Di dalam hati Sila, kenapa ibu mertuanya ini terlalu sinis kepadanya. Padahal waktu kumpul kluarga kemarin mertuanya itu sangat lembut kepadanya.
"Apa sebenarnya dia tidak menyukaiku.Tapi kemarin ia terlihat sangat menyukai ku dari perlakuanya yang sangat lembut kepadaku. Hmm... Ah sudahlah mungkin cuma perasaan aku aja. Dan mungkin dia juga merasa capek karena acara kemarin. Jadi mungkin ia terbawa suasana aja." Batin Sila bermonolog.
Setelah selesai dengan perang batin nya. Sila baru tersadar,ternyata cucian panci yang harus ia cuci sangat banyak lah banyak. Dan hanya di sisain berupa cucian panci panci yang di bagian belakangnya sangat hitam.Karena di daerah mereka masih menggunakan tungku jika mau memasak untuk acara acara ,seperti acara pernikahan.
" busettt kenapa sebanyak ini???!! dan kenapa hanya di sisain yang hitam hitam seperti ini???! " Teriak sila yang tentunya hanya dalam hati.
"Kenapa kamu sampai melotot seperti itu ngeliat cucian ini. Kamu ngga sanggup?" Ucap mertua Sila yang mengagetkan sila karna tiba2 muncul dari belakang Sila.
"Ah ngga kok bu. Sila sanggup kok.Ini sila baru aja mau mulai nyucinya." Ucap Sila berusaha menyembunyikan keterkejutanya.
"Jadi perempuan itu ngga boleh males.Masa liat cucian cuma segitu aja udah sampai melotot begitu." Ucap ibu mertuanya memperingatkan menantunya dengan tegas.
"haah!! cuma segitu???? "Dalam hati Sila kembali berteriak ,karena kaget dengan ucapan mertuanya yang menganggap cucian yang sebanyak itu hanya sedikit.
" Ah iya bu. Ngga kok .Ini sila udah mau mulai. Oh iya ibu mau kemana? Kok udah rapi?" Tanya Sila menga alihkan ucapan mertuanya itu yang sedari tadi hanya terus memarahinya.
" Bukan urusan kamu saya mau kemana. Kamu selesaikan pekerjaan ini dengan benar dan harus bersih. Saya ngga suka kalo ngerjain sesuatu ngga maksimal. Saya pergi dulu." Ucap ibu mertuanya itu sambil berlalu pergi begitu saja.
"Iyaa bu." Ucap Sila dengan pasrahnya.
"huuff, cucian sebanyak ini kenapa dia bilang cuma sedikitt?? emng biasanya mereka nyuci piring seberapa banyaak? Dalam hati sila bertanya tanya ,dan merasa sangat kesal karena harus mengerjakan cucian sebanyak ini sendirian.
Namun Sila hanya bisa menurut tanpa bisa membantah,karena dia yang berada di rumah suaminya sekarang tidak punya hak untuk mengeluarkan suara. Setelah ibu mertuanya pergi,tanpa berfikir lagi sila segera memulai pekerjaanya. Dia dengan telaten mencucinya satu persatu,menggosoknya menggunakan abu yang di ambilnya dari tungku yang sudah dingin.
Dan akhirnya ,dengan membutuhkan waktu yang tidak sedikit,pekerjaanya itu pun selesai juga. Dan tiba tiba.... krrruuukkk!!!! Perut sila berbunyi karena merasa lapar.
" Aah pekerjaan ini membuat perutku lapar." Ucap Sila sambil memegangi perutnya yang lapar. "Apakah ada makanan yah di sini." Ucap Sila sambil membuka tudung saji yang ada di meja makan.Utung saja masih ada makanan sisa kemarin hajatan.Jadi,Sila tidak bingung mau makan apa karena mau masaka juga ia belum mengerti mau masak apa.
"Alhamdulillah masih ada makanan kemarin. Aku ambil dulu kali yah. Nanti kalau ibu pulang baru aku bilang sama ibu." Ucap Sila yang merasa sudah tidak tahan jika harus menunggu mertuanya untuk mengisi perutnya yang sudah terus saja berbunyi.
Akhirnya Sila mengambil makanan yang ada di meja dan memakanya.Sila makan dengan begitu lahap nya. Dan setelah kegiatan di dapur selesai, Sila memutuskan untuk kembali ke kamarnya karena hendak membangunkan suaminya itu. Karena sedaari tadi pria yang kini menjadi suaminya itu belum menampakan batang hidungnya,tandanya ia belum bangun.
"Mas Sadi. Udah siang nih,kamu ngga mau bangun??!" Seru Sila membangunkan Sadi dengan sedikit menggoyangkan badan Sadi karena ia sudah berada di kamar sekarang.
"Bentar lagi." Sahut sadi lirih dengan suara khas orang yang belum sadar sepenuhnya dari tidur nya.
"Ibu lagi keluar. Ngga enak kalau kamu bangunya sampai ibu pulang nanti." Lanjut Sila yang tak putus asa membangunkan Sadi.
"Ya ya,,Aku mau ke kamar mandi dulu. Kamu tolong siapin aku makan."Ucap Sadi sambil berusaha membuka matanya yang terasa sangat mengantuk.
"Iya mas. Tapi,aku siapin makanan sisa kemarin waktu hajatan aja ya. Soalnya aku mau masak juga bingung. Ibu lagi pergi, terus juga makanan kemarin kan masih ada." Ucap Sila kepada Sadi.
"Ya ya terserah kamu." Ucap Sadi sambil berdiri untuk kekamar mandi setelah ia sadar sepenuh
Sila kembali keluar untuk menyiapkan sarapan suaminya.Tetapi ketika sila sampai dapur, ibu mertuanya itu ternyata sudah pulang."Eh ibu udah pulang." Tanya Sila yang melihat mertuanya sudah berada di dapur.
"Iyaa,saya ngga jadi pergi.Sadi belum bangun?" Tanya balik mertua Sila .
"Udah bu ,barusan sila udah bangunin mas Sadi. Dan katanya dia mau makan. Jadi sila mau siapin makanan nya untuk mas Sadi. Ibu mau saya siapin juga sekalian." Ucap Sila mencoba menawarkan .
"Ngga usah. Saya udah makan tadi di luar. Kamu siapkan aja buat Sadi." Ucap mertua Sila sambil berlalu pergi menuju kamar nya.
"Ah iya bu."
Sila segera menyiapakan makanan untuk suaminya.Dia menatanya di piring nasi dan lauknya. Dan tak lama juga Sadi datang menuju meja makan .
"Sepertinya,aku mendengar suara ibu." Ucap Sadi setelah ia duduk di kursi meja makan dan hendak menyantap makanan nya.
"Iya mas,ibu sudah pulang. Katanya ibu ngga jadi perginya." Ucap Sila.
"Oh ,kenapa ibu ngga makan?" Tanya nya karena tak melihat ibu disitu.
"Katanya ibu sudah makan tadi di luar mas." Ucap Sila lagi.
"Ohh. Terus, kamu juga kenapa ngga makan?" Tanya Sadi lagi kepada Sila.
"Ah iya mas tadi Sila udah makan duluan. Maaf ngga nungguin kamu ,soalnya tadi habis nyuci perut udah laper banget." Ucap Sila menjelaskan.
"Oh gitu. Ya udah,tapi lain kali kamu kalo makan harus tungguin aku dulu. Kecuali kalo aku lagi kerja.Baru kamu boleh makan sendiri atau bareng sama ibu." Ucap Sadi dengan nada dingin.
"Iya mas. Maaf,lain kali Sila ngga ulangi lagi." Ucap Sila merasa bersalah.
Sadi hanya diam dan terus memakan makanan nya tanpa berbicara lagi.Sila menjadi merasa canggung karena sikap Sadi yang tiba tiba berubah.
Bersambung.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments