Sila masih terus menangis. Ia masih terus memikirkan ucapan paman nya yang akan menjemputnya. Walaupun Sila sempat menantang pamannya . Tapi, sebenarnya keberanian Sila tidak sebesar itu. Ia pasti akan kalah juga dengan pamanya jika pemanya benar datang untuk menjemput.
"Ya ampun neng, kamu jangan nangis terus kaya gini dong . Itu mata kamu udah mulai bengkak begitu " Ucap Ibu Inah sambil mengusap mata Sila yang terus saja menangis.
"Sila ngga bisa bu. Sila masih kepikiran terus sama ucapan paman. Gimana kalau dia beneran datang kesini bu. Aku ngga siap." Ucap Sila dengan lidah yang bergetar.
"Kalo kamu ngga mau kamu tolak aja Sil. Bilang sama paman kamu kalau kamu ngga suka sama dia."
"Iya bu, Sila udah bilang ngga mau . Tapi paman tetap memaksa aku malah sampai mengancam akan menjemput aku kesini."
"Ya udah neng. Neng Sila coba pulang dulu aja. Bicarakan ini baik baik sama keluarga. Kalau neng Sila ngga pulang , masalah pasti malah akan tambah rumit neng." Ucap bu inah memberi saran.
"Tapi aku takut di paksa bu. Paman Sila itu orang nya keras kepala banget. Kalo dia udah bilang ini ya pokoknya harus ini."
"Oh gitu ya neng. Ibu juga jadi bingung. Ya udah gini aja neng. Kita tunggu aja pamanmu besok,dia bener dateng apa ngga. Kalo dia ngga dateng ya neng sila diem aja udah di sini. Tapi, kalo paman mu dateng ya sila ngga papa ikut pulang dulu aja,jelasin sama orang yg mau lamar kamu itu, kalo kamu belum siap menikah.Dan masih pngen kerja dulu,gitu neng." Ucap Bu Inah berusaha memberi saran yang terbaik.
"Baiklah bu.Kita tunggu aja besok. Ya semoga aja paman ngga beneran dateng kesini ya bu." Ucap Sila yang akhirnya sudah mulai merasa tenang.
...----------------...
Keesokan paginya. Apa yang di takutkan Sila terjadi. Paman sila ternyata benar benar datang ketempat kerja Sila. Sila tidak menyangka kalau pamanya bisa mengetahui alamat rumah tempat Sila bekerja. Sila dan Bu Inah sedang sibuk dengan pekerjaanya tiba tiba mendengar suara bel rumah itu.
"Assalamualaikum." Ucap paman memberi salam setelah menekan bel rumah itu.
"Eh bi, ada yang datang itu,Siapa ya? " Ucap Sila yang belum mengetahui pamanya lah yang datang.
"Iya neng. Coba ya bibi kedepan dulu,siapa tau tamunya nyonya. Tapi nyonya kok ngga bilang mau ada tamu ya. Biasanya nyonya selalu bilang dulu kalau mau ada tamu." Ucap Bu Inah yang merasa heran.
"Ya udah bu Inah coba liat dulu aja ."
"Iya neng, ibu liat dulu ya kedepan." Ucap bu Inah sambil melangkah menuju pintu.
"iya"
Bu Inah pun akhirnya segera membuka pintu dan terlihat lelaki yang mukanya mirip mirip sila berdiri di depan pintu . Orang itupun langsung bertanya kepada bu Inah.
"Maaf bu, mau nanya,apa benar sila kerja disini?" Ucap orang itu dengan bahasa yang di buat sesopan mungkin.
"Iya bener ,masnya siapa ya?" Tanya bu Inah ragu. Sebab Bu inah sudah menduga bahwa orang ini adalah paman Sila.Dan benar saja dugaan Bu inah bahwa orang ini adalah paman Sila.
"Saya pamanya sila bu.Mau jemput dia pulang."Ucap paman langsung ke intinya.
"Oh iya . Sebentar saya panggilin Sila dulu." Ucap bu Inah sambil akan melangkah masuk tapi paman menahanya.
"Ngga usah bu. Panggilin bosnya aja. Saya mau ngomong sama bosnya Sila aja langsung." Ucap paman to the poin.
"Oh kalo gitu bentar ya, saya panggilin nyonya dulu." Ucap Bu Inah sambil bergegas masuk untuk memberi taukan hal ini kepada sila terlebih dulu sebelum ia memanggil langsung nyonya.
"Neng sila ,,di depan itu yg datang bukan tamunya nyonya,tapi dia paman kamu Sil." Ucap Bu Inah sangat mengagetkan Sila.
"Haah ?! Yang bener bu?" Tanya Sila dengan syok tak percaya.
"Bener neng, dia ngomong sendiri kalau dia pamanmu dan katanya mau jemput kamu." Ucap bu inah.
"Kok paman bisa tau alamat sini ya bu." Ucap Sila dengan sangat heran.
"Ibu juga ngga tau sil. Tapi dia ngga mau langsung ketemu kamu.Dia mau langsung ketemu sama nyonya. Mau ngomong sama nyonya langsung Sil." Ucap bu Inah dengan khwatir.
"Haahhh.. Pasti paman mau bilang langsung sama nyonya biar di bolehin untuk Sila pulang. Gimana ini bu." Ucap Sila bingung dan takut.
"Apa ibu ngga usah bilang nyonya ya Sil. Biar pamanmu ngga usah ketemu nyonya." Ucap Bu Inah ikut bingung.
"Tapi kasian juga paman bu. Udah datang jauh jauh kesini. " Ucap Sila . Bagaimanapun dia adalah paman Sila. Sila tidak tega melihat paman nya yang sudah jauh jauh datang ketempat Sila
"Ya udah gini aja. Semua terserah sila mau bagaimana. Kalo neng sila mau pulang ya ibu panggil nyonya. Tapi kalau sila ngga mau pulang ya ibu ngga akan bilang nyonya. Gimana Sil? " Ucap Bu Inah memberi pilihan.
"Sila ngga papa bu pulang aja. Siapa tau nanti di rumah kalau Sila bicara baik baik untuk menolak lamaran ini, si Sadi bisa terima." Ucap Sila akhirnya pasrah.
"Tapi, neng sila beneran ngga papa." Ucap Bu Inah memastikan.
"Insya Allah beneran bu ,ngga papa." Ucap Sila meyakinkan.
"Ya udah kalau gitu bu Inah panggil nyonya dulu." Ucap Bu Inah sambil berjalan menujur kamar sang nyonya.
"Iya bu."
Bersambung.....
Happy reading teman teman
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments