Bertemu kembali eps 14

Semenjak lamaran, Sila hanya mengurung dirinya di kamar. Makanpun sangat jarang sekali.Dia rajin melakukan sholat dan berdoa kepada tuhanya agar pernikahan ini di batalkan.Sila selalu memandangi foto kenanganya bersama Tono,dan membaca chat chat yang dulu bersama Tono.

Dan di saat seperti ini juga sila merindukan orang tuanya. Memang sila tidak begitu mengingat wajah kedua orang tuanya. Karena di usia yg masih kecil saat Sila di tinggalkan. Namun Sila tidak membencinya. Ya kadang ingin sekali marah,tapi marah pun tak ada gunanya. Dan juga bagaimanapun mereka masih orang tua sila walaupun tidak tau dimana mereka sekarang.

Disaat sila sedang melamun, Sila di sadarkan dengan ketukan pintu dan panggilan dari nenek.

"Sil makan dulu kamu. Calon pengantin ngga boleh sakit. Kamu harus makan ,ayok Sil buka pintunya." Panggil nenek dari balik pintu.

"Iyaa."Jawab Sila datar dan membuka pintunya.

Memang semenjak lamaran itu, sifat Sila berubah menjadi dingin dan tak seceria dan setegar dulu.

Sesampainya di meja makan mereka pun memulai makan nya bersama sama.

"Oh iya Sila. Pernikahan kamu kan tinggal seminggu lagi. Kamu pergi sama bibimu ya cari baju pengantin sama peralaatan pernikahan semuanya. Bibi mu kan lebih tau seleranya anak muda." Ucap nenek sembari memulai memakan makananya.

Ya, tak terasa hari begitu cepat. Sila tidak pernah membayangkan pernikahan itu akan benar benar terjadi. Tapi nyatanya pernikahan itu akan tetap terjadi bahkan tinggal seminggu lagi.

"Aku ngikut ajalah apa yg akan di beli dan di persiapkan. Toh kalo sila mau milih juga pasti ngga akan boleh." Ucap Sila pasrah.

" Jangan gitulah Sil. Kapan nenek ngga ngebolehin apa yg kamu mau . Kamu pokoknya harus pergi sama bibimu kepasar nanti." Ucap nenek seakan melupakan semuanya.

"cih ngebolehin segalanya,sejak kapan,emang **nya** pas sila nolak Sadi di bolehin .Kalau aja bukan neneku sendiri udah ku siram kali pake kuah sop ini." Dalam hati sila kesal.

"Kamu ngga usah khawatir soal uang. Nenek masih punya simpanan dari waktu kamu kasih nenek sama hasil sayuran dan buah buahan dari kebun yang nenek jual . Nanti nenek kasih kamu uangnya buat belanja keperluanmu menikah nanti." Ucap nenek.

"Ngga perlu nek. Aku masih punya uang sendiri. Simpan saja uang nenek. Kata nenek sila harus bisa nabung sendiri buat pernikahan kan. Sila udah nabung. Dan Sila udah punya uangnya." Ucap Sila.

"Uangmu itu pasti belum cukup untuk semuanya Sil. Paling uangmu itu cukup buat baju sama dekoranya aja. Udahlah kamu tinggal nurut aja sama nenek." Ucap nenek seperti biasa dengan penuh paksaan.

"Iya sil. Udah enak kamu masih ada nenek mau membiyayi pernikahan kamu. Sedangkan orang tuamu aja ngga peduli sama kamu." Ucap paman sedikit mengejek.

"Ya kalo Sila sekiranya membebani kalian mending pernikahan ini di tunda apa di batalkan aja sekalian,biar sila kerja dulu sampai sila kaya raya dan ngga perlu memakai uang kalian." Ucap Sila sambil menahan emosi.

"Eh di bilangin malah nyolot gitu kamu."Ucap paman juga ikut kesal.

"Kenapa?? ngga terima kan. Makanya paman itu mendingan diem ." Ucap Sila yang mulai kehilangan kesabaran nya.

"Kamu tu kurang ajar banget ya." Ucap paman sambil menggrebak meja makan.

ù"Udah udah. Ngapain sih kalian malah jadi ribut . Jangan kaya anak kecil lah. Masalah kecil begini aja pakai di besar besarin segala." Ucap nenek melerai pertengkaran Sila dan paman nya itu.

"Udahlah.. Jadi udah nggak nafsu makan." Ucap Sila sambil berjalan menuju kekamar nya.

"Ya udah kamu siap siap aja Sila,pergi kepasar sama bibimu sekarang!" Ucap nenek sedikit berteriak karna sila yang sudah menjauh.

"Kamu nanti anterin sila ya rin. Kamu kan pasti lebih tau selera anak muda." Ucap nenek kepada bibi Sila yang bernama Arin itu.

"Iya mak." Ucap Arin bibi Sila yang sebenarnya ia sangat merasa iri dan kesal karena Sila yang menurutnya sangat di manjakan oleh mertuanya itu. Tapi dia hanya bisa diam karena takut dengan mertuanya itu.

"Dan kamu Subo. Cari tau keberadaan orang tua Sila. Kasih tau mereka supaya datang ke pernikahan anak nya. Bagaimanapun juga kan Sila harus ada walinya untuk bisa menikah karena ayah Sila yang masih hidup." Ucap nenek menyuruh paman Sila.

"Mamak ini hanya bisa menyuruhku saja." Ucap Subo yang sedikit kesal karena menurut nya ia hanya jadi pesuruh ibu nya itu.

"Hei ! Kamu jangan membantah." Ucap nenek yang tidak suka di bantah.

"Huuuhhhf iya mak." Ucap paman hanya bisa menuruti ucapan ibu nya saja.

Setelah selesai makan,Sila dan bibinya pergi kepasar untuk membeli kebaya dan peralatan lainya.Dengan menaiki angkot mereka berangkat dan butuh waktu setengah jam untuk bisa sampai di pasar.

**Bersambung...

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷**

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!