cinta Mencurangi Takdir
Episodes

Updated 126 Episodes

1
BAB 1. Sejarah Singkat Yanzhie & Niangxi
2
BAB 2. VISUALISASI
3
BAB 3. Hati Yang Sakit
4
BAB 4. Pertempuran Terakhir
5
BAB 5. Cinta Tak Sampai
6
BAB 6. Berharap Bertemu Ujung
7
BAB 7. Istana Bidadari
8
BAB 8. Perang Hari ke-6
9
BAB 9. NAGA TERLUKA
10
BAB 10. Merebut Gerbang Seorang Diri
11
BAB. 11 Mari Bertarung
12
BAB 12. Salju Di Penghujung Musim Gugur
13
Bab. 13 Seharusnya Tak Begini
14
BAB 14. Membuka Mata
15
BAB.15 Perempuan Bercadar
16
BAB. 16 Di Atas Danau Lima Warna
17
BAB. 17 Tiga Pertanyaan
18
Bab. 18 Puteri Xue Lian
19
BAB 19. Menyelamatkan Dua Muka
20
Bab 20. Berhutang Nyawa
21
Bab. 21 Berkabung di Awal Musim
22
BAB. 22 Berjalan Di Garis Takdir
23
BAB. 23 Sebuah Rahasia di Balik Kisah
24
Bab 24. Mata Sebening Berlian
25
Bab 25. Cinta Yang Tak Terungkap
26
Bab 26. Pulang Kembali
27
Bab 27. Ikan Bakar Guo dan Saus Releng
28
Bab. 28 Sembayang Arwah
29
Bab 29. Tuan Seribu Nyawa
30
Bab 30. Setelah Menghilang
31
Bab. 31 Senja di Atas Lantian
32
Bab 32. Mengemban Misi
33
Bab 33. Menjadi hitam di antara Merah
34
Bab 34. Menjelang Pesta Lentera
35
BAB 35. Tak Bisa Kembali
36
BAB 36. Tujuan Yang Sama
37
BAB 37. Puteri Nan Luoxia
38
BAB 38. Menunggu Bertemu
39
BAB 39. Rindu di Bawah Pohon Liu
40
BAB 40. Tetaplah Di Sini
41
BAB 41. Pesta di Aula Wanxiang
42
BAB 42. Kesepian Dalam Keramaian
43
BAB 43. Tangisan Tanpa Suara
44
BAB 44. Pesta Dalam Kesedihan
45
BAB 45. Cemburu Yang Jahat
46
BAB 46. Menyelundup Masuk Istana
47
BAB 47. Mabuk Sampai Pagi
48
BAB 48. Cinta Dan Kesumat
49
BAB 49. Kabar Buruk
50
BAB 50. Jalan Masuk Ke Istana
51
BAB 51. Sandiwara Di Mulai
52
BAB 52. Pelayan Dapur Istana
53
BAB 53. Hukuman Jasad
54
BAB 54. Bijak Dalam Keraguan
55
BAB 55. Menghayati Peran
56
BAB 56. Pertemuan di Dalam Istana
57
Bab 57. Melayani Sang Puteri
58
BAB 58. Permainan Puteri Nan
59
BAB 59. Perempuan Seribu Wajah
60
BAB 60. Perjamuan Harem
61
BAB 61. Pengumuman di Perhelatan
62
BAB 62. Mencari Jalan Melupakan
63
BAB 62. Kebimbangan
64
BAB.63 Akhirnya Berbicara
65
BAB 64. Sandera Politik
66
BAB 65. Kisah Sedih pangeran Nan Yuhuai
67
Bab 66. Meninggalkan Janji di Gunung Beiyu
68
BAB 67. Bagian Dari Permainan
69
Bab 68. Membenci Dalam Senyum
70
Bab 69. Deburan Aneh
71
BAB 69. Sepenggal Ingatan Dari Masa Lalu
72
BAB 70. Takut Rindu
73
BAB 71. Bersembunyi Dalam Selimut
74
BAB 72. Isi Kepala Yang Kacau
75
BAB 73. Cinta Itu...?
76
Bab 74. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
77
BAB 75. Tentang Rasa Kehilangan
78
BAB 76. Mimpi-Mimpi Manis
79
BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
80
BAB 78. Pulang Sekali Lagi
81
BAB 79. Sama-Sama Hantu
82
BAB 80. Mari Berjanji
83
BAB 81. Permusuhan Yang Aneh
84
BAB 82. KAPAL KARAM
85
BAB 83.TAK PERNAH SAMA
86
BAB 84. BOLEHKAH AKU MENCINTAIMU
87
BAB 85. PERANG BESAR AKAN DI MULAI
88
BAB 86. MENULIS TAKDIR DENGAN DARAH
89
BAB 87. APA YANG KAMU TUNGGU?
90
BAB 88. MATA YANG SAMA
91
BAB 89. BERKACA DI PERMUKAAN TELAGA
92
BAB 90. MENANGIS DALAM PELUKAN
93
BAB 91. KEKACAUAN TIBA-TIBA
94
BAB 92. REMBULAN SEDINGIN ES
95
BAB 93. KUIL YICHEN
96
BAB 94. INGIN BERTEMU ORANG YANG SAMA
97
BAB 95. Mimpi Darah Menggenang
98
BAB 96. Sumpah Meterai Darah
99
BAB 97. Anak Catur Menuju Tahta
100
BAB 98. Tangga Menuju Langit
101
BAB 99. Menikam Jantung Hati
102
BAB 100. Sebelum Jatuh
103
BAB 101. SIAPA YANG MENYANGKA
104
BAB 102. Giok Naga Hijau
105
BAB 103. AKU PULANG
106
BAB 104. Pulang Ke Tempat Yang Di rindukan
107
BAB 105. Hari Perkabungan
108
BAB 106. Menuntaskan Rasa Usang
109
BAB 107. Mengantar Sampai akhir
110
BAB 108. Memilih Jalan Hidup Sendiri
111
BAB 109. Pusaran Takdir
112
BAB 110. Siapa Pengganti Raja?
113
BAB 111. Rumor Jahat dari Istana
114
BAB 112. Kembali Ke Danau Lima Warna
115
BAB 112. Bunga Juhua Musim Gugur
116
BAB 113. Berpisah di Ujung Ngarai
117
BAB 114. Lukisan Terakhir Yuhuai
118
BAB 115. Melepaskan Rindu
119
BAB 116. Di bawah Lentera Redup
120
BAB 117. Aku melamarmu
121
BAB 118. Mencari Xiao Perak
122
BAB 119. Berpura-pura
123
BAB 120. Tak perlu Mengangkat Telunjuk
124
BAB 121. Bangun Setelah Pemakaman
125
BAB 123. Menyembunyikan Rahasia Besar
126
BAB 124. Cinta Mencurangi Takdir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!