Seminggu sudah sila menjadi seorang istri. Walapun terkadang ia merasa jengkel terhadap sifat mertuanya yang kadang berubah ubah,kadang baik,kadang juga menyebal kan. Namun, Sila tetap bersabar menghadapainya.
Pagi hari ini mereka sedang sarapan bersama di meja makan. Tapi tiba tiba ibunya Sadi menanyakan sesuatu hal yang membuat Sila menelan ludah nya bulat bulat.
"Kalian udah melakukan hal itu kan? ,Ibu sudah tidak sabar pengen punya cucu." Ucap mertua Sila yang memandang Sadi dengan mata yang berbinar,berharap ia akan mendengar jawaban yang memuaskan hati nya. Namun kenyataanya adalah tidak.
Mempunyai cucu adalah impian bagi ibu nya Sadi. Karena ia hanya memiliki satu satu nya seorang putra yaitu Sadi.Maka dari itu ia sesalu menyuruh Sadi untuk segera menikah .Karena ia selalu merasa iri kepada teman temanya yang sudah lebih dulu mempunyai cucu.
"Belum bu.Semenjak menikah sila belum pernah mau di sentuh sama aku." Terang Sadi dengan blakanya(jujur) tanpa di tutupi.
"Haàah!!" Kaget Sila dengan spontan melihat ke arah Sadi, yang sepertinya ingin mengadu kepada ibunya.Karena memang,selama seminggu menikah, Sila belum sama sekali mau di sentuh oleh Sadi ,dengan alasan belum siap karena merasa takut.
"Apaa!! Kenapa kamu ngga mau di sentuh sama Sadi.Apa yang kamu pikirkan sila?!" Tanya mertua Sila dengan sedikit berteriak karena marah.
"Hah? eeh." Ucap Sila terbata karena badanya yang bergeetar melihat mertuanya yang mulai marah.
"Jawab Sila ,apa yang kamu pikirkan hah? " Tanyanya lagi dengan sangat tegas."Kalau kamu ngga mau di sentuh sama Sadi ,jadi apa gunanya kamu menerima pernikahan ini hahh??! Apa jangan jangan kamu cuma mau hartanya Sadi aja ya hah?!" Lanjut mertuanya dengan emosi yang berapi api.
"Astaghfirllah bu .Bukan seperti itu."Jawab Sila yang tidak menyangka kalau mertuanya itu akan beranggapan seperti itu.
"Lalu kenapa,kenapa hah?!, Tanya nya lagi dengan nada yang semakin marah.
Sila menoleh kearah Sadi yang sedari tadi hanya diam membiarkan ibunya memarahi sila.Seakan dia sudah tidak perduli terhadapnya. Sadi hanya menikmati sarapanya tanpa memperdulikan Sila yang terus saja di marahi oleh ibu nya itu.
"Sii..silaa ..bee.. belum siap bu." Ucap Sila sambil menundukan kepalanya karena merasa takut.Namun ia sadar.Ini memang salahnya.
"Hah belum siap katamu?, Lalu kenapa kamu mau menikah sama Sadi. Tau begini aku ngga sudi restuin Sadi nikah sama kamu." Ucap ibunya Sadi dengan raut wajah yang merah padam karena marah.
"Lagian aku ngga maksa Sadi buat nikahin aku.Sadi nya aja yang terlalu memaksakan diri. Udah aku tolak masih aja keukeuh mau nikah sama aku. Kalau udah ada kejadian kaya gini aja semuanya salahinya ke aku, huuufff." Batin Sila sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Sila kamu denger yah.Saya itu nyuruh Sadi buat nikah itu biar dia cepet punya anak.Biar saya cepet gendong cucu.Tapi kalau kamu nya aja ngga mau di sentuh sama Sadi gimana Sadi mau punya anak hah!" Ucap nya.
"Saya ngga mau tau pokoknya ya. Saya ngga mau dengar hal ini kejadian lagi.Suka ngga suka,mau ngga mau karena kamu sudah jadi istri Sadi, kamu harus cepat mengandung anak Sadi.Kalau kamu tetep ngga mau di sentuh Sama sadi karena alasan belum siap,saya ngga akan segan segan membicarakan hal ini kepada nenek kamu." Tegas ibunya Sadi mengancam sambil berlalu pergi.
Sila hanya bisa menundukan kepalanya tanpa bisa mengucapkan kata kata apapun.Dia tau yang dia lakukan memang salah,karna bagaimanapun dia sudah menjadi seorang istri.Tetapi di sisi lain ,dia belum siap menyingkirkan nama Tono di hatinya dan menggantikan nama orang lain ,dia benar benar merasa bingung dengan perasaanya.
"Aku tau kamu belum mau aku sentuh itu karena, masih ada Tono di hati kamu kan." Ucap Sadi dingin dan hanya memandangi makananya tanpa melihat kearah Sila.
"Haahh!! "Sila kaget dan spontan menoleh kearah Sadi yang mengetahui isi hati Sila.
"kenapa dia tau isi hati aku" Batin Sila.
"Walaupun kamu masih memikirkan laki laki lain dan ngga mau aku sentuh ,aku ngga pernah mau membela kamu di depan ibu ku ketika ia tau hal seperti ini terjadi lagi.Karena ini semua memang salah kamu." Ucap Sadi sambil meninggalkan Sila sendiri untuk bekerja. Karena setelah seminggu cuti menikah,Sadi sudah kembali bekerja lagi.
" Ya allah bagaimana ini, aku memang salah,karna tidak memberikan hak buat suamiku,tapi aku belum siap untuk memberikanya kepada orang lain,aku masih ragu ya allah" Ucap Sila dalam hatinya karena merasa sangat bingung dengan keadaanya.
**Bersambung......
Happy Reading Teman Teman🌷🌷🌷🌷🌷**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments