"Saya bisa makan apa saja pak," jawab Fanny.
"Katakan dengan Fesifik, kita akan mencari nya."
"Saya makan apa yang bapak makan, jadi kita cari saja makanan yang bapak inginkan," kata Fanny.
"Hadeh, kamu ya. Ya sudah ayo lah.."
Austin menghentikan mobil nya di depan restoran khas Jepang. Mereka berdua akan memesan sushi dan teman temannya. Sebelum masuk ke dalam restoran. Mata Austin tertuju pada toko di dekat restoran, ia ingin masuk ke dalam sana setelah selesai membeli makanan.
"Ayo," ucap Fanny.
"Iya." Austin dan Fanny masuk ke dalam restoran itu.
Semua makanan Austin yang memilih, ia yakin kalau Fanny yang ia suruh pasti akan lama, dan taj akan mau. Lebih baik ia peka dan melakukan nya sendiri.
"Banyak sekali," ucap Fanny.
"Ini sudah sangat cukup untuk kita, ayo aku ingin membawa mu ke suatu tempat," kata Austin.
Austin meletakan makanan itu ke dalam mobil, setelah itu ia membawa Fanny ke toko yang menjual barang barang yang menarik di mata nya.
"Wah ini sangat keren," ucap Fanny.
"Kamu mau ini," tanya Austin.
"Apa itu," tanya Fanny.
"Kokeshi," jawab Austin.
"Kokes... Apa tadi??"
"Kokeshi Fanny," ucap Austin.
"Nah itu, itu apa??"
"Kokeshi adalah boneka yang dibuat menggunakan kayu yang memiliki bentuk wajah dan badan, namun biasanya tidak memiliki kaki karena bagian bawahnya dibentuk datar. Bentuk tubuhnya sangatlah unik, karena membentuk tabung tanpa adanya tangan, kalau ada tangannya hanya dibuat dengan proses pengecatan," jelas Austin.
"Wah keren, saya mau bentuk nya sangat lucu," ucap Fanny.
"Ambil lah, pilih yang kamu suka," kata Austin.
"Pak itu juga lucu, bagus untuk Adam, dia kan suka mainan," ucap Fanny.
"Oh itu nama nya Kendama. Kendama merupakan permainan tradisional dari Jepang dengan menggunakan tongkat yang memiliki 3 mangkuk berbeda ukuran serta terdapat bola yang nantinya dimasukkan ke dalam mangkuk tadi dengan teknik yang ada," kata Austin.
"Oh begitu, Adam pasti akan suka."
"Ya sudah kita ambil untuk Adam," ucap Austin.
Austin membeli satu makanan khas Jepang yang sangat ia inginkan. Untung saja di tempat itu ada, setelah puas berkeliling Austin membayar semua barang yang ia ambil, kemudian mereka kembali masuk ke dalam mobil.
"Tadi saya lihat bapak membeli sesuatu," kata Fanny.
"Hahaha iya, nanti kamu akan tau," ucap Austin.
Mereka pun kembali ke hotel. Tetapi sebelum masuk ke dalam kamar hotel. Austin ingin berbicara terlebih dahulu dengan Fanny, ini memang terlalu cepat tapi ia tak mau terlambat, ia takut Fanny juga sedang di dekati oleh pria lain.
"Fanny aku ingin berbicara dengan serius."
"Apa pak? Jangan membuat saya takut, apa pekerjaan saya ada yang salah atau Adam mengeluhkan sesuatu tentang ku?"
"Ini bukan tentang pekerjaan atau Adam, ini tentang kita berdua."
"Kita berdua? ada apa dengan kita berdua," tanya Fanny.
"Mungkin ini terlalu cepat untuk mu, kita baru kenal beberapa hari tetapi aku tak mau terlambat. Jujur aku tertarik dengan mu, kamu benar benar wanita yang aku cari selama ini, aku tak meminta mu untuk langsung menjadi kekasih ku, aku hanya ingin memberitahu mu agar kamu tidak terkejut dengan perhatian lebih yang aku berikan pada mu nanti," jawab Austin sambil menatap mata Fanny.
Fanny terdiam sesaat, memang ini sangat cepat untuk nya, ia takut hanya di permainkan oleh Austin tetapi saat melihat tatapan mata Austin, Fanny yakin Austin sangat bersungguh sungguh dengan ucapan nya.
"Hanya memberitahu kan pak? jujur memang ini sangat cepat untuk saya, saya tidak bisa melarang orang untuk tidak tertarik dengan saya, itu hak bapak. Saya tidak akan menghalangi bapak untuk memberikan perhatian pada saya, saya bisa menerima nya asalkan tidak berlebihan, untuk ke depan nya saya tidak tau, apakah saya juga tertarik dengan bapak atau tidak. Saya hanya bisa menjalani semua nya seperti air yang mengalir."
''Wah kau sangat dewasa, aku sangat suka dengan reaksi mu," ucap Austin.
Austin benar-benar sangat lega telah mengatakan semua nya, ia sudah tidak perlu takut lagi Fanny menjauh dari nya karena tidak nyaman dengan apa yang ia lakukan pada Fanny.
"Kamu tidak mempunyai pacar kan," tanya Austin.
"Bapak sudah saya katakan, saya tidak mempunyai pacar, hanya bapak satu satunya pria yang dekat dengan saya," jawab Fanny.
"Hehehe aku hanya takut kamu di ambil orang lain," kata Austin.
"Hahaha kalau kita tidak jodoh mau bagaimana pun kita tidak akan bersama." Fanny tersenyum sambil keluar dari dalam mobil.
Austin salah tingkah sendiri melihat senyuman Fanny. Ia mengambil makanan dan barang barang yang ia beli tadi dan ikut keluar dari dalam mobil.
"Tunggu aku..." Austin berlari mengejar Fanny.
"Saya bantu pak," ucap Fanny.
"Tidak perlu, kamu tetap diam saja, jangan melakukan apa apa," kata Austin
"Kalau diam saja bagaimana mungkin saya bisa sampai ke kamar," ucap Fanny.
"Iya juga ya, sudah ayo maksud ku tadi jangan membawa barang apa apa," ucap Austin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
febby fadila
awalnya perhatian lama2 nyaman
2024-11-28
0
Anies Redjeki
mskin asyiik nih crtnys
2022-08-01
0
⨀⃝⃟⃞☯æ⃝᷍𝖒 𖣤᭄Mamakeᶬ⃝𝔣🌺
good austin emang bgt lebih baik jd fanny g kaget n g akan salah faham kekamu y kan jd kedepannya kalian bisa enjoy
fanny kamu dewasa sekali soal hati memang qt g akan tau kedepannya hati akan memilih siapa jd biarkan hati memilih sendiri kepada siapa die akan berlabuh
2022-07-09
1