Bab 6 – Janji untuk Venus –
Semalam Jenderal Virendra tidak pulang dan hal itu membuat Venus merasa begitu lega. Terlebih lagi Jenderal Virendra menepati janjinya dengan membuat Avi kembali menjadi pelayannya.
Venus merasa lebih nyaman karena kehadiran Avi. Setidaknya Venus tidak akan merasa kesepian. Seperti saat ini, Venus tengah duduk santai menikmati suasana pagi hari ditemani Avi.
“Nyonya, apa terjadi sesuatu semalam?” Tanya Avi sarat akan sesuatu membuat Venus menatapnya tidak mengerti.
“Terjadi sesuatu? Aku tidak mengerti apa yang kamu maksud.” Ucap Venus polos.
“Nyonya dan Jenderal, apakah tidak ada hal spesial semalam?” Avi kembali bertanya, kali ini sedikit lebih terbuka agar Venus mengerti maksud dari pertanyaannya.
“Tidak ada, memangnya hal spesial yang kau maksud?” Venus balik bertanya membuat Avi menghela napas, dia lupa kalau Venus tidak mengerti hal-hal dewasa.
“Malam pertama. Apakah Jenderal tidur bersama dengan Nyonya?” Pertanyaan Avi membuat Venus merona malu.
“Tentu saja tidak. Jenderal tidak pulang semalam, dia memiliki masalah penting.” Venus segera menyangga.
Diam-diam Venus merasa khawatir, dia melupakan hal ini. Venus lupa bahwa sepasang suami istri pasti akan melakukan aktifitas dewasa.
“Avi, aku tidak tahu apapun mengenai hal itu. Bisakah kau memberitahu tentang hal itu? Aku rasa Bibi Martha tidak akan memberitahu, jadi aku ingin kau yang memberitauku.”
Avi menatap bingung, tidak tahu harus menjawab apa. “Saya harus meminta izin pada Nyonya Martha,” ucapnya kemudian.
Venus mengangguk pasrah, memang selama ini Bibi Martha mengatur pelajaran yang harus diterima oleh Venus. Bibi Martha benar-benar menjaga Venus hingga hal terkecilpun Bibi Mathalah yang mengurus.
“Izin apa, Avi?” Tanya Bibi Martha yang baru saja datang dan mendengar sedikit obrolan Avi dan Venus.
Avi terlihat ragu, berbeda dengan Venus yang dengan mudahnya mengatakan ingin mempelajari hal dewasa. Bibi Martha tentu saja terkejut, namun dia segera paham bahwa hal itu wajar untuk Venus yang baru saja menikah.
Pagi itu diisi dengan pelajaran tentang rumah tangga yang baik, serta bagaimana melayani suami agar disayangi dan cintai suami. Venus hanya mendengarkan, meski dalam hati dia mulai merasa khawatir harus melayani Jenderal Virendra.
*
*
Jenderal Virendra pulang saat matahari hampir terbenam. Pria itu terlihat begitu lelah, banyak hal yang harus dia kerjakan hari ini.
Venus yang mendengar kedatangan Jenderal Virendra segera menyambut. Hal ini diajarkan oleh Bibi Martha dan Avi.
“Selamat datang, Jenderal.” Venus menyambut di depan pintu lengkap dengan senyumannya meski wajah cantik itu tertutup oleh cadar.
Jenderal Virendra sendiri tampak terkejut melihat sambutan yang dia terima. Jenderal Virendra tidak menyangkan Venus akan berbuat hal manis seperti ini.
Jenderal Virendra hanya menatap Venus dalam diam. Semua masih terlalu baru untuk keduanya, terutama untuk Jenderal Virendra yang terbiasa hidup sendiri.
"Jenderal, apakah Venus perlu menyiapkan pakaian ganti untuk Jenderal?" tanya Venus hati-hati.
"Ya, aku ingin kau yang menyiapkannya." Jawab Jenderal Virendra tanpa ragu.
Dalam hati Jenderal Virendra berbisik, ternyata seperti inilah rasanya memiliki seorang istri.
Venus dengan setia menunggu Jenderal Virendra selesai berpakaian. Hal ini juga diajarkan oleh Bibi Martha dan Avi. Melayani suami sepenuh hati dan tidak lupa untuk selalu menanyakan apa yang diinginkan oleh suami.
"Apa yang kau lamunkan?" Tanya Jenderal Virendra tiba-tiba.
Venus menoleh kaget, tidak sadar bahwa sambil menunggu Jenderal Virendra dia melamun, memikirkan apa yang akan dia lakukan setelah ini.
"Jenderal, begini ... sebenarnya ada yang ingin Venus sampaikan." Venus membuka percakapan, dia ingin mengatakan hal mengganjal dihatinya.
"Apa itu?"
"Bibi Martha dan Avi bilang, Venus harus melayani Jenderal. Tapi, Venus tidak tahu harus melayani seperti apa." Ucap Venus begitu pelan, gadis itu begitu takut saat ini.
"Kau sudah melayaniku dengan baik." Perkataan Jenderal Virendra membuat Venus menggeleng pelan.
"Bukan, maksud Venus ... melayani sebagai seorang istri. Apakah Venus harus melakukannya juga?"
Jenderal Virendra tampak terkejut, tidak menyangka akan mendapat pertanyaan seperti ini.
"Apakah kau sudah siap?" Jenderal Virendra balik bertanya.
Dengan hati-hati Venus menggeleng, sejujurnya dia takut. Gadis itu tidak pernah dekat dengan pria manapun dan sekarang dia harus melayani seorang Jenderal yang merupakan suaminya sendiri.
"Kalau begitu tidak perlu. Kau tidak perlu melayaniku diatas ranjang." Ucapan itu sedikit membuat Venus lega.
Namun, kata-kata Bibi Martha yang mengharuskan dirinya melayani Jenderal Virendra sepenuh hati membuat Venus bimbang.
"Tapi, itu adalah tugas dan kewajiban Venus sebagai seorang istri."
Jenderal Virendra terdiam tidak tahu harus menjawab apa. Sebagai seorang suami tentu saja dia ingin dilayani sepenuh hati diatas ranjang. Namun, Jenderal Virendra tahu apa resiko besar yang kemungkinan akan dia terima nantinya.
"Katakan apa yang sebenarnya kau inginkan?" Jenderal Virendra kembali bertanya saat melihat keraguan dimata Venus.
"Sebenarnya, Venus takut. Venus belum siap jika harus melayani Jenderal diatas ranjang." Ucap Venus memberanikan diri.
"Aku tidak akan menyentuhmu, Venus. Belum ... Belum saatnya." Jenderal Virendra berkata dengan datar, namun membuat senyum Venus mengembang.
Melihat hal itu membuat Jenderal Virendra tertegun. Mata biru yang begitu indah itu tampak semakin indah saat bibir yang tertutup cadar tengah tersenyum lebar.
"Terima kasih atas pengertiannya, Jenderal." Ujar Venus tulus, masih dengan senyuman dibalik cadarnya.
"Sebagai ganti aku menikahimu diusia muda, aku berjanji tidak akan menyentuhmu saat ini. Aku akan menunggu hingga usiamu dua puluh tahun atau saat kau sudah bisa menerimaku sebagai suamimu. Kau bisa memegang janjiku ini."
Perkataan itu sukses membuat Venus tertegun. Tidak menyangka Jenderal Virendra bisa berjanji seperti itu.
"Apakah semua akan baik-baik saja?" tanya Venus.
"Ya. Tapi, kau harus ingat satu hal. Apapun yang terjadi diantara kita jangan pernah mengatakannya pada orang lain."
"Termasuk Bibi Martha dan Avi?" Venus kembali bertanya.
"Termasuk mereka. Ingat bahwa statusmu adalah istri dari seorang Jenderal besar. Siapapun bisa menjadi musuh."
Venus terdiam sesaat, sebelum akhirnya mengangguk yakin.
"Baik Jenderal, Venus berjanji akan merahasiakan apapun mengenai pernikahan kita."
Mendengar janji itu membuat Jenderal Virendra menarik sudut bibirnya, tersenyum kecil.
Dalam hati Jenderal Virendra berjanji akan selalu melindungi Venus dalam hal apapun. Satu hal yang tidak Venus ketahui tentang alasan Jenderal Virendra tidak ingin menyentuhnya sampai berusia 20 tahun.
TBC
Rekomendasi novel keren karya author Momy Ida
Yuk mampir dan jangan lupa dukungannya ya 😊
Judul : CINTA PERTAMA MEMBAWA LUKA
Pandangan pertama membuatnya jatuh cinta,sang gadis rela melakukan apapun demi bisa bersama dengan sang pujaan hati.
Zia Rose Amanda memperjuangkan cintanya kepada Dave Danuarta meskipun sering diacuhkan dan diberi harapan palsu.
Gabriel Gandratama sekertaris se-kaku kanebo diam-diam jatuh hati dengan Zia Rose Amanda.
Bagaimana kisah cinta mereka bertiga? Ikuti terus setiap babnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
putrirhaya
bagus thor lanjuuuuut
2022-07-14
3